Memoar September (Part One)

10 September 2012

"Bismillah, semoga semua akan baik-baik saja hari ini" Kata Icha mantap pada si kembar yang tersenyum manis di hadapannya.

Hari ini seorang Azkiya Rischa yang akrab dipanggil Icha akan mengukir sejarah baru dalam hidupnya, setelah dua tahun berpaling, ia bertekad kembali meski harus melangkah lagi dari anak tangga pertama, meninggalkan semua atribut kefanaannya dan memilih berhijrah.

"Kamu yakin, Cha" si kembar menatapnya ragu

Icha mengangguk mantap. "Insya Allah, ini adalah pilihan terbaik, Allah pasti ridho"

"Lalu bagaimana dengan Andi?"

Gadis itu menatap lekat si kembar, ada embun muncul di matanya tepat ketika nama Andi disebut.

"Andi? entahlah?"

Ia bahkan belum pernah berjumpa dengan cowok itu sejak kembali ke Kota Daeng. Memberi kabar pun tidak. 

"Dengan penampilanmu yang seperti ini, kamu yakin akan muncul di depan matanya?"

"Entahlah?" pikiran Icha menerawang

"Aku tak peduli dengan reaksi teman-temanku, apa kata mereka nantinya, aku benar-benar tak peduli. Terserah mereka mau bilang apa? sungguh aku tak peduli. Tapi, Andi? bagaimana dengan Andi, bagaimana nanti reaksinya melihatku dengan busana berbeda, apa yang akan terbersit di pikirannya menyaksikan ceweknya kini telah berubah? Oh Tuhan, bantu aku menepis rasa ini demi dapat kugenggam cintaMu” Lirih Icha sembari memegang dada, sebening embun seketika jatuh di pelupuk mata.

***
 Reaksi mereka ternyata biasa-biasa saja. Komentar mereka juga cukup sederhana. Hanya seorang yang berucap "alhamdulillah" menanggapi perubahan Icha. Padahal gadis manis itu mengira perubahan drastisnya yang tampak mendadak ini akan menjadi topik terbaru dan terhangat di kelas, ia mengira penampilannya akan menjadi sorotan mereka.

"ya. ampun Cha, loe di kampung ngapain aja sampai pulangnya bisa berubah kayak ustadzah gini?"

"Cha, loe mimpi apa sih? kok mau pake kerudung gede?"

"Hallow Cha, loe gak kesambet ustad kan?"

Ternyata tidak. Komentar-komentar sejenis yang sempat nangkring di otak gadis itu sama sekali tidak nongol. Ah, dasar pikirannya aja yang ngaco. Lagipula kalaupun ada, ia akan sengaja bersikap acuh.

"Alhamdulillah, mungkinkah Tuhan sedang memudahkan jalanku?"

Tidak. Ia belum bertemu dengan Andi. Pikirannya masih bergejolak. Apa yang harus ia lakukan saat Andi muncul? Haruskah ia segera menemui kekasihnya dan memberi pengakuan? Haruskah hari ini juga?

 Ya Allah. kumohon bantu  aku menepis rasa ini:'( sejujurnya, aku masih belum siap.

***

Detik itu, mata mereka saling beradu. Gadis berjilbab coklat itu lekas menunduk, lalu membiarkan dirinya bersembunyi di balik salah satu tiang bangunan kampus. Ia tak ingin Andi melihatnya, tapi cowok bertubuh jangkung itu tiba-tiba datang bersama axio bluenya, berhenti tepat di gedung dimana ia dan beberapa teman sedang berkumpul.

Detik-detik berlalu, ia masih bersembunyi di balik tiang, dan Andi masih di sana hanya sekian senti jarak terpaut. Cowok itu menunggunya, ia tahu. Ah, tapi kenapa ia mendadak malu bertemu dengan Andi, bukan malu karena jilbabnya, malu karena ia memang belum berani bertemu cowok yang masih terikat status dengannya.

"Tuhan aku benar-benar tidak siap"  Jerit Icha dalam hati, Kencang sekalii.

Sampai cowok jangkung itu akhirnya pergi, mungkin dengan sejuta tanda tanya. "kenapa pacarku mengacuhkanku"?

***

ku tatap sendu kepergianmu
tak ada satu kata pun terucap
padahal ratusan kata sudah ku rangkai
untukmu, untuk kita
tapi bibirku terlanjur kelu



to be continued...

14 komentar untuk "Memoar September (Part One)"

Comment Author Avatar
Berati alasan cowoknya mengacuhkan bisa di ketahui setelah ada cerita lanjutan ni. Soalnya diawal2 g diterangi si andi ini punya beckground apa. Jadi musti antri postingan berikutnya ni
Comment Author Avatar
hmmmm sebenarnya yang mengacuhkan bukan Andi tapi Icha tapi yap untuk kejelasannya ada di part selanjutnya
Comment Author Avatar
terkadang apa yang kita ;pikirkan belom tentu orang lain memikirkannya. kalo si icha make kerudung, itu kan sbenernya bgus buat dirinya sndri. jdi, klo mau brubah, ngapain harus make takut trhadap penilaiann orang lain.
ho, si icha mau putus dari cowonya gitu yak, atau gimana ?
Comment Author Avatar
betul tuh Zi, dasar Ichanya aja yang kelewat mikir macam-macam padahal kan belum tentu penilaian orang lain sama dengan yang ada dalam pikirannya...

hmmm begitulah maybe... jawabannya ada di part selanjutnya
Comment Author Avatar
Ko pake jilbab malu sih??
Jilbab itu sebuah mahkota paling kece yang bisa di pake sama cewek..
apalagi makenya karena niatan dari hati..
"BUKAN BIAR DIBILANG FASHIONISTA KAYA CEWE JAMAN SEKARANG, MAKE JILBAB TAPI LEPAS PASANG KAYA TOPI''
jangan malu dong kalo berjilbab..
Comment Author Avatar
lha yang bilang malu pake jilbab itu siapa,,,, hehehe Icha malunya sama Andi bukan malu karena jilbabnya :)
Comment Author Avatar
intinya malu, karena transformasi? terus takut pacarnya gak suka gitu? semua cowok pasti menghargai ko kemauan seorang wanita untuk menjadi lebih baik.
oh iya ini Commentnya baru dibalas dalam waktu tahun depan haha.
Comment Author Avatar
Icha ingin memutuskan buat ngga pacaran lagi. Jadi perubahan ngga hanya luarnya, tapi dalemnya juga pengen dirubah. Mulia sekali!
Comment Author Avatar
Tuh kak Elang ngerti :D
Comment Author Avatar
oke, biarkan saya mencoba menebak cerita kelanjutannya. Karena tadi icha belum sempat menyampaikan 'sesuatu' tadi ke andi karena dia malu, maka di cerita selanjutnya, icha akan berani menyampaikannya. Dan sesuatu yg dimaksud adalah: minta putus ._. #sotoy
Comment Author Avatar
dan tebakan huda hampir tepat menembus anak panah heheeh
Comment Author Avatar
waaah ini postingan september tahun lalu.. wahh.. aku baru ngeh kalo ternyata ini sebenernya adalah kisah pribadi yang dicerpen kan? :P Udah ngaku aja kak zhiee hehe
Comment Author Avatar
ini kisah nyata kah kak? cerita kakak dengan tokoh si Andi itukah? *kepo.

si Icha berpikiran buruk tuh. buktinya tman2nya nggk ada yg ngomntarn sprti icha pkirin. Trkadang kita emng gt, ska brpkirn ngatf, pdhal blum tntu yg kta pkirn it bkal kjdian.

kira-kira gmana tanggapan Andi ya? aku rasa kalau andi memang syang sma icha, dia pasti nrima icha apa adanya. haha. lanjut kaaak.
Comment Author Avatar
iya ya ini antara cerpen atau curhatan pribadi beda tipis:D nah setuju sama komen yang diatas, berubah harus menjadi yang lebih baik memang^^

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.