Iya, Aku Sakit

September telah beranjak pergi. Butuh waktu setahun untuk dapat menjumpainya lagi. Nah, karena aku masih punya beberapa kisah yang tertinggal disana, dan bulan lalu belum sempat mencapai ending maka catatan kali ini merupakan jawaban dari salah satu kisah postinganku di bulan september ketika aku bertanya Mungkinkah Aku Sakit


Iya, jawabnya. Iya, aku jatuh sakit. Bukan sakit biasa. Malam rabu itu (17 sepetember) kusuruh adikku Aya meraba keningku. Kata Aya aku demam. Pantas saja badanku lemas sekali. Mungkin karena kecapaean, pasalnya seharian aku di luar, selepas maghrib baru sampai di kos eh langsung drop. Meski bukan pertama kalinya sih, aku sering kok keluar pagi pulang malam sok sibuk dengan seabreg aktivitas, malahan pernah sampai berkali-kali kehujanan di jalan, malam-malam pula tapi pulangnya kondisi aku tetap bugar. Paling-paling cuma flu doang, batuk doang, kalaupun sampai demam, tanpa minun obat nanti demanya reda sendiri.

Alhamdulillah, walau kurus, aku merasa punya kekebalan tubuh yang kuat. Jarang sakit yang mengharuskan aku periksa ke dokter. Seingatku terakhir aku sakit 3 tahun yang lalu waktu masih berstatus maba. Itupun sakitnya gak sampai berhari-hari.

Dan malam itu, bisa kurasakan sepertinya kekebalan tubuhku merapuh jua, walau sengaja kutepis " ah.. cuma demam biasa, besok pasti baikan" gumamku sebelum memejamkan mata.

Tuh kan. Terbukti. Besoknya hari rabu (18 september) sehari-semalam aku terbaring lemah tak berdaya di tempat tidur. Memaksakan bangun kalau mau ke kamar mandi, buang air, ambil wudhu dan shalat serta makan dengan porsi sedikit. Ya Allah aku benar-benar jatuh sakit

Aya menyarankan agar aku ke dokter tapi aku mengelak gak mau, bukan karena takut disuntik lho tapi karena aku masih ngotot, menganggap cuma demam biasa, minum obat saja nanti sembuh sendiri. Nyatanya sakitku bukan sekedar demam, sebab sakit kepala pun tiba-tiba menyerang. Rasanya luar biasa. Berdenyut-denyut hebat seolah ada ribuan jarum tertusuk di dalam kepala. Dan akhirnya aku lebih memilih minum obat paramex daripada paracetamol.

Well, sebenarnya aku mau ceritakan kenangan sakitku kemarin secara detail dan terperinci, tapi karena catatan ini aku tulis cuma lewat hape dengan kapasitas jumlah karakter di app bloggeroid yang aku pake terbatas, jadi aku persingkat saja yah.

Betewe, di malam pertama demam, aku masih bisa tidur agak tenang sedikit gelisah, di malam kedua tidurku mulai terusik. Pertengahan malam aku tiba-tiba menggigil kedinginan saking dinginnya jaket berlapis, kaos kaki, serta selimut tebal tidak mempan mengusir dingin yang meradang tubuh ini hingga menjelang fajar. Yah malam itu, aku seakan mengalami masa kritis sambil berharap pagi segera datang.

Hari itu juga, kamis (19 september) aku putuskan untuk pergi ke puskesmas bukan rumah sakit dengan pertimbangan kalau di RS pasti ribet ngurusnya, lama juga ngantrinya. Syukur, karena ada Dhy, teman dekatku yang bersedia temani ke puskesmas. Aya gak bisa nemani karena pergi kuliah hari itu.

Hiks, kalau sakit gini aku jadi ingat papa:'( biasanya papa yang selalu antarin dan nemanin aku rumah sakit atau puskesmas. Sayang, beliau jauh.

Di puskesmas, saat diperiksa aku nyebutin keluhan sakitku, demam, sakit kepala dan menggigil dokternya curiga kalau aku kena malaria jadi beliau menyarankan aku periksa darah terlebih dahulu. Setelah diperiksa dokter aku segera ke ruang lab. hendak periksa darah tapi petugasnya gak ada. Lama di tunggu gak kunjung datang, aku disuruh kembali menghadap si dokter yang memeriksaku tadi.

"Gak alergi obat kan? Ini saya kasih resep obat dulu, kalau dua hari demamnya belum turun, silahkan kembali ke sini untuk periksa darah" begitu ucapan si dokter yang aku ingat.

Kemudian aku pergi lagi ke ruang apotik puskesmas untuk mengambil obat sesuai resep yang disarankan dokter. Tiga jenis obat yang kuterima dengan petunjuk masing-masing 3x1 tablet. Artinya dalam sehari obatnya di minun 3x (pagi-siang-malam) dan setiap kali minum obat langsung 3 tablet. Jadi dalam sehari itu aku dianjurkan minum obat 9 tablet Duhhh. Banyaknya :'(.

Dasar, karena aku bandel, minumnya sengaja gak sesuai petunjuk dokter *nyengir*. Bukan karena takut minum obat, malahan jika disuruh milih suntik or minum obat, aku pasti milih minum obat. Hanya saja kalau sudah minum obat gitu perasaanku suka gak enak, was-was dan aku merasa semakin lemes. Entah aku sendiri yang merasakan atau memang karena efek obatnya.

Sudah memasuki malam ketiga, aku belum baikan, bosan juga sih sudah dua hari kerjaan aku cuma baring di tempat tidur. Bete banget, kan. Syukurnya ada HP yang setia menemaniku sepanjang waktu. Alhamdulillah, meskipun sakit tanganku masih mampu pencet-pencet HP, masih bisa online, masih bisa update status. Setidaknya dengan buka efbe, twitter, maupun blog, lumayan bisa menghibur ketimbang mengkhayal yang gaje. Coba kalau pencet hape aja udah gak bisa, udah gak pernah update status, gak ada lagi kabar berita. Waaahhh itu berarti kalau bukan karena gak punya hape, atau ada hape gak ada pulsa atau jaringan hilang, atau memang karena gak punya akun di medsos, si dianya bisa dipastikan terkena sakit teramat parah. Jadi bersyukurlah kalau ada teman kalian yang sakit dan masih sering muncul statusnya di medsos. Bersyukurlah, karena dia masih sempat curhat dan memberi kabar lewat statusnya meskipun tidak ada yang menanyakan. Bersyukurlah, karena kalian bisa tahu teman kalian sakit lewat medsos. Dan tahukah kalian bahwa salah satu hak dan kewajiban seorang muslim bagi muslim lainnya adalah dijenguk dan menjenguk saudara kita apabila mereka sakit *ehm*. (bilang aja gih kalau mau di jenguk, hahayy)

Oia, menjelang maghrib kala itu aku sempat terperanjat. Kaget. Melihat di tangan kananku muncul bintik-bintik merah. Seperti gigitan nyamuk, tapi aneh gigitan nyamuk pasti gatal, pasti muncul karena di garuk, tapi bintik-bintik merah itu, ah aku bahkan tidak merasa gatal sama sekali juga tidak menggaruknya. Lantas kenapa bintik-bintik merah itu bisa muncul begitu saja?

Ok, malam itu aku gak terlalu peduli dengan bintik-bintik merah yang seketika muncul di tanganku, entah darimana datangnya, sebab ada yang lebih penting, yang harus aku pedulikan. Kepalaku. Masya Allah sakitnya bukan main. Berdenyut semakin hebat. Bukan lagi seperti jarum tapi ribuan paku yang menyerbu, menusuk-nusuk. Tajam. Sakitnya tiada terkira, aku sampai kesulitan memejamkan mata. Aya pun ikutan terjaga, sebab ia terusik dengan suaraku yang terus mengerang, mengaduh kesakitan.

Dalam keadaan sakit yang membuncah, aku terus memanggil-manggil nama mama, diselingi istighfar. Sungguh, aku berusaha menahan sakit yang mendera, hingga tak kuasa kutahan tangis. Iya, aku terisak karena sakit teramat sangat yang menghujami kepalaku. Sepertinya aku mengalami lagi fase kritis. Malam itu seperti malam kemarin, aku tidak bisa menutup mata dengan tenang, bayangkan saja setiap jam aku terjaga dari tidurku



Sakit ini, duh Ilahi, semoga menjadi penawar dosa-dosaku #aamiin
...

Sehat adalah nikmat, sakit pun anugerah. Jadi tetaplah bersyukur dalam kondisi apapun sebab tak ada alasan untuk tak bersyukur

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan???
...

Makassar, 02/10/13

11 komentar untuk "Iya, Aku Sakit"

Comment Author Avatar
posting lewat hape. hasilnya kayak gini. berantakan. lumayan ribet juga sih tapi tak mengapa yang penting masih bisa ngeblog
Comment Author Avatar
posting lewat hape. hasilnya kayak gini. berantakan. lumayan ribet juga sih tapi tak mengapa yang penting masih bisa ngeblog
Comment Author Avatar
itu sakitnya lagi bulan kemaren ya kak?
berarti sekarang udah sembuh doong..

seperti kak zhie, aku juga merasa punya kekebalan tubuh yang kuat sehingga jarang sakit hehe
tapi penasaran deh sebenernya kak zhie itu sakit apa..
ditunngu ceria selanjutnya, ya
Comment Author Avatar
wih, salut buat zhie yang masih semangat blog walaupun cuman lewat HP. keren..

sakita apaan sih zhie? ceritain dong.. tapi sekarang sudah sembuh yakan?
Comment Author Avatar
Widiihh ngeblog lewat hape? Keyboardnya kan kecil gak nyaman lagi gak pegel? Mana ceritanya panjang
Comment Author Avatar
sakit hati mesti??
hmmmm
eh becanda :)
yup bener bgt, kita harus selalu mnsyukuri setiap nadi kesehatan yg telah diberikan Allah sama kita.
Untung Zhie punya adek dan teman2 yg baik yg bisa selalu di sampingmu.
salut, selam sakit masih bisa ingat sama mama dan selalu istigfar :)
Comment Author Avatar
he em..sakit hati ya :P

iya juga sih..sakit emang ngelebur dosa...dan dalilnya tepat...
alhamdulillah, ada bahan renungan lagi
Comment Author Avatar
cepat sembuh mbak, istirahat yg cukup.
daan.. kok obatnya gak diminum -_-
Comment Author Avatar
udahh mba'e jangan sakot2. biarin ayam gue aja yang sakit, gue gpp kok gak di temenin kalo lagi sakit, tapi pas lagi butuh uang, guenya ditemenin eaaaaak..
Comment Author Avatar
Iyadeh kak semoga lewat penyakit, bisa mengurangi siksa akhirat. Aamiin
Comment Author Avatar
itu lah kita. waktu udah sakit udah sakit, baru tau, baru ngerasa betapa nikmatnya sehat...

iya, penasaran nih. sakit apaan sih?
di tunggu cerita selanjutnya,

eh tapi klo bisa jgn ada cerita selanjutnya tentang sakit, sembuh aja deh...

semoga cepat sembuh yaaa zhie

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.