Modemku Bukan Modemku

Ke mana ke mana ke mana
Kuharus mencari ke mana

Kekasih tercinta tak tahu rimbanya

Lama tak datang ke rumah--


Dari kemarin sepotong lirik lagu Ayu Ting Ting yang beralamat Palsu terus berdengung riang di telingaku. Tapi jangan salah paham dulu yeee, permirsa. Saya tidak sedang mencari-cari alamat sang kekasih kok apalagi mencari kekasih baru. OH NO. Saat ini saya lagi menikmati kejombloan jadi gak mau diganggu gugat sama yang namanya pujaan hati, kekasih, pacar atau apalah namanya. Titik gak pake koma.

Sebagai mahasiswi semester tua mending diriku fokus sama draft skripshit dan PP. Makanya sementara ini saya ogah mikirin anaknya orang yang belum tentu pula mikirin anak keduanya mamaku. Doakan aja yah gyerz, bloggers, readers, supaya urusan skripsi~skripsian aku cepat kelar biar aku bisa segera wisuda dan cepat nikahnya, hehe. Aamiin.

"Lha trus kalau bukan cari pacar lagi, cari apa dong?"

Sesuatu yang lebih berharga dari pacar. Lebih penting daripada seorang kekasih. Setidaknya untuk waktu yang pernah saya lintasi bersamanya hingga ia menghilang. Kalian tahu? Berbulan-bulan sudah. Kala sedih melanda, sepi menerjang, di sini saya sendiri berteman sunyi, kadang bete kadang sumpek, kadang nyesek. Selama itu dia setia hadir menemani, menepis rasa jenuhn membuang rasa bad mod yang sering datang menghujamiku tanpa diundang.

Saya senang karena dia, malming-malming yang katanya adalah malam penuh kelabu bagi para jomblowan/jomblowati tidak berlaku bagiku. Jujur saya sangat terhibur dengan kehadirannya. Ah, tidak. Ia tak hanya menghiburku, lebih dari itu, dengan riang ia bersedia membantu meninggalkan jejak-jejak kenanganku di sini. Menorehkan sejarah keabadian lewat aksara sederhana yang kuukir dengan jemari polos.

Kalau bukan karena dia, mana mungkin aku bisa menuliskan banyak kisah, banyak cerita? Dan karena dia, dunia bisa tahu bahwa saya ada, saya punya rumah kenangan di maya, aku punya catatan keabadian.

Namun kini ia menghilang. Raib begitu saja. Entah kemana. Padahal dia gak punya tangan apalagi kaki. Masa' iya bisa jalan sendiri? Aneh kan. Huaaahaahh semakin memikirkannya semakin memilukan hati, memeningkan kepala.

MODEMKU BUKAN MODEMKU KAMU DIMANA?????:'(

Yup, sesuatu yang kuanggap berharga itu adalah sebuah MODEM SmartFren berwarna putih ceria yang setia menemani hari-hariku selama ini untuk menjelajahi dunia maya dan blogwalking. Modem pemberian peminjaman dari seseorang yang sudah saya anggap milik sendiri (uhuk.. ngakunya).

Saya sedih. Dia gak ada lagi di sisiku. Kalau kayak gini apa yang harus saya katakan pada pemiliknya. Oke, saya gak berani bilang modemnya hilang. Khawatir disemprot nih. Kira-kira yang punya bakal ngomel, marah, ngambek atau langsung nuntut minta ganti rugi?

Duhh... Modemku bukan modemku. Kenapa juga sih kamu mesti pake acara ilang-ilang segala. Padahal saya yakin banget telah menyimpanmu dengan baik dan aman di tempat pensilku berwarna biru langit sebiru hatiku.

Jadi kronologisnya gini (silahkan disimak dengan seksama). Pekan lalu aku lagi ada kegiatan pengkaderan, namanya DAD (Darul Arqam Dasar), diselenggarakan oleh organisasi tercinta PC IMM Gowa yang mengharuskan saya nginap di tempat DAD. 


Otomatis kan saya bawa perlengkapan yang dibutuhkan, termasuk tempat pensil biru yang rupanya ada modemku bukan modemku di dalamnya. Modem yang sengaja bulan lalu gak saya beri nutrisi itu sudah saya niatin mau diisi pulsanya dan daftarkan paket internet sepulang DAD. Lalu kemarin lusa pas saya cek, kok gak ada. Terang aja saya langsung stress.

Beneran deh saya yakin banget modem tersebut aku simpan di tempat pensil biru dalam tas dan gak pernah saya keluarin selama di pengkaderan. Heran. Masa' bisa gak ada. Saya akan sangat bersyukur jika memang saya si tukang pikun ini salah meletakkan, menaruhnya di almari bilangnya di tempat pensil atau setidaknya jika memang ada yang menemukan tolong kembalikan dong. Plisss! (yee hari gini mana ada orang yang mau mengembalikan barang yang sudah diambilnya. Sekalipun ada mungkin hanya segelintir). Masalahnya itu modemku bukan modemku. 

Well, saya gak mau su'udzon, dan gak ingin mencurigai siapapun meski otak ini begitu mendesak. Toh, selama di tempat DAD, saya rasa aman-aman aja. Hape saya tinggalin di kamar selagi dicas. tetap utuh. Dompetku juga. Tapi MODEMKU BUKAN MODEMKU? Siapa yang pantas di curigai? Ah.. Sudahlah.

Syukur alhamdulillah, saya masih punya hape ini. Masih bisa online. Masih bisa nulis. Masih bisa posting. Masih bisa blogwalking walau cuma lewat hape. Lumayan ribet sih tapi yang penting tetep bisa ngeblog


SAYA RELA BILA KAMU MAU PERGI JAUH DARIKU. DI MANAPUN KAMU BERADA KUHARAP KAU BAIK-BAIK SAJA DI SANA. 

#modemkubukanmodemku

Semoga pemilik sebenarnya gak nuntut ganti rugi, hehe.

4 komentar untuk "Modemku Bukan Modemku"

Comment Author Avatar
kalau kamu modem yang hilang, aku modemku yang rusak. jadi hampir 2 hari aku nggak bisa ngeblog deh. kita senasib. jangan jangan kita.. uhuk.
Comment Author Avatar
Yg tabah yak (´._.`)\('́⌣'̀ ). Kita snsib ye, gue tiap malem mnggu juga kerjaannya di dpan laptop doang. Iye cuman d depan laptop aje, soallnya modem gue ga da nutrisinya -,-....
Yah, nnti bklan dpet yg lbih baik kok, prcya aje.
Comment Author Avatar
Ganti rugi! Ganti rugi! Ganti rugi! *orasi sambil kediri* (kediri = kencing berdiri) :P

btw moga nabungnya cepet banyak, terus moga skripsinya cepet beres, dan yang terakhir moga mantannya mauuu ngajakin baaaa ah sudahlah.. :p ahaha sabar ya kak
Comment Author Avatar
sesuatu yg hilang ketika diikhlasin kan sama aja sedekah, tapi ketika diungkit2 akan berakibat dua hal, timbul ketidaktenangan dan tak terhitung sedekah

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.