Kejutan November:)

Selasa, 19 November 2013

Pagi itu aku sedang asyik online ketika sebuah suara berkicau nyaring di luar kamar kos

“Ekaa,, Ekaaa” teriak suara itu, membuatku terlonjak dari tempat tidur

“Iya kak” sahutku  tak kalah nyaring. 

Padahal yang di panggil itu bukan nama aku lho. Nama akrabku  bukan pake huruf vokal E tapi I. Kakak kos saja yang mungkin tidak pinter bilang I dan memplesetin nama cantikku atau mungkin si kakak lebih enakan manggil Eka, ya udah aku biarin aja. Jangan tanya kenapa wanita berusia kira-kira tiga puluh tahun ke atas itu aku panggil kakak kos bukan ibu kos. Sebut saja namanya kak Mary.

“Tumben kak Mary manggil aku. What’s up? Ini masih pertengahan bulan belum waktunya nagih uang listrik, atau jangan-jangan.."

Aku buka pintu dan ta ra ra ada bingkisan rupanya. So supprise.  Senyum  merekah terbingkai di bibirku, segera kuraih bingkisan dari tangan kak Mary yang terjulur.

“Makasih kak” Ucapku  kemudian tanpa bertanya bingkisan tersebut darimana dan untuk siapa.

Jelasnya untuk aku  lah. Itu adalah bingkisan ketiga yang aku terima selain kejutan di Awal Juni dan Kejutan di Bulan Juli. Baru tiga bingkisan, sering-sering aja yaaa ada kiriman bingkisan untukku. Semoga.  Aamiin ya Allah *ngarep*.

Kali ini kiriman darimana???

Pikiranku langsung terbang ke sebelas hari sebelum hari ini.

Jumat, 8 November 2013

Di suatu malam di lantai empat RS Ibnu Sina (lupa kamar nomor berapa?) aku tengah duduk di samping tanteku yang baru siang tadi menjalani operasi sembari mencet-mencet hape pintar yang selalu tampak sepi. Tiba-tiba muncul di layar hape, sebuah inbox di facebook dari orang tak di kenal  tapi aku sangat mengenali namanya. Saking kenal dengan nama tersebut, aku senyum-senyum sendiri, bahkan kegirangan pengen lompat-lompat. Syukur karena masih waras dan sadar kalau aku tidak sedang berada seorang diri di kamar kos tercinta. 

Kenapa aku senyum-senyum sendiri  setelah melihat nama si pengirim pesan, padahal pesannya belum sempat aku baca kok? 

Ya iya dong, secara aku kan narsis, hehe. Ini bukan asal nebak cukup aku  tahu yang ngirim pesan itu adalah seorang yang namanya sangat kukenali maka aku sudah tahu apa isi pesannya. Sebut saja nama yang aku maksud Mbak Puspita (bukan nama sebenarnya).

“TERPILIH” satu kata mewakili kenarsisanku

Dan benar saja ketika aku buka pesan dari mbak Puspita  lalu membacanya dengan seksama, timbul bongkahan rasa setelah kegirangan lebih dulu. 

“Tuh kan aku bilang juga apa, gak mungkin aku di kirimin pesan dari mbak Puspita kalau aku tidak terpilih tapi....”

"Halo sayang, masih ingat dg giveawayku huhuhu.. maap ya kacau bgt, pengumumanya molor2, suamiku sakit kena stroke jd lumpuh, aku juga kacau akhirnya gak sempet bikin pengumuman,stress berat suamiku sakit, cuma inbox ke beberapa pemenangnya. ternyata dikau kelewatan. tolong ya kirim alamatnya karena dirimu dapat hadiah nomer empat.."

Detik berikutnya pikiranku  laju melesat jauh ke empat bulan lalu.

Sabtu, 6 Juli 2013

Aku terdampar di blog seorang guru bahasa Inggris yang sedang mengadakan giveaway birthday .  Yup, mbak Puspita  si pemilik blog tersebut sedang memperingati hari ulang tahunnya yang ke -40, di usia yang sebenarnya sukses melewati masa muda, namun  aku tetap pede manggilnya mbak bukan mak biar lebih terkesan akrab apalagi  dilihat dari gaya tulisan mbak Puspita sama sekali tidak tampak kalau umur beliau sudah mencium kepala empat:D

Giveaway mbak Puspita ini, menurutku lumayan gampang dan gak terlalu ribet, selain follow blog, twitter dan add facebook, daftarin diri serta memberikan ucapan selamat ulang tahun, peserta cuma di suruh memberikan koment  di salah satu postingan  beliau, trus pilih satu nomor dari tujuh hadiah yang ditawarkan. Masing-masih hadiah terdiri atas dua item. Hadiahnya semua menarik bo’.  Terang aja aku niat banget ngikutnya. Berhubung kriteria penilaian berdasarkan koment yang bagus dan bisa menarik hati mbak Puspita, maka hal pertama yang aku lakukan sebelum berkomentar adalah mencari peluang *nyengir*. Pesertanya lumayan banyak sekitar 30-an lebih dan aku  ikut GA ini mines 3H sebelum DL. Aku sengaja melakukan observasi cek sana-sini, lihat postingan-postingan mbak Puspita sekaligus intip koment-koment yang ada disana, sekedar lihat doang sih gak ada maksud mau copas atau apa gitu. Tidak lupa aku kepoin peserta-peserta yang udah mendaftar beserta nomor hadiah yang di pilih. 

Entahlah,  selain melihat komentar paling menarik, aku tidak tahu bagaimana teknis mbak Puspita akan memilih pemenang, apakah mengelompokkan dari setiap postingan yang di komentari atau dari hadiah yang di pilih. Boleh jadi ada beberapa komentar menarik yang memilih hadiah yang sama, atau boleh jadi dalam satu postingan semua komentarnya menarik dengan pilihan hadiah berbeda. Duuuhh pikiranku kok sampai sejauh itu sih, suka-suka mbak Puspita dong mau pilih koment yang mana, terserah mbak Puspita dong nentuin siapa pemenangnya.

Baiklah, untuk itu aku berhati-hati dalam memilih nomor hadiah dan postingan yang akan kukomentari. Seperti yang aku katakan di atas, aku melihat peluang lebih dulu, semoga tindakanku ini bukan termasuk suatu kecurangan. Hahaha yah gak lah. Dewan jurinya kan bukan aku. Akhirnya pilihanku jatuh pada hadiah nomor 4 dengan postingan berjudul  “I wan to be a Writer, Sueerrrr!!!. Sebuah postingan berisikan cerita perjalanan mbak Puspita yang ingin menjadi seorang penulis, mulai dari kesukaaan beliau sejak SD membaca buku lima sekawan  dan membayangkan ia bisa menjadi Enid Blyton yang bisa menciptakan cerita-cerita seru seru, menggambarkan tempat-tempat yang asyik dan makanan-makanan yang lezat . Beliau juga mengkhayal menjadi Hilman, kemudian membayangkan menjadi Helvy Tiana Rosa, Agatha Christie hingga berkhayal  ingin jadi Tere Liye. Iya, mbak  Puspita selalu membayangkan menjadi penulis dan menuliskan kisah-kisah  yang seru. 

Namun keseringan mbak Puspita mengkhayal menjadi penulis tidak lantas membuat ia rajin menulis, pun tidak berusaha membuat ia menghasilkan karya, hingga kemudian ia memaksakan diri menjadi penulis, salah satunya dengan bergabung di beberapa komunitas menulis. Berawal  dari khayalan, lalu muncullah sebuah paksaan, kini mbak Puspita berhasil mewujudkan keinginannya itu, dengan memiliki 14 antologi serta sedang bertekad membuat buku solo. Wah.

Mengapa aku memilih tulisan ini, gak usah tanya alasan pertama, alasan kedua justru disebabkan aku larut membaca perjalanan mbak Puspita, dari khayalan menjadi kenyataan, postingan tersebut turut menguak kembali kenanganku dengan buku-buku yang pernah aku jamah waktu masih berstatus sebagai  si kutu buku, serta memotivasiku  untuk segera mewujudkan my dream. I WANT TO BE A WRITER, SUEEERRRR TOO!!!

Nah, mau tahu apa komentarku? Masalah menarik tidaknya sih aku gak tahu, tapi kalau masalah panjang lebarnya kalian bisa ancungi jempol *UPST. Bayangkan saja panjang tulisan dalam satu komentar itu terbatas, sedangkan aku asyik menulis sampai di luar batas dimana komentarku tidak bisa di pubilkasikan karena telah melampaui jumlah maksimal dalam berkomentar, yowes karena tidak bisa sekaligus,  aku sambung di komentar baru yang tidak kalah panjang. Berikut komentarku:)

"Membaca tulisan mbak yang satu ini seolah menyeretku pada masa dimana aku asyik berkutat dengan buku buku bacaanku. Lima sekawan, Trio Detektif dua judul buku yang mbak sebutkan di atas pernah kulahap, dalam sehari aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam membiarkan mataku menelusuri ceritanya dan seolah ikut berpetualang dalam kisah mereka. Aku ingat aku memang pernah membacanya, tidak hanya satu petualang, dua, tiga, lima entah berapa buku tentang petualangan lima sekawan atau trio detektif dalam memecah teka teki masalah mereka yang berhasil aku khatamkan, aku ingat aku memang pernah membacanya saat itu aku masih duduk di bangku SMP, membacanya pun bukan karena aku memiliki buku tersebut, aku hanya meminjamnya dari perpustakaan sehingga aku terbiasa membaca dengan cepat seakan akan aku diburu waktu dan setiap minggunya aku rutin meminjam buku yang sama dengan episode berbeda. Setahuku aku sudah membaca semua buku lima sekawan dan Trio Detektif yang ada di perpustakaan daerahku, begitupun dengan buku bukunya Agatha Christie, Yah membaca tulisan mbak ini mengingatkan aku pada buku buku yang pernah aku baca dulu, tapi mbak sayangnya aku punya ingatan yang buruk. Aku hanya membaca lalu melupakannya. Payah.

Lalu kalimat mbak di awal paragraf pertama "aku tidak tahu sejak kapan aku ingin menjadi penulis" mengorek lagi impianku yang sudah lama terpatri kuat dalam genggamanku, dulu waktu kecil aku hobby banget membaca, pokoknya semua buku apalagi buku buku bercerita fiktif ibarat makanan lezat yang selalu ingin kulahap, boleh dibilang aku si kutu buku, aku hanya ingin membaca, membaca dan membaca hingga suatu hari aku bertemu dengan Mas Gagah dalam "Ketika Mas Gagah Pergi" karya mbak Helvi Tiana Rosa, tulisan pertama kali yang begitu menyentuhku, aku berpikir kenapa mbak Helvy bisa membuat tulisan sebagus itu, bagaimana dia bisa mengungkapkannya lewat tulisan, sesuatu yang orang lain tak pernah pikirkan dan mengemasnya dalam bentuk cerita yang membuat aku serasa berada disana diantara Gita dan Mas Gagah, menjadi seorang yang berperan sebagai penonton menyaksikan hingga akhir dimana Mas Gagah akhirnya pergi .Mungkin sejak saat itu aku mulai berpikir, ingin menjadi seperti mbak Helvy Tiana Rosa, aku tak ingin hanya menjadi penonton, aku tak mau selamanya menjadi pembaca, penikmat hasil imaginasi, pikiran dan perasaan mereka orang-orang yang mampu menuangkan ide dan inspirasinya lewat goresan pena, aku pun ingin menjadi seorang penulis. Sama seperti mbak. Kita memiliki impian yang sama. Makanya aku tertarik mengomentari tulisan mbak ini.

Semakin menyimak kalimat kalimat mbak di tulisan ini, aku malah semakin menemukan diriku, aku yang ingin menjadi penulis, bahkan berani berrmimpi sebagai penulis buku best seller tapi satu karya tulis pun belum kuhasilkan hingga detik ini, aku yang ingin menjadi penulis fiktif tapi jarang menulis, jarangnya karena tulisan atau cerpen yang aku buat gak pernah berhenti di akhir, seperti kata mbak, aku hanya ingin menulis tapi tidak berusaha membuat cerita, tidak berusaha membuat karya... lalu bagaimana mau jadi penulis jika hanya sekedar ingin tanpa action?

Namun bagiku menulis bagai cahaya yang berpendar dijiwaku, cahaya yang kadang atau sering meredup tapi tak pernah sekalipun cahaya itu padam, meski detik ini aku belum punya karya tulis, aku akan tetap menulis dengan semangat tak menantu, kadang naik turun, aku akan tetap menulis, menulis, dan menulis. yang pastinya hingga akhir aku tak akan berhenti menulis.

Menulis adalah pekerjaan keabadian, begitu yang aku pahami, dengan menulis berarti kita sedang meninggalkan jejak-jejak kita agar ia tetap terkenang selamanya sekalipun mungkin suatu hari kita sudah tiada. Tanpa tulisan, mungkinkah sejarah hidup kita bisa terkenang? Tulisan yang mempertahankan sejarah itu menjadi abadi, bukan begitu mbak?

Alhamdulillah, sekarang ini banyak media yang begitu mendukung dalam mewujudkan impian seseorang untuk menjadi penulis, atau memungkinkan banyak orang agar bisa membaca tulisan kita, kayak jejaring sosial facebook, dulu sebelum kenal blog aku rajin menulis di catatan facebook , masih seperti mbak juga yaahh.. kemudian aku beralih setelah memiliki blog.. setidaknya sekarang aku bisa menjadi seorang penulis blog itu sudah membuat aku lumyan senang, setidaknya dengan menulis sesuatu aku telah menjadi penulis untuk diriku sendiri dan siapapun mereka yang berkenan membaca tulisanku sekalipun dunia belum mengakui, aku menulis bukan karena aku ingin dunia mengenalku tapi aku menulis karena aku ingin meninggalkan jejak hidupku di dunia ini.

Oh yah mbak, aku bahkan pernah sempat mengutarakan niatku sama mamaku ingin kuliahnya ambil jurusan sastra saking cintanya aku pada dunia tulis menulis, karena aku mengira kuliah di jurusan sastra bisa membuat aku menjadi penulis, tapi mama menolak padahal aku merasa satu satunya bakat yang aku miliki adalah menulis, aku gak pandai olahraga, gak pinter nyanyi apalagi nari, gak tahu melukis, gak tahu acting hmmm aku merasa aku gak punya bakat apa apa, aku cuma bisa menulis. Itu saja. Sekarang aku hampir menggenggam ijazah guru, insya Allah jadi guru matematika,.. sama lagi yah mbak profesi guru heheh.. dan aku baru sadar bahwa untuk menjadi penulis tidak perduli profesi apapun itu semua orang bisa karena untuk menjadi seorang penulis itu adalah pilihan (begitu kata salah satu pemateri saat aku mengeti TOWR FLP). Guru pun bisa menjadi seorang penulis, kayak mbak kan:)

Waaahh mbak sudah memiliki 14 antalogi, kereeenn yaahh, semoga buku solonya juga bisa terbit,dan mohon doanya biar aku bisa ikut menjejaki langkah mbak hehehe

Maaf yah karena komentku di tulisan mbak ini mengaitkan diriku juga.. tapi karena persyaratannya "komen sesuka kalian" jadi nggak papa yah dan maaf juga kalau komentku kepanjangan:)
"

Mengutip kata mbak Helvy Tiana Rosa
MENULIS DAN BERCAHAYALAH
sekian dan trims^^

Gimana? Lumayan panjang kan, bisa buat satu postingan tuh :D Sementara hadiah pilihanku jatuh pada nomor empat, tidak perlu aku sebutkan alasan pertama mengapa aku memilih hadiah nomor empat, biasalah nomor tiga ke atas banyak pesaing  daripada gak dapet apa-apa, biarlah aku mengalah pilih number four, berupa sebuah kerudung paris dan dompet organizer. Alasan kedua, bukan kerudung paris yang  kuincer, melainkan dompet organizernya itu lho.



 Pengumuman baru akan keluar tanggal 15 Juli 2013, artinya aku musti sabar selama sembilan hari dengan menggenggam harapan. Optimis komentarku terpilih. 

Lalu hari itu tiba, pagi-pagi sekali aku terlalu semangat jalan-jalan ke  blog mbak Puspita untuk mengecek pengumumannya. Sesampai di sana apa yang aku temui?  belum ada postingan baru, siangnya balik lagi, belum ada, malamnya  balik lagi belum ada juga. 

Lho katanya pengumuman hari ini kok gak ada sih? Hmm mungkin di pending, mungkin saja pengumumannya baru keluar besok” 

Kemudian aku beralih ke twitter mbak Puspita, barangkali ada info perubahan jadwal pengumuman GAnya di sana . Benar saja aku menemukan twitt  beliau yang intinya TUNGGU.  Esoknya aku kembali lagi, masih tetap sama seperti kemarin. Nothing. Oke aku masih menunggu, dan hari-hari selanjutnya aku makin rajin blogwalking di blog beliau, makin rajin pula berkunjung ke twitter mbak Puspita, lagi-lagi  apa yang aku dapatkan. HANYA RASA KECEWA. Lama-lama aku jadi jengkel bin sebel binti kesel sama yang namanya mbak Puspita. Terlebih untuk kesekian kali aku cek timelinenya, beliau tiba-tiba seolah menghilang gitu aja tanpa meninggalkan jejak. Tidak ada konfirmasi mengenai GIVEAWAnya. Bodoh, karena aku masih belum jera stalking baik di twitter, facebook maupun blog beliau. Pokoknya sudah tidak terhitung berapa kali aku bolak balik demi menemukan sebuah jawaban tanpa mempertanyakan kenapa pengumumannya belum juga keluar. Hingga bulan juli beranjak pergi.

Kemudian di suatu hari di bulan Agustus, tiba-tiba di timelineku, mbak Puspita muncul kembali dengan tweet yang mencengangkan. Hah. Beliau ikut tigapuluh hari ngeblog di blogdetik.com. Jadi bagaimana dengan GIVEAWAY-nya? Apa beliau pura-pura lupa? Atau sengaja mengabaikan GA yang beliau adakan bulan juli kemarin? Blogger macam apa tuuh?

Jengkelku kian bertambah-tambah, waktu itu aku terlanjur ilfeell, tanpa berpikir-panjang langsung aku klik unfollow akun twitter beliau  dari daftar followingku. Ogah aku menjadi pengikut orang suka bohong. Lha emang aku siapa? Apa hakku  jengkel sama mbak Puspita? Peserta lain adem ayem aja, akunya saja  yang reaksinya superr duper over. Lagian siapa bilang aku menang? Idiihhh ge’er banget sih jadi orang? Kecuali pengumuman GA-nya udah keluar, dan aku dinyatakan sebagai salah satu pemenang tapi hadiahnya lama tak kunjung tiba baruwajar aku protes, sampai mau nuntut ke pengadilan pun tak masalah. Lha ini,  menang saja belum pasti sok mau nuntut segala. Ngaca dong.

Iya, aku tahu aku belum tentu menang, gak tahu  kenapa juga aku benar-benar yakin banget komentku bakalan terpilih. Kalaupun tidak menang. NO PROBLEM. Hanya saja sebagai peserta aku berhak tahu dong hasil pengumumannya. Itu saja.

Back to Jumat, 08 November 2013

Bongkahan itu adalah rasa bersalahku  yang terlanjur mencap mbak Puspita sebagai pembohong. Aku  telah su’udzon sama beliau. Jadi apakah aku masih berhak menerima hadiah darinya ?

Setelah memfollow akun twitter mbak Puspita, aku pun berniat menghapus pertemananku dengan beliau di facebook.  Ternyata niatan aku itu keburu terbawa angin, sampai muncul pesan beliau malam ini. Waktu itu aku lupa menghapus pertemananan kami  di facebook. Andai saja sudah aku hapus apalagi jika sampai memblokir facebook beliau yowesss selamat tinggal hadiah number empat:)

Back to Selasa, 19 November 2013

kayak mimpi aja nih,, kerudungnya bertambah:)

Dear mbak Puspita,

Terima kasih mbak, hadiah dari mbak telah sampai dengan selamat ke tanganku, meski masih sempat terbersit ahh... jangan-jangan mbak kembali memberi aku  harapan palsu. Ternyata mbak bukan pembohong, aku yang terlalu cepat menyimpulkan sikap mbak yang seolah melupakan Giveawy tersebut. Aku yang salah karena telah su’uzon sama mbak, padahal kesengajaan mbak menunda pengumuman GA yang seharusnya  keluar dari bulan juli kemarin, bukan tanpa alasan. Aku yang tidak tahu bahwa pada saat itu ternyata mbak sedang panik dan berjuang keras menghadapi kenyataan suami mbak yang kena strok. Maka melalui postingan ini aku menyampaikan permintaan maaf sebesar-sebesarnya. Mohon maaf yah mbak atas kekhilafanku. Semoga keluarga mbak sekarang baik-bak saja. AAMIIN:)

sekian catatan ini ku gores
sila memetik apa yang bisa di petik



8 komentar untuk "Kejutan November:)"

Comment Author Avatar
Widih itu komentarnya panjang benar. tapi ngak apa2 loh mbak.. komentar mu itu berbobot, berbicara apa adanya, dan memotivasi.
Comment Author Avatar
wahh panjang banget zie koment-nya
-_- buat postingan ajah terus sertain linknya haha

zie kamu nggak sabaran juga yah, haha, orang sabar disayang aku loh zie #ehhh :D oiyah slamat yah...
Comment Author Avatar
kok sering banget ikutan giveaway zhie o.O
tapi kamu memang paling niat sih buat menangin hadiahnya. udah punya mental juara untuk memenangkan kompetisi gievaway hahaha
Comment Author Avatar
selamat ya dapat kejutan.. sesuai sih apa yang dibuat dengan hasilnya.. asik asik
Comment Author Avatar
wahh.. komennya puanjang banget dan it's so mean gitu.. pantes memang zhiee....

wah jilbabnya jadi di tambah.

iya kalo aku jadi kamu aku juga ngiler tu amba dompetnya. kalo di beli sendiri kan lumayan itu harganya, apalagi yang asli...


btw semoga cepat sembuh untuk suami mbak Puspita. yang sabar ya mbak.. cobaan berat itu mbak...
Comment Author Avatar
hahahahahaha menarik ini, ilmu baru, ada "postingan didalam komentar" :D. panjang bingit.


tapi ya gak salah sih kalau menang, komentnya dari hati. kelihatan banget rasa pernah ngalaminnya.
Comment Author Avatar
syellamaaaat Zhie, you deserve it!! ah, keren banget mbaknyaaa..aku juga sebelum umur 25 tahun harus punya minimal 10 buku antologi. HARUS!! Ayo Zhieeee

kalau ada giveaway kasih tau yaaaah, hihihi. sama sama berburuuu :*
Comment Author Avatar
Aku baca ini mulai dati berangkat sekolah, belum selesai. Dan sekarang baru selwsai hehe, abis panjang bgt. Pelajaran yg bisa dipetik adalah: jangan su'udzon sama org, dan kalo mau menang ga-nya mbak puspita harus ngomen yang melebihi batas.. haha

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.