Kenangan Kita di Bulan Juni

Ini bukan kali pertama kita berkumpul seperti ini. Di bulan-bulan silam, setahun lalu, dua tahun lalu sudah sering malah. Sudah tak terhitung setiap perjumpaan kita yang hampir semuanya berakhir dalam ingatan tanpa dituangkan lewat aksara. Ini hanya satu dari sekian kenangan kita yang sempat tergoreskan.

Ada lagi kenangan kita yang lebih dulu saya goreskan sebelum kenangan ini, tapi baru permulaan, baru sekedar mengenalkan beberapa di antara kalian yang ikut serta dalam perjalanan hebat kita di tetanggal duapuluh-duadua juni kemarin.  Kenangan itu, maaf untuk sementara masih saya simpan. Mungkin akan butuh waktu lama atau tidak sama sekali untuk mengabadikannya, saking banyaknya yang ingin saya tuangkan walau saya tahu seberapa banyak kata-kata sederhana yang meluncur dari jemariku pun tak kan cukup menggambarkan perjalanan indah yang pernah saya sesapi bersama kalian.  


Jujur saya selalu merindukan saat-saat seperti itu, saat dimana kebersaaman kita menumbuhkan rasa ukhuwah yang semakin kuat. Kalian bukan lagi "orang asing" di mata saya. Kita memang belum lama kenal, tapi benarlah ikatan itu telah mempersaudarakan kita.

Di luar sana saya bertemu dengan banyak orang, saya bergabung dengan beberapa kumpulan, himpunan, forum tapi sungguh tidak ada yang lebih mendekatkan hati saya pada persaudaraan selain di ikatan kita. Tidak ada yang lebih berkesan selain kenangan yang kita cipta bersama.

Saat ini, pertemuan kita adalah hal yang langka. Saya pahami demikian sebab aktivitas kita tak lagi seperti dulu, kita mulai disibukkan dengan urusan-urusan pribadi. Satu persatu dari kalian mulai melepaskan gelar sarjana, lalu beralih mencari kerja, ada yang kembali ke kampung halaman, bahkan ada yang sudah lebih dulu melepas masa lajangnya.  Kenyataan bahwa kita tak selamanya berada dalam ikatan adalah suatu kebenaran yang harus saya pahami lebih awal.

Saya tahu bahwa suatu hari saya akan pergi dari kalian, tapi pergi bukan berarti menghilang, pergi bukan berarti melupakan ataupun acuh. Kita punya kenangan dan kenangan itulah yang mustinya kita rawat masing-masing. Karena itu saya ingin sekali mencipta lebih banyak kenangan bersama kalian, sekalipun waktu semakin sempit. Sebentar lagi, insya Allah saya akan sarjana, dan sudah barang tentu saya akan kembali ke kampung kelahiran. Ah, tapi kalau boleh memilih, saya ingin tinggal bersama kalian lebih lama. 

Lihatlah, waktu terus berpacu, dulu dan sekarang telah berbeda pun sekarang dan yang akan datang. Seiring berputarnya jarum jam, akan selalu ada perubahan-perubahan yang kelak menampilkan betapa berbedanya kita yang kemarin, hari ini dan yang hari esok. Satu yang tidak berubah, ukhuwah dalam ikatan kita, semoga tetap bersinar demikian. Semoga kita tak pernah saling melupakan walau di kemudian hari di antara kita akan terbentang ribuan jarak serta waktu yang kelak membawa kita semakin jauh.  

Baiklah, ini tentang kenangan kita di tanggal 24 Juni 2014. Tepatnya saat salah satu dari kita, Kak Samsul (Ketua bidang keilmuan dan media PC IMM Gowa) akhirnya memensiunkan gelar mahasiswanya dan berhasil meraih gelar sarjana teknik di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Kehadiran kak Samsul yang baru setahun lebih bergabung bersama kita memang telah membawa warna berbeda pun dengan setiap dari kita punya warna masing-masing. Itulah sebabnya mengapa ikatan kita tampak begitu indah, sekalipun ia baru terlahir dua tahun lalu.

Hari itu, kak Samsul mengundang kita di acara syukuran wisudanya yang dilaksanakan di rumah keluarganya di Gowa. Sebelumnya sudah direncanakan kita ngumpul di markas besar PC IMM Gowa lalu sama-sama berangkat ke sana. Berhubung saya nunggu kakak Cahaya yang katanya ngajar sampai jam 4 sore, maka sengajalah saya tidak ikut ngumpul, niatnya nanti nyusul berdua. Ba'da ashar, kak Yuli menghubungi saya. Katanya dia sudah sampai di rumahnya kak Samsul, begitupun dengan teman-teman lain. Tinggal saya dan kakak Cahaya. Uhft, lagi-lagi saya dengan IMMawati periang itu over ngaret.

Segera saya melayangkan sms ke kakak Cahaya, suruh stand bye. Selanjutnya saya buru-buru ganti pakaian dan menjemput kakak Cahaya di kosnya yang tidak terlalu jauh dengan kosku. Sesampai di sana eh kakak Cahaya dengan lugunya bilang "Jadi pergi kah?"  #Gubrag. YAIALAH JADI, selorohku sambil mendesaknya untuk secepat kilat siap-siap.  Akhirnya, kita berdua baru tiba di rumahnya kak Samsul ketika senja hampir pamit, itu juga untung gak pake acara nyasar setelah sempat singgah beberapa kali nanyain alamat rumah di pak Bentor (becak motor) yang lagi markir di pinggir jalan. Dan lebih alhamdulillah lagi, ternyata teman-teman yang lain belum ada yang pulang, artinya kedatangan kami ditunggu.

Baru datang eh kami (saya dan kakak Cahaya) langsung disuguhkan makanan beraneka ragam, berasa kayak bertamu pas lebaran aja nih. Karena yang lain udah makan duluan, giliran saya dan kakak Cahaya yang menyantap habis semua makanan yang tergeletak manis di meja. Oke, yang terakhir itu lebay kebangetan, kami cuma nambah dua piring dan makanan yang tersisa alias belum disantap masih banyak. Karena masih banyak akhirnya ba'da maghrib dibukalah ronde kedua untuk IMMawan yang udah datang dari sore, kalau saya dan kakak Cahaya suer gak sanggup lagi. Cukup dua piring aja. Mhuahaha.

Menjelang isya kita pamit pulang. Tapi sebelum itu tak lupa kita mengabadikan moment dengan jepretan via new smartphonenya kak Iping, eh salah kak Ipung maksudnya.

Dan inilah kita...

Kita adalah SATU. Dan selamanya SATU. *kode keras :-D

Foto yang satu ini, tampang sok kalem

Yeyeyeye, hidup satu :-D

IMMawati bersama si kembar.Kak Iping dan Kak Ipung.

Makin narsis aja nih, hahaha

Kembali kalem saat berdiri.

Setelah puas bernarsis ria, sebenarnya gak puas-puas amat sih, tibalah saat dimana kita harus berpisah lagi dengan membawa kenangan yang bertambah satu.

Malam itu, saya dan kakak Cahaya pulang dengan wajah dan hati yang ceria. Sebenarnya tidak langsung pulang, kami sengaja singgah di ujung Pettarani, menikmati malam bermenit-menit di sana ditemani secangkir es kelapa muda sambil bercerita banyak hal tentang KITA. Tentu saja, pertemuan yang sederhana itu selalu mengundang rasa bahagia yang tak tahu harus saya terjemahkan seperti apa. Jangan tanya kenapa, sebab bahagia itu muncul bukan karena kamu, dia, dan kalian tapi karena KITA. Karena ikatan yang telah menjadikan kita saling bersaudara.

Terakhir, sebelum saya akhiri catatan ini dengan bangga saya ucapkan;

Untuk kak Samsul selamat atas gelar sarjananya, Insya Allah tiga bulan ke depan saya nyusul. Semoga. Aamiin.

Untuk kakak Cahaya dan kak Yuli, dua IMMawati setia yang selalu ada untuk IMM Cabang Gowa. Semoga tetap semangat mesti kuantitas kita masih sedikit.

Untuk Kak Iping, kak Ipung, Kak Rifa'i, kak Randi, dan Rais, tanpa kalian IMM Cabang Gowa tak kan berjaya. Itulah sebabnya kenapa KITA harus berSATU.

Dan bagi IMMawan IMMawati yang berhalangan hadir hari itu, semoga KITA masih diberi kesempatan dan waktu untuk mencipta kenangan yang lebih banyak lagi.

Sekian catatan ini tergores,
Mengenang kenangan dalam kerinduan :)

Makassar, 4 Ramadhan 1435 H

posted from Bloggeroid

Posting Komentar untuk "Kenangan Kita di Bulan Juni"