Maaf BE, Jika Saya...

Biasanya saya antusias ikut ajang lomba semacam giveaway, apalagi kalau yang ngadain itu komunitas tercinta ^_^, saya pasti gak mau ketinggalan. Harus ikut. Kalau pun sampai gak bisa berpartisipasi, saya akan ngerasa bersalah. Demikian yang saya rasain sekarang.

Di akhir tahun ini, Blogger Energy (BE), komunitas tercinta saya sedang ngadain dua event spectakuler, yakni setelah sukses NBBE I melahirkan Asam Manis Cinta yang telah beredar di Gramedia seluruh Indonesia, BE kembali mengadakan NBBE II dengan tujuan yang sama, ada pula giveaway Voffice berhadiah ratusan ribu, dimana keduanya bakal deadline tanggal 31 Desember. Tinggal berapa hari doang, sementara saya belum menuntaskan salah satu, dalam artian kemungkinan besar saya gak bakalan ikut kedua event tersebut :(

Padahal saya ngebet pake banget pengen ikut, bukan cuma karena hadiahnya yang lumayan menggiurkan, lebih dari itu. Saya beranggapan bahwa event (apapun) yang diadakan BE, maka sudah seharusnya sebagai gyerz saya turut mengapresiasi dan meramaikan, minimal dengan berpartisipasi, meski event ini tidak wajib, terlepas dari adanya iming-iming.

Jujur saja, setiap kali ada event-event serupa, saya selalu pasang target, ngincernya hadiah. Untuk hal yang satu itu memang tidak bisa dinafikkan. Blogger siapa sih yang gak mau tulisannya yang dinilai dinobatkan menjadi pilihan terbaik? Blogger siapa sih yang gak senang tulisannya diapresiasi dengan hadiah atau menjelma ke dalam sebuah buku lalu diterbitkan oleh penerbit mayor? Saya pun menginginkan hal tersebut, tapi bagaimana bisa keinginan itu tergapai bila saya sendiri tidak memanfaatkan peluang yang ada? Bagaimana mungkin nama saya mejeng di buku BE yang akan diterbitkan bila saya sendiri tidak menyertakan tulisan? Hasilnya sudah pasti nihil. Mustahil ada kemenangan/kekalahan tanpa pertandingan.

Saya paham betul, menang dan kalah merupakan bagian dari peluang. Setiap orang punya peluang menang, setiap orang juga punya peluang kalah, jika dan hanya jika peluang itu telah digenggam oleh setiap orang. Nah, berpartisipasi adalah satu-satunya cara memperoleh peluang. Menurut saya, dalam berbagai macam perlombaan maupun pertandingan yang utama adalah daftar saja dulu, ikut saja dulu, usaha saja dulu. Menang kalah urusan belakangan. Kalau menang ya alhamdulillah, kalah juga kudu alhamdulillah. Karena saya percaya, selalu ada hikmah dari setiap kejadian, sehingga yang namanya kekalahan tetap harus disyukuri.

Peluang itu masih ada, masih terbuka lebar, memanggil-manggil, minta diraih. Rasanya sayang dan amat berat melepaskannya begitu saja, apalah daya. Ada banyak hal yang membuat saya akhirnya berkesimpulan; kemungkinan besar tidak bisa ikutserta, bukan karena tidak mau, apalagi ogah-ogahan. Sejak awal, saat kali pertama ranger biru mengumumkan dengan bangga di grup BE, NBBE II akan segera diadakan, saya menyambutnya dengan niat yang terbersit seketika diikuti tekad yang terhujam kuat, begitupula dengan postingan tentang Giveaway Voffice di blog BE yang langsung saya tanggapi dengan keinginan akan ikut.

Namun, keadaan yang sepertinya tidak memungkinkanlah yang membuat saya pesimis bisa meraih peluang itu. Saya tidak bermaksud menyalahkan keadaan atau hendak mengkambinghitamkan kondisi yang sedang saya hadapi. Justru karena dihinggapi rasa bersalah, sehingga saya sengaja menulis postingan ini.

Saya mengatakan demikian bukan tanpa alasan, dan saya pun tidak ingin membenarkan diri atas alasan-alasan yang nantinya akan saya kemukakan. Saat ini, ikut NBBE maupun giveaway BE masih belum terlambat, masih ada waktu, saya masih bisa menyusul sebelum deadline. Ah, seandainya saja bisa. Maaf, tulisan ini bukan pertanda saya telah berputus asa. Saya belum menyerah dan masih berusaha kok. Hanya saja....

(1) Desember 2014 adalah bulan perpisahan. Bulan yang padat bagi saya. Di bulan ini, saya telah merencanakan banyak hal, ada banyak hal pula yang harus saya tuntaskan. Diantaranya; pindah kos, kopdar dengan gyerz Makassar, menyudahi amanah di musyawarah Komisariat IMM FTK, rencana jalan-jalan dengan saudara seikatan yang sampai sekarang masih mengambang, jalan-jalan with MeVix, bertemu beberapa orang, Me Time, menyelesaikan pertemuan private, menyusuri mall-mall dan pasar sentral, bikin acara perpisahan, packing... packing, dan... Oke, sebenarnya gak sepadat itu juga sih. Saya saja yang terus mengulur-ngulur waktu dan dasar, gegara sayanya termasuk tipe deadliner, menjelang deadline baru bisa dan biasa dapet kekuatan penuh buat nulis, sehingga beginilah hasilnya *gigitjari*

(2) Sejak wisuda september lalu saya mulai jarang tinggal di kos, berhubung di kamar terindah yang saya tinggali sebelum pindah itu tidak lagi menampakkan tanda-tanda kehidupan. Atas dasar inisiatif sendiri, saya kemudian mengungsi di rumah kakak ipar hingga awal bulan ini barulah saya resmi pindah kos. Sekarang saya menetap ke rumah kakak ipar dan tentu saja tinggal menumpang di rumah keluarga gak sama dengan tinggal di kos sendiri. Di kos saya bisa menghabiskan sepanjang waktu hanya dengan menulis, sementara di sini, saya harus mencuri-curi waktu dan tempat buat nulis.

(3) Menulis bagi saya bukan pekerjaan yang mudah dan singkat. Saya selalu butuh waktu lama untuk menyelesaikan sebuah tulisan. Ditambah, saya bukan tipe penulis auditori yang mungkin bisa menulis di mana saja, atau menulis sambil dengar musik dan tidak pernah merasa terganggu mendengar suara-suara bising. Untuk bisa menulis, saya harus benar-benar fokus tanpa gangguan. Parahnya, di sini saya selalu gagal fokus. Rumah yang berhadapan dengan jalan poros, suara kendaraan lalu lalang, teriakan dan tangisan anak-anak kecil, dan ponakan kakak yang bejibun heboh bikin rumah yang saya tinggali sekarang jarang menemui sepi. Hanya pada saat malam, rumah ini hening. Sayangnya malam di sini tidak sama dengan malam-malam di kos. Di sini, saya tidak bisa menulis ketika malam terlalu larut.

(4) Tempat yang sepi dan nyaman merupakan tempat yang paling bagus untuk menarikan jemari. Tapi kedua itu masih belum cukup. Berhubung, selama kurang lebih setahun ini saya hanya mengandalkan smartphone buat nulis/ngeblog. Alhasil, saat akan menulis saya selalu membutuh tempat yang ada colokan. Parahnya, satu-satunya tempat yang paling nyaman dan kedap suara, jauh dari hingar bingar keributan plus punya colokan yang ada di rumah ini adanya hanya di kamar kakak dan suaminya. Sebagai adik saya dibolehin sih nongkrong di kamar itu hanya bila kakak ipar sedang keluar -_- Intinya, saya agak kesulitan menulis di tempat tinggal saya sekarang, mengingat suasana dan tempatnya yang tidak cocok dan kurang mendukung #halah

(5) Ketika memulai menulis maka sebisa mungkin saya harus mengakhirinya hari itu juga. Itulah sebabnya, kenapa saya jarang sekali menyimpan tulisan di draft. Atau jika diobek-obek postingan-postingan di blog ini, ada beberapa tulisan yang belum selesai, ada juga yang masih tergantung. Saya hanya merasa susah kembali melanjutkan tulisan yang sudah atau pernah saya tinggalkan. Jadi, untuk menuliskan postingan yang hendak saya ikutkan di NBBE II atau giveaway Voffice, sepertinya saya butuh satu atau dua hari khusus dan tempat khusus dimana cuma ada saya seorang diri untuk menulis. Ini mengingatkan saya sama lomba blog yang pernah saya ikuti. Lomba tersebut terdiri atas tiga tema, boleh pilih salah satu, boleh pilih dua tema, atau ketiganya. Tadinya, saya sempat pesimis gak bakal ikut, jangankan nulis dua tema, satu saja masih dipertanyakan. Ajibya, justru berkat the power of kepepet, saya berhasil ikut lomba tersebut dengan mengikutsertakan tiga tulisan yang saya selesaikan hanya dalam sehari. Mungkin bagi kebanyakan orang, itu bukan sesuatu yang luar biasa tapi bagi saya itu Woow banget. Dan seharusnya saya bisa menerapkan itu dalam kasus serupa. Peluang itu masih menunggu, sepertinya saya butuh keajaiban :)

(6) Menuliskan sesuatu yang berbau komedi itu bukan tipe gue banget. Saya gak hobi baca buku-buku yang mengocok perut, gak suka nonton OVJ dan jarang nonton stand up comedy. Jadi, jika NBBE kali ini mensyaratkan pesertanya untuk menuliskan sebuah cerpen berlatar komedi maka itu adalah tantangan terberat bagi penulis blog yang suka curhat galau gak jelas kayak saya. Bukannya tidak bisa, membuat orang tertawa di dunia nyata aja susahnya minta ampun apalagi lewat tulisan. Mengolah kata-katanya itu lho. Memang sih, saya pernah sekali, dua kali membuat teman-teman saya tertawa terbahak-bahak tapi itu karena tingkah saya yang tampak konyol di mata mereka bukan karena saya ngomongin sesuatu yang lucu. Uhft. Saya gak pernah suka dijadikan bahan lawakan pasalnya dari sononya saya tipikal orang yang rada seriusan. Saya suka bercanda dan diajak bercanda, tapi kalau bercandanya sudah terlalu lebay tingkat internasional, meski maksudnya cuma untuk lucu-lucuan, saya bakal tersinggung tingkat dunia.

Beidewei, waktu bang Edotz, ngumumin NBBE II dimulai, saya termasuk gyerz yang antusias dan mengaku berusaha akan ikut walau gak sesuai dengan gaya tulisan selama ini. Well, tulisan saya sudah ada, baru sepenggal namun itu sudah cukup menampakkan betapa tidak berbakatnya saya berkomedi. Sekali lagi, bukan karena saya tidak bisa, saya sudah mencoret-coret di mana-mana dan hasilnya tetap sama, sangat-sangat tampak dipaksakan, Seolah-olah saya sedang bercerita hal yang lucu, tapi gaya bercerita saya sama sekali gak lucu. Bukannya bikin pendengar ketawa, yang ada justru mereka akan melempar tanya, "apanya yang lucu???" HALLOWWW *teputjidat* Asli, garing pake banget tiga kali.

Tapi, saya belum bilang lho mau menyerah, selama masih ada kesempatan saya akan tetap berusaha dan kalau pada akhirnya tulisan ala komedi saya gak jadi-jadi, apa boleh buat. Saya terpaksa merelakan nama yang sempat saya idam-idamkan nongol di buku BE bareng gyerz lain sekedar impian semata. Meski begitu, saya akan selalu mendukung NBBE II ini. Yah semoga saja bisa sesukses NBBE I, naskahnya bisa lolos di penerbit mayor, hingga melahirkan buku baru dan mejeng menemani AMC di gramedia/Toko buku seluruh Indonesia. SEMOGA :)

(7) Saya tidak menganggap alasan yang saya paparkan ini sebagai dalih mencari pembenaran. Alasan-alasan yang telah dikemukakan saya anggap adalah sebuah kesalahan. Tidak wajib memang, namun tetap saja sebagai gyerz dan sebagai anggota keluarga saya merasa bersalah bila nanti pada akhirnya tidak ada satupun event yang diadakan BE akhir tahun ini saya ikuti. Terhitung dari hari saya mengupdate postingan ini, maka waktu yang tersisa tinggal lima hari. Seperti yang sempat saya singgung di atas, saya adalah seorang deadliner, biasanya (selama ini) di saat-saat menjelang deadline seperti ini barulah saya semacam disetrum kekuatan super power untuk menulis sesuatu yang hendak saya ikutsertakan dalam sebuah event. Sayangnya, waktu saya tinggal dua hari di kota Daeng:( Insya Allah, hari senin saya tidak lagi menginjakkan kaki di kota yang selama kurang lebih empat tahun saya tinggali. Rasanya sedih, tapi mau bagaimana lagi? Saya harus melanjutkan hidup dan kembali ke daerah asal saya. Sampai di daerah asal juga belum tentu saya masih bisa melanjutkan tulisan yang belum menemui endingnya itu. Entahlah?

Nah, alasan yang terakhir inilah yang bikin saya terpaksa mengaku pesimis dan berkata MAAF. Terutama untuk rangers yang sudah berjuang penuh semangat membara menghadirkan kembali NBBE II dan dengan gegap gempita mempromosikan giveaway Voffice. Lewat postingan ini juga sekaligus saya ingin menyampaikan salam perpisahan dan menghaturkan ucapan terima kasih banyak untuk gyerz khususnya gyerz Makassar yang sudah berkenan merealisasikan kopdar sebelum kepulangan saya.

"Bertemu untuk Berpisah". Ihiks, Rasanya nyesek bingit. Saya harap pertemuan tanggal 18 Desember kemarin bukan pertemuan kita yang terakhir. Maaf, cerita kopdarnya belum ditulis, gegara masih pengen fokus nulis artikel/cerpen yang akan diikutsertakan GA BE / NBBE II.

Sekian,
Salam cinta for BE.

"Seseorang pernah bilang, waktu satu bulan itu masih lama. Iya, masih lama, hingga rasa-rasanya sedetik saja saya berkedip lalu perpisahan itu sudah tampak di depan mata"

Posting Komentar untuk "Maaf BE, Jika Saya..."