[ Review Novel : Refrain]



Penulis : Winna Efendi
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 318 halaman (372 hal, pdf)
Terbit : September 2009


Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang- orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya. 

Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cinta harus ada yang terluka. Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai.
Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.

Refrain, Saat Cinta Selalu Pulang.


Ulala... terbitnya tahun berapa, ngereviewnya tahun berapa -_- eh pas dicek ternyata Refrain pertama kali terbit saat saya masih duduk di bangku kelas dua belas, udah lima tahun berlalu bo'. Sekarang saya tidak lagi berstatus sebagai (maha)siswi dan baru menemukan novel ini. Payah, kan. Hahaha, iya, iya saya tahu udah telat banget, seolah saya menjadi satu-satunya reader yang paling terakhir tahu akan adanya kisah persahabatan yang berakhir dengan cinta yang dikemas manis oleh Winna Efendi dalam Refrain. Tapi, masih mendingan telat yah daripada gak pernah baca sama sekali *ngeles*. Lagian novel apapun itu, asal baru membacanya saat ini sekalipun terbitnya udah dari jaman daholoe kala tetap aja saya anggapnya baru, hihihi. *ketawapicik*

Oh ya Refrain adalah novel kedua Winna Efendi yang saya baca setelah Remember When. Sebenarnya sih saya lebih dulu kenal sama Refrain daripada Remember When. Tahunya pun baru tahun lalu saat novel Winna yang satu ini telah diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar yang tokoh Niki-nya diperankan oleh Maudy Ayunda, sedangkan Nata diperankan oleh Afgansyah Reza. Saya sendiri belum pernah nonton filmnya, "kakak" yang dari sononya suka banget nonton film romance lah yang pertama memberi tahu saya. Tepatnya, saya mengenal "Refrain" dari kakak, katanya filmnya bagus, keren, romantis dan fix saya jadi penasaran dong, tapi cuma dikit, gak sampai bikin saya merogoh uang saku sekedar untuk nonton film atau beli novelnya.

Sama halnya dengan Remember When, Winna mengangkat tema yang sama di novel ini. Masih seputaran kisah remaja SMA, tentang cinta dan persahabatan yang dikemas dengan alur berbeda. Jika Remember When menyangkut persahabatan sesama jenis maka Refrain sebaliknya, novel ini menyinggung persahabatan lawan jenis yang konfliknya kayaknya udah bisa ditebak deh.

Namanya cewek dan cowok itu kalau bersahabat pasti ujung-ujungnya bakal terkena virus merah jambu. Setelah virus merah jambu terlanjur menjalar diantara salah satu dari mereka, maka kemungkinan besar akan berdampak pada meregang atau putusnya jalinan persahabatan. Percaya atau tidak, Winna menyajikan kisah tersebut mengalir indah apa adanya.

Novel ini berkisah tentang persahabatan Niki dan Nata yang sudah terjalin sejak kecil, tepatnya sejak keluarga Niki pindah di seberang rumah Nata saat mereka masih berumur lima tahun. Niki digambarkan sebagai cewek periang, supel, easy going, lincah serta merupakan anggota cheerleaders di SMA Harapan, sedangkan Nata adalah cowok pendiam, cuek, cerdas dan pecinta musik.

Konflik dari novel ini bermula ketika Niki dan Nata duduk di bangku SMA. Nata menganggap Niki mulai berubah. Nata tidak tahu kapan tepatnya Niki berubah, tapi dia masih ingat jelas hari dimana dia mulai menyadari sahabatnya itu berubah, yakni di hari pertama mereka menjalani MOS. Nata tidak menyangka Niki berkembang sedemikian cepat. Padahal Niki yang dikenalnya dulu kan suka manjat pohon, suka balapan sepeda, rambut Niki selalu dibiarkan pendek tergerai sampai di leher, pokoknya tampilannya boys. Tapi Niki yang sekarang adalah Niki yang tungkainya mulai memanjang diikuti dengan lekuk pinggang yang sempurna, matanya bulat, kulitnya halus, bibirnya merah, rambutnya juga mulai dipanjangkan menyentuh bahu dan lehernya jenjang. Menurut Nata, Niki cantik. Anggapan tersebut tentu terasa aneh bagi Nata, karena selama ini dia tidak pernah menganggap Niki adalah perempuan sungguhan. Sampai ada kejadian cowok-cowok kelas Nata berkumpul lalu mereka asyik ngobrol yang topiknya tentang cewek-cewek cantik di kelas mereka. Nama Niki juga disebut-sebut dan itu bikin hati Nata sedikit berdebar lalu tetiba terlintas tanya di benak cowok itu, dia yang berubah atau Niki yang berubah?

Di masa putih abu-abu itu muncul sosok Annalise, murid baru yang kedatangannya sempat jadi gosip terheboh karena murid pindahan itu adalah anak dari Vidia Rossa, salah seorang model dan perancang terkenal yang juga diidolakan Niki. Annalise sendiri adalah cewek bule blasteran (indo), berparas cantik, tinggi, kurus, dan suka dunia fotografi. Cewek indo itu memang sudah sering berpindah-pindah sekolah mengikuti jadwal tour mamanya ke luar negeri sehingga mereka tidak pernah menetap lama di suatu tempat, karena itu lah Annalise tidak suka menjalin persahabatan.

Namun, sikap Niki dan Nata yang welcome secara tidak langsung telah menawarkan hubungan yang tulus dengan Anna sehingga cewek yang sering ditinggal pergi mamanya itu tersentuh. Mereka pun menjadi semakin akrab. Kerja tugas bareng, ke kantin bareng, bercanda bareng termasuk ketika hari ulang tahun Anna yang ke tujuh belas, Niki dan Nata rela ikut bolos bareng demi menemani Anna yang hendak menjemput mamanya (yang ternyata batal pulang) di bandara sampai dapat hukuman cuci bus sekolah dari Pak Marwan gara-gara bolos di jam pelajaran guru kimia itu, pun barengan. Anna juga tidak sungkan-sungkan mengajak Niki dan Nata main ke rumahnya yang sebelumnya tidak pernah kedatangan tamu, begitupun sebaliknya di hari lain Niki dan Nata mengundang Anna untuk bergabung di sekolah kecil mereka.

Sejauh itu persahabatan mereka berjalan dengan indah dan baik-baik saja. Lalu muncul sosok Oliver, kapten basket sekolah Pelita yang terkenal tampan dan tajir. Cowok itu diam-diam tertarik pada Niki yang tampil dengan team cheerleaders-nya ketika ia sedang bertanding pada acara tujuh belasan di SMA Harapan. Sejak itu Oliver mulai mendekati Niki, awalnya dari mengajak kenalan, minta nomor hape lalu sengaja datang ke SMA Harapan pas jam pulang sekolah untuk bertemu Niki sekaligus mengajak cewek periang itu pulang bareng, dan berbagai macam PDKT yang akhirnya membuat Oliver berhasil dekat dengan Niki.

Ujung-ujungnya kehadiran Oliver berdampak pada berkurangnya waktu Niki berkumpul dengan Nata dan Anna. Oliver jadi kerajingan jemput Niki dengan mobil sedan BMW biru tua-nya. Padahal sebelumnya udah jadi tugas Nata yang membonceng Niki setiap pergi dan pulang sekolah pake sepedanya. Niki jadi lebih sering menghabiskan waktunya bersama Oliver, dia bahkan mulai jarang menemui Nata untuk sekedar ngobrol di trampolin, tempat favorit mereka sejak kecil.

Tentu saja Nata tidak suka dengan kedekatan Niki dengan Oliver. Sementara Niki larut dalam perasaannya sendiri. Ia merasa telah jatuh cinta dengan kapten basket SMA pelita itu tanpa menyadari perasaan Nata. Puncaknya pas hari valentine, Nata mengikuti program secret admirer, yaitu sebuah program khusus di hari valentine untuk siswa/siswi di SMA Harapan yang ingin menyatakan cinta tanpa diketahui identitasnya. Hari itu Nata diam-diam memasukkan selembar amplop biru ke dalam kotak secret admirer, tanpa sepengetahuannya Annalise melihat apa yang Nata lakukan dan itu bikin jantung Anna berdetak tak karuan.

Akhirnya Anna tahu bahwa cewek yang dicintai Nata adalah Niki. Sebagai sahabat ia mendesak dan mendorong Nata agar segera menyampaikan perasaannya ke Niki hari itu juga. Atas nasehat dari Anna, Nata jadi berani dan percaya diri akan mengatakan perasaannya yang sebenarnya ke Niki. Sayangnya sebelum Nata bilang; dia sayang sama Niki lebih dari sekedar sahabat, Niki telah lebih dulu menyampaikan ke Nata kalau hari itu dia resmi jadian sama Oliver. Sementara di tempat lain Anna berusaha menerima kenyataan bahwa perasaannya bertepuk sebelah tangan.

Belakangan cinta yang disembunyikan dalam persahabatan itu mulai terungkap. Kenyataannya bahwa; Anna diam-diam mencintai Nata, sedangkan Nata diam-diam mencintai Niki. Lantas bagaimana dengan Niki? Saat Anna tahu cewek yang dicintai Nata bukan dirinya pun saat Nata tahu Anna mencintainya, mereka berdua bisa berdamai, menerimanya dan bersikap sewajarnya, tetap sebagai sahabat. Tapi ketika Niki tahu bahwa cowok yang telah bersahabat dengannya sejak umur lima tahun itu mencintainya, Niki justru tidak terima dan memilih pergi. Dia lari, dia menghindar dan dia menjauh. Persahabat mereka seketika meregang.

Selanjutnya, silahkan ditebak sendiri. Bagi yang udah baca novelnya atau udah nonton filmnya tentu gak penasaran lagi, tapi bagi yang belum buruan cari bukunya gih:-D tenang aja gak bakalan menyesal kok. Saya bisa bilang kalau Refrain hanyalah sebuah novel sederhana dan dari kesederhanaannya itulah ia menjelma jadi luar biasa.

Tema Refrain pasaran lho, maksud saya kisah cinta dan persahabatan itu adalah santapan yang udah sering dihidangkan para penulis fiksi, dan sekali lagi Wina mampu menyuguhkan tema yang pasaran ini menjadi santapan yang enak dan tak membosankan. Saya suka dengan bagaimana Wina menumpahkan kata-kata, membiarkan konfliknya mengalir begitu saja hingga saya sebagai pembaca larut dan hampir gak sadar kalau konfliknya udah selesai. Refrain berakhir bahagia. Di bandingkan ending Remember When, saya lebih suka dengan ending Refrain yang terkesan natural, tidak dipaksakan.

Saya tipikal orang yang sama sekali gak percaya kalau persahabatan itu bisa jadi cinta, ah rasanya mustahil tapi Wina telah membuktikan lewat Refrain apa yang saya pikir mustahil itu benar adanya, sekalipun cuma cerita fiksi, entahlah kalau di nyata. Menariknya karena cinta itu tumbuh bukan hanya diantara persahabatan Niki dan Nata, Anna juga ada diantara mereka.

Seharusnya ceritanya bisa sedemikian rumit walau tak kan sampai serumit kisah cinta dan persahabatan yang tertuang di Remember When. Saya gak tahu bagaimana caranya Wina memainkan konflik yang sederhana itu menjadi sesuatu yang awalnya saya bisa tebak, pertengahan saya meragukan tebakan awal saya lalu di akhir saya cuma bisa mangut-mangut.

Overall, saya suka dengan novel ini bukan karena saya menyukai adanya hubungan cinta di antara mereka, kalau sebatas persahabatan sih saya masih terima, tapi kalau menyangkut pacar-pacaran saya udah gak sreg tuh lagian umur juga udah lewat, udah gak jamannya bagi saya untuk kenalan-pdkt-katakan cinta-diterima-pacaran-putus-nyambung-putus-nyambung-putus-beralih cari gebetan lain dst mending memimpikan alur hidup ke depannya seperti ini, kenalan-khitbah-nikah-punya suami-punya anak-punya cucu-hidupbahagiaduniaakhirat *Amiin. Saya hanya menyukai gaya bercerita Winna, kata-katanya ringan, mudah dimengerti dan sama sekali gak membosankan. Lagipula dengan membaca Novel seorang Winna Efendi yang karya-karyanya udah sering difilmkan itu saya jadi bisa sekaligus belajar dong meramu kata dengan sederhana namun memikat.

Oh ya, saya hampir mewek ketika sampai di bagian ketika Annalise bikin acara perpisahan di rumahnya. Cewek itu terpaksa ambil keputusan pindah (untuk kesekian kalinya) mengikuti mamanya yang sedang buka bisnis fashion di Milan. Perpindahan kali itu terasa berat bagi Anna karena dia telah menemukan sahabat yang baik seperti Niki dan Nata. Tapi biar bagaimanapun Anna juga gak menginginkan berpisah terlalu lama dengan mamanya. Niki dan Nata yang seolah tahu perasaan Anna tidak sengaja menemui Vidia Rossa lalu memberanikan diri meyakinkan apakah keputusan si perancang terkenal itu sudah benar untuk Anna atau tidak? Vidia lantas tercengang mendengar apa yang diucapkan oleh kedua sahabat putri semata wayangnya. Menyadari hal tersebut, ia melangkahkan kaki masuk ke kamar Anna dan menemukan banyak yang tidak ia ketahui tentang Anna. Aaargh aku terharu sedih di sini :')

Beidewei, kalau ngomongin kekurangan, manusia aja gak ada yang sempurna, apalagi buku yang ditulis manusia. Saya kurang tahu bagaimana Refrain dalam bentuk cetakan di buku, tapi di pdf yang saya donwload typonya masih berserakan di sana-sini. Trus ada beberapa hal di Refrain yang menurut saya agak mengganjal;

(1) Sama sekali tidak ada peran orang tua dari Nata dan Niki yang ditonjolkan. Selain Acha, adik Niki yang sering dijadikan tempat curhat dan Danny, kakaknya Nata yang akhirnya menjalin kasih dengan Anna, kedua orang tua Niki dan Nata hampir tidak dimunculkan, sampai bikin saya bertanya-tanya orang tua mereka dikemanain. Kok rasanya yang hidup bertetangga cuma Niki dan Nata aja. Kalau pun ada yang muncul, cuma mama Niki yang munculnya sekedar cuplikan, seperti saat membantu Niki mencari gaun buat dipakai di acara prom night di sekolah Oliver. (2) Penggunaan kata-kata yang dipake Niki dan Nata juga gak konsisten, kadang pake lo-gue dan aku-kamu, saya jadi bingung. (3) Oliver pertama kali kenal Niki pas acara tujuh belasan agustus dan mereka baru jadian pas hari valentine? Hmmm pdkt yang cukup lama dan kenapa jadiannya menunggu moment valentine gitu, padahal dari awal pdkt mereka udah nunjukin ketertarikan satu sama lain(4) Adegan dimana Oliver tiba-tiba membatalkan untuk datang bersama Niki ke acara prom night di sekolahnya dengan alasan sakit. Padahal kenyataannya dia datang bersama Helena, ketua tim Cheerleaders-nya Niki dengan alasan yang sebenarnya karena dia masih menyukai Zahra, sepupu Helena. Well, saya merasa itu alasan yang agak aneh, setidaknya jika Winna ingin meretakkan hubungan Niki dan Oliver tentu ada tahapnya. Lagian dari awal saya mengenal Oliver tulus mencintai Niki, itu artinya dia udah bisa move on dari cinta masa lalunya, saya sama sekali meragukan jika Niki cuma dijadikan pelariannya Oliver saja (bagian ini yang bikin saya yakin Niki tidak mungkin menjalin kasih sama Nata). Menurut saya perubahan Oliver yang memutuskan secara sepihak untuk berpaling dari Niki terlalu cepat dengan alasan yang terkesan mengada-ngada (5) Kisah cinta dan persahabatan di novel Refrain ini sebenarnya lebih natural bila terjalin antara Niki dan Nata saja, tanpa perlu menjadikan Anna bagian dari persahabatan mereka. Kelihatannya dalam cerita ini Anna cuma jadi pemeran pendukung yang menurut saya lebih pantas dijadikan teman baik selain menjadi cewek yang menyukai Nata.

Fyi, pelajaran yang saya petik dari Novel ini saya ambil dari tagline Refrain.

SAAT CINTA SELALU PULANG

Jika Cinta adalah Takdir, maka seberapa jauh ia pergi atau bahkan tersesat ia pasti akan menemukan jalan pulang. Begitu pun dengan yang JODOH. Jodoh itu tidak akan tersesat, karena ia tahu kemana seharusnya ia berlabuh. Pasti akan datang di saat yang tepat 

Terakhir, sebelum menutup review yang masih banyak kekurangan ini, saya sengaja mengutip pandangan Nata tentang cinta pada pandangan pertama.

Di sini, saya sepakat banget dengan Nata;

"Di dunia ini nggak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama. Yang ada juga nafsu atau suka pada pandangan pertama, yang lalu disalahartikan sebagai Cinta" (hal 107, pdf)

Intinya, saya sama dengan Nata... tidak percaya dengan love at the first sight, hehehe:) Lihat, cinta yang tumbuh antara Nata dan Niki itu karena mereka telah terbiasa bersama. Bukan karena persahabatan lah yang mengahalangi datangnya cinta, tapi hati lah yang menentukan, menerima atau menolaknya ? :)

Sekian
@SDW

4 komentar untuk "[ Review Novel : Refrain]"

Comment Author Avatar
Wih, rajin banget teteh ini nge-review novel, saya aja males banget teh haha. Alhamdulilah walaupun belum baca bukunya, saya sudah nonton filmnya kok, ya not too bad lah. Kunjungan pertama, salam kenal teh :D
Comment Author Avatar
tapi sebenarnya kalau saya bisa milih, saya juga pingin bisa punya pasangan dari seorang sahabat...kita nggak perlu jaim dan menyesuaikan diri karena toh udah sama sama tau keburukan dan kebaikan sendiri...hehehe..aku juga punya filmnya nih cuman sampai sekarang belum aku liat..pas ntu aku liat bentar tapi nggak aku lanjutin soalnya kayaknya ngebosenin dan gampang ditebak..
Comment Author Avatar
waah kak zi membaca buku refrainny teliti banget ampe tau bnyak kkurangnny. cocok jd pereview. hehe
novel ini aku udh baca plus nonton. memang kak winna cara menuturkanny the best. (y)
si oliver mnrt ak brubah krna kalau nggk slah ingat, niki prnah mnyrbut oliver dgn pnggilan 'nata'. itu yg mmbwt oliver marah dgn sikap nata.
Comment Author Avatar
Anonim 10:56
Haha sempet was2 zhie bakal nyeritain endingnya, eh ternyata gak. Haha bagus keren.. biarkan ending ceritanya jadi misteri. Yaa walaupun penasaran juga sih, soalnya belom baca novelnya. Hehe.. :D

Pandangan umum tentabg novelnya juga keren, bahkan zhie memikirikan peran orang tua yg gak muncul dalam cerita. Nice... :3

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.