Kamar Kenangan

  • Home
  • About Me
  • Disclosure
  • Sitemap
Bismillaahirrahmaanirrahiimm

Ibarat hidup, selalu ada kisah yang diwarnai kata suka dan duka. Di dunia maya pun begitu walau tidak sedramatis kisah di dunia nyata, namun terkadang kisah yang tertuang di sana memberi warna tersendiri, entah keceriaan atau kepedihan. Keceriaan dan kepedihan itulah yang ingin aku bagi kisahnya di blog ini. Jika di nyata setiap orang memiliki 'rumah' yang ia huni bersama keluarga tercintanya maka blog adalah rumahku di maya bersama komunitas blogger yang sudah kuanggap sebagai keluarga. Setiap anggota blogger memiliki kamar mereka masing-masing.  Notes The Eventide Girl adalah kamarku di  blog yang bebas didandani, dihiasi dan dipercantik

Blog memberi ruang dimana aku bebas berekspresi, berkreasi dan  berteriak sekencang-kencangnya tanpa seorangpun mendengarkan. Tidak akan ada yang merasa terganggu dengan ocehanku, cuap-cuapku, keluh-kesahku sebab aku enggan menuangkan suara di telinga mereka yang acuh, biar jejariku saja yang menari riang merangkai kata demi kata tanpa harus berucap sepatah kata. Toh, jika aku berbicara hanya segelintir saja yang mau memasang telinganya untukku dan dari segelintir itu hanya secuil yang bersedia menatap 'peduli' ke arahku.

Gimana rasanya jika kita berbicara lantas orang diajak  bicara lebih asyik mandangin 'tukang ojek' daripada gerakan mulut kita, gimana rasanya saat jiwa kita sedang menggebu-gebu bercerita panjang lebar sementara orang yang ditemani bicara cuma ngangguk-ngangguk dan bergumam Oh, Oh, dan Oh doang. Aku memang tak pandai bicara, tak ada yang ingin mendengarku, jadi lebih baik aku ngomong sama kembaranku di cermin atau bercengkrama puas di atas kertas putih lewat tarian tinta hitam. Tak masalah jika mereka tak mau mendengar mulutku bersuara namun aku berharap suatu hari nanti ada yang bersedia mendengar apa yang aku torehkan tanpa suara.

Sejak kecil aku senang banget menulis, bagiku 'semangat' menulis bagai cahaya tak pernah padam yang bersemayam di relung jiwa ini. Cahaya itu terus menyala, terkadang membara dan berkobar-kobar namun sering pula meredup. Walau sampai detik ini belum ada tulisan yang bisa aku persembahkan untuk dunia, aku tak pernah kehilangan 'cahaya' untuk terus menulis, menulis, dan menulis. Kadang aku letih, kadang aku bosan, kadang aku muak tapi aku tak pernah memilih untuk berhenti menulis.

Apalah artinya tulisan tanpa pembaca. Serupa orang yang berbicara pasti ingin didengarkan maka ketika aku menulis aku pun ingin ada yang bersedia membaca tulisanku. Betapa girangnya aku menemukan blog di suatu hari saat menjelajahi dunia maya. Aku lupa kapan awal  mengenal blog, yang jelasnya pertemuan pertamaku dengan blog terjadi beberapa tahun silam. Antara akhir tahun 2008 atau awal tahun 2009. Artinya sekitar 5 tahun sudah berlalu semenjak aku mengenal blog. Seharusnya sudah tercipta sekian ratus atau ribuan cerita di blogku, seharusnya pula ada banyak kenangan terukir selama aku mengenal blog dan seharusnya aku punya kesan mendalam tentang suka dukaku bergelut sebagai seorang blogger. Namun yang tersisa hanya sepenggal kenangan.

Sekarang ini aku kembali terlahir sebagai newbie dengan blog baru bernama Notes The Eventide Girl sebenarnya namanya sama sih dengan blog lamaku yang tak terjamah lagi dikarenakan paswordnya tercecer entah kemana. Ceritanya sebelum mengenal blog aku hoby menulis di catatan facebook. Nah, setelah memiliki blog buatan sendiri aku berniat memindahkan semua catatan-catatanku di facebook ke blog yang kemudian aku beri nama Catatan Zhie Gadiez Zenja diambil dari nama facebookku Zhie Gadiez Zenja dan setelah ditranslate melalui terjemahan oleh eyang google jadilah nama  blogku  Notes The Eventide Girl. Dari sini lah suka dukaku bermula.

SUKA-DUKA NGEBLOG

Awal memilikil blog membuat hari-hariku merona. Aku asyik dengan aktivitas baru di dunia maya yang sekejap mampu mengalihkan perhatianku dari dunia nyata. Seperti yang sudah kukatakan, jarang ada yang mau mendengar aku bercerita jadi mending aku menulis banyak hal dan menuangkan isi otak dan hatiku di blog. Aku merasa blog menawarkan hal yang memungkinkan banyak orang untuk membaca tulisanku. Baik mereka orang yang aku kenal maupun tak kukenal. Yang jelas aku berharap akan ada orang-orang yang 'tersesat' dan membaca tulisan-tulisan di blogku.

Meski harus aku akui awal ngeblog  tidak terlalu banyak kesan suka mengenai tulisan-tulisanku yang dikomentari maupun jalan-jalannya aku ke blog lain. Maklum masih awam, bagai orang yang diberi kamar baru yang masih kosong melompong, gak ada lemari, kasur, tirai dan segalanya kemudian nyasar ke kamar lain yang isinya Wow, so beautiful, keren, unik, anggun lantas menyeret diriku yang sebenarnya niat utama ngeblog untuk menampung tulisan-tulisanku eh malah tergiur untuk menjadi desainer blog daripada penulis blog. Sehingga selama sekian tahun setiap kali online bukannya disibukkan dengan menulis aku malah asyik mendandani blog. Sibuk cari template-template cantik nan anggun kesana-kemari, gonta-ganti template, nambah widget dkk. Menurutku kegiatan mendesain blog adalah kegiatan yang begitu memikat ketika itu makanya di awal memiliki blog aku lebih mementingkan penampilan blog daripada kontennnya. Aku selalu merasa senang tiap kali berhasil mengganti template baru pada blog dari hasil bertanyaku pada eyang google.

Dulu  pernah aku bertanya sama salah seorang seniorku di sekolah, seorang blogger juga. Blognya keren dan cantik. "Mbak, blognya digimanain yah sampai cantik gitu? aku juga mau punya blog yang tampilannya keren kayak gitu, gimana cara buatnya yah mbak?" Apa jawaban si mbak "Oh itu, kamu cari tahu aja di google"

Si mbak memberi aku jawaban cukup mengecewakan, padahal aku berharap ia bisa membantu mempercantik blogku, ia cuma nyaranin agar aku nanya sama eyang google. Sempat sebel tapi sekarang udah nggak justru aku harus berterima kasih karena atas saran simple dari si mbak aku yang pada mulanya 'gaptek' tidak tahu sama sekali tentang blog kini bisa mengenal  blog luar dalem walau gak semahir blogger ahli tapi alhamdulillah gak nyangka ternyata perjuangan aku selama ini jatuh bangun mendesain blog gak sia-sia, ternyata aku pun bisa belajar blog 
secara otodidak, tanpa bantuan orang lain. Yah, seperti kata pepatah selama ada kemauan pasti ada jalan.

Namun senang yang aku rasakan tidak menghilangkan duka kala sadar bahwa hanya aku yang menikmati hasil desain blogku, bahwa tidak ada seorang pun yang berkunjung ke rumahku di maya. Aku berusaha membuat blogku semenarik mungkin namun jika tidak ada yang bertamu, apa 'suka'nya menjadi penikmat sendiri? Apalagi ketika blogku mengalami error dan paswordnya tercecer padahal semua catatan aku di facebook belum sempat aku pindahkan ke Notes The Eventide Girl (blog pertamaku), sehingga di akhir tahun 2012 aku harus kembali membuat blog baru lagi dan bermaksud kembali ke tujuan awal aku ngeblog.

Tidak bisa dipungkiri aku telah keliru cukup lama. Memang yang paling penting dari sebuah blog bukan penampilannya melainkan konten, sebab gimana aku berharap mau datang pengunjung atau tamu jika blog yang sudah aku desain sedemikian rupa tak memiliki isi. Padahal fungsi blog sebenarnya adalah untuk memuat tulisan-tulisan sementara tampilan sekedar penunjang agar blog tampak lebih menarik dan 'sedap' dipandang mata, jadi apa yang bisa aku suguhkan kepada mereka jika blog aku sendiri tak memiliki isi yang menarik.

Duka lain, ketika aku mulai rutin mengupdate catatan tiap bulan namun jangankan komentar pengunjung yang bersedia menjadi teman di blogku saja gak ada. Setiap kali online aku selalu berharap ada yang memfollow my blog setidaknya satu oranglah, namun nyatanya sekian bulan berlalu sejak blog keduaku launching di permukaan maya tetap sepi dari para pengunjung serupa blog pertamaku. Namun hal tersebut tidak menyurutkan aku untuk tetap ngeblog, sebab datang tidaknya pengunjung, ada tidaknya pembaca baik sekedar mampir atau numpang lewat aku akan tetap menulis di blog.

Di bulan April 2013 barulah aku mengetahui ada komunitas blogger, sebuah kumpulan para blogger khususnya blogger bergenre personal. Ya ampuuun, selama ini aku kemana saja? lama punya blog dan baru saat itu aku tahu bahwa di luaran maya sana ternyata banyak orang-orang yang memiliki blog, mereka saling join, saling berbagi, saling sharing, saling berkunjung, saling menyapa, saling berkomentar, bahkan ada yang sampai bertatap muka alias kopdar Sedangkan aku, ngaku-ngaku sebagai blogger tapi 'blank' dengan perkembangan blogger.

Alhamdulillah, akhirnya aku bisa bergabung di beberapa komunitas blogger yang kemudian menambah banyak 'rasa; mengenal dunia blogging. Kalau sebalumnya aku jarang update catatan setelah bergabung dengan komunitas blogger, tak disangka semangatku untuk menulis berkobar-kobar lagi, aku jadi rajin nulis, sekalipun tidak tiap hari tapi postinganku dibanding bulan sebelumnya terus bertambah, serasa mendapat energi luar biasa, motivasi aku untuk menulis pun semakin meningkat tiap hari.

Rasa suka ini sulit aku bahasakan. Betapa tidak, semenjak bergabung dengan komunitas blogger, bukan lagi cuma seorang yang mau menjadi temanku di Notes The Eventide Girl, bukan hanya dua atau tiga orang yang bersedia berkunjung di blogku, lebih dari itu. Akhirnya aku memiliki teman sesama blogger, akhirnya ada yang bersedia memfollow blogku, akhirnya ada yang dengan senang hati mengomentari catatanku dan akhirnya ada yang sekedar bersay hallo di my c-box. Sungguh aku sangat berterima kasih kepada mereka-mereka yang pernah 'bertamu' di blogku.

Oh ya, dari komunitas blogger barulah aku tahu bahwa di blog sering pula mengadakan ajang atau lomba menulis. Sebagai newbie aku begitu mengapresiasi ajang-ajang / lomba nulis seperti itu, apalagi aku yakin umumnya  bloggers adalah orang-orang yang tertarik menggeluti dunia menulis, atau sebagian besar setidaknya memiliki impian menjadi penulis. Menurutku hanya dengan memiliki  blog dan rutin menulis sudah menjadikan seorang blogger sebagai penulis di maya. Bahkan mungkin makin mendekatkan ia dengan impiannya menjadi penulis di dunia nyata. Termasuk dengan ikut ajang Giveaway ini tentu sangat membantu seorang yang bercita-cita menjadi penulis dalam mengembangkan bakat menulisnya.

Nah, bermula dari bergabungnya aku dengan komunitas blogger itu pula hingga menghantarku mengenal Azwar weBlog. Ada beberapa teman sesama anggota komunitas bloggerku yang mengikuti Give Away ini, ah aku jadi tertarik untuk mengikutinya. Jujur saja ini  untuk pertama kalinya aku ikut Give Away diluar komunitas blogger. Selain sekedar berbagi rasa suka sebagai seorang blogger juga  ingin  berpartisipasi untuk memeriahkan milad Azwar weBlog ke -8 tahun. Aku yakin kedepannya masih banyak rasa yang belum aku cicipi, tapi sejauh ini ngeblog memberi sejuta rasa yang menarik aku untuk tetap mencicipinya dengan smile:)

MY OPINION ABOT AZWAR WEBLOG



Waktu pertama kali berkunjung ke blog Azwar weBlog, kesan yang aku tangkap adalah kesederhanaan. Headernya saja tampak begitu sederhana. Yah blog mas Azwar terlalu sederhana. Selain sederhana juga terlalu biasa dengan konten yang luar biasa. Mengapa aku katakan kontennya luar biasa? Lihat saja pada berderet-deret labels blog ini menunjukkan ada beragam topik tulisan-tulisan yang dimuat. Aku pikir ini cukup menarik sebab dengan mengunjungi Azwar weBlog banyak informasi-informasi atau pengetahuan yang dapat diperoleh,  apalagi bagi para pecinta movies, blog milik mas Azwar Amril ini bisa jadi referensi untuk mengetahui informasi terkait film-film terbaru lho. Tidak hanya itu sesuai deskripsi singkat yang tertera pada headernya Azwar weBlog juga menyuguhkan tulisan-tulisan terkait review, macam-macam artikel, trailers, video dan berbagai macam info-info menarik lainnya.

8 tahun bukan waktu yang singkat tapi selama itu Azwar weBlog mampu memuat tulisan mencapai sekitar 700 entries. Wah bener-bener keren. Aku yang sudah 5 tahun memiliki blog belum sampai memuat tulisan sampai ratusan. Perhatikan saja pada blog archivenya, tiap tahun jumlah tulisan yang dimuat Azwar weBlog semakin bertambah, jadi ingin mengikuti jejak mas Azwar sebagai seorang blogger yang masih aktif berbagi informasi dan  memuat tulisan-tulisan terbaru hingga detik ini.


Mengenai salah satu judul postingan dari Azwar weBlog yang aku sukai. Apa yah?? karena aku baru beberapa kali berkunjung sehingga tidak terlalu mengenal Azwar weBlog terlalu dalam, hanya yang tampak-tampaknya saja, Namun ketika aku menyimak secara seksama pada labels blognya, mataku langsung tertuju pada The Raid.

Dari postingan pada label The Raid. itu yang aku sukai adalah  postingan terkait The Raid 2


Alasannya karena The Raid satu-satunya film action Indonesia yang 'menyihir' mataku hampir tak berkedip selama menontonnya. Pokoknya filmnya benar-benar seru apalagi pemeran utamanya Iko Uwais, ngelihat dia berperan begitu gagah dan berani di film tersebut langsung buat aku jadi ngefans banget. Hehehe. Dan karena The Raid merupakan film favoritku sehingga ketika menemukan postingan mas Azwar yang memberi info bahwa masih ada kelanjutan dari film The Raid maka secara serta merta aku menganggap postingan ini menjadi postingan yang aku suka. Oke aku tunggu info selanjutnya terkait film Indonesia yang menurutku paling keren ini.

Di akhir tulisan ini (maaf terlalu panjang tulisannya) tak lupa aku ucapkan HAPPY MILAD AZWAR WEBLOG. yang ke 8 tahun. Semoga kedepannya tetap menjadi blog y:ang terus aktif berbagi informasi-informasi bermanfaat di dunia maya.

Share
Tweet
Pin
16 comments
2004

Aku baru selesai mengikuti ujian Sekolah Dasar. Belum juga dengar kelulusan, mama sudah menghadiahkan seragam putih-biru dongker panjang untuk anak keduanya. Aku ngambek.

“Plisss dong ma, aku gak mau pake kerudung, aku gaaaaak mau”

Mama tetep ngotot.  Sebagai anak mau gak mau, sekeras apapun tekadku tetap aja gak mampu melunturkan pendirian mama.

“Sekali A tetep A gak akan jadi B atau C. Titik”

Aku terkapar, mama kegirangan. Huaaaaaa pengen teriak kenceng-kenceng, ngenes banget. Mama menang sedang aku kalah telak tanpa perlawanan.

''Ma, yang mau sekolah kan aku yang mau pake seragam kan aku,kok mama yang sewot sich'' protesku sambil bergayut manja di lengan kanan mama

“Ika kan udah baligh, jadi wajib pake kerudung” respon mama  semanis mungkin, wajahku seketika cemberut

Coba  aku punya uang banyak, tanpa disuruh pasti aku akan ke tukang jahit dan pesan seragam SMP berlengan pendek,  rok selutut, lalu dengan hati riang mengembalikan hadiah dari mama tercinta terus teriak-teriak nyaring deh yesss.. aku menang.. aku menang.

Tapi mau dapet uang dari mana, uang jajan pun masih minta sama mama dan papa. Ahaaa, atau gimana kalau seragam yang mama pesan tanpa minta persetujuanku, digunting aja. Ide bagus bukan? Iya, sangat bagus memang bagi anak pemberontak, keras kepala, dan pemberani. Sayangnya aku terlanjur tumbuh sebagai anak penurut dan gak berani menentang apa yang menjadi keputusan sepihak mama, sekalipun aku merasa dirugikan, merasa ini sangat tidak adil. Kenapa aku harus mengekang keinginanku demi memenuhi obsesi mama yang ingin melihat anaknya  berkerudung. 

*** 

Tahun 2004 adalah tahun yang memberatkan buatku. Bukan hanya karena inginku bertentangan dengan keinginan mama lebih karena tahun itu mama memutuskan untuk cuti dan berlibur  ke kampung halaman beliau tanpa mengajakku. Beliau hanya mengajak anak bungsunya, adikku Aya.

“Mam, aku masih sakit” jeritku dalam hati

Seumur  hidup mama adalah satu-satunya wanita yang tak pernah beranjak  dariku. Beliau selalu ada di dekatku. Selalu ada saat kakiku mulai menggigil dan keringat mulai bercucuran didahiku. Aku tak pernah terpisah jauh dari mama. Kalau beliau pergi akan bagaimana jadinya diriku? Siapa yang akan menjagaku? Siapa yang akan memelukku erat, menenangkan jiwaku saat perasaan paling tidak enak kembali datang menghantuiku sewaktu-waktu? Kalau bukan mama yang berada disisiku, aku tidak akan merasakan yang namanya kenyamanan. Tidak akan.

 “Ika gak boleh ikut sayang, sebentar lagi kan mau masuk SMP, banyak nanti yang mau diurus’”

“Pokoknya aku mau ikut”

“Emang mau nganggur dulu setahun temannya udah pada sekolah, trus  nggak sekolah, gitu?”

“Biarin, biar aku nggak sekolah gak papa, asalkan aku bisa ikut sama mama”

“Dengar yah sayang, mama gak suka kalau anak mama ninggalin sekolahnya, lagian mama juga nanti akan kembali, perginya cuma dua bulan saja kok”

“Kenapa Aya dibolehin ikut, kenapa aku gak? Kenapa Ma?” bulir-bulir air berjatuhan. Aku menangis.

“Kan masih ada papa, dan kak Vhie yang nemanin, anak mama jangan cengeng gitu dong,  kan udah gede udah mau masuk SMP lagi” seloroh mama sambil mendekapku dan membelai lembut rambutku. Aku terisak pedih.

Batinku memberontak, aku marah, aku jengkel, aku kesel namun untuk kali kedua aku terpaksa mengalah. Apalah yang bisa dilakukan seorang anak baru berusia duabelas tahun saat itu, kecuali diam dengan perasaan kesel, sebel, marah, dan sedih bercampur-aduk.

Akhirnya hari perpisahan tiba, di atas kapal kulepaskan  kepergian mama dengan jiwa berkecamuk , tangisku tumpah ruah. Air mata berderai sepanjang jalan menyusuri lorong-lorong kabin kapal ketika hendak turun. Tak peduli  dengan orang-orang yang berlalu lalang, dengan tatapan-tatapan yang menjurus padaku, aku hanya peduli dengan perasaanku. Perasaan sedih yang kucurahkan lewat air mata. Biar semua orang tahu aku sangat, sangat mencintai wanita yang telah melahirkanku kedunia.

***

Untuk menghibur diri yang masih dirundung sedih, kak Vhie membujukku ikut kegiatan organisasinya
.
“Mumpung masih libur, ayoo, dek ikut aja pengkaderan”
Pengkaderan? Mmm kegiatan apa itu? mungkin seperti pesantren kilat, entahlah aku tak tahu. Ah, daripada terus menerus larut dalam kesedihan mengenang mama yang  sudah berada di pulau seberang , lebih baik aku ikut aja. Mungkin dengan begitu aku bisa sedikit menepis kerinduanku dan tidak selalu menangis diam-diam setiap malam menjelang tidur  semenjak kepergian mama tanpa sepengetahuan kak Vhie dan papa.
***

Juni, 2004

'TRAINING CENTRE (TC) TARUNA MELATI (TM) I ANGKATAN IV IKATAN REMAJA MUHAMMADIYAH (IRM) '. Wuihh nama kegiatannya keren.  Aku langsung terpesona dengan namanya. Apalagi selama proses di dalamnya berhasil mengalihkan perhatianku. Gak ada lagi acara nangis-nangis sebelum tidur, gak ada lagi raut sedih kala mengingat mama. Yang ada wajah kantuk, perut melas, lusuh, tegang, cemas, takut, ngeri.  

Widihh emang kegiatannya seseram itu yah? Yup gimana nggak serem kalau lokasinya depan kuburan, samping kuburan. Anehnya, aku justru gak merasa takut sekalipun tahu jarak tidurku dengan jarak mereka yang tidur dibawah tanah hanya beberapa langkah.

Gleg, Ketakutanku justru jatuh pada wajah nan sangar plus garang dari para instruktur yang setiap kali masuk forum menatap kami dengan tatapan tajam seolah ingin menerkam. Malam-malamku selama mengikuti pengkaderan bukan lagi diderai air mata namun ketegangan yang semakin memuncak, dan ketakutan yang berlipat-lipat. Aku bahkan tak sempat membayangkan sosok mama.

Selama hampir seminggu aku berjuang bersama teman-teman dari berbagai sekolah  yang di awal taruna kami  baru saling mengenal namun di penghujung melati  serasa kami telah lama mengenal. Ada ukhuwah terikat, yang sulit kuterjemahkan dengan bahasaku sendiri.

Dari dulu aku memang selalu tertarik dengan kegiatan berbau islami, sering ikut pesantren kilat namun baru saat itu, untuk pertama kalinya aku mengikuti kegiatan ‘islami’ yang benar-benar menguak sedikit pemikiranku tentang Islam. Meski ku akui umurku masih terlalu dini tapi setidaknya banyak hal yang kupelajari di sana. Salah satunya tentang kewajibanku sebagai gadis yang sudah baligh.

Emang umur 12 tahun aku udah baligh? Kata mama baligh itu sinonim dengan dewasa. Artinya di umur 12 tahun aku memang udah dewasa secara biologis. Tapi bukan dewasa secara pemikiran. Sebelum ujian sekolah aku kedatangan tamu special  yang buat aku panik, menangis dan mengurung diri  seharian dalam kamar saking malunya. Lalu mama dengan suaranya yang lembut mencoba menjelaskan perlahan-lahan agar aku mengerti bahwa kedatangan tamu special itu adalah pertanda aku menginjak baligh.

“Adinda sekalian Menutup aurat itu adalah suatu kewajiban, seperti halnya shalat 5 waktu. Yang namanya wajib jika dikerjakan yakin dan percaya Allah pasti akan membalasnya dengan hadiah berupa pahala, namun jika ditinggalkan yakin dan percaya dosa yang akan kalian dapatkan dan bahwa  Allah pun akan membalasnya dengan siksaan. Allah yang memerintahkan kewajiban shalat bagi umat yang tuduk dan pasrah padaNya, Allah jua yang mewajibkan kewajiban menutup aurat  bagi setiap muslimah yang sudah baligh....”

Renungan malam kala akhir taruna melati, mungkin aku belum terlalu paham, kurang ngerti, namun mengikuti TC TM 1 IRM menyadarkanku akan satu hal, keinginan mama yang ingin aku berkerudung bukanlah sekedar keinginan semata. Itulah bentuk ketulusan seorang perempuan yang tak ingin anaknya berdosa. Meski keluargaku terbilang awam mengenal agama, begitupun dengan mama yang belum lama berkerudung dengan pemahamannya yang masih dangkal namun tetap menularkan apa yang ia pahami padaku.

Tapi aku tak mau mengerti, aku tak mau tahu. Kalaupun akhirnya aku pasrah bukan karena aku menyetujui permintaan beliau melainkan karena kata terpaksa. Aku yang sempat menolak, aku yang sempat membantah, mengatai mama tak adil, menganggap mama egois, mau menang sendiri, membuat keputusan sepihak dan bla..blaa..  Mengenang semua itu mengalirkan kembali air di pelupuk mata. Aku menangis sejadi-jadinya. Yah, aku tahu maksud mama baik, ia ingin agar aku melindungi diriku dengan menutup aurat, ia ingin dengan berkerudung Allah akan menjagaku, ia ingin agar aku tak tersentuh, tapi apa yang telah aku perbuat.

“Mama, aku rindu.. aku sangat rindu.. maafkan anakmu yang tak mengerti maumu, tak paham akan inginmu, maafkan aku ma...”
***

Sepulang pengkaderan aku mulai menata diri. Kesan yang aku dapatkan di sana begitu mendalam. Kebersamaan, ukhuwah, jalinan. Ah, bagaimana aku dapat melupakannya.  Sehingga hari-hari yang aku jalani setelah kembali ke rumah terasa begitu hampa. Syukur alhamdulillah aku bisa mengendalikan kerinduanku pada sosok mama, meski aku sangat rindu aku tak ingin lagi mengucurkan air mata.

Aku dan mama terbentang jarak tapi demi mengais kasih kupatrikan nama mama di hatiku agar ketika rindu melanda biar kutengok kedalaman hati yang tak bisa kujangkau, cukup hanya dengan merasakannya, aku tahu mama selalu ada di hatiku.

Selang beberapa hari kemudian so *supprise* pengumuman kelulusan. Alhamdulillah aku lulus dengan nilai cukup memuaskan. Masuk tiga besar. Senangnya bukan main. Gak nyangka banget, siswi kuper yang otaknya pas-pasan kayak aku bisa meraih juara . Sayangnya aku cuma didampingi papa, kebahagiaanku tak lengkap tanpa kehadiran mama. Walau demikian aku tetap menyungging senyum. Seperti papa, mama juga pasti bangga walau prestasi yang kupersembahkan tak ada artinya dibanding kasih mereka.
***

Juli 2004

Akhirnya aku diterima di SMP favorit di kotaku tercinta setelah melalui proses yang cukup panjang. Mulai dari mengurus berkas-berkas, memenuhi persyaratan-persayaratan masuk hingga menjalani Masa Orientasi Siswa. Semua itu aku lakukan sendiri tanpa ditemanai papa yang sibuk dengan kerjaannya di kantor. Kak Vhie sekolah pagi jadi tidak bisa membantu banyak. Tak masalah, yang penting aku berhasil melalu tahap demi tahap.

One day, aku kenakan seragam puth-biru dongker  yang telah mama sediakan sebulan lalu sebelum keberangkatan beliau, lengkap dengan kerudung putih.  

'’Mam, aku sudah tidak marah, tidak sebel, sekarang aku rela,bener-bener rela tanpa paksaan  memakai kerudung'’ gumamku mantap pada kembaranku di cermin

Setelah pengkaderan aku memang memantapkan hati untuk  menutup aurat, bukan lagi karena memenuhi perintah mama, yang aku tahu aku harus memenuhi perintah Allah.
'Tuhan, ini hari pertama aku memakai kerudung, Bismillah, semoga Engkau ridho” batinku memintal doa. Hari pertama aku berkerudung adalah hari dimana  aku resmi dinyatakan sebagai siswi SMP.

Ternyata hari pertama mengenakan baju lengan panjang rok panjang tidak semudah yang aku kira, kirain asal pake doang namun  fakta berkata lain. Aku terkena sindrome canggung plus grogi alias nerveous. Ya ampuunn Ika yang aslinya cupu makin tambah cupu aja nih dengan penampilan baru yang rada-rada terlihat alim gitu.

Banyak temen SD ku yang melanjutkan sekolah di SMP yang sama denganku. Apa kata mereka nantinya?

"Masa’ Ika yang rok SDnya di atas lutut, baju kesempitan, rambut sering digerai  sekarang berkerudung lho?"

Awas saja kalau ada yang berani ngomongin yang nggak-nggak dan mandangin sinis, aku bakal pasang muka tembok, pura-pura nggak denger, pura-pura nggak lihat. Eh tapi masalahnya bukan di situ justru ada pada diriku. Seorang Ika yang terkenal tomboy, sering manjat tembok, manjat pohon gersen, suka lari kesana-kemari telah bermetamorfosis dari seekor kepompong menjadi kupu-kupu cantik nan indah (uhhuukk).

Bukan pertama kali memang aku pake rok panjang, sebab selama di pengkaderan hari-hariku bertemankan rok panjang. Namun berhubung ini adalah kali pertama aku pake rok kelebihan bahan yang bentuknya lurus kebawah, sedikit  merasa agak ganjil sih. Buktinya cara jalanku terlihat aneh,  aku mengalami kesulitan bergerak. Parahnya hal yang paling memalukan ketika aku berlari dan terjatuh di tengah lapangan gara-gara akunya lupa rok yang aku pakai sekarang gak sama dengan rok yang aku pakai di SD.

Gak kebayang kalau wajahku white pasti udah kayak udang rebus, apalagi melirik banyak siswa yang terkekeh kecil, menertawaiku. Uhft, biarin aja. Mungkin ini ujian kecil dari Tuhan. Cuma ujian kecil. Memang ujian kecil kok toh aku gak luka, kakiku gak lecet, cuma malunya itu lhoo. Perlahan aku bangkit sendiri karena gak ada yang nolongin, tak masalah aku berlalu dengan wajah cuek, biarin mereka menertawaiku sepuasnya, biarin mereka mencemoohku dengan kerudung yang aku kenakan.

Peduli amat, si Amat aja gak peduli. Jujur di awal berkerudung kegerahan plus kepanasan juga aku alami, sampai-sampai di dalam kelas keringatku tak henti-hentinya bercucuran, maklum kan baru pertama dan belum terbiasa sehingga wajar-wajar ajalah. Kuakui aku memang butuh penyesuaian.

"Ika, kamu kenapa mandi keringat gitu"? tanya salah seorang teman SD yang sekelas denganku

"Aku gak kenapa-kenapa kok" jawabku sambil mengipas-ngipas tubuh dengan sebuah buku tulis

"Haha, ngaku aja kamu pasti kegerahan, ia kan" todongnya

"Yee nggak kok, siapa yang kegerahan?"

"Itu buktinya keringat kamu ngalir trus, pasti gara-gara kamu pakai kerudung"

"biarin" ucapku acuh tak acuh

"Kenapa sih kamu mau pakai kerudung, seragam panjang kayak gitu? Nyiksa diri sendiri aja tau'"

 "Aku gak merasa tersiksa kok, karena Allah yang nyuruh dan itu adalah pilihanku" sahutku dengan sesungging senyum lebar.

***
19 Juli 2004

Dear mama,
hari ini hari pertama aku masuk sekolah di SMP. Senang banget deh ma akhirnya aku bukan anak SD lagi, seragam putih merah udah aku singkirkan, dengan hati riang aku kenakan hadiah pemberian mama. Tadinya aku bener-bener deg-degan dengan seragam serba tertutup dan kerudung yang menutupi rambutku, kelihatannya aneh deh ma. Aku juga sempat gak pede ke sekolah dengan penampilan baruku ini, mama tahu pikiranku sering ngacau, masa' sampai terlintas teman-teman sekolahan mungkin bakal menganggap aku sebagai makhluk asing dari planet antah berantah. 

Coba aja hari ini mama ada di sini, aku pasti akan lebih PeDe karena mama akan selalu mendukungku. Tapi karena mama gak ada, pagi ini aku ngomong sendiri dengan kembaranku di cermin, berusaha untuk mengumpulkan kepedean biar aku gak grogi dan canggung di tengah teman-temanku. Berusaha meyakinkan diri, semua akan baik-baik saja. Pasti akan baik-baik saja. Ia kan, Ma?

Tapi Ma, tadi aku terjatuh di tengah lapangan sekolah, gara-gara aku terlalu bersemangat lari menuju kelas baru dan  lupa lagi pakai rok panjang. Teman-teman menertawaiku, aku maluuu banget ma pengen nangis sih tapi aku keinget mama aku inget Allah akhirnya aku bisa bangkit sendiri dan tersenyum. Oh ya, ma seragam yang mama berikan juga sempat buat aku kegerahan, dan  kepanasan, keringat aku sampai bercucuran trus lho, ternyata gak mudah yah ma pakai kerudung, saking gerahnya aku pengen buka aja nih kerudung, tapi aku kembali ingat Allah, aku ingat mama, gak jadi deh buka kerudungnya.

Ngelihat aku yang berkeringatan temen aku nanya, kenapa aku mau makai pakaian serba tertutup, nyiksa diri aja kata dia. Emang kerudung itu menyiksa yah ma? Bukankah kerudung yang akan melindungiku nanti di akhirat kelak. Begitu ceramah ustad waktu aku ikut pengkaderan. Walaupun sebenarnya aku belum paham dengan makna menutup aurat, sekedar tahu doang, seperti kata mama kerudung itu wajib bagiku karena aku udah baligh, ustad di pengkaderan juga bilangnya gitu dengan penjelasan yang buat aku ngangguk-ngangguk mengiyakan.

Mama mau tahu apa jawabanku, kenapa aku mau berkerudung seperti keinginan mama? Mungkin sebelum aku ikut taruna melati  pasti aku akan jawab karena mama yang nyuruh makanya aku terpaksa ikut demi memenuhi keinginan mama, tapi alhamdulillah setelah mengikuti taruna melati aku dapat sedikit pencerahan di sana. Aku tahu mengetahui bahwa menutup aurat itu adalah perintah Allah. Kata ustad yang namanya perintah Allah apalagi hukumnya wajib harus dilaksanakan kalau nggak nanti berdosa trus hukumannya nanti masuk neraka jahannam.  Ma, aku gak tahu seberapa buruknya tempat yang bernama neraka itu, denger-denger sih ada lautan api disana, kalau kita membangkang perintah Allah nanti akan diceburin. Ihhh.. aku takut ma. Masa' Allah sekejam itu? 

Ma, aku sempet protes, aku sempat menolak tapi akhirnya ketika aku memutuskan untuk menutup aurat hari ini tanpa paksaan, bukan lagi karena hanya ingin mengikuti kemauan mama, tapi lebih karena  berkerudung adalah pilihanku. Karena ALLAH. Aku berharap sama ALLAH dengan mengikuti perintah-Nya aku akan tetap bersama mama di dunia ini maupun di dunia lain.

Mama cepat pulang yah. Aku sangat rindu.

Sun sayang, 
anakmu, Ika.

***

credit
Share
Tweet
Pin
18 comments
Pernah mendengar kata “papeda”?. Bukan sejenis nama sepeda ya. Bagi kalian yang sudah menginjakkan kaki di bumi Cendrawasih  pasti tidak asing lagi dengan papeda. Bagi yang  seumur hidup belum pernah berkunjung ke daerah pesisir di paling Ujung Timur Indonesia, mungkin sempat menemukan ‘papeda’ di  buku-buku resep masakan Nusantara atau ketika menonton  program wisata kuliner di televisi yang menayangkan daerah Papua dan menyaksikan si kuliner sedang menyantap makanan khas  masyarakat  tersebut. Jadi papeda adalah makanan khas Masyarakat di Timur Indonesia khususnya Papua

Sedangkan  kalian yang sama sekali belum pernah menyantap lezatnya Papeda, pernah dengar sih tapi belum pernah melihat seperti apa  bentuk papeda? bagaimana rasanya? Mungkin kalian bisa membayangkan lem yang teksturnya lengket . Seperti itulah bentuk papeda. Unik kan. Namanya mirip ‘sepeda’ sedangkan bentuknya mirip ‘lem’ lalu bagaimana dengan rasanya?

 ini penampakan papeda mirip lem kan?
(Sumber gambar: detik.com)

Berbicara tentang papeda  tentu tidak lepas dari bahan utama berupa tepung sagu yang berasal dari pohon sagu, sejenis  pohon kelapa yang banyak tumbuh di dataran rendah dan berair atau tanah yang basah. 

pohon sagu

Tanaman sagu dengan nama latin Metroxylon Sp ini memiliki banyak manfaat lho. Manfaat sagu diantaranya yaitu sebagai sumber karbohidrat yang digunakan untuk mengganti beras, dapat mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi sakit pada ulu hati serta membantu mengatasi perut kembung. Selain itu penganan yang berasal dari sari pati umbian ini juga bermanfaat untuk menekan kecepatan kadar glukosa dalam darah sehingga bagi mereka yang menderita diabetes melitus sangat aman mengkonsumsinya. Serat yang terdapat didalamnya berperan untuk pre-biotik, menjaga mikroflora usus, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi resiko terjadinya kanker usus, mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru, mengurangi kegemukan atau obesitas serta memperlancar BAB (Buang Air Besar)

Adapun kandungan zat yang terdapat pada bahan makanan ini ialah 94 gram karbohidrat, memiliki 355 kalori untuk setiap 100gram nya, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg besi, lemak, karoten, serta asam askorbat dalam jumlah yang kecil.  Jadi mengkonsumsi sagu dapat membuat tubuh menjadi seimbang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Papeda yang terbuat dari sagu ternyata berkarbohidrat tinggi dan sangat bernutrisi bagi tubuh.

Di Papua memang terdapat banyak pohon sagu sehingga wajar jika makanan khasnya adalah papeda. Oleh sebagian masyarakat Papua yang tinggal di pesisir malah menjadikan Papeda sebagai makanan pokok mereka. Di daerah kelahiran saya sendiri, di kabupaten Kepulauan Yapen, salah satu Kabupatern yang ada di Provinsi Papua Papeda sering dihidangkan pada acara-acara tertentu, misalnya pada acara-acara adat, acara keluarga, bahkan sering pula diikutkan dalam ajang lomba masak daerah.

Selain di Papua, sebagian masyarakat Maluku juga mengkonsumsi Papeda, begitupun dengan beberapa daerah di Sulawesi Selatan  yaitu daerah Luwu (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur) yang mengenal Papeda dengan nama “Kapurung”. Meski terbuat dari bahan yang sama namun jelas penyajian papeda dan kapurung berbeda. Kapurung dihidangkan dengan campuran  tepung sagu yang sudah diolah, lauk dan sayur dalam satu tempat sedangkan papeda disajikan terpisah serupa menyajikan nasi. Jika nasi selalu dihidangkan dengan lauk pauk maupun sayuran maka papeda pun begitu. Boleh dibilang papeda sebagai pengganti nasi sehingga wajib dihidangkan dengan sayur maupun lauk. Biasanya masyarakat Papua menyantap papeda bersama menu ikan kuah kuning, ikan yang biasa digunakan adalah ikan tongkol dan sayur tumis kangkung campur daun pepaya.

papeda disajikan dengan ikan kuah kuning dan sayur kangkung buah pepaya

Mengenai cara pembuatan papeda, sebenarnya  kelihatan mudah memang namun
tidak semua orang bisa melakukannya. Jika sampai salah menakar, papeda yang dihasilkan akan  terlalu cair. Tepung sagu yang dipilih utuk membuat papeda pun harus yang baik, karna dapat menentukan kualitas papeda itu sendiri. 

Nah bagi kalian yang tertarik ingin membuat makanan khas Papua, Silahkan mencoba resep papeda

Bahan :
• 100 gr tepung sagu
• 1000 cc air
• ½ sdt garam
• ½ sdt gula

Cara Membuat :
1. Cairkan  tepung sagu dengan 300 cc air, tempatkan di panci.
2. Tambahkan garam dan gula.
3. Didihkan sisa air, 700 cc.
4. Tuang air mendidih tadi ke dalam panci yang berisi larutan. sagu. 
5. Aduk sehingga sagu matang merata dan berwarna putih bening. Papeda dikatakan sudah matang jika sudah berwarna bening jika masih belum merata matangnya adonan bisa dimasak di atas api kecil sambil terus diaduk
6. Jika sudah bening angkat dan sajikan hangat


Seperti nama dan bentuknya yang unik cara mengambil  papeda dari tempatnya untuk dipindahkan ke piring termasuk unik. Tidak seperti mengambil nasi, untuk mengambil papeda ini memerlukan cara tersendiri, bagi yang tidak biasa memang cukup sulit. Sebab tidak bisa menggunakan satu sendok seperti mengambil kuah dari wadahnya karena lengket dan licin. Sehingga biasanya papeda ‘digulung’ berulang-ulang dengan dua belah ’sumpit’ bambu hingga terpisah dari gumpalan papeda utama untuk dipindahkan ke piring makan. Setelah itu barulah ditambahkan dengan kuah ikan kuning, dan tumis kangkung campur daun pepaya sebagai menu pelengkap. Kombinasi ketiganya benar-benar selain menggiurkan juga mengandung gizi yang cukup tinggi..

Tidak kalah unik, menyantap papeda pun memiliki cara berbeda dari makanan pada umumnya. Banyak orang yang tidak biasa, mungkin berpikir untuk menggunakan sendok. Memang tidak ada yang malarang, namun bagi penduduk asli papua tidak akan menggunakan cara tersebut. Sebab papeda yang siap disantap akan ia “disedot” perlahan-lahan dari ujung (pinggir) piring, sambil meminum kuah ikan kuning. Aneh ya ? Tapi itulah cara 'unik' mereka menyantapnya.

Lalu bagaimana dengan rasanya? ternyata rasa dari papeda pun terbilang unik. Jika kalian belum pernah mencicipi makanan khas papua ini, pada awalnya pasti akan merasa 'geli' dan rasanya agak aneh di lidah karena bentuk papeda yang lengket dan kenyal. Sehingga kalian memang butuh penyesuaian memakannya Apalagi cara makannya pun tak dikunyah terlebih dahulu melainkan cukup rasakan teksturnya dengan lidah dan langsung ditelan. Sensasinya waaww luar biasa. Keunikan lain, untuk dapat menikmati rasa papeda yang begitu lezat maka kalian harus menyantapnya ketika masih dalam keadaan hangat sebab jika sudah dingin rasanya menjadi tidak lembek dan kenyal lagi.

Mulai dari nama, bentuk, cara penyajian, cara pengambilan hingga rasa papeda benar-benar unik kan.

Penasaran dengan keunikan makanan Khas Papua ini, bagi kalian yang sempat berkunjung ke daerah Papua jangan lewatkan menu makanan yang satu ini :) 

Tulisan ini diikutkan pada lomba penulisan blog Jelajag Gizi




referensi :
http://www.kesehatan123.com/3643/sagu-bahan-makanan-yang-sehat-untuk-tubuh/
http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/02/05/papeda-makanan-khas-yang-unik-432925.html

Share
Tweet
Pin
9 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Hallo, perkenalkan
Nama saya Siska Dwyta
Seorang ibu rumah tangga
yang doyan ngeblog.

Ingin bekerja sama?
Contact me : dwy.siska@gmail.com

Read More About Me

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram

Labels

artikel Birth Story blogging fiksi jodoh keluarga kesehatan lomba blog media sosial menyusui Motherhood MPASI muslimah opini pernikahan personal Pregnancy reminder review tips

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2013 (54)
    • ►  March (1)
    • ►  April (2)
    • ▼  May (5)
      • Terima Kasih Ibu Guruku Sayang
      • Asyiknya Gabung di Komunitas Blogger Energy
      • Papeda, Makanan Serba Unik dari Bumi Cendrawasih
      • Awal Aku Berkerudung
      • Ngeblog Berjuta Rasanya
    • ►  June (4)
    • ►  July (7)
    • ►  August (4)
    • ►  September (6)
    • ►  October (5)
    • ►  November (8)
    • ►  December (12)
  • ►  2014 (76)
    • ►  January (9)
    • ►  March (2)
    • ►  April (8)
    • ►  May (8)
    • ►  June (14)
    • ►  July (11)
    • ►  August (5)
    • ►  September (1)
    • ►  October (3)
    • ►  November (8)
    • ►  December (7)
  • ►  2015 (16)
    • ►  January (1)
    • ►  February (2)
    • ►  April (5)
    • ►  May (1)
    • ►  June (2)
    • ►  July (1)
    • ►  October (1)
    • ►  December (3)
  • ►  2016 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2017 (41)
    • ►  September (4)
    • ►  October (26)
    • ►  November (7)
    • ►  December (4)
  • ►  2018 (48)
    • ►  January (1)
    • ►  February (2)
    • ►  March (1)
    • ►  May (2)
    • ►  July (2)
    • ►  September (3)
    • ►  October (2)
    • ►  November (13)
    • ►  December (22)
  • ►  2019 (155)
    • ►  January (11)
    • ►  February (11)
    • ►  March (13)
    • ►  April (6)
    • ►  May (35)
    • ►  June (6)
    • ►  July (3)
    • ►  August (3)
    • ►  September (24)
    • ►  October (17)
    • ►  November (19)
    • ►  December (7)

Popular Posts

  • Semakin Produktif dan Tampil Stylish dengan Fossil Gen 5 Smartwatch
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Semakin Produktif dan Tampil Stylish dengan Gen 5 Fossil Smartwatch . Pekerjaan sebagai ibu rumah tan...
  • Tiga Pertanyaan dari Kisah #LayanganPutus
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Tiga Pertanyaan dari Kisah #LayanganPutus . Setiap rumah tangga punya ujiannya masing-masing. Ujiannya...
  • Parent Session #MenjagaKasihIbu bersama Nakita dan Asifit di Hotel Santika Makassar
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Parent Session #MenjagaKasihIbu bersama Nakita dan Asifit di Hotel Santika Makassar   - Pekan lalu say...
  • Tentang Anging Mammiri, Komunitas Blogger Makassar yang Berembus Sejak Tahun 2006
    gambar latar : pxhere.com Bismillaahirrahmaanirrahiim "Kemana saja saya selama ini. Ngakunya Blogger Makassar kok baru gabung ...
  • Cerita MPASI Bunay 6 Bulan : Belajar Makan
    Tak terasa sudah genap sebulan Bunay makan makanan selain ASI. So, di postingan kali ini saya pengen cuap-cuap dulu mengenai MPASI Bunay ...

MEMBER OF

Blogger Perempuan

Followers

Facebook Twitter Instagram
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by Siska Dwyta @copyright 2019 BeautyTemplates