Menikah Tanpa Cinta, Yay or Nay?

Pexels.com

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Menikah tanpa cinta, yay or nay? Hayoo kamu masuk tim yang mana. Nay ya? Kalau iya berarti kita satu tim dong, hehe. Yap! Siapa sih yang mau menikah dengan orang yang tidak dicintai sama sekali? Itu sama saja buang diri ke laut, guys. Lagipula sekarang ini sudah bukan zamannya Siti Nurbaya dimana setiap perempuan dipaksa harus menikah dengan jodoh pilihan orang tuanya.

Eh tapi itu pemikiran saya bertahun-tahun lalu sih, sebelum melepas masa lajang persisnya. Iya, dulu itu saya sempat menganggap menikah itu harus karena cinta, kalau nggak cinta ya ngapain nikah. So, saking fanatiknya, saya sampai ngotot dan berandai-andai kelak saya akan menikah dengan lelaki yang saya cintai. Titik tidak pake koma. Sekalipun lelaki itu tidak cinta? Iyap. Tuh, ngotot banget, kan?


Saya nggak bisa bayangin saja sih bila hidup seatap bersama dengan lelaki yang tidak saya cintai sama sekali. Mungkin hidup saya nggak bakal bahagia kali ya *begini nih efek doyan nonton drama cinta-cintaan, wkwk. Namun seiring waktu berlalu saya mulai berpikir realistis. Lagipula mana ada lelaki yang mau mempersunting wanita yang tidak ia cintai? Saling mencintai saja belum tentu bersama apalagi cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Baiklah, saya memutuskan untuk mengubah haluan. Tidak lagi ngotot ingin menikah hanya dengan orang yang saya cintai, tapi in syaa Allah saya siap menerima pinangan lelaki yang mencintai saya tentunya dengan S&K berlaku. Oya, di sini saya mulai paham bahwa menikah itu bukan hanya tentang cinta melainkan juga penerimaan. Sederhananya seperti ini, kita belum tentu menikah dengan orang yang kita cintai tetapi orang yang menikahi kita adalah orang yang harus kita cintai. At least, saya bisa mengendalikan dan mengkodisikan hati sendiri tapi tidak dengan hati orang lain.

"Karena berusaha untuk mencintai orang lain, selalu lebih mudah daripada membuat orang lain mencintai kita. Cinta itu adanya di hati. Hati yang merasakannya. Dan kita hanya bisa mengendalikan dan mengkondisikan hatinya kita, bukan hatinya orang lain. Seberapa besarpun usaha kita untuk membuat orang lain mencintai kita, pada akhirnya yang memutuskan apakah dia mencintai kita atau bukan ya dia, bukan kita. Hatinya yang merasakan, bukan hatinya kita"


Seperti kutipan Nazrul Anwar dalam buku GENAP nya itu. Yah, kita hanya bisa mengendalikan dan mengkondisikan hati sendiri, bukan hati orang lain. That's why membuat orang lain jatuh cinta pada kita memang tidak semudah lirik pertama lagu Risalah Hatinya Dewa 19. 

Eh tapi lagi-lagi saya merasa ada kekeliruan dengan pilihan kedua saya itu. Lebih tepatnya saya merasa terusik dengan fenomena pernikahan dan cinta yang kerap terjadi. Pasti sering juga kamu dapati, pasangan yang menjalin cinta tak halal bertahun-tahun lamanya namun di pelaminan malah bersanding dengan orang lain. Atau ada pula pasangan yang mulanya membangun mahligai rumah tangga atas dasar cinta namun entah karena alasan apa mereka akhirnya memutuskan untuk berpisah.

Sebaliknya, kok ada yah pasangan yang menikah tanpa cinta (maksud saya menikah tanpa diawali cinta) tapi rumah tangganya bisa awet dan langgeng. Bahkan mereka bisa bahagia menjalani pernikahan yang tidak dimulakan dengan cinta. So, masih berpikir pernikahan yang dibangun tanpa cinta tidak akan bahagia?

"Bahkan tanpa diawali cinta seseorang tetap akan menikah dengan jodoh yang ditakdirkan Tuhan untuknya. Dan dia akan bahagia selama ia menghendakinya. Karena bahagia itu, diri sendiri yang cipta"



Alur Menjemput Cinta

Pada akhirnya saya memutuskan dan mendamba akan menikah seperti alur di atas. Yup. Bukan karena cinta saya akan menikah melainkan karena menikahlah saya akan mencinta *tsaah. Lagipula setelah saya pikir-pikir, ternyata kerdil sekali ya kalau alasan kita menikah hanya karena cinta. Mengutamakan cinta yang fana. Padahal menjalin hubungan pernikahan tidak cukup dengan modal cinta semata. Sebab hakikatnya pernikahan adalah IBADAH.

Kalau kata ust. Khalid Basalamah;

"Rumah tanggamu Ibadahmu. Maka ikhlaskan niatmu menikah (berumah tangga) KARENA ALLAH. Menikah itu jangan karena disuruh orang tua. Jangan menikah karena terdesak. Jangan menikah hanya karena SUKA. Jangan menikah karena semua teman-teman sudah menikah, tinggal kita sendiri"

FYI, saya mantap mengambil keputusan tersebut kala masih galau-galaunya dengan jodoh yang tak kunjung nampak, hehe. I mean, saya belum punya calon sama sekali waktu itu, tanda-tanda jodoh saya bakal segera datang pun nehi. But, saya yakin saja sih ketika saya hadirkan niat dan memutuskan akan menikah lewat alur menjemput cinta (baca ; jodoh), Allah pasti penuhi.


Qadarullaah, nyaris sebulan setelah memosting tulisan yang menyatakan kebulatan tekad saya setelah tiga kali berganti keputusan, Allah hadirkan seseorang yang melalui perantara sepasang suami istri (teman kuliah kami masing-masing) menyatakan niat baiknya untuk berta'aruf denganku.

Oya, saya sempat galau bin dilema ketika hendak memutuskan menerima tawaran baik tersebut atau tidak. Gimana nggak galau coba, barusan kali itu ada laki-laki yang boro-boro ada rasa, kenal pun sebatas nama doang tapi tiba-tiba datang langsung ngajakin ta'aruf which is tujuannya adalah untuk berumah tangga sama saya.

Bersyukur, sebelum memutuskan menerima tawaran tersebut, Allah sudah lebih dulu pahamkan saya bahwa menikah tidak hanya tentang cinta dan cinta bukan segala-galanya dalam pernikahan. Melalui nasihat indah dari Ustadz Salim A Fillah, Allah jua buka mata saya, bahwa tujuan kita menikah bukan untuk bahagia. Kita menikah untuk beribadah kepada Allah. Pernikahan itu menjadi bagian dari misi ibadah kepada Allah. Maka, di dalam pernikahan itu, supaya kita mampu melaksanakan visi kepada Allah, yang kita cari adalah keberkahannya.

Alhamdulillaah proses kami menuju halal dilancarkan. Persis seperti alur menjemput cinta yang saya damba. Pertengahan Januari kami mulai menjalani ta'aruf. Dilanjutkan dengan musyawarah dan istikharah di bulan Februari. Khitbah berlangung di malam tanggal 12 Maret via telpon. And finally, tanggal 15 April 2017 untuk pertama kalinya lelaki itu menyatakan cintanya bukan lewat surat, chattingan atau omongan manis di bibir belaka pun janji-janji palsu melainkan di hadapan penghulu, orang tuaku dan dikelilingi oleh para tetamu. Disaksikan pula oleh Allah dan para malaikat-Nya.

"Saya terima nikahnya Siska Dian Wahyunita binti Ali Jami dengan mas kawin . . . dibayar tunai karena Allah"

Sejak saat itulah bibit cinta mulai tumbuh di hati ini. Saya menerima cinta lelaki itu dan (akan) mencintainya karena Allah *eaa. Tahu kan pepatah jawa Witing Trisno Jalaran Soko Kulino yang dalam bahasa Indonesia artinya cinta (akan) tumbuh karena terbiasa. Saya percaya dengan pepatah itu dan benar demikian adanya (yang penting sedari awal hati kita bisa menerima, tapi kalau dari awal hati kita sudah menolak ya sussaah jadinya).

Nah, buat kamu khususnya yang masih singlelillaah, menikah tidak melulu tentang cinta jadi jangan ragu untuk menikah meski tanpa (diawali) cinta atau meski bukan dengan orang yang kamu cintai. Karena sebenarnya dan seharusnya yang menjadi pertimbangan utama ketika memutuskan menikah adalah AGAMA. Toh, lihat sendiri kan banyak rumah tangga yang mudah retak karena pondasinya hanya karena cinta semata. Tapi coba kalau pernikahan itu dibangun dengan pondasi agama. Bertahannya bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. In syaa Allah, sehidup sesurga.

Sekian dulu cerita romantis dari saya *eh ini ceritanya romantis nggak sih atau jangan-jangan cuma bikin pembaca baper, hehe.

Salam,
@siskadwyta

66 komentar untuk "Menikah Tanpa Cinta, Yay or Nay?"

Comment Author Avatar
Jatuh cinta setelah menikah indah banget.Ibaratnya belajar sambil berlari
Comment Author Avatar
Haha iya mbak. Malah terasa lebih romantis gitu *eaa
Comment Author Avatar
Menikah tanpa cinta sebenarnya kata kurang tepat.
Yang lebih cocok itu, menikah tanpa pacaran (sebagaimana umumnya). Cinta bisa ditumbuhkan kapan saja, dan bahkan saat sblm ijab kabul, seperti tulisanta di atas "menikah untuk mencinta"...kereen..hehehe
Comment Author Avatar
Sengaja nggak pake kata menikah tanpa pacaran Daeng, karena tanpa pacaran pun ada yang berharap menikah dengan sosok yang dicintai diam-diam. So maksud saya di sini, menikah tanpa diawali rasa cinta.
Comment Author Avatar
Yup. Tanpa sebelumnya saling mencintai ternyata bisa ya, banyak yang membuktikannya. Dasarnya tentunya harus KARENA ALLAH, menjalani pernikahan karena ibadah. Harus memang menemukan orang yang sepemahaman. Asyiknya menikah dengan orang yang sevisi, apapun akan berjalan dengan cara bisa dikomunikasikan, bahkan cinta bisa dikomunikasikan dan dirajut sama-sama :)
Comment Author Avatar
Iya kak menikah seharusnya dan semestinya KARENA ALLAH, karena tujuannya adalah untuk ibadah (seperti nasihatnya ust. Khalid)
Comment Author Avatar
Iya hidup memang tidak melulu tentang cinta

Masih ada hal yang lebih penting.
Tapi bagaimana pun jalannya seseorang menuju pernikahan. itu memang sudah pilihan masing masing.

saya kalau baca paragraf pertama, saya juga masih ada di tim yang "Nay". Dan menurut saya tidak ada yang salah dan benar, hanya saja... pilihan masing masing


Selamat mba siska ^^
Semoga keluarganya Sakinah Mawaddah Warrahmah
Comment Author Avatar
Setuju dengan kata-katanya yang ini mbak "bagaimana pun jalannya seseorang menuju pernikahan, itu memang sudah pilihan masing masing" tapi kalau keberkahan yang kita cari dalam berumah tangga pasti kita tahu jalan mana yang harus kita pilih.
Comment Author Avatar
jadi pada intinya menikah itu tidak ada yang tahu yah. walaupun saling mencinta tapi jika tak jodoh maka tak akan bersatu, walaupun awalnya tidak saling mencinta tapi kalau jodoh nanti bakal saling mencinta juga, asiikk

hahah jadi baper baca artikel ini..
Comment Author Avatar
Haha ya begitulah misteri of jodoh. Penuh rahasia. Yang saling mencinta belum tentu bersama. Yang tidak saling mencinta mungkin saja bersatu.

Please jangan baper, wkwk.
Comment Author Avatar
Mmm.. jika diminta memilih aku memilih "menikah dengan cinta" karena awal yang baik, sangat berpengaruh pada kelanjutannya.. tapi memang semua balik ke diri masing-masing mau memilih yang mana.. semoga langgeng ya mbak..
peluk dari jauh
Comment Author Avatar
Iya, mbak. Awalnya juga pilihan saya seperti itu tapi pada akhirnya saya memilih menikah dengan alur menjemput cinta..

Aamiin.
Peluk juga dari jauh mbak.
Comment Author Avatar
Menikah tanpa cinta? Dulu aku juga NAY sama sepertimu, tapi semua berubah ketika Pace Alf datang menemui di jakarta. Kesungguhan, ketulusan dan keseriusannya mengubah sudut pandang kalau cinta bisa dipupuk..yang penting Allah ridha, semua dilancarkan InshaAllah Pace Alf emang jodoh ku. Dan alhamdulillah sekarang lahirlah Julio
Comment Author Avatar
Bener banget mbak, cinta bisa dipupuk, yang penting Allaah ridha ya. Alhamdulillaah, hasil dari cinta yang dipupuk itu sudah berbuah Julio, bayi yang lucu nan menggemaskan. Bisa jadi teman mainnya Bunaya ZAM juga nih klu ketemu, karena sebaya, hehe
Comment Author Avatar
Manisnya. Betapa proses menuju kesadaran akan arti sejatinya cinta adalah halalnya melalui pernikahan. Ya, meski harus lalui penantian dan rasa galau.
Cinta yang dijadikan pondasi rumah tangga belum tentu kokoh. Yang harus kita ingat benar bahwa menikah karena ibadah berarti menika karena Allah yang melihat bagaimana kita. Kita ingin keberkahan hidup dan keselamatan dunia akhirat, maka jalan menikah adaalh yang terbaik.
Saya setuju dengan pendapat Mbak Dian dengan tulisan di atas. Cinta bukan segalanya, akan tumbuh secara perlahan. Cintailah yang telah bertanggung jawab terhadap hidupmu karena ia adalah QOWWAM utama bagi keluarganya.
Comment Author Avatar
Hihi mbak Rohya tau aja, klu proses menuju halal yang saya jalani sebelumnya diawali dengan kegalauan. Bener banget mbak, cinta yang dijadikan pondasi rumah tangga belum tentu kokoh.

Btw saya suka banget dengan kata-kata ini ; "Cintailah yang telah bertanggung jawab terhadap hidupmu karena ia adalah QOWWAM utama bagi keluarganya"
Comment Author Avatar
Kalau menikah tanpa cinta, kasian yang jalani. Tapi kalau menikah tanpa pacaran, tentu bibit cinta tumbuh setelahnya. Dumba-dumba pasti ada saat menjelang hari H. Itulah cinta. Hihihi
Comment Author Avatar
Iya, cinta dalam berumah tangga itu memang penting banget, mbak. Ya, saya gak bisa bayangin aja rumah tangga yang tidak ada cinta di dalamnya But i mean, menikah yang diawali tanpa cinta.
Comment Author Avatar
Zaman sekarang rasanya berat ya menikah tanpa diawali rasa cinta. Informasi sudah sebegitu terbukanya, walhasil pilihan-pilihan juga semakin terbuka dan akhirnya kita akan merasa gamang dengan banyaknya pilihan itu.

Makanya saya kagum sekali sama mereka yang bisa memulai rumah tangga tanpa cinta namum bisa bertahan selama mungkin apalagi selama-lamanya.

Hormat saya untuk Siska dan keluarga. Semoga bahagia selamanya. Amin.
Comment Author Avatar
Hmm saya cukup bingung dengan, "meski tanpa diawali dengan cinta seseorang akan tetap bersama orang yang ditakdirkan Tuhan untuknya".

Tapi menurut saya, jika memang sudah jodoh. Harusnya ada kekuatan cinta yang sama2 diantara mereka berdua tautkan bersama. Harusnya sebelum menikah, ada cinta yang tertuai. Kalo menurut saya.

Tapi sampai sekarang saya juga masih bingung sih, bagaimana menakar sebuah cinta itu. Kata temanku kalo mau menakar ya dari "keikhlasan". Kalau begitu berarti, jika kita menerima jodoh kita dan menikahinya, itu adalah salah satu bentuk kecintaan kita kepdanya.

Berarti harusnya cinta dulu sebelum menikah.
Comment Author Avatar
Kalau dulu pasti saya jawab NAYYYYYY...
Setelah menikah saya baru sadar, ternyata cinta atau enggak, setelah menikah kudu terus diperjuangankan.

Jadi saya Yay aja, kalau udah jodoh ikut aja deh apa kata Allah :D

Karena insha Allah jatuh cinta setelah menikah jauh lebih berkah :)
Comment Author Avatar
wow menikah tanpa cinta, keren judulnya. walaupun di ajarkan sama agama islam , akan tetapi lebih baik lagi kalau mak comblangnya pak ustad/alim ulama dan jangan lupa sholat istikoroh.
Comment Author Avatar
Seperti yang Mbak Siska sampaikan bahwa pernikahan bisa dimulai tanpa adanya cinta, cinta bisa tumbuh dalam proses membangun rumah tangga. Witing tresno jalaran soko kulino. Tetapi saya kira harus obyektif juga bahwa banyak juga pasangan yang gagal meskipun ada cinta (katanya), apalagi yang gak ada cinta.
Faktor utama yang mendasari kelanggengan hubungan menurut saya adalah kepercayaan, penerimaan. Mau menerima pasangan kita apa adanya, meskipun ada banyak kekurangan dia yang kita rasakan. Penerimaan, kepercayaan dan harapan untuk bahagia bersama itulah yang dinamakan cinta.
Comment Author Avatar
kalau aku masih menganut menikah karena cinta dulu mba, sebab dulu sekali ortuku jodoh2in sama yang tidak aku suka ya alasannya karena lelaki pilihan ortu MAPAN dan cla bla akhirnya aku kabur dari rumah ga mau pulang kesel juga mba dijodohin gitu hanya karena alasan yang ya gitulah hehhee
Comment Author Avatar
Menikah tanpa cinta ? Kalau aku sih tim 'Yay' sebab cinta bisa hadir setelah menikah. Yang terpenting, iman dan ilmu harus selalu ada dalam pernikahan.. Etdaah... dalem komennya hehehee...
Comment Author Avatar
Saya ndak tahu bagaimana rasanya menikah tanpa diawali cinta sih, jadi ndak tahu mau bilang yay or nay. Tapi saya salut dengan pasangan yang bisa membuktikan kalau seperti itu mungkin sekali terjadi.
Comment Author Avatar
Menarik kali yah menikah ala orang dulu yang menikahi orang yang belum mereka kenal sebelumnya.
Comment Author Avatar
Aku blom pernah sih. Beberapa kali di jodohin dan mereka bilang, cinta bisa tumbuh setelah menikah. hehe
Comment Author Avatar
MENIKAH Tanpa CINTA, mungkin berkemungkinan besar BISA......!!! Tapi Menikah Tanpa NAfkah,,nah itu dia yang tak bisa, karena CINTA ngak BISA bikin KENYANG.....yang bikin KENYANG itu Makan NASI.

NASI yang dimasak oleh ISTRI yang ketika AWALNYA belum diCINTAI.
Comment Author Avatar
Iya, lebih bisa memaknai arti pernikahan yang hakiki
Comment Author Avatar
Bikin baper dan memang romantis kak hehehehe. Dan betul sekali kak, lebih baik menerima orang yang mencintai kita daripada mengejar orang yang kita cintai :)
Comment Author Avatar
Sepakat kalau niat menikah itu untuk beribadah kepada Allah SWT. Apakah menumbuhkan cinta sebelum atau sesudah menikah, semuanya harus dikembalikan untuk Allah SWT...
Salam kenal dan semoga langgeng till Jannah dengan pasangannya ya mba :)
Comment Author Avatar
Wah ini salah satu nasihat buat saya yang masih single dan belum siap membuka hati.
Mungkin suatu saat bakal dikasih waktu yang tepat buat ketemu jodoh.
Comment Author Avatar
MasyaAllah luar biasa sekali kisah cinta mba, aku sendiri sama suami menjalani proses yang singkat hanya beberapa bulan, walaupun gak bisa dibilang murni taaruf sih karna sesekali masih jalan bareng sebelum nikah walaupun ramean sama teman teman hehe
Comment Author Avatar
Congratulation back... You have found the one. You are right, Allah’s blessings are far more important
Comment Author Avatar
Entahlah, saya bingung kalo ditanyakan persoalan ini, Mbak. Soalnya ada juga yg hepi hingga akhir hayatnya menikah tanpa cinta, tapi ada juga yg gak. Jadi balik lagi sih nyamannya yang mana :)
Comment Author Avatar
Kalau menikah tanpa cinta entah gimana rasanya ya, saya sendiri belum menikah jadi belum bisa menggambarkan dengan benar >_< tapi pastinya akan banyak cekcok di dalam berumahtangga (sepertinya begitu) hehe
Comment Author Avatar
Waktu aku menikah aku belum begitu cinta dan sayang sama suamiku mba. Tp yaa setelah ituuu.. akhirnya.. bisa punya 2 anak
Comment Author Avatar
kehidupan bersama yang sesungguhnya adalah setelah menikah so saya memilih nay.
Comment Author Avatar
Aku salah satu pelaku menikah tanpa diawali dengan cinta. Alhamdulillah masih bersama hingga belasan tahun ini. Cinta itu memang sebuah kata kerja, bukan sekadar kata benda. Jadi butuh action untuk bisa menghadirkannya 😍
Comment Author Avatar
Setuju aku Mba Siska
awalnya aku ketemu mas suami sekali doang
dua minggu taaruf kemudian menikah hwhwhw
dan cintanya dibangun setelah pernikahan
Comment Author Avatar
Kalau udah jodoh dan berjuang karena Allah insya Allah akan ditumbuhkan cinta dan dikuatkan sampai jannah. Aamiin
Comment Author Avatar
Pacaran setelah menikah sepertinya asyik, ya. Apalagi kalo pasangan kita puny visi dan misi yang sama dengan kita. Jadi bisa berjuang membangun keluarga dan menumbuhkan cinta bersama-sama
Comment Author Avatar
Aku termasuk yang belajar mencintai setelah menikah, Mbak. Dan sungguh nikmat. Betapa saling mencintai itu snagat menguatkan kami.
Comment Author Avatar
Saya tim yay mbak. Alhamdulillah saya juga menikah dengan alur menjemput cinta itu. Benar mbak witing Tresna jalaran Seko kulino. InsyaAllah lebih berkah dengan cara ini. Hal baik harus diawali dengan hal yang baik di awal tengah dan akhir.
Comment Author Avatar
Kalau saya jawab apa ya? He he
Karena saya pribadi kurang nyaman kalau berdekatan dengan orang yang belum kenal sama sekali
Ndilalah si Allah kasi jodohnya temen SMP, at least bukan seseorang yang 'asing' gitu hehe
Ada teman saya yang taaruf tapi sebentar sudah berpisah
Tapi banyak juga yang alhamdulillah masih bersama
Meski taaruf memang tetap harus menguatkan niat menikah karena Allah ya
Kata Pak Ustadz, carikan saja jodoh anak dari lingkungan kita, yang kita kenal ortunya dan tau anak2nya dari kecil hihihi
Comment Author Avatar
Hmmmm, orang biasanya memutuskan menikah karena ketertarikan sih mbak. Dalam taaruf pun kita bisa melihat orgnya seperti apa, lalu ada yang bikin tertarik, soal cinta ini relatif yaaa, krn definisi cinta pun luas kyknya :D . Bingung juga soalnya. Pokoknya saat kedua org berjodoh tu rasanya ada klik-kliknya yang gak bisa dijelaskan logika manusia hehe :D
Comment Author Avatar
Ternyata cinta sebelum menikah belum bisa menjamin berjalannya rumah tangga. Lebih indah kayaknya benih cinta dipupuk setelah menikah. Tapi pastinya sebelum menikah, walaupun belum cinta tetep harus mengenal pasangan dengan baik. Hehehe
Comment Author Avatar
sepertinya tak ada yang menikah tanpa “cinta”. Karena sebelum menikah, Allah pasti menyelipkan rasa cinta pada keduanya, hingga mau menikah.
Tapi cinta itu haruslah diartikan lebih luas, bukan sekedar rasa “suka” saja.
Jadi, pertanyaan yang tepat mungkin : Menikah tanpa rasa suka, yay or nay?
Comment Author Avatar
kalau menurut saya cinta itu bisa hadir ketika kita yakin bahwa dia adalah orang yang paling tepat dari Allah untuk kita. Allah yang pilihkan dia untuk kita. Nah, kalau saya pribadi dari hal tsb aja sudah bisa merasakan cintanya (suami) karena yakin bahwa dia emang yang Allah takdirkan. Meski pas saya kenal suami sampai nikah jg enggak pakai pacaran tapi ta'aruf khitbah nikah. Alhamdulillah dari pertama jadi istri lgs cinta sama suami, hehehe.
Comment Author Avatar
Ada beberapa orang yang saya kenal yang menikah tanpa pacaran, bahkan tanpa kenal sebelumnya. Dan ternyata bisa, cinta mereka tumbuh seiring perjalanan pernikahan tersebut.
Comment Author Avatar
Klo Mbak tim Nay, berarti tidak setuju doong? Artinya, menikah yaahh emang harus ada rasa cinta itu sendiri? *eehh apa saya salah ngerti yah?
tapi klo dari cerita Mbak, kayaknya Mbak setuju menikah tanpa harus ada rasa cinta itu sendiri? Yang penting dan utama menikah karena landasan AGAMA, bahwa semuanya kita kembalikan ke Allah sebagai Sang Pemilik segalanya, termasuk hati manusia *upsss, CMIIW :)
Comment Author Avatar
Saya tim nikah tanpa cinta, hehe. Honestly, bagi saya pribadi itulah tantangannya mba. Terlebih dalam membangun cinta mulai dari nol, kerasa banget jatuh bangunnya hihii. Sing penting, bermodalkan niat yg lurus, ridho Allah, dan bekal taqwa Insya Allah segalanya dimudahkan ya mba. Aamiin.
Comment Author Avatar
Arti cinta sendiri itu luas si mba. Tidak hanya tentang rasa suka melainkaa semua rasa. Soal menikah walau dengan orang yang belum dicintai selama s&k sesuai kenapa tidak. Karena cinta akan datang dengan sendirinya. Ea.
Comment Author Avatar
Mbak tulisnmann memotivasi saya untuk mengubah mindset menikah itu ibadah bukan karena suka sama suka. Doakan ya mbk semoga bisa mendapatkan jodoh terbaik dari Allah SWT
Comment Author Avatar
pengalaman sy dulu ketika dikenalkan dengan calon suami adalah ada rasa suka walaupun itu belum tahu termasuk rasa cinta atau bukan, namun berjalannya waktu rasa suka itu berubah menjadi kagum dan sayang..#eh, malah ikutan curhat hehehehe
Comment Author Avatar
Jadi ingat orang tuaku, mereka menikah tanpa diawali cinta. Malah, gak saling kenal sebelumnya. Alhamdulillah.
Comment Author Avatar
Saya dan suami termasuk tim menikah dengan cinta mb
Kami kenal sejak sma
Tapi cinta aj tentu gak cukup
Harus dirawat
Dan yg pasti harus sama2 cinta sm Allah
Comment Author Avatar
Membaca tulisan ini.. Saya flashback kisah kehidupan saya berumah tangga. Komitmen ingin melengkapi ibadah melalui berumahtangga menjadikan kami ikhlas melalui proses taaruf dan kelanjutannya. Alhamdulillah..cinta ini tumbuh karena Allah dan terus terjaga hingga masa 17 tahun bersama.
Comment Author Avatar
Ini juga yang saya rasakan ke suami. Nggak pernah ketemu, nggak pernah kenal sebelumnya, lalu menikah. Bagi mereka yang asing, ini terasa gila. Tapi begitulah cara Allah menghadirkan laki-laki itu dalam hidup saya.

Rasa cinta memang akan mengalir seiring berjalannya waktu. Karena kita mulai terbiasa melakukan banyak hal dengannya, mulai mengenal segala hal tentang dia.

Cerita mbak, jadi biki flashback masa lalu. Saya betul2 merasakan yg dulu mbak rasa.

Mungkin karna saking desperatenya pingin nikah. Sampai akhirnya sadar bahwa jodoh itu bukan hanya tentang ikhtiar, tapi takdir yang sudah Allah tentukan untuk saya.
Comment Author Avatar
Dalam suatu pernikahan yg dicari adalah keberkahannya. Kalau kita yakin dan percaya pada Allah, insya Allah Dia akan beri jalan terbaik utk pilihan kita. Aamiin :)
Comment Author Avatar
setuju mbak, bahwa pernikahan modalnya tidak hanya cinta saja. Menikah adalah ibadah. disana ada perjuangan lahir dan bathin.
Comment Author Avatar
Pernikahan menurutku sih hrs ada cinta mba, tp bkn fktor itu saja sih...Ya setiap org beda2 sih yg jelas selain cinta juga ada pekerjaan dr calon suami. Y kan?
Comment Author Avatar
romantis banget tulisan ini :) kalau menurut aku, rasa cinta itu bisa tumbuh, dan yang tumbuh pelan-pelan itu pasti lebih dalam, nyes gitu. Yang lebih dibutuhkan adalah rasa kecocokan, nyambung ketika ngobrol, bisa luwes masuk dalam keluarga besar. Tapi karena belum menikah ya, jadi masih sebatas teori dan mimpi hehehe
Comment Author Avatar
Saya termasuk wanita yg sbntr lg mau menikah tanpa cinta, tapi saya yakin dan percaya kalo dia laki² yg baik yg allah utuskan untuk saya,
Comment Author Avatar
Anonim 07:55
Menikah harus dengan cinta, tanpa cinta rumah tangga hampa. Memang menikah itu ibadah, tapi ibadah yang berat, apalagi tanpa cinta.

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.