"Ika sudah juz berapa?" Tanya mama di ujung telpon.
"Baru juz segini, Kalau mama?" Tanyaku balik, lalu terperangah dengan jawaban beliau yang tak kusangka-sangka.
Rupanya mama telah mendahuluiku, jauh melewati garis start, seperti ramadhan yang lalu-lalu saat kami masih tinggal seatap. Meramaikan rumah dengan lantunan ayat-ayat al-qur'an memang sudah menjadi kebiasaan kami di bulan penuh kemuliaan. Sebenarnya bukan ramadhan saja sih, bulan-bulan di luar Ramadhan pun Alqur-an tetap kami gemakan, kata mama biar rumah kami tidak serupa sabda rasul yang mengumpamakan sebuah rumah tanpa bacaan al-qur'an laiknya kuburan. Hanya saja, karena ramadhan adalah bulan special dimana setiap amal ibadah yang dilakukan di bulan itu pasti dilipatgandakan, maka bacaan al-qur'an kami pun makin gencar.
Cahaya-Mu berpendar
menggamit hati-hati yang merindu di bulan suci-Mu
adakah hati ini juga merindu
setelah lama pula berkelana mencari hakikat diri
dalam cinta berbalut nafsu dunia
menggamit hati-hati yang merindu di bulan suci-Mu
adakah hati ini juga merindu
setelah lama pula berkelana mencari hakikat diri
dalam cinta berbalut nafsu dunia
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Udah lama gak ikutan Best Article (BA) of Blogger Energy (BE), jadi berasa gyerz murtad nih. Padahal dulu komitnya, tiap bulan gak boleh melewatkan ajang BABE, pokoknya harus selalu ikut, titik gak pake koma. Trus faktanya apa coba? Komit saya itu kini layaknya tinggal butiran-butiran debu yang tidak bisa dipertahankan. Angin waktu selalu datang menerbangkannya, hingga yang tersisa hanyalah ribuan alasan (ngeles).
Ke(sok)sibukan sebagai mahasiswa tingkat akhir inilah alasan terbesar saya. Iya, iya saya ngeles, saya gak punya alasan lain selain mengkambinghitamkan status kemahasiswaan saya yang udah berada di ujung tanduk. Gegara status ini juga, saya sering dibuat galau, antara mau nulis blog atau nulis skripsweet. Kalau disuruh pilih, tentu dong saya lebih doyan nulis blog, nulis skripsweet itu sama sekali gak ada enak-enaknya. Suer. Tapi, karena skripsweet adalah tuntutan wajib bagi mahasiswa tingkat akhir, pikiran saya pun akhirnya terpecah belah, sering gak fokus. Bayangkan aja, setiap kali mau nulis blog, skripsweet pun seolah ikut membayang-bayangi. Lalu terbesitlah pikiran ngacau kayak gini...
"Ih.. lho kebangetan yah Cha, skripsweet lho aja belum kelar, dan lho udah mau bermesraan dengan blog, tega banget"
Duh, ujung-ujungnya malah saya yang didera rasa bersalah. Merasa telah "mendzalimi" my skripsweet. Selama ini kan kalau saya nulis blog selalu dengan senyuman, dengan hati riang, dan wajah ceria, sebaliknya kalau nulis skrispsweet wajah saya kadang tertekuk, manyun dan dengan mood yang dipaksa-paksakan. I'm so sorry my skripsweet i don't like you like as i like my blog.
Oh ya, kalau ngebahas skripsweet, jadi terngiang dengan kisah paling ngenes di Ramadhan kali ini yang saya alami beberapa hari lalu.Tepatnya pas hari selasa kemarin (15/07/14). Jadi, ceritanya saya baru mulai bimbingan skripsi pas awal ramadhan atau tepatnya di jumat terakhir di bulan Juni saya baru memasukkan berkas skripsweet ke ruangan dosbing pertama yang bukan kebetulan juga merupakan ketua jurusan saya di pendidikan matematika UINAM.
Fyi, bimbingan di dosbing pertama saya itu sebenarnya simple bingit. Tidak perlu bimbingan tatap muka, cukup kertas yang berbicara. Yup, nanti skripsweet saya bakal dicoret-coret oleh si bapak yang mungkin tipenya lebih suka bicara sama kertas ketimbang mahasiswanya. Selesai diperiksa, berkasnya akan diletakkan di meja luar tepat di depan ruangan ketjur (baca : ketua jurusan). Mahasiswanya nanti yang tinggal ambil, revisi kembali, masukkan lagi. Gitu doang. Simple, kan.
Waktu itu saya masukkin berkas skripsweet ke ruangan bapak barengan dengan skripsweetnya Winda, teman kelas saya yang namanya kalau didaftar hadir tertera sebelum nama saya. Saat itu saya optimis skripsweet kami bakal di-ACC barengan. Dan ternyata benar sekali , dugaan saya meleset.
Setelah skripsweet kami diperiksa, saya gak tahu kenapa berkas punya Winda diletakkkan di meja luar sementara berkas saya masih di dalam padahal dari kaca ruangan bapak yang bening itu jelas-jelas saya intipin punya saya juga udah dibubuhi tanggal dan paraf beliau.
Nah, pas saya hendak mengambil skripsweet yang tergeletak manis di meja bapak eh saya malah disuruh duduk dan diceramahi panjang lebar. Katanya skripsi saya mirip dengan skripsi yang dil uar (skripsweet punya Winda maksudnya). Si bapak malah mengira kalau skripsi kami itu cuma dikerjakan oleh satu orang.
"Whaatt??? Halloowww.. pak!!! Demi mengerjakan skripsweet itu saya berhari-hari terkurung dalam kamar, pagi-siang-malam sampai lupa makan lupa tidur trus saya dikatain menjiplak, gitu. Ya emang sih, bapak gak bilang saya jiplak tapi komentar bapak itu lho sama saja menyudutkan saya dan sama sekali tidak menghargai karya tulis MURNI hasil usaha saya pribadi. Lagian saya ini blogger personal lho, pak. Bapak tahu apa itu blogger personal? Oke, kalau gak tahu biar saya kasih tahu. Blogger peronal itu penulis blog yang semua karya tulisnya adalah hasil buah pikirnya. Blogger yang tidak kenal mengenal kata copas, yang tidak sembarang main asal comot karya tanpa sumber yang jelas dan yang paling penting gak ada blogger personal yang suka menjiplak karya orang lain, jadi, kalau bapak berpikiran saya liat skripsweet teman saya. Maaf, bapak salah besar" omelku berkicau tanpa suara. Hahaha, mana berani saya membalas ocehan bapak.
Saya cuma bisa gigit bibir, pasang telinga dan mangut-mangut mendengarkan ceramah bapak yang ujung-ujungnya ternyata menyuruh agar saya mengganti uji hipotesis t dengan rumus perbandingan variansi untuk mengetahui efektivitas dari hasil penelitian saya. Entahlah, rumus semacam apa itu. Katanya rumus tersebut pernah ditulis di buku catatan beliau semasa kuliah, tapi sekarang keberadaan buku tersebut pun gak jelas. Katanya lagi dipinjam orang tapi udah lama tidak kembali-kembali.
Nah, masalahnya beliau juga gak tahu literatur apa yang bisa dijadikan referensi untuk menemukan rumus yang beliau maksud, jadi saya disuruh cari aja di internet. Parahnya, saya langsung mengiyakan kemudian angkat kaki dari ruangan beliau. Saya kira bakalan gampang nyarinya. Kan ada eyang google. Saya percaya eyang google mampu menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan nanti.
Lagi-lagi saya keliru. Jawaban eyang gak ada satupun memuaskan. Ratusan link sudah saya jelajahi puluhan file pdf tentang "penelitian" saya donwload hasilnya nihil. Gawat. Rumusnya gak ketemu-ketemu. Ottoke, saya mulai kebakaran jenggot, eh mulai panik maksudnya. Padahal malam itu, beberapa lembaran skripsweet yang dicoret-coret bapak selesai saya revisi, tinggal uji hipotesisnya doang. Keeseokkan harinya, karena rumus yang dicari belum didapet akhirnya saya nekat ketemu bapak buat bimbingan lagi.
Biasanya sih, kalau mahasiswa yang bimbingan di bapak tinggal meletakkan berkasnya di ruangan lalu membiarkan beliau memeriksanya. Tapi gak tahu deh giliran saya mau bimbingan, selalu ditahan:(
#Hari kedua menghadap
"Permisi pak, ini saya mau bimbingan skripsi"
"Tinggal apanya?"
"Anu... penulisannya udah saya perbaiki. Tinggal uji hipotesisnya pak"
"Sudah ketemu?"
"Belum, pak. Saya udah cari tapi gak ada"
"Masa' tidak ada. Kamu cari dulu"
#Hari ketiga menghadap
"Pak, saya udah berusaha cari rumus yang bapak maksud tapi gak ketemu-ketemu. Jadi bagaimana pak?" Tanyaku dengan tampang memelas
"Pokoknya kamu cari dulu baru kembali kesini"
#Hari keempat menghadap
"Pak ada teori ekonomi yang saya dapat tentang efektivitas tapi teori itu gak digunakan untuk uji hipotesis"
"Memang, tidak perlu. Kan hanya mau mengetahui apakah hasil penelitian kamu itu efektif atau tidak dan untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada kriteria keefektifan yang harus kamu lihat yaitu jika hasil perbandingan variansinya lebih besar dari satu"
"Jadi pak?"
"Kembali kalau sudah dapat rumusnya"
Gleg. Tiga kali menghadap dan tiga kali pula skripsi ditolak itu rasanya... arghhhh.... pengen nangis di bawah kolong jembatan. Nasib saya kok ngenes bingit gak kayak Winda yang alhamdulillah bimbingannya berjalan mulus tanpa perlu berhadapan dengan bapak. Lha saya? Duh... kalau my skripsweet ditolak trus kapan ACC-nya? Huaaa.. pikiran saya mulai ngacau dan asli saya akhirnya menggalau karena skripsweet :'(
Untuk menepis kegalauan yang semakin parah, hari itu saya melarikan diri masuk ke dalam perpus jurusan. Sesampai di dalam tangan saya refleks mencomot sebuah skripsi bersampul hijau dari rak, perlahan membuka lembar demi lembarnya sampai di lembaran akhir pada bab metodologi penelitian saya tertegun, mata saya melotot, menangkap rumus yang persis seperti yang digambarkan bapak.
"Astaga.. rumus ini yang saya cari" lonjakku kegirangan, tanpa dikomando lembaran tersebut segera saya rekam dalam bidikan kamera si Ace White.
O'on banget sih, kenapa gak kemarin-kemarin coba saya kepikiran buat cari rumusnya di skrispi senior. Kalau dari awal udah dapat kayak gini kan skripsweet saya gak perlu mengalami penolakan sampai tiga kali berturut-turut. Uhft.
Selanjutnya, saya jadi gak sabaran pengen segera bimbingan lagi sama bapak lalu dengan bangga menunjukkan rumus yang berhasil saya dapatkan atas petunjuk Tuhan. Berhubung karena esoknya adalah hari sabtu dan minggu aktivitas kampus libur, maka dengan sangat terpaksa saya musti bersabar hingga hari senin. Beidewei, selama masa penantian itu tidur saya ikut tak tenang, sampai kebawa mimpi lho gegara memikirkan skripsweet yang masih digantung dosbing dan bikin perasaan saya kayak orang yang abis digantung nikah sama kekasihnya. Ckckck. #Nyesekabis
Pas hari senin, saya masih belum ditakdirkan ketemu bapak. Saya telat datang ke kampus sementara beliau pulang cepat hari itu. Ugh, terpaksa menunggu lagi sehari -_-
Hari selasa itulah puncak kengenesan menimpa diri ini. Pagi-pagi sekali saya bersemangat ke kampus (biar gak telat kayak kemarin), padahal biasanya saya baru berangkat ke kampus ba'da dhuhur. Demi bertemu si dosbing dengan harapan besar bahwa kali ini skripsi saya bakal diterima, tidak hanya diterima untuk diperiksa tapi langsung di ACC. Iya, saya yakin. Semoga.
Namun, hari itu... giliran saya yang datang pagi-pagi sekali malah si bapak yang datangnya kesiangan. Kabar dari mahasiswa lain yang juga sedang menunggu bapak, katanya jam 3 sore beliau baru datang. Baiklah, kesabaran saya hari itu masih diuji. Saya nunggu bapak dari pagi sampai sore. Tak mengapa, sejak jadi mahasiswa saya emang udah terbiasa dilatih menunggu dosen.
Kurang lebih jam 15.00 wita bapak datang, langsung diserbu oleh beberapa mahasiswa termasuk saya. Yang lain minta tanda tangan dan cuma saya saya yang mau bimbingan atau lebih tepatnya memperlihatkan rumus yang berhasil saya dapatkan.
"Pak ini rumus yang bapak suruh cari, saya sudah dapat"
"Dapat dimana?"
"Di bukunya Iqbal Hasan, tapi F nya itu lebih besar dari 0 pak"
"Bukan lebih besar dari 0. Cari ulang. Harus lebih besar dari 1. Kenapa barusan saya ketemu mahasiswa yang malas kayak kamu?"
Gleg. Saya tersentak dengan perkataan bapak yang terakhir itu. Ada yang menohok. Perih.
"Tapi pak, ini rumusnya. Cocok mi pak?"
Tak ada jawaban. Bapak bahkan sama sekali tidak melirik rumus yang saya tunjukkan. Padahal berulang kali saya menanyakan hal yang sama. Saya sekedar ingin memastikan. Itu saja. Eh saya malah kena semprot abis itu dicuekin.
Tetiba saya merasa ada cairan yang mendesak ingin keluar. Saya merasa keadaan mendadak hening, lalu seolah terperosok sendiri. Lantas, karena pertanyaan saya gak ditanggapin, maka perlahan saya angkat kaki dari ruangan bapak, lalu melangkah gontai dengan mata nyaris berkaca-kaca. Sungguh, saya sedih sekali. Barusan saya diperlakukan seperti itu sama seorang dosen.
Untuk keempat kalinya skripsi saya ditolak, itu bikin saya benar-benar gak kuat lagi nahan sesak yang mendesak di dada. Rasanya detik itu juga saya pengen lari ke toilet dan menangis sepuasnya di sana. Sayang sekali, toilet terdekat dari jurusan pintunya terkunci. Saya pun memutuskan lari ke parkiran motor, memakai helm dan sengaja menutupi wajah dengan kacanya. Detik berikutnya keluarlah rembesan air diikuti isakan pedih. Saya kemudian melaju bersama si blue beep dengan air mata yang semakin deras dan isakan yang semakin kencang.
Dasar cengeng! Akhirnya, seorang Cha menangis karena yang namanya skripsi (hahaha, keren yak). Aih, malu-maluin banget, syukur gak ada satu pun manusia yang lihat kecengengan saya kala itu. Semisal ada yang lihat saya juga pasti gak peduli. Hati saya terlanjur perih, dan kalau udah kayak gitu satu-satunya cara paling ampuh mengobatinya yaitu dengan menumpahkan air mata.
Untunglah menangis tidak membatalkan puasa, tapi katanya makruh lho. Mau bagaimana lagi? sesak kalau ditahan semakin sesak, air mata pun kalau ditahan bisa jadi penyakit mata (kata saya), kalau emang lagi bersedih apa salahnya menangis. Toh, kegunaan air mata kan emang sebagai luapan perasaan (sedih) seseorang.
Eniwei, ternyata kengenesan saya hari itu tidak berakhir pada masalah skripsweet doang. Sesampai di kos, saya udah gak bergairah melakukan apa-apa atau istilah kerennya down. Hanya terbaring lemas dengan mata sembab. Dan gegara kondisi perasaan yang lagi buruk, saya sampai lupa beli makanan berbuka (takjil), mana di kos gak ada makanan sedikitpun. Padahal senja di luar sana telah menyapa, tinggal beberapa menit lagi waktu berbuka tiba.
Sementara teman-teman BBM saya pada rame pasang DP takjil atau pasang status ceria tentang ngabuburit mereka, di saat yang sama saya malah mengurung diri dalam kos dengan kerundungan hati yang belum jua hilang dan tanpa menu berbuka sama sekali kecuali hanya ada segalon air putih yang tersisa di kos. Dalam kondisi yang lagi gak baik kayak gitu, mau keluar beli makanan aja rasanya berat. Kaki saya enggan melangkah. Ya udah, saya pasrah deh.
Akhirnya waktu berbuka pun tiba. Dan inilah berbuka paling mengenaskan yang saya alami selama ramadhan tahun ini. Kalau orang lain pada buka dengan manis-manis, es buah, pisang ijo, es teler de el el, saya berbuka hanya dengan seteguk air putih, juga dengan air mata yang perlahan mulai membasahi pipi.
Ah, tepatnya saya merasa ngenes bukan karena berbuka hanya dengan segelas air putih. Tidak. Segelas air putih yang masuk ke kerongkongan alhamdulillah cukup melepaskan dahaga. Saya justru merasa ngenes, karena waktu berbuka yang seharusnya saya sambut dengan bahagia, malah saya hampiri dengan penuh linangan air mata. Padahal saya udah terbiasa buka sendiri, namun kerana kondisi hati mendukung, saya tetiba ingat rumah, ingat mama, ingat papa, ingat saudari-saudari saya, ingat semua kenangan indah selama ramadhan yang lalu-lalu di Serui, dan gegara ingatan tersebut kembali memenuhi batok kepala, kesedihan saya makin menjadi-jadi:'(
Kondisi seperti itu bikin saya kasihan sama diri sendiri, begitulah mungkin nasib mahasiswa tingkat akhir yang jauh dari ortu. Udah ramadhannya gak pulkam, buka sendiri, sahur sendiri. Orang lain udah pada liburan saya masih berjuang dengan skripsweett dan #ahsudahlah kalau dilanjutin saya merasa semakin mengkufuri nikmat Allah dengan menganggap diri saya saat itu adalah orang yang mengalami waktu berbuka paling mengenaskan.
Kenapa?
Karena di saat yang sama, saya tahu bukan hanya saya seorang yang pernah atau sedang mengalami saat-saat berbuka paling mengenaskan. Saya pun harus ingat, masih ada saudara-saudara saya di Gaza yang menjalani ramadhan kali ini bukan lagi dengan linangan air mata tapi linangan darah. Saya yang tidak seharusnya mengeluh, sebab perjuangan saya di sini tidak seberapa, empat kali ditolak skripsi sama dosbing udah cengeng, coba lihat jundi-jundi kecil di Palestina yang setiap hari berjuang bertahan hidup, setiap detik harus siap menyaksikan keluarga, saudara, kerabat mereka kehilangan nyawa, atau bahkan diri mereka yang tak bersalah itu yang menjadi korban kebengisan Israel. Saya yang seharusnya bersyukur masih bisa berbuka dengan tenang walau hanya dengan seteguk air putih, sedang mereka yang di Palestina setiap saat harus waspada menghadapi serangan tentara zionis israel biadab yang bisa datang sewaktu-waktu.
"MAKA NIKMAT YANG MANA LAGI KAH YANG KAU DUSTAKAN?"
Demikian catatan ini saya torehkan.
Sebagai bahan instropeksi diri sekaligus mengingatkan kala diri merasa jadi orang paling ngenes, saya harus sadar bahwa di luar sana masih banyak orang yang jauh... jauh... jauh lebih ngenes hidupnya daripada saya.
Intinya, keep to give thanks to Allah, keep to say Alhamdulillah, and Keep Husnudzon (Positif Thinking). Apapun yang terjadi, insya Allah pasti ada hikmahnya. Sila petik apa yang bisa dipetik.
Sekian, saya JOMBLO dan saya tidak NGENES.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Best Article Blogger Energy"
posted from Bloggeroid
Percayalah! Kita tak pernah kehilangan sesuatu sebab kita memang tak memiliki apapun di dunia ini. Keluarga, sahabat, teman, rumah, harta, bahkan nyawa (diri) sekalipun sejatinya bukan milik kita. Semua milik Allah. Dialah yang Maha Memiliki dan berhak atas apa-apa yang dianggap "milik kita". Sedang semua akan kembali pada- Nya. Lantas kenapa masih sering mengingkari, hasrat risau dan takut masih kerapkali menghantui. Untuk apa mempertahankan sesuatu yang bukan milik kita yang Allah sendiri tak ridho.
Seseorang marah. Tidak sekedar marah mungkin juga benci. Parahnya saya baru menyadari itu ketika membaca status yang ia pasang siang tadi di BBM. Intinya saya disinggung dan tentu saya merasa. Lalu apa yang saya perbuat, bukannya segera meminta maaf, sampai detik saya menulis catatan ini saya masih terdiam.
Kau merendah lagi. Menunjukkan ketidak-PeDe-anmu bersanding denganku. Bersikap seolah-olah aku ini adalah putri raja yang patut diagung-agungkan sedang kau adalah rakyat jelata yang hina dan hidup melarat.
Amatlah tidak pantas bila tuan putri yang tinggal di istana megah bersanding dengan seorang penghuni gubuk tua reyot.
Itu menurutmu dan sedetikpun aku tidak pernah berpikir demikian.
Plus Minus Me on 2013? what`s the meaning? (Halah, sok english :-P). Ya ya ya, dua puluh satu hari sudah, 2013 berlalu meninggalkan saya dan segala kisah pahit getir, asam manis, senyum tangis, semuanya di sana. Kini tersisa hanya serpihan-serpihan kenangan yang ingin saya pungut satu per satu lalu merangkainya menjadi memoar utuh, agar saya tetap bisa mengenangnya sewaktu-waktu. Saya akan flashback dan mengajak pemirsa (my readers n my secret readers) untuk ikut melihat plus minus saya di tahun lalu.
Yah! Catatan ini sekaligus semacam muhasabah a.k.a intstropeksi diri tanpa bermaksud riya apalagi mengumbar aib, maksud saya justru sebagai bahan evaluasi diri pribadi agar saya pun bisa lebih baik kedepannya. Insya Allah.
PLUS (baca : positif)
Plus Pertama : Menulis
Tahun 2013 adalah tahun pertama saya mulai mengembangkan bakat dan minat dalam dunia kepenulisan. Mulai dari membiasakan menulis, aktif ngeblog hingga pede mengikutkan tulisan-tulisan saya pada even-even semacam giveaway, lomba blog, dll. Selain mengikutkan tulisan saya untuk dinilai oleh orang lain, saya pun tergiur mengikutkan diri pada kegiatan-kegiatan plus berbau kepenulisan. Tujuannya jelas. Agar ilmu 'menulis' saya yang masih secuil setidaknya meningkat walau sedikit.
Nah di tahun 2013, kegiatan kepenulisan yang sempat saya ikuti antara lain; seperti yang tertera di gambar
Alhamdulillah, setelah mengikuti lima kegiatan di atas, efek yang saya rasakan antara lain selain dapet ilmu kepenulisan, saya bisa bertemu langsung dengan penulis best seller kayak mbak Afifah Afrah (Penulis novel Katrastofa Cinta) dan kak Gege Mappangewa (Penulis novel best seller Lontara Rindu), punya kenalan alias teman baru calon dan atau penulis yang karyanya udah dibukukan. Ketemu mereka-mereka di kegiatan tersebut benar-benar memberi efek luar biasa. Saya jadi termotivasi dan semakin mencintai dunia menulis.
#Plus Kedua : Tour with MeVix
Tahun 2013, saya bersama teman-teman sekelas saya yang terkenal dengan nama MeVix berhasil mewujudkan impian kami tour ke daerah-daerah asal anggota MeVix (hampir sebagaian besar udah kami datangi) yang ada di Sulawesi Selatan. Tahun 2013 sekaligus menjadi tahun pertama saya membelah jalan ratusan kilometer. Jalan yang biasanya saya lewati dengan duduk santai di atas jok mobil sambil dengar musik, kadang sampai ketiduran saking panjangnya perjalanan ternyata bisa saya tempuh dengan mengendarai motor. Speechless. Efek yang saya dapatkan dari tour tersebut, saya makin kompak dengan teman-teman MeViX, kekeluargaan kami pun makin berasa selebihnya ada ribuan kenangan tercipta di sana. Selama tour aktivitas yang sering kami lakukan adalah sedikit-sedikit foto, singgah di tempat ini foto, singgah di tempat yang itu juga foto, hingga tak berbilang jumlah foto yang berhasil terekam dalam kamera. Mungkin mencapai ribuan. Haha. Saking banyaknya, nggak saya posting di sini cukup kenangan fotonya jadi koleksi pribadi saja. Pokoknya seru banget. Jadi pengen tour lagi deh:-D
#Plus Ketiga : Menyala di PC IMM Gowa
Selain kedua plus di atas, di tahun 2013 waktu saya juga lumayan banyak tersita bersama keluarga saya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Gowa. Mulai dari kegiatan pergi walimahan bareng, ke daerah (Sinjai) dalam rangka kegiatan Pekan Intelektual Kader IMM Se-Sulsel, adain pengkaderan Darul Arqam Dasar (DAD) dan Darul Arqam Madya (DAM), Ikut Rakerpim hingga MusDa DPD IMM Sulsel.
Foto di atas di ambil waktu kami ikut Rakerpim di Bantaeng. Gak usah nanya kenapa IMMawati (sapaan untuk kader IMM - perempuan ) cuma tiga, hihihi maklum di PC IMM Gowa banyakan IMMawan (sapaan untuk keder IMM - laki-laki).
Oh ya, efek yang saya dapat selama aktif di IMM khususnya di PC IMM Gowa, luar biasa. Nggak nyangka dengan ikut kegiatan tersebut saya mendapat kesempatan berada di tengah-tengah mahasiswa yang saling beradu argumen dengan bahasa-bahasa alay tingkat tinggi (ilmiah), asli saya cuma bisa melongo menyaksikan para kaum intelektual itu pandai beretorika elok. Pengalaman saya jadi bertambah deh. Efek paling penting adalah kebersamaan saya bareng kader di PC IMM Gowa. Selalu saja menorehkan kesan yang terlampau indah.
Plusnya cukup tiga aja yaa, sebenarnya masih banyak plus-plus yang lain tapi nggak perlu lah saya beberkan semua di sini.
Minus (Baca : Negatif)
#Minus pertama : Dosa
Dibandingkan dengan plus, di tahun 2013 kayaknya minus saya lebih mendominasi deh. Huhuhu Sebagai manusia tak sempurna saya sadari bahwa saya kerapkali khilaf dan berbuat dosa. Emosi-emosi negatif saya sering ngelunjak. Marah-marah nggak jelas, tuduh sana-sini apalagi dengan otak saya yang sulit diajak kompromi, meski sudah berulang kali ditepis selalu saja ada pikiran-pikiran buruk (su'udzhon) yang nyangkut. Beberapa penyakit hati pun masih betah bersarang. Astaghfirullah
#Minus kedua : Nge-galau
Yup, saya anggap ngegalau ini termasuk kegiatan minus. Pokoknya banyak banget hal yang mudah sekali bikin saya galau tapi gak perlu saya sebutin satu-satu karena menuliskannya di sini cuma bikin saya tambah gala, hahaha.
#Minus Ketiga : Lelet
Ini yang paling demen nyangkut di diri saya dari dulu sampai tahun 2013 kemarin. Plis dah, entah saya yang kurang lincah atau gerakan saya yang emang dari sononya lamban. Gegara suka lelet, saya paling langganan telat kesana-kemari, suka bikin teman-teman saya menunggu lama, ups!
#Minus Keempat: Suka Nunda
OmG, kebiasan nunda ini benar-benar paling memberi efek negatif dalam hidup saya. Ckckck. Mulai dari nunda nyupir (nyuci piring), nunda nyuba (nyuci baju) hingga nunda makan segala padahal perut udah keroncongan. Gegara suka nunda akhirnya saya sendiri yang sering kelimpungan dan panik. Waktu mepet baru kejar deadline, sementara pekerjaan lain numpuk. Oke, selamat yaa
#Minus kelima: Buang-buang waktu
365 hari, 12 bulan 48 pekan telah saya lalui di tahun 2013. Hmm, selama itu saya akui, waktu yang saya gunakan belum optimal. Terlalu banyak waktu saya terbuang percuma tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Seperti terjebak dalam kemacetan, mengantri sesuatu yang tidak jelas, otak-atik hape, keliling dumay, dan begadang. Ckck. Sedih juga sih, kalau menoleh kebelakang, tahun kemarin telah pergi sangat jauh, jauuuhhhhhh sekaliii. Nggak kan kembali lagi. Sayang sama waktu yang telah saya buang sia-sia, hiks.
Well, sekian plus minus alias kegiatan atau hal-hal positif negatif saya di tahun 2013. Catatan ini saya tulis dengan harapan "plus" saya di tahun 2013 bertambah atau minimal di pertahankan. Sementara "minus" saya semoga segera berkurang maksimal dienyahkan dalam hidup. Besar harapan, semoga di tahun 2014, diri saya makin lebih baik. Aamiin.
"Jodoh yang kamu nantikan bisa saja seseorang yg dulu kamu lepaskan. Tapi kembali lagi dalam keadaan yang lebih baik. Jadi jangan takut untuk melepaskan, jika memang belum saatnya. Harus yakin rencana-Nya selalu lebih indah. Dan pilihan-Nya selalu yang terbaik. Allah sang Maha sutradara. Ikuti skenario-Nya dengan rela. Tak usah sok-sokan memaksa, karena akhirnya cuma bakal nelangsa. Tapi kalau gak kembali gimana ??? Harus yakin Allah sudah siapkan yang lebih baik. Jadi tetep rela dan bahagia...Asik kan??? Inilah konsep. (Kang Abay)
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik - baik perhiasan adalah wanita shalihah” (H.R Muslim).
Mengawali catatan kali ini sengaja saya mengutip kalimat nan
indah yang pernah tertutur dari lisan sang Kekasih Allah. Sebuah kalimat yang
telah lama melekat dalam ingatan, sebab ia pernah, masih dan tetap menjadi
salah satu dari sekian banyak mimpi yang harus saya wujudkan. Kalau gak
percaya, baca aja di sini.
Sebagai insan yang di takdirkan terlahir dengan jenis kaum hawa, tentu perhiasan adalah sesuatu yang sangat indah di mata kami (perempuan). Dan sungguh saya takjub dengan pengibaratan Rasulullah yang menyandingkan dunia dan wanita shalihah. Bayangkan, bila dunia beserta isinya adalah perhiasan, maka kata Muhammad wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan itu. Artinya apa? Yap, wanita shalihah jauh lebih indah, jauh lebih berharga, jauh lebih baik ketimbang dunia.
Sebagai insan yang di takdirkan terlahir dengan jenis kaum hawa, tentu perhiasan adalah sesuatu yang sangat indah di mata kami (perempuan). Dan sungguh saya takjub dengan pengibaratan Rasulullah yang menyandingkan dunia dan wanita shalihah. Bayangkan, bila dunia beserta isinya adalah perhiasan, maka kata Muhammad wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan itu. Artinya apa? Yap, wanita shalihah jauh lebih indah, jauh lebih berharga, jauh lebih baik ketimbang dunia.
![]() |
click here |
"Perbedaan antara penulis dengan calon penulis
adalah bahwa penulis itu MENULIS, sementara calon
penulis terus-terusan BERMIMPI MENULIS"
adalah bahwa penulis itu MENULIS, sementara calon
penulis terus-terusan BERMIMPI MENULIS"
Begitu status dari bang Izarate Moya yang muncul di beranda saya beberapa waktu lalu. Sebuah kutipan yang memberi tamparan keras saat pertama saya membacanya. Saya seolah disindir sinis dan memang saya merasakannya. Merasa bahwa selama ini saya hanyalah seorang pemimpi yang keseringan berkhayal untuk menjadi seorang penulis buku best seller tapi untuk mengawali dengan satu titik saja jari saya enggan bergerak. Payah, kan.
Lho kalau itu mimpi kenapa mimpi saya malah menjelma jadi khayalan? Bukankah MIMPI berbeda dengan KHAYAL?
Menurut saya, khayalan adalah angan-angan kosong. Berangan terbang ke langit, bisa menari di atas awan dan menyentuh rembulan namun ketika sadar tak memiliki sayap, diri akan terhempas jatuh ke bumi. Yup, dalam kacamata saya, khayalan tak kan bisa mengubah segala sesuatu menjadi nyata karena membayangkan saja tidak cukup kecuali kalau ada keajaiban. Sedangkan mimpi yang saya pahami bukan sekedar bunga tidur. Makanya, sekian banyak motivator atau trainer ketika membawakan seminar, begitupun dengan buku-buku motivasi yang bertebaran di perpustakaan maupun toko buku atau gramedia tidak pernah alpa merayu kita untuk selalu bermimpi, menyarankan kita agar membuat list mimpi untuk satu tahun kedepan, 5 tahun kedepan, atau 10 tahun kedepan. Kata mereka mimpi itu gratis jadi bermimpi besarlah sesukamu, bentangkan ia hingga menjulang tinggi ke angkasa, biar Tuhan yang merengkuh mimpi-mimpimu. Sebab dalam mimpi, terpatri niat, terhujam tekad, terlantun doa serta kekuatan ikhtiar yang mampu mengubah mimpi menjadi nyata. I BELIEVE IT.
Welcome Oktober. Menginjak bulan ke 10 di tahun ini sudah adakah perubahan, wahai diri? Apakah hatimu masih segersang dulu? Apakah ragamu masih serapuh dulu? Apakah jiwamu masih mengambang? Dan cintamu, apakah masih terbuai dalam angan?
Apapun itu, aku selalu berharap kian hari kau bisa berubah, bukan berubah menjadi monster atau power ranger, atau pun malaikat . Aku pun tidak menginginkan kau berubah jadi orang lain, menjadi bukan dirimu.
Kau sendiri pernah berucap "aku ingin jadi diriku sendiri". Lantas kenapa ketika kutelusuri jejakmu masih sering kudapati kau diam-diam mengintip orang lain, lalu menyaksikan tatapanmu yang seolah bergumam "aku ingin seperti dia". Konyol. Bukankah sudah berulang kali kukatakan "LIHAT DIRIMU, JANGAN LIHAT ORANG LAIN"
Sayang, apa yang kau banggakan dari mereka sedang kau punya dirimu sendiri. Di dunia ini tak ada satupun manusia yang menyamaimu. Kau berbeda. Unik. Jadi pliss, tak usah iri apalagi cemburu sebab mereka belum tentu lebih baik darimu dan kau pun belum tentu lebih baik dari mereka. Sure, Be your self:-)
Ya, aku ingin kau berubah, wahai diri. Bukanlah orang beruntung mereka yang hari ini sama dengan hari kemarin dan sungguh merugi orang yang hari kemarin lebih baik dari hari ini. Jadi tidak bisakah kau membuat hari-harimu kedepan menjadi lebih baik?
Aku tahu, kau bukan orang baik. Kau adalah orang yang tidak jarang mendzhalimi 'aku' dengan tanganmu, pikiranmu, tatapanmu pun perasaanmu. Aku tahu, betapa jahatnya kamu memperlakukan 'aku', menghianatiku, mencampakkanku padahal kita satu. Sejujurnya aku ingin membencimu, wahai diri, tapi jika aku membencimu bagaimana bisa aku menjalani hidupku dengan tenang? Bagaimana bisa aku bernapas dengan lega? Dan bagaimana bisa aku menikmati tiap langkahku dengan santai? Meski aku punya banyak alasan untuk membencimu tapi tak ada satu pun alasan yang benar-benar bisa membuat aku membenci 'aku'.
Oktober datang, biarkan pergi yang berlalu, desember belum tersingkap jadi kita berdamai saja yah? Fokus pada dirimu demi aku, demi kita. Aku tahu kau bukan orang baik, aku juga tahu sekalipun kau bukan orang baik kau ingin menjadi orang baik, bukan?
Tak perlu melakukan hal besar, tak perlu menunggu orang lain juga tak perlu mencari moment yang tepat untuk berubah. Aku tidak butuh itu. Cukup amalkan 3M.
JIKA KAU INGIN BERUBAH, MAKA KAU HARUS BERUBAH JADI LEBIH BAIK. JIKA KAU BUKAN ORANG BAIK, SETIDAKNYA KAU INGIN JADI ORANG BAIK MAKA BERUSAHALAH MENJADI ORANG BAIK
Mulai dari dirimu sendiri
Mulai dari hal kecil
Mulai detik ini juga
Oke.. Semangat melakukan perubahan, menjadi lebih baik tuk memantaskan diri mendapatkan yang lebih baik:)
Apapun itu, aku selalu berharap kian hari kau bisa berubah, bukan berubah menjadi monster atau power ranger, atau pun malaikat . Aku pun tidak menginginkan kau berubah jadi orang lain, menjadi bukan dirimu.
Kau sendiri pernah berucap "aku ingin jadi diriku sendiri". Lantas kenapa ketika kutelusuri jejakmu masih sering kudapati kau diam-diam mengintip orang lain, lalu menyaksikan tatapanmu yang seolah bergumam "aku ingin seperti dia". Konyol. Bukankah sudah berulang kali kukatakan "LIHAT DIRIMU, JANGAN LIHAT ORANG LAIN"
Sayang, apa yang kau banggakan dari mereka sedang kau punya dirimu sendiri. Di dunia ini tak ada satupun manusia yang menyamaimu. Kau berbeda. Unik. Jadi pliss, tak usah iri apalagi cemburu sebab mereka belum tentu lebih baik darimu dan kau pun belum tentu lebih baik dari mereka. Sure, Be your self:-)
Ya, aku ingin kau berubah, wahai diri. Bukanlah orang beruntung mereka yang hari ini sama dengan hari kemarin dan sungguh merugi orang yang hari kemarin lebih baik dari hari ini. Jadi tidak bisakah kau membuat hari-harimu kedepan menjadi lebih baik?
Aku tahu, kau bukan orang baik. Kau adalah orang yang tidak jarang mendzhalimi 'aku' dengan tanganmu, pikiranmu, tatapanmu pun perasaanmu. Aku tahu, betapa jahatnya kamu memperlakukan 'aku', menghianatiku, mencampakkanku padahal kita satu. Sejujurnya aku ingin membencimu, wahai diri, tapi jika aku membencimu bagaimana bisa aku menjalani hidupku dengan tenang? Bagaimana bisa aku bernapas dengan lega? Dan bagaimana bisa aku menikmati tiap langkahku dengan santai? Meski aku punya banyak alasan untuk membencimu tapi tak ada satu pun alasan yang benar-benar bisa membuat aku membenci 'aku'.
Oktober datang, biarkan pergi yang berlalu, desember belum tersingkap jadi kita berdamai saja yah? Fokus pada dirimu demi aku, demi kita. Aku tahu kau bukan orang baik, aku juga tahu sekalipun kau bukan orang baik kau ingin menjadi orang baik, bukan?
Tak perlu melakukan hal besar, tak perlu menunggu orang lain juga tak perlu mencari moment yang tepat untuk berubah. Aku tidak butuh itu. Cukup amalkan 3M.
JIKA KAU INGIN BERUBAH, MAKA KAU HARUS BERUBAH JADI LEBIH BAIK. JIKA KAU BUKAN ORANG BAIK, SETIDAKNYA KAU INGIN JADI ORANG BAIK MAKA BERUSAHALAH MENJADI ORANG BAIK
Mulai dari dirimu sendiri
Mulai dari hal kecil
Mulai detik ini juga
Oke.. Semangat melakukan perubahan, menjadi lebih baik tuk memantaskan diri mendapatkan yang lebih baik:)
posted from Bloggeroid
Kenyataannya memang aku bukan kakak yang baik. Kakak yang kau harapkan itu tidak ada pada diriku. Belasan tahun kita hidup bersama, tinggal dibawah atap yang sama, tidur di kasur yang sama namun hingga detik itu kenapa aku masih belum mengerti akan hadirmu? Kenapa aku masih jarang peduli akan dirimu? Kenapa aku begitu acuh tak acuh akan sosokmu? Padahal kau terlahir setelah aku dari rahim perempuan yang sama-sama kita panggil "mama". Dalam tubuh ini mengalir darah orang tua kita yang melalui mereka keberadaan kau dan aku tampak nyata. Kita adalah saudara kandung. Aku adalah kakakmu dan Kau adalah adikku.
Sebagai kakak sudah semestinya aku menyangimu, menjagamu, melindungimu, dan mencintaimu lebih dari diriku. Semestinya pula aku memperlakukan kau "istimewa" dibanding mereka yang tak memiliki hubungan darah denganku. Semestinya kau yang aku utamakan, kau yang aku prioritaskan, kau yang aku banggakan bukan yang lain. Tapi kenapa aku lebih menunjukkan sikap friendly terhadap teman-temanmu yang sering bertandang di rumah kita, kenapa aku lebih sering memamerkan senyum manisku pada tetangga sebelah rumah sebaliknya di hadapanmu aku justru banyak memasang wajah kecut. Apa yang salah? Kenapa aku begitu tak adil padamu, padahal kau adalah adikku.
Sebagai kakak sudah semestinya aku menyangimu, menjagamu, melindungimu, dan mencintaimu lebih dari diriku. Semestinya pula aku memperlakukan kau "istimewa" dibanding mereka yang tak memiliki hubungan darah denganku. Semestinya kau yang aku utamakan, kau yang aku prioritaskan, kau yang aku banggakan bukan yang lain. Tapi kenapa aku lebih menunjukkan sikap friendly terhadap teman-temanmu yang sering bertandang di rumah kita, kenapa aku lebih sering memamerkan senyum manisku pada tetangga sebelah rumah sebaliknya di hadapanmu aku justru banyak memasang wajah kecut. Apa yang salah? Kenapa aku begitu tak adil padamu, padahal kau adalah adikku.
Sebulan lebih aku memikirkannya. Memikirkan cara terbaik agar aku bisa lepas dari sebuah sebuah ikatan. Ikatan yang tak seharusnya ada, ikatan yang dari awal memang gak jelas arahnya kemana, gak tahu tujuannya apa. Ikatan yang dibangun hanya demi nama “perasaan” , hanya atas dasar “suka” dan hanya karena hasrat tuk “saling memiliki” tanpa ikatan sah. Berhari-hari aku mencoba meyakinkan diri, memikirkan kata-kata yang tepat agar ia mengerti, agar ia paham, bukan untuk mengakhiri hubungan yang lebih dulu terjalin, cuma melepaskan ikatan yang belum saatnya tersimpul. Bukan saat ini. Tapi nanti. Ada suatu moment tertentu dimana dua hati menyatu dalam satu ikatan. Tentu dengan cara yang wajar.