Ketika Nasi Terlanjur Menjadi Bubur

Ketika nasi terlanjur menjadi bubur, apa yang kamu lakukan? Membuangnya atau menyulapnya menjadi bubur yang lezat? Pilihan ada di tangan kita.


بِسْــــــــــــــــــمِ Ø§ï·²ِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ Ø§Ø§Ø±َّØ­ِيم

Nasi sudah menjadi bubur, tidak mungkin jadi nasi kembali. Ungkapan yang menggambarkan penyesalan ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Eh tapi kata Aa Gym, kalau nasi sudah jadi bubur kita harus bikin bubur ayam yang special. Kita tinggal cari kecap, ayam dan bumbu-bumbu lain biar enak. 

Maksudnya apa? 

Yang lalu biarlah berlalu. Tidak perlu larut dalam penyesalan yang berkepanjangan. Life must go on atuh. Hidup tidak berakhir hanya karena kita membuat kesalahan. Toh, kita juga tidak mungkin bisa memperbaiki kesalahan yang sudah terlanjur terjadi karena waktu mustahil berputar kembali. Jadi yang bisa kita lakukan cukuplah dengan menyesal lalu ubah penyesalan kita menjadi sesuatu yang bermakna. Seperti halnya mengubah nasi yang terlanjur lembek jadi bubur ayam yang lezat.

Well, orang yang menyesal pasti akan merasa sangat bersalah. Tentu saja, karena penyesalan memang identik dengan kesalahan. Kalau menurut KBBI; menyesal adalah merasa tidak senang atau tidak bahagia (susah, kecewa, dan sebagainya) karena (telah melakukan) sesuatu yang kurang baik (dosa, kesalahan, dan sebagainya). Maka reaksi emosi yang ditimbulkan akibat penyesalan, seperti kecewa, marah, bersedih, susah dan lain sebagainya adalah wajar. Justru yang tidak wajar bila ada orang yang bahagia dan senang setelah melakukan suatu kesalahan.

Padahal menyesal itu penting lho. Saking pentingnya, sampai-sampai salah satu syarat diterimanya taubat seseorang yang melakukan dosa besar adalah MENYESAL. Kenapa? Karena hanya orang-orang menyesal lah yang tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. So, saya tidak sependapat dengan orang-orang yang beranggapan menyesal di dunia itu tiada gunanya.

Ah, siapa bilang. Ada atau tidaknya guna dari penyesalan ini tergantung dari sikap kita. Kalau kita menyikapinya dengan hal negatif maka yang kita dapatkan juga negatif sebaliknya bila kita sikapi penyesalan dengan hal positif, hasil positif pula yang kita terima. Ada banyak kok contohnya. Lihat saja kehidupan di sekitar kita.

Orang yang menyikapi penyesalan dengah hal negatif akan larut dalam penyesalan yang berkepanjangan. Hanya karena satu kesalahan besar yang dilakukannya, dia seolah kehilangan semangat hidup pun merasa hidupnya telah berakhir. Tak heran bila orang yang seperti ini rentan terkena penyakit psikis seperti stres, depresi, gangguan jiwa bahkan paling parahnya sampai melakukan tindakan bunuh diri.

Sebaliknya orang yang menyikapi penyesalan dengan hal positif, akan bermuhasabah, merefleksi diri dan memetik pelajaran dari kesalahan yang pernah ia perbuat lalu bangkit. Penyesalannya itu  dia jadikan batu loncatan untuk melejitkan diri. Tak heran pula bila orang yang seperti ini bisa sukses dan berhasil di kemudian hari, bahkan mensyukuri kesalahan yang pernah disesalinya itu.


Kalau pengalaman saya pribadi, pernah menyesal karena asal pilih jurusan saat hendak mendaftar kuliah. Nah, mulanya saya sikapi penyesalan itu dengan hal negatif yakni tidak bersemangat kuliah di jurusan yang tidak saya minati. Hasilnya, IPK saya selama dua semester di tahun pertama kuliah rendah banget. Malah ada satu mata kuliah yang harus saya ulangi. Tapi masa bodoh dengan IPK rendah, toh saya sudah berniat mendaftar kuliah lagi di PTN yang sama dengan jurusan yang saya incar. Qadarullaah, setelah ikut UMPTN kembali di tahun kedua saya kembali dinyatakan tidak lulus di jurusan Farmasi.

Baiklah, sejak saat itu saya mulai ikhlas menjalani kuliah di jurusan Pendidikan Matematika (jurusan yang tidak pernah ada dalam kamus impian saya, menjadi guru pun tidak pernah menjadi cita-cita saya sebelumnya). Alhamdulillaah, IPK saya mulai membaik di semester-semester selanjutnya, bahkan saya bisa menyelesaikan study S1 dalam jangka waktu kurang dari empat tahun. Padahal selain kuliah saya juga aktif di beberapa organisasi dan komunitas. Siapa sangka, di belakangan hari saya malah sangat bersyukur bisa kuliah di jurusan pendidikan matematika dan mencintai profesi guru yang pernah saya jalani sebelum memutuskan resign pasca nikah.


Nah, terkait tema tantangan hari ini, hal yang saat ini adalah, hmm apa ya? Saya bingung juga jawabnya. Apalagi yang saya sesali saat ini, cita-cita saya sebagai ibu rumah tangga telah terwujud. Bahkan tak berbilang rasa syukur saya karena telah dianugerahi suami yang begitu sabar menghadapi istri dengan karakter yang tak karuan macam saya ini🙊 serta mertua yang sangat baik dan adik-adik ipar yang penyayang. Kehadiran Bunay yang lucu nan menggemaskan pun seolah menggenapkan kebahagiaanku. 

Kalau pun ada yang saya sesali saat ini adalah diri saya sendiri. Saya yang masih sering mengeluh, saya yang masih suka menunda-nunda pekerjaan termasuk ibadah, saya yang masih sering kali berbuat khilaf pada suami, saya yang sering pula terbawa emosi ketika menghadapi kerewelan Bunay, saya yang belum bisa membahagiakan ortu, saya yang belum bisa jadi istri, ibu dan anak yang baik, saya yang masih bergelimang dosa dan masih banyaklah hal yang saya sesali karena ulah diri sendiri.

😢😢😢

Ah, berbicara tentang apa-apa yang saya sesali saat ini memang tak ada habis-habisnya. Selagi masih ada kesalahan pasti ada penyesalan. Toh, yang namanya manusia tidak pernah lepas dari salah dan khilaf. Maka wajar bila manusia seringkali menyesal. Malah lebih baik menyesal di dunia daripada di akhirat, kan? Kalau menyesal di dunia penyesalan itu masih bisa diolah jadi kenikmatan, tapi kalau di akhirat? Yup, hanya di akhiratlah penyesalan benar-benar tiada berguna. 

Semoga tulisan ini bisa jadi reminder terutama bagi diri saya pribadi. Kalau penyesalan yang kalian rasakan saat ini terkait apa? Share yuk di kolom komentar😊





10 komentar untuk "Ketika Nasi Terlanjur Menjadi Bubur"

Comment Author Avatar
Setuju mbak. Menyesal di akhirat mah nyesek bangetttt
Comment Author Avatar
Kalau mau dicari yah pasti ada aja yah yang bisa disesali, tapi selama fokusnya ke masa depan sepertinya masa lalu justru patut disukuri, biar bagaimana pun masa lalu yang membuat kita saat ini seperti ini di sini, apa yg dulu sepertinya disesali malah manis untuk dikenang, ceilahhh :)
Comment Author Avatar
Wah masalah klasik soal salah pilih jurusan dengan apa yg ada dalam dirita. Harusnya pilih sesuai passion dan yang di senangi yahh..

Rata2 biasanya itu pilihan org tua hehee
Comment Author Avatar
nasi sudah jadi bubur, jadi tinggal tambah kuah opor saja, kasih kacang, kasih ayam suwir, daun seledri, bawang goreng dan aduk. jadilah bubur ayam hahaha

tapi benar, tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi
terpenting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari kesalahan yang sudah terjadi
bukan begitu?

**BUKAAAAAN
Comment Author Avatar
Penyesalan yang saya rasakan sampai saat ini adalah kurang persiapan saat dftr beasiswa, kurang persiapan sampai saya harus gagal. Tpi sesuai dgn remindernya, sy akan coba menghadapinya dengan cara yang positif )
Comment Author Avatar
setuju kak. menyesal perlu, tapi tak boleh larut dalam penyesalan. dari penyesalan kita bisa belajar kesalahan yang telah kita lakukan.
Comment Author Avatar
Setuju dengan ini:

orang yang menyikapi penyesalan dengan hal positif, akan bermuhasabah, merefleksi diri dan memetik pelajaran dari kesalahan yang pernah ia perbuat lalu bangkit. Penyesalannya itu dia jadikan batu loncatan untuk melejitkan diri.

Nasi bisa jadi bubur yang lezat, setuju. Saya sering bikin bubur dari nasi kalo ndak mau lama-lama masak hehe.
Comment Author Avatar
Penyesalan selalu hadir belakangan kalau di depan namanya pendaftaran. Tapi kalau saya percaya bahwa apa yang terjadi adalah hal yang terbaik yang harus terjadi. Walaupun sudah berusaha sebaik mungkin. Tak ada ruang penyesalan ketika kita telah mempersembahan usaha terbaik.
Comment Author Avatar
Apa yaah, mungkin menyesal karena dlu kurang tertarik untuk belajar banyak hal. Sekarang baru mau pelajari semua tapi kapasitas kemampuan menerima informasi tidak secanggih dahulu lagi hahaha. Tapi sebaiknya sepertinya tidak perlu menyesal yaa
Comment Author Avatar
Memang sepertinya hidup ini kayak bakalan banyak yang disesali ya kak. Tapi balik lagi, kalau ngga disesali kapan berubahnya. Jika sudah terlanjur, maka menyesal dan berubah untuk menjadi lebih baik seperti yang kakak bilang. Kalau belum ya jangan juga sengaja dibuat/dicoba hanya untuk disesali, apakah ini kubilang hahaha

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.