68 tahun, Merdeka
68 tahun bukan waktu yang singkat ibarat manusia nih yee, mencapai umur segitu mah udah kakek or nenek dengan gigi ompong, rambut putih, kulit keriput serta sisa hidup yang gak lama lagi, tinggal nunggu aja, pasti izrail bakal datang menjemput maka selamat tinggal dunia. Eh, tapi 68 tahun ini bukan umur seseorang lho, bukan umur kakekku apalagi kekasih hati #yaelah.
21 tahun aku berpijak di sini, menatap indahnya negeriku, mengecap kasih, merajut ukhuwah indah di tanah air beta. Duh, bagaimana mungkin aku tak mencintainya. Meski umurku dan umurnya terpaut hampir setengah abad dan meski aku baru anak kemarin sore yang tak turut menyaksikan cinta nyata mereka yang telah rela berkorban jiwa raga, harkat dan martabat, pun siap kehilangan harta bahkan nyawa demi bebas dari cengkeraman para benalu yang telah merampas hak-hak mereka, demi menghempaskan kebiadapan di ibu pertiwi dan demi melihat Sang Saka Merah Putih berkibar gagah perkasa. Demi pula meraih satu kata "MERDEKA". Mereka berjuang untuk Indonesia.
Yeah, 68 tahun ini merupakan umur negaraku tercinta yang dihuni oleh milyaran manusia. Dengan umur yang belum mencium angka 100 sejak bung Karno memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945, maka bagi sebuah negara yang pernah menjadi negara jajahan, 68 tahun Indonesia mengecap kemerdekaan belumlah sebanding dengan masa dimana bangsa Indonesia dulu musti menanggung hidup dalam penindasan, kekejaman, kebiadapan, kesengsaraan, serta perbudakan akibat dijajah oleh bangsa lain hingga 3,5 abad alias 350 tahun. Bayangkan saja, selama itu, hidup menderita di rumah sendiri,, rasanya... Ya Allah ngenes bangett.
Ah, kawan sudah sepatutnya kita bersyukur. Andai kita yang ada di masa tersebut, mana mungkin kita dapat merasakan yang namanya ketenangan, mana mungkin kita dapat menuntut ilmu dan ke sekolah tanpa was-was, mana mungkin kita dapat menghirup udara segar bila di sekitar tercium aroma kebusukan para penjajah tak berperikemanusiaan itu. Yah, mana mungkin. Mungkin hanya terbias harap "semoga sekedar mimpi buruk, semoga", namun demikianlah sejarah kelam Indonesia tercatat bahwa negara kita pernah tertindas.
68 tahun sudah Indonesia merdeka. Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini tentu tidak terlepas dari perjuangan "mereka" yang sempat aku singgung di atas. Cinta nyata mereka demi Indonesia adalah perjuangan yang tak bisa kita pandang sebelah mata. Toh, banyak diantara mereka yang lebih dulu meregang nyawa sebelum kemerdekaan diraih. Bukankan mereka berjuang pun tidak sekadar menggamit nama Indonesia. Kalau tak dapat melihat merah putih berkibar lalu untuk apa mereka berkorban. Mereka yang berjuang kita yang menikmati hasil perjuangan. Kalian tentu tahu, dalam perjuangan mereka, ada nama kita. Iya kita yang terlahir sebagai bangsa Indonesia setelah mereka tiada. Lantas setelah mereka wafat sebagai pahlawan dan Indonesia tak lagi dijajah apakah perjuangan kemerdekaan ikut berakhir?
Menurutku, sejatinya kata merdeka adalah hidup damai dalam kesejahteraan. Sudah sejahterahkah negeri ini. Tidak, nyatanya setelah proklamasi kemerdekaan justru Indonesia dihadapkan dengan polemik baru bukan lagi terdzalimi bangsa lain tapi saling mendzalimi bangsa sendiri. Mulai dari peristiwa G30SPKI, pertempuran-pertempuran yang terjadi sesama rakyat indonesia, pertikaian saat turunnya Soeharto, perang antar agama etc.
Miris banget, saat ini hal-hal serupa kerapkali terjadi. Kita ini diikat dalam "BHINEKA TUNGGAL IKA" lho. Indonesia memang dikenal sebagai negara kepulauan yang kaya akan budaya, adat istiadat, bahasa serta beranekaragam perbedaan lainnya namun sebagai negara yang menganut semboyan BTI mustinya kita paham walau berbeda suku, beda bahasa, beda adat de el el, kita tetap satu. Namun di luar sana, hanya karena masalah sepele saling bacok antar kampung, hanya persoalan kecil saling menghina antar daerah. Saling bermusuhan satu sama lain. Malu dong. Malu dong, malu sama Allah, malu sama para pahlawan. Begitukah balasannya setelah kita dapat mencicipi hasil dari setiap tetes darah mereka. Yah, meskipun tidak semua warga bertingkah brutal, aku sedih aja ngelihat tragedi-tragedi yang sampai menumpahkan darah dan merebut korban jiwa padahal kita sebangsa, sebahasa dan setanah air yang katanya sudah MERDEKA.
Selain masalah di atas sebenarnya kalau ditelusuri terlalu banyak masalah-masalah yang muncul setelah kemerdekaan Indonesia. Satu masalah selesai muncul masalah lainnya, seolah tak berujung. Oh ya, gampang kok kalau mau menyebutkan semua masalah - masalah di Indonesia, berkoar-koar aja di jalan atau nulis sesuka hati di media sosial baik kalau ada yang dengar suara kita ataupun baca timeline kita. Yang susah itu memberikan solusi disertai aksi. Makanya aku nulis catatan ini tanpa maksud menyoroti Indonesia hanya beropini doang *ngeless. Ini wujud rasa cintaku sebagai perempuan Indonesia yang terlahir di negeri ini dan turut peduli akan nasib Indonesia kedepannya. (Lha apa hubungannya?)
Sekedar kata-kata saja emang kagak cukup, mengatakan I LOVE INDOONESIA, trus buktinya mana?
Ikut upacara, masang status di fb or tweet di twiteer, update postingan di blog dst adalah sesuatu yang wajar kok kita lakukan di hari special kemerdekaan RI ini. Nah, kalau pahlawan dulu mampu mengorbankan nyawa, kita berkorban apa dong? Berpangku tangan, berbuat onar, demo anarkis, menyalahkan pemerintah membela rakyat, berkelahi dengan warga. Hmm.
I think, kemerdekaan tak dapat diraih para pahlawan tanpa persatuan dan demikian mungkin harapan mereka merebut kembali tanah air di tangan para penjajah agar kita kita bersatu untuk selamanya #e..ciee Namun jika diantara kita saja masih tersebar rasa dendam, musuh, amarah bagaimana bisa kita mengaku merdeka sedang kita tak bersatu.
I think, kemerdekaan tak dapat diraih para pahlawan tanpa persatuan dan demikian mungkin harapan mereka merebut kembali tanah air di tangan para penjajah agar kita kita bersatu untuk selamanya #e..ciee Namun jika diantara kita saja masih tersebar rasa dendam, musuh, amarah bagaimana bisa kita mengaku merdeka sedang kita tak bersatu.
Ternyata mempertahankan kemerdekaan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Perjuangan para pahlawan itu belum berakhir kawan. Kitalah penerus perjuangan Kemerdekaan.
ORANG BILANG NASIB INDONESIA ADA DITANGAN KITA, HEI PARA PEMUDA BANGSA INI. AMANAH ITU ADA DI PUNDAK KITA. SEMANGAT 45.
ORANG BILANG NASIB INDONESIA ADA DITANGAN KITA, HEI PARA PEMUDA BANGSA INI. AMANAH ITU ADA DI PUNDAK KITA. SEMANGAT 45.
DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE - 68 TAHUN. JAYALAH INDONESIAKU :*
17/08/13
Makassar, dengan senyum membara.
Makassar, dengan senyum membara.
27 komentar untuk "68 tahun, Merdeka"
aku juga gak minat ngelakuin itu semua hahaha
yang terpenting itu kan berbenah diri. lakukan yg terbaik untuk diri sendiri, setelah itu lingkungan, setelah kita merasa mampu, baru deh lakukan yg terbaik untuk negara.
iya saya setuju, dari pada cuek :D
sah2 ajah sih, kalo kita mau ngucapin HUT RI di berbagai social media.
yaaahh aku setuju dengan Tofik, sah saja emang kalau kite ngucapin HUT RI ,.. kayaknya ucapin ultah sama seseorang via socmed.. toh gak ada yang ngelarang kan..
nah iya, ngungkapin kjelekan2 bangsa sih gampang, memperbaiki n ngasih solusinya itu yg susah...bahkan dari tahun ke tahun ttep aja msalahnya blum menemukan solusi yg tepat...
Iya masalah-masalah di Indonesia kayaknya gak ada ujungnya dwech
diskrimana dimana-mana.. Sedih ssaya liatnya..
ah, iya ini udah jadi rahasia publik ya Zi, semboyan hanya tinggal semboyan...semakin lama generasi muda malah semakin bbrutal, semoga ke depannya bisa jauh lebih baik, aamiiin..merdekah!!
iya , setuju dengan pendapat mbak Meykke Semboyang terkadang hanya tinggal semboyan.. Aku pun berharap seperti itu. Aamiin
Dan juga, tahun ini gue enggak nulis diblog tentang dirgahayu RI, karena masalah yang gue tulis di tahun kemarin masih sama dengan tahun ini..
Harapan gue tahun kemarin gue juga masih sama..
Indonesia, belum banyak berubah :')
Jaman sekarang pemudanya malah pada bikin boyband, Indonesia mau dibawa kemana jadinya? -__-
ILove Indonesia. Cukup membayar pajak dengan teratur dan tidak merusak fasilitas umum. Itu wujud kecintaan yg paling murah.
too weird.. :)
Tapi overall, aku suka postingan ini! :)
kok semenjak 17an anak anak BE semuanya berubah jadi kritis gini ya. hahaha bagus sih tapi..
banyak masalah, banyak kejelekan.. jangan terpaku sehingga yang baik jadi semu.
banyak kebaikan banyak keindahan.. jangan terlena sehingga kita lupa :D
nasionalis atau tdknya seseorang, bukan dirinya atau oranglain yang bisa mengakuinya. tapi perjuangannyalah menjadi saksi saat sejarah telah berbicara. mahhaha -__-
bener, gue juga nggak bisa bayangin gimana perjuangan orang'' terdahulu buat memerdekakan negri endonesia ini. dan kita sbagai pemuda bangsa nggak boleh melupkana sejarah.
nah itu dia, gue juga cinta indonesia tapi gue juga mikir, apa yang telah gue kasih sama negri gue ini ???
mungkin itu pe er terberat buat gue. dan seharusnya juga pe er bagi smua pemuda indonesia
semua mengatakan ucapan2 itu gak perlu dan gak penting, yg penting itu dimulai dari diri sendiri. Lah pertanyaannya tman2 sudah mulai belom?? ya kalau membangkitkan nasionalisme dari diri sendiri aja masi belom dan gak mau ngucapi selamat untuk indonesia. trus kontribusi apa yg udah diberikan untuk negara yg kalin tinggali saat ini?? ngasih ucapan selamat aja gak mau. duuhhh.... #BAJAKK!! #COMENTINI DIBAJAK :3
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.