Sepenggal Cinta Rara
"Haruskah berakhir?" sebuah tanya menggantung di udara. Aku hanya mengangguk mantap.
"Kalau aku tak ingin ini berakhir?"
"Nikahi aku'' jawabku spontan
Raut wajah lelaki gagah itu berubah. Ia terdiam seketika, seolah sedang mencerna kata-kataku barusan.
Aku pangling. Menyadari kelancangan mulutku. Apa? Minta dinikahi? hah yangv benar saja. Haduhh, Rara kok kamu berani ngomong kayak gitu sih, gimana kalau Ryo nanggapinnya serius? Ottoke? Ottoke? Jeritku panik dalam hati.
Detik berikutnya aku senyum-senyum kecil melihat mimik Ryo yang tampak resah gelisah. Dasar, pikiranku aja yang ngaco. Ryo bukan tipikal cowok serius. Buktinya selama 3 tahun ngejalin hubungan dia gak pernah nyinggung masalah nikah dan selama itu pula aku ikutan cuek bebek, yang penting bisa jadi kekasihnya. Itu sudah sangat membahagiakan.
Siapa sih yang gak bangga punya kekasih kayak Ryo Saputra. Tampang keren, penampilan cool, jago basket, banyak fans, tajir pula. Dulu waktu jamannya masih berseragam, Ryo terkenal sebagai aktris sekolah di SMA Unggulan Persada. Sekarang setelah berstatus mahasiswa, di kampus pun ia masih tetap tenar sebagai anak arsitek dengan pesonanya yang mampu melelehkan hati para cewek.
Ryo terlalu sempurna dimataku. Entahlah, apa yang membius hati lelaki gagah itu hingga jatuh hati pada seorang gadis culun, cupu nan lugu. Padahal diluar sana ada sekian banyak cewek-cewek cantik mengejarnya, heran, dia malah memilih aku. Kata Ryo, aku ini cewek unik, berkarishma. Uhuk. Aku ngerasa gak ada satu pun yang special di diri ini jadi waktu Ryo mengungkapkan alasannya mencintaiku, aku hanya tertawa ngakak dan dia cemberut. Jujur, hatiku pun melambung karenanya.
Ryo memang bukan tipikal cowok serius, tapi dia lelaki setia yang pernah aku kenal. Selepas SMA kami pisah kota. Ryo melanjutkan studynya di ibu kota sementara aku merantau ke kota Daeng. 2 tahun sudah kami jalani yang namanya LDR dan selama itu Ryo tetap intens menghubungi aku, lewat maya ataupun lewat udara. Hampir tiap hari aku terima telpon darinya, dan tiap liburan dia pasti akan datang menemuiku.
Seperti liburan kali ini. Setelah beberapa waktu mengacuhkannya. Aku tahu dia sudah lama curiga dengan perubahan sikapku, sebab statusnya tak pernah lagi aku koment, mentionnya juga jarang aku balas, begitupun dengan telponnya yang sering aku abaikan. Aku sedang berusaha menjaga jarak sekalipun kami sudah terbentang jarak.
Lalu pagi tadi tiba-tiba dia muncul depan kosku, bikin jantung aku hampir copot. Terakhir dia datang menemuiku tahun lalu, tapi saat itu aku masih tinggal di kos lama. Hah aku pindah tanpa sepengetahuannya pun tetap bisa dia lacak. Dasar, Anak itu terlalu banyak mata-matanya. Kau tahu, Dia terlalu mencintaiku.
"Iya, kita nikah. Kalau memang cuma itu satu-satunya cara agar aku tetap bersamamu"
Glek. Sulit percaya dengan kalimat yang akhirnya meluncur dari mulut Ryo setelah beberapa menit ia bungkam.
Kini aku yang tak berkutik. "Ya Allah, aku tidak sedang bermimpi kan? Ryo mau menikahiku? Kenapa aku justru kalut mendengarnya, bukankah itu yang aku pinta?"
"kamu serius?"
"Ra, di dunia ini cuma ada dua perempuan yang aku cintai. Mama dan kamu. Sejak smp aku sudah kehilangan mama, kali ini aku tak mau lagi kehilangan sosok perempuan yang aku cintai"
"Ra kamu bisa kan menunggu, aku terlanjur janji sama papa, tunggu sampai aku sarjana, setelah itu aku akan datang melamarmu. Sementara ini biar kita jalani seperti biasanya yah Ra?. Aku gak bisa mengakhiri hubungan diantara kita"
"Tapi Rio..., maaf aku tak bisa menunggu, aku tak bisa lagi ngasih kamu harapan, aku bahkan tak bisa berharap sama kamu. Tolong, kamu ngerti kondisi aku saat ini"
"kenapa? Apa karena jilbab besarmu itu. Ra, aku tidak perduli dengan perubahanmu, aku bahkan tidak perduli jika kau berubah sampai pakai cadar, asal aku masih bisa mengenalimu kau kan tetap jadi milikku"
"Tidak Ryo, aku tak kan menunggu" lirihku dengan derai air mata sambil berlari masuk kedalam membiarkan Rio terpaku seorang diri di luar.
Dear Ryo
Karena aku men cintaimu. Aku hanya khawatir bila aku bukan tulang rusukmu. Jadi aku tak ingin berharap padamu dan takkan memberikanmu harapan lagi. Biar aku berharap pada-Nya agar Dia menjadikanku sebagai tulang rusukmmu di akhirat kelak.
Sejujurnya aku sangat bahagia saat kau bilang kau mau menikahiku. Tapi kata dokter umurku tak kan lama lagi. Kau tahu, aku tidak percaya sama dokter. Dokter bukan siapa~siapa yang seenaknya mengklaim umurku? Aku lebih percaya dengan keajaiban Allah hingga takdir-Nya mempertemukan kita untuk kesekian kali.
Mungkin itu pertemuan terakhir kita, aku senang kau berhasil menemuiku. Saat itu sebenarnya aku sedang dirawat di rumah sakit tapi aku ngotot pulang ke kos agar bisa kau saksikan bahwa aku baik~baik saja.
Yah.. Kau tentu heran dengan jilbab besarku, di kampus aku menemukan indahnya ukhuwah dan islam yang sebenarnya. Ternyata masih banyak hal yang aku belum aku tahu tentang dienku, sementara kian hari aku merasa waktuku kian dekat denganNya. Ryo, Aku memilih hijrah dan aku bangga dengan jilbabku. Setidaknya dengan jilbabku kau tak sampai melihat kekasih yang kau pacari selama 3 tahun tak lagi memiliki mahkota.
Terima kasih pernah hadir dalam hidupku.
Dan maaf membuatmu harus merasakan kehilangan untuk kedua kalinya. Aku pergi:'(
Semoga kau bisa temukan pengganti yang lebih baik, seorang wanita dunia. Bidadari surga^^
with love
Rara
"Kalau aku tak ingin ini berakhir?"
"Nikahi aku'' jawabku spontan
Raut wajah lelaki gagah itu berubah. Ia terdiam seketika, seolah sedang mencerna kata-kataku barusan.
Aku pangling. Menyadari kelancangan mulutku. Apa? Minta dinikahi? hah yangv benar saja. Haduhh, Rara kok kamu berani ngomong kayak gitu sih, gimana kalau Ryo nanggapinnya serius? Ottoke? Ottoke? Jeritku panik dalam hati.
Detik berikutnya aku senyum-senyum kecil melihat mimik Ryo yang tampak resah gelisah. Dasar, pikiranku aja yang ngaco. Ryo bukan tipikal cowok serius. Buktinya selama 3 tahun ngejalin hubungan dia gak pernah nyinggung masalah nikah dan selama itu pula aku ikutan cuek bebek, yang penting bisa jadi kekasihnya. Itu sudah sangat membahagiakan.
Siapa sih yang gak bangga punya kekasih kayak Ryo Saputra. Tampang keren, penampilan cool, jago basket, banyak fans, tajir pula. Dulu waktu jamannya masih berseragam, Ryo terkenal sebagai aktris sekolah di SMA Unggulan Persada. Sekarang setelah berstatus mahasiswa, di kampus pun ia masih tetap tenar sebagai anak arsitek dengan pesonanya yang mampu melelehkan hati para cewek.
Ryo terlalu sempurna dimataku. Entahlah, apa yang membius hati lelaki gagah itu hingga jatuh hati pada seorang gadis culun, cupu nan lugu. Padahal diluar sana ada sekian banyak cewek-cewek cantik mengejarnya, heran, dia malah memilih aku. Kata Ryo, aku ini cewek unik, berkarishma. Uhuk. Aku ngerasa gak ada satu pun yang special di diri ini jadi waktu Ryo mengungkapkan alasannya mencintaiku, aku hanya tertawa ngakak dan dia cemberut. Jujur, hatiku pun melambung karenanya.
Ryo memang bukan tipikal cowok serius, tapi dia lelaki setia yang pernah aku kenal. Selepas SMA kami pisah kota. Ryo melanjutkan studynya di ibu kota sementara aku merantau ke kota Daeng. 2 tahun sudah kami jalani yang namanya LDR dan selama itu Ryo tetap intens menghubungi aku, lewat maya ataupun lewat udara. Hampir tiap hari aku terima telpon darinya, dan tiap liburan dia pasti akan datang menemuiku.
Seperti liburan kali ini. Setelah beberapa waktu mengacuhkannya. Aku tahu dia sudah lama curiga dengan perubahan sikapku, sebab statusnya tak pernah lagi aku koment, mentionnya juga jarang aku balas, begitupun dengan telponnya yang sering aku abaikan. Aku sedang berusaha menjaga jarak sekalipun kami sudah terbentang jarak.
Lalu pagi tadi tiba-tiba dia muncul depan kosku, bikin jantung aku hampir copot. Terakhir dia datang menemuiku tahun lalu, tapi saat itu aku masih tinggal di kos lama. Hah aku pindah tanpa sepengetahuannya pun tetap bisa dia lacak. Dasar, Anak itu terlalu banyak mata-matanya. Kau tahu, Dia terlalu mencintaiku.
"Iya, kita nikah. Kalau memang cuma itu satu-satunya cara agar aku tetap bersamamu"
Glek. Sulit percaya dengan kalimat yang akhirnya meluncur dari mulut Ryo setelah beberapa menit ia bungkam.
Kini aku yang tak berkutik. "Ya Allah, aku tidak sedang bermimpi kan? Ryo mau menikahiku? Kenapa aku justru kalut mendengarnya, bukankah itu yang aku pinta?"
"kamu serius?"
"Ra, di dunia ini cuma ada dua perempuan yang aku cintai. Mama dan kamu. Sejak smp aku sudah kehilangan mama, kali ini aku tak mau lagi kehilangan sosok perempuan yang aku cintai"
"Ra kamu bisa kan menunggu, aku terlanjur janji sama papa, tunggu sampai aku sarjana, setelah itu aku akan datang melamarmu. Sementara ini biar kita jalani seperti biasanya yah Ra?. Aku gak bisa mengakhiri hubungan diantara kita"
"Tapi Rio..., maaf aku tak bisa menunggu, aku tak bisa lagi ngasih kamu harapan, aku bahkan tak bisa berharap sama kamu. Tolong, kamu ngerti kondisi aku saat ini"
"kenapa? Apa karena jilbab besarmu itu. Ra, aku tidak perduli dengan perubahanmu, aku bahkan tidak perduli jika kau berubah sampai pakai cadar, asal aku masih bisa mengenalimu kau kan tetap jadi milikku"
"Tidak Ryo, aku tak kan menunggu" lirihku dengan derai air mata sambil berlari masuk kedalam membiarkan Rio terpaku seorang diri di luar.
Dear Ryo
Karena aku men cintaimu. Aku hanya khawatir bila aku bukan tulang rusukmu. Jadi aku tak ingin berharap padamu dan takkan memberikanmu harapan lagi. Biar aku berharap pada-Nya agar Dia menjadikanku sebagai tulang rusukmmu di akhirat kelak.
Sejujurnya aku sangat bahagia saat kau bilang kau mau menikahiku. Tapi kata dokter umurku tak kan lama lagi. Kau tahu, aku tidak percaya sama dokter. Dokter bukan siapa~siapa yang seenaknya mengklaim umurku? Aku lebih percaya dengan keajaiban Allah hingga takdir-Nya mempertemukan kita untuk kesekian kali.
Mungkin itu pertemuan terakhir kita, aku senang kau berhasil menemuiku. Saat itu sebenarnya aku sedang dirawat di rumah sakit tapi aku ngotot pulang ke kos agar bisa kau saksikan bahwa aku baik~baik saja.
Yah.. Kau tentu heran dengan jilbab besarku, di kampus aku menemukan indahnya ukhuwah dan islam yang sebenarnya. Ternyata masih banyak hal yang aku belum aku tahu tentang dienku, sementara kian hari aku merasa waktuku kian dekat denganNya. Ryo, Aku memilih hijrah dan aku bangga dengan jilbabku. Setidaknya dengan jilbabku kau tak sampai melihat kekasih yang kau pacari selama 3 tahun tak lagi memiliki mahkota.
Terima kasih pernah hadir dalam hidupku.
Dan maaf membuatmu harus merasakan kehilangan untuk kedua kalinya. Aku pergi:'(
Semoga kau bisa temukan pengganti yang lebih baik, seorang wanita dunia. Bidadari surga^^
with love
Rara
posted from Bloggeroid
7 komentar untuk "Sepenggal Cinta Rara"
-el-
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.