Hari Ter- Kurang Beruntung
Deadlinenya baru hari ini. Ya ampun, padahal tadi malam gue udah pasrah, udah angkat tangan dan ngaku nyerah deluan gak bisa ikut Best Article (BA) @BloggerEnergy bulan ini bahkan sempat mau koment minta maaf di grup BE karena gue merasa bersalah kalau gak ikut. Iya, dari awal emang gue udah komit ama diri sendiri jangan sampai alpa ikut BA yang diadakan BE tiap bulannya special buat para gyers. Masa` cuma satu tulisan dengan tema yang gampang dan tenggang waktu yang cukup lama gue gak bisa ikut. Sayang banget kan kalau di lewatkan gitu aja.
Dan pagi ini so supprise, ngebaca kiriman bang Edotz di grup yang mengingatkan kalau hari ini BA deadline, membuka harapan, membangkitkan kembali gairah, serta membakar semangat gue buat nulis detik ini juga. Artinya apa? Horeee gue masih punya kesempatan pemirsa. Huuuu dasar guenya aja yang pikun, Hallowww DL BA BE bukan tanggal 23, ingat baik-baik!!!
Well, seperti biasa waktu mepet gue baru mau nulis nih ckckck tapi begitulah gue kalau ikut lomba nulis, BA maupun GA hobi nongol belakangan dengan menggenggam erat motto bertajuk biarin telat daripada gak ikut sama sekali hehehe. Oke tanpa ba bi bu lebih panjang lagi, silahkan simak kisah gue yang satu ini. Cekidot!
Tema BA BE kali ini adalah moment tersial. Gue gak tau kenapa sih njers milih tema yang bikin gue terpaksa harus mengorek~ngorek kembali ingatan di masa lampau dan mengenang hari paling naas yang pernah gue alamin selama twenty one my age. Hari tersial gue... Hari itu.. Hari itu?? Kapan ya?? Dimana??? #GUBRAG. Arggghhh asli waktu pertama baca tema BA yang di umumin rangers di medsos, malah muncul pertanyaan seperti ini? emang gue pernah berhadapan dengan moment terrr-kurang beruntung? Seolah saja gue gak pernah mengalami kekurangberuntungan itu. Padahal yang namanya manusia kan tidak selamanya beruntung. Ok, karena gue gak sreg dengan kata "SIAL" jadi gue sengaja ganti dengan kata "Kurang Beruntung". Why? Alasannya simple, gue harus tetap mensyukuri hari-hari gue walau apapun yang terjadi, karena gue yakin selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Gue gak SIAL gue hanya KURANG BERUNTUNG.
Awalnya memang gue gak ingat, dengan moment~moment kurang beruntung gue, sampai di suatu hari menjelang idul adha, ceritanya gue lagi asyik melamun ria di toilet (gak usah nanya gue lagi ngapain), ketika tiba-tiba sebuah kenangan pahit nyangkut di otak. AHAAA,..gue ingat.. gue ingat, mana mungkin gue lupa dengan kisah yang sempat menjadikan gue sebagai orang paling blo'on sedunia. Kalau sebelumnya gue sempat bilang gak inget bukan berarti gue lupe yeee.. Bedakan lupa dan gak inget.
Eniwei, gue gak akan pernah lupa dengan suatu hari di akhir tahun 2010, tepatnya tanggal 30 Desember bertepatan dengan wisuda pertama anaknya mama gue. Yup, hari itu adalah hari bersejarah bagi kakak gue yang akhirnya bisa melepaskan status kemahasiswaannya dan menyabet gelar sarjana. Siapa yang gak bangga dan bahagia coba? Apalagi ortu gue, betapa bangganya mereka, gue bahkan tak bisa melukis kebahagiaan yang terpantul diraut wajah mama dan papa saat menatap syahdu anak sulung mereka dengan mata berbinar-binar. Sebagai adik, tentu gue ikut bahagia dong ngeliat kakak gue berhasil pake toga namun sungguh amat disayangkan kebahagiaan gue hari itu luntur seketika karena suatu tragedi buruk menimpa gue.
Waktu itu gue masih maba, baru hampir setengah tahun duduk di bangku semester 1 ketika mama akhirnya mau membelikan gue motor setelah di bujuk rayu kedua anakknya (gue dan kak Vhie).
Sebelumnya kalau pergi kuliah gue selalu jalan kaki dari kos ke kampus 1 Alauddin yang makan waktu sekitar 10 menit atau naik becak 5 menit kemudian naik pete-pete (sebutan bagi mobil angkutan umum di Makassar) kampus selama kurang lebih 30 menit ke kampus gue di kampus 2 Samata-Gowa. Girangngnya bukan main, pas di belikan motor sama mama, jadi gak perlu lagi dong naik pete-pete ke kampus. Bisa bebas jalan-jalan.
kesana-kemari dengan hemat. Asyikkkk.
Kira-kira nih hampir dua pekan menjelang hari H wisudanya kakak, mybluebeep nama motor gue, setia nangkring di depan kos dan cuma di pakai di lorong-lorong kecil sekitaran kompleks saja, belum boleh di pakai pergi jauh selain karena ortu belum kasih lampu ijo, plat motornya belum jadi, STNK dan BPKBnya juga belum gue terima.
Pas hari H, pagi~pagi sekali ortu dan kakak gue udah berdandan rapi apalagi mama dan kakak dandannya cantik, di salon bo` gak ngajak~ngajak lagi, uhft sekalipun di ajak gue juga ogah ikutan karena mau pergi kuliah. Tempat acara wisudanya emang sama di kampus gue, tepatnya di @Auditorium Kampus 2 UIN SAMATA, kan gue sama kak Vhie sekampus beda fakultas, beda semesteran. Kakak mau keluar gue baru masuk.
Oia, meski tanggal 30 desember 2010 adalah hari wisuda kampus gue, tetap tak menghalangi proses perkuliahan, jadi hari itu gue tetap
pergi ke kampus dan tetap akan menerima perkuliahan seperti biasa. Rencananya sih pulang kuliah baru singgah di AUDIT yang lokasinya gak terlalu jauh dari fakultas gue.
Entahlah ada angin apa? Hari itu karena hari special jadi papa pesan taksi buat antarin putri pertamanya ke acara wisuda, kan gak elit banget kalau mau naik pete-pete. Hehe. Lantas beliau nawarin gue mau ikut nebeng ke kampus gak? Eh, gue malah jawab dengan pertanyaan "Pa gue bawa motor aja ke kampus ya, bisa gak?"
Wuidih tak gue sangka papa langsung mengiyakan, mama yang biasa khawatir pun tak keberatan. Mereka cuma berpesan agar gue hati-hati di jalan. Sumpah, padahal gue iseng aja bilang pengen bawa motor ke kampus aslinya gue masih ragu, belum yakin apa gue bisa bawa motor di kota besar dengan kendaraan yang begitu padat dan gede-gede. Apalagi di perempatan jalan menuju kampus gue rawan, banyak mobil pabrik beroda 12 sering berlalu-lalang di sana. Pokoknya gak sama lah dengan kondisi jalan di kota kecil kelahiran gue yang gak pernah mengalami namanya kemacetan. Mana gue sebenarnya belum terlalu hapal rute perjalanan ke kampus, tapi karena udah lumayan lama langganan pete-pete kampus setidaknya gue sedikit tahu jalan yang harus gue tempuh untuk sampai ke tempat kuliah gue.
Alhamdulillah wa syukurillah, berawal dengan modal nekad dan paksa berani ternyata perjalanan gue dari kos ke kampus lancar. Hal yang selama ini menjadi ketakutan gue membawa kendaraan di kota besar, takut di sambar kendaraan lain lah, takut di tabrak, takut jatuh di tengah jalan rupanya hanya momok belaka. Buktinya, hari itu gue bisa bawa motor sampai ke kampus, sesuatu banget lhoo. Gue senang.. Senaaaaanngg banget.
Namun seperti yang sempat gue singgung di atas, kesenangan gue ikut berubah menjadi kepedihan yang menyayat hati #sok lebay semua karena tragedi buruk yang gue alami pada hari itu.
Gue masih ingat, hari itu mata kuliah gue cuma satu, sehingga gue keluar dari kelas agak cepat dan langsung menuju tempat acara wisudanya kakak. Sesampai di sana gue cuma ketemu sama papa dan adik bungsu gue di luar gedung Audit. Kata papa sih selain calon wisudawan, satu anggota keluarga aja yang bisa masuk ke dalam gedung, berarti papa yang mengalah dan menunggu di luar bersama si bungsu.
Acara wisudanya kayaknya masih lama dan gue orang yang paling gak suka menunggu. Setelah beberapa menit berlalu sosok mama dan kak Vhie belum jua nampak gue minta ijin sama papa pulang deluan sekaligus minta uang bensin karena jarum pengecek bensin motor gue udah menunjuk angka merah. Sambil mengeluarkan dompet, Papa kembali berpesan agar gue hati-hati di jalan, yang kubalas dengan anggukan dan kata iya.
Bersama mybluebeep gue pulang dengan santai, seolah ketakutan gue bawa motor tak ada lagi padahal masalah mau isi bensin saja masih sempat mengganggu pikiran gue. Gegara SPBU yang gue lewati terletak di sebelah kanan sementara gue melaju di sebelah kiri. Oke, gue yang belum berani menyeberang kesebelah sehingga terbersit "ah, nanti di depan saja kalau ketemu SPBU di sebelah kiri". Nyatanya sampai di depan SPBU yang ada sama doang, terletak di sebelah kanan, maka gue lagi-lagi mengurungkan niat dan malah sotta`( baca: sok tau) lewat jalan yang beda dengan perjalanan gue waktu ke kampus.
Payah, disebabkan ke sotta' an gue, maka muncul lah tragedi yang hampir membuat gue trauma naik motor. Syukurnya, karena gue cewek tangguh #uhuuukk gue gak jadi trauma. Cuma pengen teriakkkk kuenceng, pengen marah, pengen nangis, dan pengen nyumpahin orang yang telah merampas kebahagiaan gue hari itu.
Asli, gue tersesat pemirsa dan gak tahu arah jalan pulang. Gue sempat panik, tapi terus saja melajukan motor. Sotta' gue makin menjadi-jadi karena gue gak bertanya pada siapapun Sengaja ikut kendaraan yang ada di depan gue dengan ekspresi kebingungan memperhatikan sekeliling. Berulang-ulang kali gue terputar di tempat yang sama hingga entah bagaimana caranya gue berhasil keluar di jalan yang lumayan ramai.
Secercah senyum merekah saat gue menangkap lampu merah di depan sana, ekspresi gue kalau mau di ibaratkan bagai orang yang terdampar di sebuah goa nan gelap kemudian menemukan sebuah lubang bercahaya. You know? Hampir saja gue sukses keluar dari ketersesatan gue tapi takdir berkata lain. Saat itu jalannya ramai banget, sempat macet karena rupanya selain di kampus gue ada pula acara wisuda di kampus lain, yah di kampus yang dekat dengan jalan yang gue lewati itu, karena ada banyak mantan mahasiswa yang gue lihat mengenakan toga, mau gak mau di tengah kemacetan, gue ikutan ngantri menunggu lampu hijau yang udah beberapa kali gonta-ganti dengan lampu kuning dan merah.
"Brukkk" tiba-tiba gue merasa ada sesuatu yang menabrak motor gue dari belakang. Bukan sekali, dua atau tiga kali malah. Terang saja, gue menoleh dan mendapati seorang cowok dengan tampang samar menabrak motor gue dan gue yakin banget dia sengaja. Bodohnya gue sama sekali gak curiga. Gue berhenti dan menoleh dengan ketus serta ngomel-ngomel sendiri saking jengkelnya sama cowok yang gue gak kenal itu. Emang dia gak punya mata apa. Dia cuma bilang MAAF.. MAAF. Syukur, karena motor gue gak lecet jadi gue lanjut jalan namun sepintas gue liat di kaca spion kayak tuh cowok ngikutin gue deh. Lampu merah menyala lagi, dan giliran gue untuk keluar dari antrian kian dekat ketika tiba-tiba gue terpaku untuk beberapa detik sebab melihat hape yang gue letakkan di tas telah beralih di tangan cowok itu yang dengan sigap segera membelokkan motornya dan melaju kencang lewat sebuah lorong dekat lampu merah.
Kira-kira hampir semenit gue hanya terdiam sampai akhirnya gue sadar. "Copet.. pencopet". Tanpa pikir panjang lagi gue ikut membelokkan motor masuk lorong hendak memburu pencopet itu (kayak jago aja) sambil terus meneriakkan kata copet. Orang-orang yang tinggal di sekitaran situ pada bertanya ada apa? ada apa?. Gue berhenti dan bilang kepada mereka kalau hape gue di copet.
Lalu ada dua orang pemuda yang prihatin dan mau membantu gue mengejar pencopet hape gue yang keberadaannya udah nggak jelas gitu tapi kayaknya masih belum jauh dari tempat gue berhenti. Jadi gue dengan tampang blo'on menaruh harapan dan membuntuti mereka dari belakang. Yaaahh kali aja pencopetnya bisa ditemukan meski kemungkinannya sangat tipis. Benar saja, setelah keliling-keliling gak ketemu-ketemu, dua pemuda yang semotor itu berhenti di suatu tempat asing dan dengan nada menyesal menyatakan tidak bisa membantu.
"Maaf yah dik, kita sudah kehilangan jejak, biar sampai besok nyarinya juga gak bakalan ketemu". Kata salah seorang di antara mereka. Gue cuma mangut-mangut pasrah.
"Kalau gitu kita pergi dulu yah dik, lain kali hati-hati yah di jalan" lanjut pemuda satunya
Dua pemuda itu segera cabut dan meninggalkan gue seorang diri di tempat asing nan sepi.
"Eh tunggu,,Gue sekarang lagi dimana?" gumam gue setelah kedua pemuda itu menghilang di ujung jalan
Duhh.. bodohh... bodohhh, motor gue bensinnya sekarat, hape gue ilang dan sekarang gue makin tersesat. Ihiksss. Gue udah gak punya hape dan sekarang bagaimana caranya gue pulang ke kos. Mana sepi pula. Sekalinya ada orang lewat, pas gue nanyain alamat kos gue, dianya juga kebingungan. Complete deh.Terpaksa gue cari jalan sendiri, terputar-putar lagi di tempat yang sama. Saat itu gue cuma bisa beristighfar dan mohon perlindungan sama Allah, tak lupa mohon petunjuk biar gue bisa pulang ke kos dengan selamat. Dan ajib, entah bagaimana pula, gue menemukan jalan yang pernah gue lewati bersama pete-pete kampus. Akhirnya gue pulang dengan membawa kehampaan. :'(
***
Hari itu sungguh, adalah hari yang menurut gue paling mengenaskan. Pertama kalinya gue di copet dan yang di copet itu adalah benda kesayangan gue. Bayangkan saja, HP itu gue beli dengan uang sendiri, hasil dari kerja pertama gue di sebuah toko alat tulis yang jadwal kerjanya dari pagi sampai siang lanjut sore sampai malam selama sebulan penuh waktu gue baru selesai UAN, pun merupakan hasil tabungan gue selama hampir setengah tahun. HP bermerk nokia C3 itu adalah hadiah ulang tahun dari gue untuk diri sendiri di ulang tahun gue yang ke-18, lalu dalam sekejap dirampas begitu saja oleh orang tak bertanggung jawab. Mau di apa kalau udah terjadi ya sudahlah. Tadinya gue sempat berpikiran kalau gue bakal dimarahin sama mama eh, subhanallah banget waktu mama tahu gue habis kecopetan, bukan handphone yang mama gue peduliin, tapi keadaan gue pemirsa. HP hilang masih bisa diganti, tapi kalau nyawa yang hilang, mau dimana cari penggantinya? maka gue memang ingin selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Terima Kasih ya Allah karena Engkau senantiasa melindungi hambaMu.
Gue yakin kok ketika ikhlas muncul di hati, Insya Allah akan ada pengganti yang lebih baik. Dan itu TERBUKTI. HARI ITU EMANG GUE GAK SIAL, GUE HANYA KURANG BERUNTUNG^^
Silahkan, hikmah apa yang mau kalian petik?
sekian kisah ini tergores
with_smile:)
Dan pagi ini so supprise, ngebaca kiriman bang Edotz di grup yang mengingatkan kalau hari ini BA deadline, membuka harapan, membangkitkan kembali gairah, serta membakar semangat gue buat nulis detik ini juga. Artinya apa? Horeee gue masih punya kesempatan pemirsa. Huuuu dasar guenya aja yang pikun, Hallowww DL BA BE bukan tanggal 23, ingat baik-baik!!!
Well, seperti biasa waktu mepet gue baru mau nulis nih ckckck tapi begitulah gue kalau ikut lomba nulis, BA maupun GA hobi nongol belakangan dengan menggenggam erat motto bertajuk biarin telat daripada gak ikut sama sekali hehehe. Oke tanpa ba bi bu lebih panjang lagi, silahkan simak kisah gue yang satu ini. Cekidot!
Tema BA BE kali ini adalah moment tersial. Gue gak tau kenapa sih njers milih tema yang bikin gue terpaksa harus mengorek~ngorek kembali ingatan di masa lampau dan mengenang hari paling naas yang pernah gue alamin selama twenty one my age. Hari tersial gue... Hari itu.. Hari itu?? Kapan ya?? Dimana??? #GUBRAG. Arggghhh asli waktu pertama baca tema BA yang di umumin rangers di medsos, malah muncul pertanyaan seperti ini? emang gue pernah berhadapan dengan moment terrr-kurang beruntung? Seolah saja gue gak pernah mengalami kekurangberuntungan itu. Padahal yang namanya manusia kan tidak selamanya beruntung. Ok, karena gue gak sreg dengan kata "SIAL" jadi gue sengaja ganti dengan kata "Kurang Beruntung". Why? Alasannya simple, gue harus tetap mensyukuri hari-hari gue walau apapun yang terjadi, karena gue yakin selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Gue gak SIAL gue hanya KURANG BERUNTUNG.
Awalnya memang gue gak ingat, dengan moment~moment kurang beruntung gue, sampai di suatu hari menjelang idul adha, ceritanya gue lagi asyik melamun ria di toilet (gak usah nanya gue lagi ngapain), ketika tiba-tiba sebuah kenangan pahit nyangkut di otak. AHAAA,..gue ingat.. gue ingat, mana mungkin gue lupa dengan kisah yang sempat menjadikan gue sebagai orang paling blo'on sedunia. Kalau sebelumnya gue sempat bilang gak inget bukan berarti gue lupe yeee.. Bedakan lupa dan gak inget.
Eniwei, gue gak akan pernah lupa dengan suatu hari di akhir tahun 2010, tepatnya tanggal 30 Desember bertepatan dengan wisuda pertama anaknya mama gue. Yup, hari itu adalah hari bersejarah bagi kakak gue yang akhirnya bisa melepaskan status kemahasiswaannya dan menyabet gelar sarjana. Siapa yang gak bangga dan bahagia coba? Apalagi ortu gue, betapa bangganya mereka, gue bahkan tak bisa melukis kebahagiaan yang terpantul diraut wajah mama dan papa saat menatap syahdu anak sulung mereka dengan mata berbinar-binar. Sebagai adik, tentu gue ikut bahagia dong ngeliat kakak gue berhasil pake toga namun sungguh amat disayangkan kebahagiaan gue hari itu luntur seketika karena suatu tragedi buruk menimpa gue.
Waktu itu gue masih maba, baru hampir setengah tahun duduk di bangku semester 1 ketika mama akhirnya mau membelikan gue motor setelah di bujuk rayu kedua anakknya (gue dan kak Vhie).
Sebelumnya kalau pergi kuliah gue selalu jalan kaki dari kos ke kampus 1 Alauddin yang makan waktu sekitar 10 menit atau naik becak 5 menit kemudian naik pete-pete (sebutan bagi mobil angkutan umum di Makassar) kampus selama kurang lebih 30 menit ke kampus gue di kampus 2 Samata-Gowa. Girangngnya bukan main, pas di belikan motor sama mama, jadi gak perlu lagi dong naik pete-pete ke kampus. Bisa bebas jalan-jalan.
kesana-kemari dengan hemat. Asyikkkk.
Kira-kira nih hampir dua pekan menjelang hari H wisudanya kakak, mybluebeep nama motor gue, setia nangkring di depan kos dan cuma di pakai di lorong-lorong kecil sekitaran kompleks saja, belum boleh di pakai pergi jauh selain karena ortu belum kasih lampu ijo, plat motornya belum jadi, STNK dan BPKBnya juga belum gue terima.
Pas hari H, pagi~pagi sekali ortu dan kakak gue udah berdandan rapi apalagi mama dan kakak dandannya cantik, di salon bo` gak ngajak~ngajak lagi, uhft sekalipun di ajak gue juga ogah ikutan karena mau pergi kuliah. Tempat acara wisudanya emang sama di kampus gue, tepatnya di @Auditorium Kampus 2 UIN SAMATA, kan gue sama kak Vhie sekampus beda fakultas, beda semesteran. Kakak mau keluar gue baru masuk.
Oia, meski tanggal 30 desember 2010 adalah hari wisuda kampus gue, tetap tak menghalangi proses perkuliahan, jadi hari itu gue tetap
pergi ke kampus dan tetap akan menerima perkuliahan seperti biasa. Rencananya sih pulang kuliah baru singgah di AUDIT yang lokasinya gak terlalu jauh dari fakultas gue.
Entahlah ada angin apa? Hari itu karena hari special jadi papa pesan taksi buat antarin putri pertamanya ke acara wisuda, kan gak elit banget kalau mau naik pete-pete. Hehe. Lantas beliau nawarin gue mau ikut nebeng ke kampus gak? Eh, gue malah jawab dengan pertanyaan "Pa gue bawa motor aja ke kampus ya, bisa gak?"
Wuidih tak gue sangka papa langsung mengiyakan, mama yang biasa khawatir pun tak keberatan. Mereka cuma berpesan agar gue hati-hati di jalan. Sumpah, padahal gue iseng aja bilang pengen bawa motor ke kampus aslinya gue masih ragu, belum yakin apa gue bisa bawa motor di kota besar dengan kendaraan yang begitu padat dan gede-gede. Apalagi di perempatan jalan menuju kampus gue rawan, banyak mobil pabrik beroda 12 sering berlalu-lalang di sana. Pokoknya gak sama lah dengan kondisi jalan di kota kecil kelahiran gue yang gak pernah mengalami namanya kemacetan. Mana gue sebenarnya belum terlalu hapal rute perjalanan ke kampus, tapi karena udah lumayan lama langganan pete-pete kampus setidaknya gue sedikit tahu jalan yang harus gue tempuh untuk sampai ke tempat kuliah gue.
Alhamdulillah wa syukurillah, berawal dengan modal nekad dan paksa berani ternyata perjalanan gue dari kos ke kampus lancar. Hal yang selama ini menjadi ketakutan gue membawa kendaraan di kota besar, takut di sambar kendaraan lain lah, takut di tabrak, takut jatuh di tengah jalan rupanya hanya momok belaka. Buktinya, hari itu gue bisa bawa motor sampai ke kampus, sesuatu banget lhoo. Gue senang.. Senaaaaanngg banget.
Namun seperti yang sempat gue singgung di atas, kesenangan gue ikut berubah menjadi kepedihan yang menyayat hati #sok lebay semua karena tragedi buruk yang gue alami pada hari itu.
Gue masih ingat, hari itu mata kuliah gue cuma satu, sehingga gue keluar dari kelas agak cepat dan langsung menuju tempat acara wisudanya kakak. Sesampai di sana gue cuma ketemu sama papa dan adik bungsu gue di luar gedung Audit. Kata papa sih selain calon wisudawan, satu anggota keluarga aja yang bisa masuk ke dalam gedung, berarti papa yang mengalah dan menunggu di luar bersama si bungsu.
Acara wisudanya kayaknya masih lama dan gue orang yang paling gak suka menunggu. Setelah beberapa menit berlalu sosok mama dan kak Vhie belum jua nampak gue minta ijin sama papa pulang deluan sekaligus minta uang bensin karena jarum pengecek bensin motor gue udah menunjuk angka merah. Sambil mengeluarkan dompet, Papa kembali berpesan agar gue hati-hati di jalan, yang kubalas dengan anggukan dan kata iya.
Bersama mybluebeep gue pulang dengan santai, seolah ketakutan gue bawa motor tak ada lagi padahal masalah mau isi bensin saja masih sempat mengganggu pikiran gue. Gegara SPBU yang gue lewati terletak di sebelah kanan sementara gue melaju di sebelah kiri. Oke, gue yang belum berani menyeberang kesebelah sehingga terbersit "ah, nanti di depan saja kalau ketemu SPBU di sebelah kiri". Nyatanya sampai di depan SPBU yang ada sama doang, terletak di sebelah kanan, maka gue lagi-lagi mengurungkan niat dan malah sotta`( baca: sok tau) lewat jalan yang beda dengan perjalanan gue waktu ke kampus.
Payah, disebabkan ke sotta' an gue, maka muncul lah tragedi yang hampir membuat gue trauma naik motor. Syukurnya, karena gue cewek tangguh #uhuuukk gue gak jadi trauma. Cuma pengen teriakkkk kuenceng, pengen marah, pengen nangis, dan pengen nyumpahin orang yang telah merampas kebahagiaan gue hari itu.
Asli, gue tersesat pemirsa dan gak tahu arah jalan pulang. Gue sempat panik, tapi terus saja melajukan motor. Sotta' gue makin menjadi-jadi karena gue gak bertanya pada siapapun Sengaja ikut kendaraan yang ada di depan gue dengan ekspresi kebingungan memperhatikan sekeliling. Berulang-ulang kali gue terputar di tempat yang sama hingga entah bagaimana caranya gue berhasil keluar di jalan yang lumayan ramai.
Secercah senyum merekah saat gue menangkap lampu merah di depan sana, ekspresi gue kalau mau di ibaratkan bagai orang yang terdampar di sebuah goa nan gelap kemudian menemukan sebuah lubang bercahaya. You know? Hampir saja gue sukses keluar dari ketersesatan gue tapi takdir berkata lain. Saat itu jalannya ramai banget, sempat macet karena rupanya selain di kampus gue ada pula acara wisuda di kampus lain, yah di kampus yang dekat dengan jalan yang gue lewati itu, karena ada banyak mantan mahasiswa yang gue lihat mengenakan toga, mau gak mau di tengah kemacetan, gue ikutan ngantri menunggu lampu hijau yang udah beberapa kali gonta-ganti dengan lampu kuning dan merah.
"Brukkk" tiba-tiba gue merasa ada sesuatu yang menabrak motor gue dari belakang. Bukan sekali, dua atau tiga kali malah. Terang saja, gue menoleh dan mendapati seorang cowok dengan tampang samar menabrak motor gue dan gue yakin banget dia sengaja. Bodohnya gue sama sekali gak curiga. Gue berhenti dan menoleh dengan ketus serta ngomel-ngomel sendiri saking jengkelnya sama cowok yang gue gak kenal itu. Emang dia gak punya mata apa. Dia cuma bilang MAAF.. MAAF. Syukur, karena motor gue gak lecet jadi gue lanjut jalan namun sepintas gue liat di kaca spion kayak tuh cowok ngikutin gue deh. Lampu merah menyala lagi, dan giliran gue untuk keluar dari antrian kian dekat ketika tiba-tiba gue terpaku untuk beberapa detik sebab melihat hape yang gue letakkan di tas telah beralih di tangan cowok itu yang dengan sigap segera membelokkan motornya dan melaju kencang lewat sebuah lorong dekat lampu merah.
Kira-kira hampir semenit gue hanya terdiam sampai akhirnya gue sadar. "Copet.. pencopet". Tanpa pikir panjang lagi gue ikut membelokkan motor masuk lorong hendak memburu pencopet itu (kayak jago aja) sambil terus meneriakkan kata copet. Orang-orang yang tinggal di sekitaran situ pada bertanya ada apa? ada apa?. Gue berhenti dan bilang kepada mereka kalau hape gue di copet.
Lalu ada dua orang pemuda yang prihatin dan mau membantu gue mengejar pencopet hape gue yang keberadaannya udah nggak jelas gitu tapi kayaknya masih belum jauh dari tempat gue berhenti. Jadi gue dengan tampang blo'on menaruh harapan dan membuntuti mereka dari belakang. Yaaahh kali aja pencopetnya bisa ditemukan meski kemungkinannya sangat tipis. Benar saja, setelah keliling-keliling gak ketemu-ketemu, dua pemuda yang semotor itu berhenti di suatu tempat asing dan dengan nada menyesal menyatakan tidak bisa membantu.
"Maaf yah dik, kita sudah kehilangan jejak, biar sampai besok nyarinya juga gak bakalan ketemu". Kata salah seorang di antara mereka. Gue cuma mangut-mangut pasrah.
"Kalau gitu kita pergi dulu yah dik, lain kali hati-hati yah di jalan" lanjut pemuda satunya
Dua pemuda itu segera cabut dan meninggalkan gue seorang diri di tempat asing nan sepi.
"Eh tunggu,,Gue sekarang lagi dimana?" gumam gue setelah kedua pemuda itu menghilang di ujung jalan
Duhh.. bodohh... bodohhh, motor gue bensinnya sekarat, hape gue ilang dan sekarang gue makin tersesat. Ihiksss. Gue udah gak punya hape dan sekarang bagaimana caranya gue pulang ke kos. Mana sepi pula. Sekalinya ada orang lewat, pas gue nanyain alamat kos gue, dianya juga kebingungan. Complete deh.Terpaksa gue cari jalan sendiri, terputar-putar lagi di tempat yang sama. Saat itu gue cuma bisa beristighfar dan mohon perlindungan sama Allah, tak lupa mohon petunjuk biar gue bisa pulang ke kos dengan selamat. Dan ajib, entah bagaimana pula, gue menemukan jalan yang pernah gue lewati bersama pete-pete kampus. Akhirnya gue pulang dengan membawa kehampaan. :'(
***
Hari itu sungguh, adalah hari yang menurut gue paling mengenaskan. Pertama kalinya gue di copet dan yang di copet itu adalah benda kesayangan gue. Bayangkan saja, HP itu gue beli dengan uang sendiri, hasil dari kerja pertama gue di sebuah toko alat tulis yang jadwal kerjanya dari pagi sampai siang lanjut sore sampai malam selama sebulan penuh waktu gue baru selesai UAN, pun merupakan hasil tabungan gue selama hampir setengah tahun. HP bermerk nokia C3 itu adalah hadiah ulang tahun dari gue untuk diri sendiri di ulang tahun gue yang ke-18, lalu dalam sekejap dirampas begitu saja oleh orang tak bertanggung jawab. Mau di apa kalau udah terjadi ya sudahlah. Tadinya gue sempat berpikiran kalau gue bakal dimarahin sama mama eh, subhanallah banget waktu mama tahu gue habis kecopetan, bukan handphone yang mama gue peduliin, tapi keadaan gue pemirsa. HP hilang masih bisa diganti, tapi kalau nyawa yang hilang, mau dimana cari penggantinya? maka gue memang ingin selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Terima Kasih ya Allah karena Engkau senantiasa melindungi hambaMu.
Gue yakin kok ketika ikhlas muncul di hati, Insya Allah akan ada pengganti yang lebih baik. Dan itu TERBUKTI. HARI ITU EMANG GUE GAK SIAL, GUE HANYA KURANG BERUNTUNG^^
Silahkan, hikmah apa yang mau kalian petik?
sekian kisah ini tergores
with_smile:)
2 komentar untuk "Hari Ter- Kurang Beruntung"
kenapa harus ada adegan bensin sekarat =_=
paling deg2an kalo bensin udah sekarat ngahahaha XD
pelajaran buat zhie lain kali jangan sampe keulang :D
biasanya modusnya kan emang pura2 nabrak gitu kalo liat di investigasi di berita .__.
semoga gak keulang deh :D
ambil hikmahnya ajah neng :D .... mungkin copetnya pengen punya hape.
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.