[Review Buku] Gara-Gara Indonesia



Judul buku : Gara-gara Indonesia
Pengarang : Agung Pribadi
Cetakan pertama : Desember 2013
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Tebal buku : 210 halaman

Gara-gara Indonesia Amerika kalah perang di Vietnam.
Gara-gara Indonesia, Napoleon kalah perang di Eropa.
Gara-gara Indonesia kolonialis kehilangan puluhan negara jajahan.
Kalau tidak ada Indonesia, mungkin Amerika tidak ditemukan Columbus.
Kalau bukan karena Indonesia, mungkin dunia tidak sedamai sekarang
Cuma di Indonesia Kubilai Khan dipecundangi dan diperdaya.
Cuma Indonesia yang mengalahkan Sekutu setelah Perang Dunia II.
Cuma Indonesia yang bisa membuat tandinggan PBB
.

Tidak menyangka, buku hadiah kedua yang sengaja dirahasiain ukhti Delina untuk saya ternyata buku "Gara-gara Indonesia" karya Agung Pribadi. Sebelumnya saya sempat melihat gambar buku ini di akun instagram salah seorang teman. Hanya sekedar lihat tanpa ada keinginan untuk memiliki buku yang sama. Tentang penulis sendiri, saya memang tidak mengenalnya seperti mengenal Asma Nadia dan suaminya Isa Alamsyah, tapi saya tahu beliau merupakan salah satu pengurus grup Komunitas Bisa Menulis (KBM) di facebook . Itu pun sekedar tahu, karena meski bergabung di komunitas yang membernya udah mencapai puluhan ribu tersebut, saya sama sekali tidak aktif, bahkan nyaris tidak pernah menampakkan "diri" di sana.

Agung Pribadi rupanya adalah seorang alumni mahasiswa jurusan sejarah Universitas Indonesia. Pantas saja, di bukunya yang satu ini beliau lihai memaparkan sejarah dengan jelas, singkat dan padat. Tidak seperti buku-buku sejarah pada umumnya yang dipelajari di sekolah, atau buku-buku sejarah lainnya yang dikemas entah dalam bentuk apapun (yang menurut saya sampai sebelum menamatkan Gara-gara Indonesia; sejarah itu selalu membosankan, baik dipelajari maupun dibaca), buku ini tampil dengan ciri khas dan nuansa yang berbeda.

Ah, saya yakin setiap orang yang pernah membaca buku bermuatan sejarah ini, termasuk orang-orang yang tidak pernah menyukai sejarah semasa sekolahnya pasti akan bergumam hal yang sama. "Gara-gara Indonesia" sama sekali bukan bacaan yang membosankan, sebaliknya merupakan bacaan yang sangat menarik dan recomended banget jadi bacaan wajib seluruh rakyat Indonesia, terutama bagi para pemimpin dan pemuda/i di negeri ini.

Bagaimana tidak, bila dengan membaca setiap lembar di buku ini yang pembaca temukan hanyalah; ia yang akan semakin cinta pada bumi Pertiwi, ia yang akan semakin bersyukur terlahir di negeri para pejuang ini, ia yang akan semakin bangga ditakdirkan menjadi bangsa Indonesia.

Saya sendiri memang tidak pernah menyukai sejarah, selain karena sejarah itu membosankan dan saya tidak suka menghapalnya, saya punya pengalaman buruk jika berbicara tentang sejarah. Terlepas dari itu, seingat saya selama mempelajari sejarah, saya tidak pernah menemukan guru yang benar-benar mengajarkan sejarah pada muridnya untuk dipahami bukan sekedar dihapal. Guru-guru itu hanya bilang belajar sejarah itu penting tanpa menunjukkan apa pentingnya mempelajari sesuatu yang telah berlalu. Alhasil, sejauh mempelajari pelajaran tentang masa lalu di bangku sekolah, saya tidak menemukan satu pun materi yang bisa saya petik sebagai pelajaran sekolah dalam kehidupan. Saya hanya mempelajarinya di sekolah, selepas itu banyak yang terlupakan dan hanya mengingat sebagian kecil dari sejarah yang pernah saya pelajari.

Mengapa bisa demikian? Baiklah, saya sengaja tidak akan menjawab pertanyaan tersebut, buku inilah yang akan membantu kalian menemukan jawabannya sendiri. Penulis telah menggambarkan sisi lain dari sejarah, beliau menyajikan tulisan ini dengan mengungkap fakta diselingi dengan renungan-renungan yang mampu membuat para pembacanya tersentak. Kaget, tidak menduga dan akhirnya mengakui betapa pentingnya sejarah itu.

Membaca buku ini tidak serupa memelajari sejarah, sebab pembaca tidak dituntut untuk menghapal rentetan kronologis peristiwa masa lalu yang terjadi di negeri ini, justru semangat pembacalah yang penulis hendak bangkitkan.

Posting Komentar untuk "[Review Buku] Gara-Gara Indonesia"