5 + 1 Alasan Beralih dengan Blog Top Level Domain


pixabay
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Life is Choice. Bukan di dunia nyata saja, di dunia maya khususnya bagi mereka yang eksis menggunakan media sosial blog pun tidak terlepas dari yang namanya pilihan. Ada yang bertahan dengan platform bloggernya, ada yang berpindah ke platform lain, ada pula yang lebih memilih membangun blog dengan self hosting. Ada yang bertahan dengan blog gratisannya, ada pula yang prefer menggunakan blog ber-TLD meski harus menguras mengurangi isi tabungan di ATM-nya. Well, apa pun pilihannya yang penting tetap menulis di blog ya, hehe.


Setelah bertahun-tahun bertahan dengan blog gratisan yang menggunakan URL dengan embel-embel blogspot.co.id dulunya masih blogspot.com akhirnya saya dengan mantap memilih berpaling ke lain hati, eh nggak ding, saya masih setia kok dengan platform blogger, cuma ganti alamat blog aja. Tadinya masih beralamat di http://siskadwyta.blogspot.co.id sekarang udah berubah jadi siskadwyta.com 😄

Alhamdulillaah, keinginan saya yang sejak tiga tahun silam pengen punya domain sendiri akhirnya terwujud juga. Jazakallaah khayran katsiran, Zaujii😙

Nggak nyangka banyak yang antusias menanggapi postingan saya yang berjudul Lima Alasan Bertahan dengan Blog Gratisan. Dapet lebih dari tiga komentar aja udah termasuk banyak bagi saya, hehe. Oh ya, bukan saya saja, masih banyak juga lho blogger yang bertahan dengan blog gratisannya dengan alasan masing-masing atau sama dengan alasan yang saya kemukakan di postingan tersebut. Ada pun yang alamat blognya telah beralih ke TLD juga punya alasan sendiri-sendiri. Tentunya, saya juga punya alasan ketika memutuskan membeli domain khusus untuk kamar kenangan saya ini.

Namun sebelum mengulas 5 + 1 alasan yang merupakan inti dari postingan saya kali ini, ada hal yang perlu saya klarifikasi terlebih dahulu terkait blog berbayar yang sempat saya singgung di Lima Alasan Bertahan dengan Blog Gratisan (udah saya ralat juga sih). Blog berbayar yang saya maksud adalah blog dengan TLD. Jadi dari sekian banyak komentar yang masuk di postingan tersebut, ada satu yang membantu meluruskan kekeliruan saya.



Katanya kurang tepat TLD disebut blog berbayar. Lho kok? Pas saya cek kembali ke sumber yang saya kutip penjelasannya memang di situ ditulis blog dengan TLD bukan blog berbayar. Saya sendiri yang sengaja mengganti dan menyamakan blog berbayar dengan TLD, hihi. Pasalnya, sejauh ini saya menandai blog berbayar berdasarkan alamat blognya. Kalau ada embel-embel blogspot.co.id, wordpress.com, tumblr.com berarti blog tersebut masuk kategori blog gratisan sedangkan yang alamatnya tidak pake embel-embel, langsung .com, net, id, co.id, my.id, de el el berarti tergolong blog berbayar karena domainnya kan dibeli nggak gratis.

Etapi setelah nanya ke eyang google, saya yang keliru. Untung saja ada yang berani mengritik kekeliruan saya alhasil kritikannya itu memancing saya untuk mencari tahu apa yang dimaksud dengan hosting. Beneran deh, sebelumnya saya nggak tahu apa itu istilah hosting (duh, kudet banget yak) tahunya cuma domain dan sama sekali nggak tahu selain domain ada pula penyedia layanan hosting yang bisa kita beli. Untuk apa?

Nah, itu dia, barangkali masih banyak blogger awam atau newbie yang nggak ngeh kayak saya dengan istilah tersebut. atau belum bisa membedakan antara blog berbayar dengan blog TLD. Oke, simplenya begini, blog berbayar bisa saja disebut dengan website atau seperti yang dikatakan pemilik Blog Sabda, blog berbayar prefernya ke wordpress. Kenapa?

Mungkin yang dimaksud wordpress.org ya bukan wordpress.com. Hehe saya juga baru tahu keduanya adalah saudara kembar setelah googling dan menemukan artikel di Panduanim yang sedikit penjelasannya saya kutip di bawah ini.

"Meski namanya sama dan berasal dari perusahaan yang sama, tapi Wordpress.org dan WordPress.com punya perbedaan yang sangat besar. Secara pengertian wordpress.org merupakan layanan self hosted, sedangkan Wordpress.com merupakan layanan hosted. Supaya mudah dipahami, kita ibaratkan keduanya seperti tempat tinggal: Self hosted itu ibarat rumah pribadi. Rumah yang sepenuhnya milik anda sendiri, di tanah sendiri, dan bukan milik orang lain. Sedangkan hosted itu seperti apartemen. Tanahnya bukan milik anda, anda hanya punya sebuah unit di sebuah apartemen tersebut. Apartemennya milik orang lain".

Berarti blogger.com juga termasuk layanan hosted. Artinya apa? Ya, meski udah beli domain menggunakan nama pribadi siskadwyta.com tetap saja kamar kenangan ini bukan 100% milik saya. Masih di bawah kepemilikan blogger. Alamat blognya saja yang terganti. Barangkali blog yang hanya menggunakan jasa layanan domain tanpa hosting inilah yang tergolong blog dengan TLD. Tidak sepenuhnya berbayar, tidak sepenuhnya juga gratisan.

Ya, kecuali kalau saya juga membeli domain sekaligus self hosting dimana saya perlu mengeluarkan biaya untuk domain tiap tahunnya dan self hosting tiap bulannya itu baru cocok dinamakan blog berbayar. Demikian sedikit yang saya pahami, kalau masih keliru tolong diluruskan yaaa.

Selanjutnya kita masuk saja ke pembahasan inti. Ini 5 + 1 alasan yang bikin saya serta merta beralih ke blog dengan TLD, lima alasannya masih ada sangkut paut dengan kelima alasan saya bertahan dengan blog gratisan ditambah satu alasan special.

😄  MENJADI BLOGGER YANG ISTIQOMAH, JANGAN HIATUS LAGI

Satu hal yang mungkin susah untuk kita kontrol adalah mood menulis di blog yang suka berubah-ubah semaunya. Kadang baik kadang jelek. Kadang naik kadang turun. Kadang berapi-api, kadang meredup seketika. Kadang semangat ngeblog kita berada di titik tertinggi, kadang pula semangat kita jatuh hingga di titik terendah. Titik tertinggi dan titik terendah itu, ah, saya pernah mengalami dua fase tersebut.

Ada fase dimana saya pernah begitu yakin kalau blog adalah satu-satunya media sosial yang tidak bisa saya tinggalkan di dunia maya. Dulu, empat tahun silam blog memang sempat menjelma candu dalam hidup saya. *eciee. Tiada hari yang saya lewati tanpa aktivitas blogging. Mulai dari rutin update postingan tiap bulannya, rajin blogwalking ke blog-blog tetangga hingga bergabung dengan beberapa komunitas blogger. Bahkan ada satu grup komunitas blogger di facebook yang boleh dibilang saya cukup aktif dan eksis di sana. Hari-hari saya doyan nongkrong di grup tersebut. Buat apa? Buat ikut promoin postingan yang saya update di blog saya ini. Jadi ada aturan di grup tersebut yang sangat menunjang aktivitas saya sebagai blogger. Idealnya sebagai blogger kita kudu rutin udpdate tulisan dan blogwalking. 

Umumnya tujuan blogger update tulisan di blog kan untuk dibagi dan dinikmati bersama pembaca. Ya kecuali blog privacy yang tujuannya memang untuk dinikmati sendiri, nggak butuh pembaca. Kalau ada yang berkunjung ke blog kita ya mustinya kita juga gantian blogwalking ke blog mereka. Idealnya jadi blogger seperti itu, kan? Semestinya ada timbal balik.

Nah, aturan di grup tersebut, kalau ada yang ikut promo wajib blogwalking dan ninggalin jejak. Ninggalin jejaknya juga nggak boleh asal-asalan. Pake kalimat yang singkat, padat, nggak jelas plus nggak nyambung. Misal, Nice post, gan. Artikelnya bagus. dan bla.. bla.. bla. Tuh kan, nggak jelas banget. Intinya kita dianjurkan meninggalkan jejak yang nyambung dengan tema postingan di blog yang kita kunjungi. Well, dengan aturan ini walau kesannya ketat banget saya jadi belajar bagaimana meninggalkan jejak dengan komentar yang baik dan benar.

Alhasil karena dulunya rajin ikut promo, blog saya jadi ramai, lumayan banyak yang mengunjungi. Tulisan saya yang tadinya dibaca oleh saya seorang akhirnya menemui pembacanya yang lain. Tahu sendiri kan gimana rasanya kalau postingan kita ada yang baca, lebih-lebih bila ada yang bersedia meninggalkan jejaknya dengan memberi komentar?

Saya begitu menikmati fase tersebut selama kurang lebih dua tahun hingga akhirnya ketika kembali ke kampung kelahiran perlahan namun pasti semangat saya mulai jatuh hingga tiba di titik terendah dimana blog tidak lagi menjadi rumah saya di dunia maya. Saya meninggalkan kamar kenangan ini begitu saja. Melewati hari-hari tanpa blogging. No update postingan. No blogwalking. Grup komunitas blogger yang dulu sering jadi tempat nongkrong saya pun tak lagi saya buka. Saya beralih ke media sosial lain, mencari aktivitas lain dan nyaris benar-benar meninggalkan blog. Ketika berada di fase itu saya seolah tidak punya gairah lagi untuk ngeblog. Entah kemana perginya energi dan semangat ngeblog saya yang dulu.

Syukurnya, Allah menakdirkan saya hidup bersama seseorang yang bisa memahami diri saya lebih dari saya memahami diri saya sendiri, yang mendukung saya untuk tetap menulis, yang membangkitkan kembali gairah saya untuk ngeblog di saat saya telah lama kehilangan gairah itu.

Sekarang saya telah kembali berada di fase pertama dan besar harapan saya dengan adanya domain sendiri menunjukkan komitmen saya untuk menjadi blogger yang istiqomah dan nggak bakal hiatus lagi. In syaa Allaah.


😁 RAJIN UPDATE POSTINGAN YANG BERKUALITAS DI BLOG

Niatan saya kembali ngeblog juga bukan semata-mata menyalurkan hobi menulis. Ada niat yang telah saya luruskan. Ada tekad yang saya hujamkan. Menulis yang baik-baik. Mengenang yang baik-baik. Setidaknya saya berharap tulisan saya bisa bisa bermanfaat dan menginspirasi setiap orang yang membacanya. Minimal menjadi reminder bagi diri saya pribadi.

Entahlah, saya tidak bisa menilai sendiri apakah tulisan-tulisan di kamar kenangan ini termasuk berkualitas atau tidak. Indikator berkualitas atau tidaknya juga tak bisa saya tentukan sendiri. Biarlah pembaca blog ini yang menilai dan menentukannya. Tugas saya hanyalah berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi kisah, berbagi pemikiran dan berbagi apa saja kebaikan-kebaikan yang bisa saya bagikan di blog saya ini. Kalau baik silakan dipetik. Kalau tak penting silakan dibuang.

Nah, dari sekian banyak komentar yang saya terima terkait blog gratisan dan blog TLD, rata-rata menyimpulkan mau menggunakan blog gratisan atau blog TLD sebenarnya sama saja. Yang penting konsisten dan konten yang utama. Karena apalah gunanya sebuah blog yang pemiliknya tak peduli. Atau kalau pun rajin ngeblog kontennya nggak diperhatikan. Jadi ya intinya tergantung ke si pemilik blog.

Kalau saya karena udah dapat dukungan penuh dari suami wajar-wajar saja kalau pada akhirnya saya memilih beralih dari blog gratisan ke blog ber-TLD. Tentunya karena suami udah rela mengurangi isi tabungan di ATM-nya demi menghadiahkan domain untuk istrinya tercinta *uhuk saya harus mengapresiasinya dengan semakin semangat menulis di blog. Ya, saya anggap domain siskadwyta.com ini sebagai motivasi dari suami yang mendukung istrinya agar tetap produktif bekerja di rumah, salah satunya dengan menjadi blogger, hehe.


😂 KARENA SAYA BLOGGER, BUKAN ARTIS TERKENAL

Iya karena saya bukan Alysa Soebandono jadi nggak sepadanlah bila saya menyandingkan blog gratisan saya dengan blog gratisan milik istri dari aktor Dude Herlino itu. Alysa kan artis terkenal so wajar bila tulisan-tulisan di blognya menjadi sorotan. Jarang ngeblog saja, pengikutnya udah ribuan. Sekali posting saja, postingannya langsung banjir komentar. Bisa dibayangkan bagaimana kalau selain sebagai artis, Alysa juga fokus mengembangkan blognya. Belum fokus saja, page view dan rating blognya udah pasti tinggi. Apalagi kalau beneran jadi blogger profesional.

Membangun eksistensi blog bagi seorang artis bukanlah hal yang sulit. Cukup dengan modal ketenaran Tapi bagi orang biasa-biasa seperti saya, yang jangankan seluruh Indonesia, dikenal sekampung saja tidak, hehe. So, kalau mau membandingkan blog kita ya dengan blog yang sepadanlah dengan sesama blogger yang membangun blognya dari bawah bukan dari atas. Jangan juga membandingkan blog kita dengan blog-blog yang udah duluan profesional di atas. Susah jangkaunya.

By the way, karena sementara ini saya sedang membangun brand nama Siska Dwyta, Ehm. Bukan untuk terkenal ya, mhuahaha. Dulunya sih saya type orang yang nggak konsisten dengan id di akun media sosial. Di facebook beda. Instagram beda. Line beda. BBM beda. Path beda. Twitter beda. Blog juga beda. Pokoknya semua beda, haha. Baru beberapa tahun terakhir ini saya menyelaraskan semua id akun saya mulai dari FB, Instagram, Twitter, WhatsApp, Telegram dll dengan menggunakan id @siskadwyta. Oleh sebab itu saya pun mendamba ingin memiliki domain yang sama dengan akun-akun saya yang lainnya. Alhamdulillaah, keinginan untuk punya domoain personal akhirnya diwujudkan oleh suami. Jadilah domain siskadwyta.com ini.

FYI, semenjak menikah saya mulai mengurangi kemaniakan dalam bermedia sosial, so that sekarang ini saya cuma aktif di beberapa media sosial saja sih. Diantaranya; Facebook, Blog dan WhatsApp. Selain ketiga media sosial itu, saya udah nggak terlalu aktif. Kenapa?


😙 BELI DOMAIN TERNYATA SIMPEL? PROSEDURNYA JUGA NGGAK SERIBET YANG SAYA KIRA 

Keinginan saya untuk beli domain udah terbersit lama. Sejak saya masih berstatus mahasisiwi malah. Cuma waktu itu saya sekadar niat doang, rencananya sih kalau udah dapet kerjaan baru direalisasikan. Sekalinya udah kerja eh saya malah hiatus ngeblog. Alhasil, belum kesampaian sampai malam ahad kemarin entah ada gerangan apa suami yang lagi lembur di kantornya mengirim pesan via WA yang isinya nyuruh saya googling domain dan locked. Dikirimi pesan kayak gitu, saya langsung antusias.

Sebenarnya sih udah dari bulan kemarin suami nyuruh saya beli domain pakai ATM-nya yang mana ATM suami adalah ATM saya juga, haha sayanya aja yang belum beraksi cari tahu gimana beli domain, prosedurnya gimana dan bla bla bla. Berhubung bulan kemarin tabungan kami sedikit banyak terkuras karena hendak pindah dari rumah mertua ke rumah kosan jadi saya sengaja mengulur-ngulur waktu. Biar sekaligus nunggu gajian suami bulan selanjutnya.


Etapi ternyata suami belum gajian dan udah nyuruh saya pesan domain. Yoweslah dapet instruksi kayak gitu, tunggu apa lagi. Malam itu juga saya buang suara ke satu-satunya grup komunitas Blogger yang saya ikuti di WA dan segera ditanggapi oleh member lainnya yang merekomendasikan beberapa situs penyedia domain. Dari sekian situs yang direkomendasikan saya langsung klik dengan Qwords. Keesokkan harinya baru deh saya lakukan transaksi.

Bukan kebetulan saat berkunjung ke situs tersebut, Qwords lagi ada promo. Untuk proses belinya cukup simple banget, tinggal ikuti petunjuk yang ada. Prosedur pasang domain ke blogspot juga nggak ribet sih. Tapi maklum karena baru pertama kali, saya sempat kebingungan. Apalagi saya melakukan transaksi beli hingga pasang domainnya itu cuma lewat smartphone nggak pake laptop jadi agak riweh. Syukur ada admin yang stand bye 24 jam, jadi kalau ada kendala saya cukup bertanya via life chat. Pokoknya soal pelayanan di Qwords oke bangetlah.

😉 TENANG, MESKI DOMAIN KADALUWARSA DAN TAK DIPERPANJANG, BLOG KAMU NGGAK BAKAL HILANG DARI DUNIA MAYA

Ini nih yang bikin saya galau banget. Saya terlalu khawatir kalau-kalau domain yang saya beli dengan masa berlaku setahun ini nggak sempat diperpanjang di tahun berikutnya, otomatis domainnya bakal kadaluwarsa kan? Nggak bisa dibuka lagi. Ya, saya khawatir saja gara-gara domain yang kadaluwarsa blog saya ini juga ikut kadaluwarsa alias hilang dari dunia maya. Duh, saya nggak bisa ngebayangin kalau kejadiannya bakal seperti itu. Pasti saya bakal nangis bombay saking sayangnya saya dengan kamar kenangan yang telah saya bangun dan rawat bertahun-tahun ini. Ya, saya nggak rela dong blog saya hilang begitu saja. Kamar kenangan ini kan satu-satunya warisan paling berharga yang bisa saya tinggalkan untuk anak, cucu, cicit hingga tujuh turunan ke bawah, dst.

Etapi, setelah dapat tanggapan dari beberapa blogger yang memberitahu dengan jelas dan terang benderang bahwa domain yang udah kadaluwarsa nggak bakal bikin blog kamu ikut kadaluwarsa, lebih-lebih sampai hilang dari dunia maya. Karena masih bawaan blogger ya domain kamu bakal kembali ke alamat semula, ke blogspot.co.id. Mendapat tanggapan seperti itu tentu saja bikin saya lega dan nggak khawatir lagi. Sebaliknya malah bikin saya yakin dan memantapkan hati beralih ke blog TLD. Toh, saya cuma beli domainnya aja nggak self hosting jadi tetap blog saya masih bawaan blog gratisan dari blogger. Kalau domainnya kadaluwarsa dan saya nggak perpanjang otomatis kan blog saya bakal kembali ke alamat siskadwyta.blogspot.co.id lagi. 

And finally ini alasan tambahan yang menguatkan saya beralih ke TLD

😘+ 1  Dukungan dari Suami Tercinta 

Sebenarnya kalau mau saya bisa beli domain dengan uang saya sendiri. Berapa sih harga domain yang dijual di situs penyedia online? Paling sekitar seratusan k ya, nggak sampe sejeti. Dengan harga segitu dalam jangka waktu pemakaian setahun, bagi saya masih terjangkau. Nggak mahal-mahal amat. Malah lebih mahalan belanja pakaian, aksesoris, kosmetik dll yang serba online. Makanya, ketika menuliskan lima alasan bertahan dengan blog gratisan, soal gratisnya itu nggak saya jadikan alasan. Toh, kalau kita ngeblog di platform blogger, wordpress mau pun tumblr nggak sepenuhnya gratis kan? Kita harus beli kuota internet dulu baru bisa blogging. Nggak ada kuota ya nggak bisa blogging.

Nah, tentu beda rasanya beli domain sendiri dengan dapat hadiah domain dari orang terdekat yang mendukung penuh passion kita. Hadiah sekecil apa pun itu asal dikasih dari orang terdekat apalagi suami pasti sangat bermakna dan berkesan banget. Saya bisa kembali ngeblog, bisa semangat menulis kembali sampai beli domain siskadwyta.com, semua itu tidak terlepas dari dukungan suami. Bahkan saking mendukungnya dia dengan aktivitas saya sebagai blogger, saya sampai diwajibkan minimal update postingan baru tiga kali/pekan dan saya cuma bisa nyengir menanggapinya.

Baiklah saya angap itu sebagai tantangan dari suami, tantangan posting tulisan tiap hari (ODOP) dari komunitas blogger muslimah saja bisa saya terima apalagi tantangan posting tulisan tiga kali/pekan, hehe. Intinya support atau dukungan, entah itu suami, saudara, teman-teman sesama komunitas blogger sangatlah penting. Karena mood menulis itu sifatnya fluktuatif dan yang namanya konsisten ngeblog itu sulit, nggak mudah. Sehingga kita butuh orang-orang di sekeliling kita yang bisa ngasih support, motivasi dan semangat selain komitmen dari dalam diri kita sendiri agar tetap bisa konsisten ngeblog

Oke, apa pun blognya mau gratisan, mau TLD, mau berbayar terserah pilihan kita masing-masing yang penting tetap semangat ngeblog yaa. Silakan yang mau share alasan lainnya, tinggalkan jejak di kolom komentar.


17 komentar untuk "5 + 1 Alasan Beralih dengan Blog Top Level Domain"

Comment Author Avatar
Plus + 1 Mantap Suami Mendukung.

Semangat Ngeblog berbagi itu indah, kalo website enaknya gak bisa ke Sunblog dr mbah :D beda si cemot ngeri2 sedap kalo main siluman
Comment Author Avatar
Sama mba. Saya juga baru beli domain dan baru juga ngeblognya. Berharap smga saya istiqomah bisa berbaginya. Salam kenal ya ��
Comment Author Avatar
Awal-awal beralih ke blog TLD aku juga dibingungkan dengan istilah Hosting.
tapi dari situ akhirnya aku jadi belajar kalo beli domain dan hosting itu berbeda,
tapi untuk sekelas blogger seperti kita kurasa membeli domain saja sudah cukup.
Namun aku sarankan untuk manteman yang mau fokus di blog minimal harus beli domain TLD lah,
Aku jamin pasti bakal konsisten nulis artikel dan lebih menghargai blognya.
Btw, selamat yeuh udah punya Domain ciye makan makan bisa kali
Comment Author Avatar
ya, saya dulu juga kira wordpress.com dan wordpress.org ya nggak jauh-jauh beda. Tapi ternyata, setelah nyoba langsung ke wordpress.org dan ngeweb pakai xampp lalu hosting segala macam, say abaru tau kalau 2 situs ini berbeda. Hehehe, kalau rajin posting itu pastinya harus, biar konsisten dan performa blog meningkat. Beli domain memang mudah sih, gak sulit-sulit amat pengaplikasiannya :)
Comment Author Avatar
Kalau aku sih milih TLD itu biar merasa punya tanggung jawab buat ngurus blog. Kan berbayar tuh, walaupun gak bisa disebut blog berbayar karena cuma beli domain, tapi tetep aja kan domainnya bayar, kalau gak dibayar nanti gak bisa ke alamat itu. Balik lagi ke blogspot, nah itu yang membuatku punya tanggung jawab buat ngurus blog sehingga aku pun terus menerus ngeblog :)
Comment Author Avatar
Se pemikiran dengan anda, namun saya masih galau dg domain TLD
Comment Author Avatar
yeeee, selamat ya mbak, udah berhasil menjadi TLD, lebih kece lah, kan kalau yang TLD lebih berpeluang dapat job2 nulis, secara klien memang suka sama blog2 TLD.

Kalau disuruh konsisten, ya payah sih, saya yang udah luamaaa ngeblog, awal2 punya TLD itu konsisten ngeposting, bahkan ada waktu dimana sebulan itu 30 artikel!

bayangin ga gimana mikir bikin 1 post/hari, hahaha, kalang kabut, alhasil tulisan ga berkualitas2 amat.

nah, kalau saya sekaranng lebih disiplin aja, nulis 1 post/2 minggu. tulisan harus berkualitas dan memuaskan pembaca.

semoga istiqamah ya mbakk, semangat :D
Comment Author Avatar
saya termasuk yg masih bertahan sama blog gratisan.
pengen sih sebenernya beli domain..
tapi kok saya msh blm begitu paham yaa, cara2 nya dll.
Comment Author Avatar
Selamat ya udah punya domain baru, syukuran kuy syukuran..hehe

Sama sih, aku juga waktu awal beli doamin, aku kira bakal ratusan ribu gitu, karena ngurusnya lebih dari domain, ternyata kalau blog cuma domain aja, tapi perlahan sekarang jadi tahu mana dengan hosting.
Dan, sekarang aku punya juga dua blog dan yang satu di wordpress, emang sih kalau di wp itu bayar doamin dan hosting. Tapi ada kelebihan tersendiri dibandingkan blog.

Dimanapun itu yang penting rajin updatenya, konsisten.
Comment Author Avatar
Setuju banget, apa pun itu asal tetap menulis... :D
Comment Author Avatar
Semisal kita pernah share link hidup, trus kita ganti ke TLD, ntar link itu akan tetep refer ke blog kita ngga mba? hehe
Comment Author Avatar
Setuju banget, dengan adanya domain tld alias kita bakalan bayar. Nggak gratis lagi.
jadi buat posting di blog juga jadi semangat karena udah ada beban untuk menghidupi blog. Semangat aja gitu, kalau domainnya berbayar.
masa domainnya berbayar tapi blog ga update. berasa makan gaji buta gitu blognya wkwkwkw
Comment Author Avatar
Setuju, mba. Kalau inget domain yang udah dibayar jadi ngerasa sayang kalau nggak diisi. Makanya diusahain buat posting selagi sempat, apalagi buat yang udah lama hiatus biasanya butuh adaptasi lagi. aku ada dua blog juga yang lagi mati suri, hehe. mau diisi mikir kontennya karena harus sesuai niche, jadinya malah lama ngisinya. tapi overall, aku suka sama domain tld karena mudah dimonetize di zaman sekarang. brand banyak yang milih blog sesuai dengan tingkat popularitas berdasarkan nilai domain authoritynya. Semangat ngisi blognya ya, mba. niatkan untuk ibadah, insya Allah dikasih kemudahan. :D
Comment Author Avatar
Iyaa, lebih banyak template yang menarik jga,,dan pastinya makin rajin belajar buat nulis yang berkualitas
Comment Author Avatar
Dengan membeli domain, maka alamat blog akan terlihat pro..
Apalagi kalau juga dibarengi dengan perbaikan desain halaman blog, maka juga akan terlihat profesional luar dan dalam...

Salam kenal mbak
-menggapai angkasa-
Comment Author Avatar
cieee... 1 alasan tambahannya haha. Dulu aku juga sempet bingung waktu mau beli domain baru buat blog. Tp setelah beli, malah tambah seneng ngeblog dan tak terasa udah sekitar 3 tahun ngeblog, tp untuk domain TLD usianya masih 1,5 tahunan hehe
Comment Author Avatar
Wah keren mba, dulu saya juga nyebut TLD itu blog berbayar hehe, saya juga punya blog pake self hosting di wordpress, katanya sih lebih powerfull di SEO, tapi kembali lagi ke tujuan awal, kalo niatnya emang buat nulis ya gak usah terlalu mikirin SEO, nanti juga da sendiri pembaca setia hehe

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.