Part Time Blogger, Yay or Nay?

Baca yuk tiga pertimbangan yang membuat saya lebih memilih untuk menjadi part time blogger ketimbang full time blogger. Alasannya ada di sini.

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Siapa sih yang tidak tergiur menjadi full time blogger? Apalagi bagi ibu rumah tangga yang doyan ngeblog macam saya ini.  Sepertinya full time blogger bisa jadi profesi yang tepat setelah resign dari sekolah tempat saya mengajar dulu. Apa karena itu sampai memutuskan resign? Haha tidak. Tentu saja, bukan karena ingin menjadi full time blogger saya mengundurkan diri dari pekerjaan sebagai guru honorer. Wong saya baru tahu blogger sudah dianggap sebagai profesi yang menjanjikan seperti halnya guru, dokter, polisi, karyawan, dll pasca resign. Belakangan pula baru saya tahu kalau gaji seorang blogger ternyata jauh lebih besar dari gaji PNS lho. Lebih-lebih gaji seorang guru honorer yang tak seberapa itu.

Bayangkan, untuk satu artikel job review atau conten placement saja seorang blogger bisa mendapatkan penghasilan jauh lebih besar dari penghasilan gaji guru honorer selama sebulan. Belum ditambah dengan penghasilan yang didapatkan dari google adsense, menang lomba blog dan lain sebagainya. Lalu bagaimana bila setiap bulan si blogger kebanjiran job sponsorship post kira-kira berapa penghasilan yang bisa dia dapatkan?

Entahlah, saya tidak tahu pasti. Saya kan bukan full time blogger. Lha memangnya hanya full time blogger saja yang bisa mendapatkan penghasilan dari profesi yang satu ini? Ah, tidak juga. Gaji yang didapatkan part time blogger pun bisa mengalahkan gaji seorang guru honorer. Tapi jangan tanyakan berapa nominalnya karena saya pun bukan part time blogger.

Lho kok?

Yup, seorang blogger baru dianggap sebagai sebuah profesi ketika blog yang dikelolanya di-monetize. Apa itu monetize blog? Monetize sendiri berarti menguangkan atau menjadikan uang, so monetize blog adalah menjadikan blog sebagai media yang dapat menghasilkan uang. Nah, boleh dibilang saya masih termasuk blogger yang belum me-monetize blog, makanya kalau dapet pertanyaan “kamu termasuk full time blogger atau part time blogger?” ya jawaban saya bukan dua-duanya, karena sampai saat ini saya masih seorang blogger personal biasa. Tapi kalau dapat pertanyaan pilih mana, full time blogger atau part time blogger (anggap saja blog saya sudah di-monetize) sesuai dengan tema tantangan hari ke-duapuluhdua ini, maka jawaban saya part time blogger dong. Pilihan untuk menjadi full time blogger memang sangat menggiurkan namun saya lebih tertarik menjadi part time blogger.

Kenapa?

Tiga hal ini yang menjadi pertimbangan saya;

PROFESI

Menjadi full time blogger berarti harus resign dari profesi sebelumnya dan hanya mengandalkan kebutuhan financial semata-mata dari penghasilan sebagai blogger. Kalau konsekuensinya harus resign dari profesi saya sebagai ibu rumah tangga, tentu nggak mungkin. Saya pun nggak berminat sekalipun iming-iming profesi sebagai full time blogger begitu menggiurkan.

Cita-cita saya semenjak lulus kuliah adalah ingin menjadi ibu rumah tangga. Saya sampai memutuskan resign  dari pekerjaan sebelumnya pun demi menggapai cita-cita saya ini. Lalu setelah cita-cita sebagai IRT terwujud, mau saya lepaskan demi fokus berkarir sebagai full time blogger? Oh No. Pekerjaan utama saya adalah mengurus suami dan anak-anak, bukan blog. Saya hanyalah seorang IRT yang doyan ngeblog. Sengaja kata doyannya saya kasih tebal karena tujuan awal saya ngeblog memang sekadar menyalurkan hobi yang kini sudah jadi passion, bukan karena uang. Toh, ‘gaji’ yang Allah kasih untuk saya lewat perantara suami sudah lebih dari cukup memenuhi kebutuhan saya, bunay dan domestik rumah tangga kami.

Kalaupun aktivitas ngeblognya saya nantinya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah ya alhamdulillah. Tapi saya sama sekali tidak berminat menjadikan blogger sebagai profesi utama wich is saya harus jadi full time blogger. Well, profesi utama saya adalah IRT. Sekali IRT tetap IRT dong, hehe. Makanya saya lebih tertarik jadi part time blogger saja. Lagipula income yang didapatkan dari menjadi part time blogger juga menggiurkan kok. Saya belum ngerasain sih tapi sudah sering baca pengalaman  part time blogger terkait income dari tawaran kerja sama dengan brand tertentu. Walau mereka tidak terang-terangan menyebutkan nominal tapi saya sudah dapat gambarannya jadi bisa kasih kesimpulan kayak gini.

WAKTU

Boleh dibilang profesi sebagai full time blogger hampir samalah dengan profesi lainnya. Hanya saja profesi yang satu ini memang santai dan tidak terikat dengan aturan kantor, termasuk waktu. Nah, karena tidak terikat waktu sehingga jam kerja sebagai full time blogger tak menentu. Kalau orang kantoran kerjanya delapan jam sehari dan libur di waktu weekend, maka waktu yang diperlukan seorang full time blogger bisa kurang bahkan lebih dari delapan jam. Otomatis kalau saya menjadi full time blogger berarti waktu saya juga banyak tersita dong. Baiklah, saya termasuk blogger yang belum pandai mengatur waktu. Ini saja ngeblognya  masih curi-curi waktu, nunggu si baby besar dan baby kecil bobo' dulu baru saya bisa beraksi. So far, kalau jadi part time blogger waktu saya masih lebih luwes ketimbang full time blogger.

KONSISTEN

Jangankan full time blogger, part time blogger pun dituntut harus konsisten ngeblog. Lha saya? Urusan konsisten ngeblog saja masih nggak becus bagaimana bisa me-monetize blog. Harus saya akui, konsistensi dalam mengurus blog ini memang bukan perkara mudah. Butuh tekad dan perjuangan yang kuat. 

Banyak blogger yang dulunya aktif ngeblog jadi vacum gara-gara tidak konsisten. *nunjuk diri sendiri. Syukurnya saya masih bisa aktif ngeblog kembali. Banyak blogger juga yang aktif ngeblog tapi belum bisa jadi part time blogger karena nggak konsisten *nunjuk diri lagi. Lebih-lebih mau jadi full time blogger. Syukurnya saya tidak berminat. 

FYI, saat ini saya sedang membangun Kamar Kenangan ini menuju blog yang lebih baik di tahun 2019. Nah, konsisten ini merupakan salah satu langkah awal saya untuk mewujudkan keinginan tersebut  Well, Mohon doanya yaakk, keinginan saya untuk jadi part time blogger  bisa terwujud tahu depan.

Selain pertimbangan di atas masih banyak lagi sih pertimbangan lain yang bikin saya prefer ingin menjadi part time blogger. Tapi terlepas dari keinginan saya itu, baik menjadi full time blogger maupun part time blogger sama saja, tidak bisa didapatkan secara instan. Untuk bisa memonetize blognya seorang blogger harus meningkatkan trafic blognya, termasuk meningkatkan DA dan PA serta menguasai ilmu SEO. Jumlah followers di media sosial juga masuk perhitungan lho. Bener-bener nggak mudah kan? 

Nah, kalau kalian lebih tertarik ingin jadi full time blogger atau part time blogger, share jawaban kalian di kolom komentar, yuk!


3 komentar untuk "Part Time Blogger, Yay or Nay?"

Comment Author Avatar
Semangat bloggingnya kak 😊

Saya pun masih suka-suka, tapi kalau boleh sih pengen jadi full time Blogger, entah kenapa saat blogging ada kepuasan tersendiri 😁

Comment Author Avatar
Kalau aku berhubung masih single, jadi ada kemungkinan jadi full time blogger tapi ga full setiap hari. Karena aku butuh waktu untuk berdiam di rumah mba.. Heheh..
Comment Author Avatar
Konsisten menurut daya hal yang paling susah. Apalagi untuk saya yang tak mahir nulis, baru satu paragraf nulis langsung tepar, akhirnya milih main gadget/ngegame.

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.