Ini Lho Risikonya Bila Bayi Berusia 0-18 Bulan Dilarang Menghisap Jari



ŲØِŲ³ْŁ€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł€Ł…ِ Ų§ļ·²ِŲ§Ł„Ų±َّŲ­ْŁ…َŁ†ِ Ų§Ų§Ų±َّŲ­ِŁŠŁ…

Sejak masuk usia tiga bulan, si bunay mulai suka memasukkan jari-jari tangannya ke dalam mulut. Awalnya cuma satu, dua jari. Lama-lama sepuluh jarinya mau dilahap semuašŸ˜… Saya santai sih lihatnya, tante-tante dan om-omnya aja yang gemes. Ayahnya juga. Saking gemesnya, mereka sampai pengen melepaskan jari-jari yang berhasil masuk ke dalam mulut si bunay. Tapi selalu saya larang.

Kenapa?

Ya, karena si bunay sedang mengalami fase oral. Fase dimana dia mulai merasakan kenikmatan dengan menghisap jari. Syukurnya, sejak hamil, saya udah dapet pengetahuan sedikit tentang fase oral ini, sehingga tidak ikut-ikutan gemes, malah membiarkan si bunay menyalurkan hasrat kepuasannya itu.

Apa sih yang dimaksud dengan fase oral?

Menurut Parenting Indonesia, fase oral merupakan tahap perkembangan area oromotor (otot daerah mulut dan pencernaan) yang berpengaruh pada perkembangan lainnya seperti berbicara dan makan. Pada fase ini bayi memusatkan stimulus pada daerah mulut dan bibir. Ia akan berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya ke dalam mulut karena menganggap mulut adalah tempat pemuasan kebutuhannya (oral gratifi cation). Sedangkan dalam dunia psikologi, fase oral merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual yang pasti dilalui setiap orang.

Kapan bayi mulai mengalami fase oral?

Sebenarnya fase oral ini telah dimulai sejak anak masih dalam kandungan, lho. Pantesan, banyak bayi yang terekam sedang menghisap jari saat di-USG 4 dimensi. Kalau bunay sendiri, saya yakin 100% dia juga udah mahir menghisap jari-jarinya sedari masih dalem perut. Walau nggak sempet liat dia isap jari saat di-USG 4 dimensi sih. Boro-boro liat si bunay isap jari, wajahnya aja ogah dia tunjukin. Mungkin karena malu kali ya atau sengaja pengen kasih kejutan ke ayah dan bundanyašŸ˜…

Nah, gimana saya nggak yakin coba, wong waktu pertama kali nenen, hisapannya kuaaaat buanget. Saya sebagai bundanya sampai terheran-heran. Lha ini bayiik tahu dan belajar cara menghisap puting darimana, kok bisa pinter gitušŸ˜‚. Apalagi momen paling berkesan dan lucunya itu saat proses IMD. Waktu di-IMD itu, bunay diletakkan gitu aja di atas perutku dalam posisi tengkurap. Susternya bilang jangan dibantu, biar si bayi sendiri yang berusaha cari puting ibunya. Oke, saya biarin dia tummy time di atas perutku sambil menikmati indahnya pertemuan pertama kami. Kira-kira lebih dari sepuluh menit atau pas duapuluh menitlah, si bunay berjuang sekuat tenaga sendirian "mencari puting", sampai akhirnya dia nyerah, pemirsa. And you know what yang dia lakukan saat nyerah. Yes, dia malah asyik ngenyot jarinya sendiri. AlamaakšŸ˜‚

Cuma saat di-IMD itu saja sih bunay nampak telah memasuki fase oral. Tapi sekalinya udah kenal puting, bweuhh kayaknya dia langsung lupa dengan jari-jarinya. Kenikmatan menghisap beralih pada puting bundanya. Nah, baru di usia tiga bulan dia mulai mengisap jari-jarinya kembali. Oh ya, umumnya fase oral ini berlangsung sejak anak mulai lahir hingga menginjak usia 18 bulan.

Apa sih risikonya bila fase oral bayi tidak terpenuhi?

Mungkin kamu pun sering gemes ya liat bayi yang suka sedang memasuki fase oral ini. Tak perlu khawatir, kebiasaan menghisap jari pada fase oral normal kok, bermanfaat pula. Justru melarang bayi menghisap jari hanya akan menimbulkan risiko buruk baginya di masa mendatang. Salah duanya, perkembangan keterampilan bayi akan terhambat, perkembangan psikologisnya juga akan terpengaruh.

Begini lho penjelasannya yang saya kutip dari penuturan  dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH dari Divisi Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; fase oral memengaruhi kematangan otot di daerah rongga mulut. Jika otot telah terbentuk matang, anak akan terbantu dalam mengembangkan kemampuan makan dan berbicara. Menurut beliau, pada anak yang sering dilarang atau dimarahi orang tuanya ketika memasukkan jari maupun mainan ke dalam mulut, fase oralnya menjadi tidak maksimal. Artinya, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan dan kematangan daerah rongga mulut sehingga mengganggu kemampuan berbicara dan makan. Contohnya, ada anak usia 2 tahun yang belum mampu mengunyah nasi dan harus terus makan bubur.

Selain itu dari sisi psikoseksual, anak yang banyak dilarang saat fase oral akan merasa cemas dan tegang. Akibatnya, ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang. Bahkan menurut hasil penelitian teori psikoseksual-psikoanalisa, jika  seseorang gagal (tidak puas) dalam fase oral saat bayi maka, kelak saat dewasa. ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang, bicaranya ketus, mudah memaki dan bertindak kasar, alkoholisme, menggigit kuku dan berkepribadian menuntut.

Wah, ternyata risiko melarang bayi menghisap jari sangat buruk ya. Tentunya, kamu nggak pengen kan, si kecil tumbuh dengan perkembangan keterampilan dan kepribadian terhambat karena keseringan melarang bahkan memarahinya yang hobi mengemut jari. So, sudah menjadi tugas kita, sebagai orang tua untuk mendukung dan membantu anak agar fase oralnya dapat terpenuhi dengan baik. Pastikan saja tangan si kecil selalu bersih saat memasukkan tangan ke dalan mulutnya yašŸ˜Š

Salam,

Referensi;

10 komentar untuk "Ini Lho Risikonya Bila Bayi Berusia 0-18 Bulan Dilarang Menghisap Jari"

Comment Author Avatar
Betul sekali mbaakkkk šŸ˜ tidak perlu dilarang. Kita hanya perlu memastikan tangan dan benda-benda di sekitarnya bersih. Sehingga aman ketika dimasukkan me dalam mulut
Comment Author Avatar
ohhh ternyata anak kecil hisap jari itu malah bagus yah
Comment Author Avatar
Terima kasih untuk artikel menarik ini. Salam.
Comment Author Avatar
wah baru tau ya efeknya spt demikian. thx sharingnya kak
Comment Author Avatar
huaaa, malah gak boleh dilarang ya Mbak.
Si Adek dari 3bulanan juga tuh isap jempol kiri, kadang sih saya juga jadi ikutan gemess larangnya karena gak tahu efeknya.
aahh, noted ini. gak boleh larang-larang Adek lagi untuk ngenyot.
thanks ya Mbak :)
Comment Author Avatar
walaupun saya belum punya bayi, tapi artiketl ini membantu sekali. Saya punya ponakan yang lagi dalam masa seperti ini. Terimakasih infonya mbak..
Comment Author Avatar
Oalaah begitu. Thanks infonya mbaak, walaupun belum meinkah tapi ini bisa jadi bekal kalao saya jadi orang tua kelak. Semoga segera deh. Hahah
Comment Author Avatar
Anak saya yang pertama tuh waktu bayi kalau hisap jari suka ditarik sama kakek neneknya. Emang jadinya lebih 'ga santai' daripada adeknya yang bebas ngenyot jari sesuka hati...hehehe
Comment Author Avatar
Ternyata memasukan tangan ke mulut bagi bayi itu punya dampak yang positif ya mbak. aku sering banget tuh gemes ngelihat bayi yang suka masukin tangan ke mulut, ternyata justru bagus. makasih sharingnya mbak. salam, muthihauradotcom
Comment Author Avatar
Terimakasih mbak atas informasinya.
Tulisan mbak Siska ttg motherhood bener2 membuka pikiran saya. Dari mulai saya mengalami PPD, mom shaming, mitos menyusui yg membuat saya di salahkan krn membantah, dsb. Ketika hamil saya sebenernya sdh baca2 terkait motherhood, parenting, dll. Tetapi pd praktek nya selalu dianggap remeh ilmu yg saya pelajari oleh org terdekat. Ketika saya menemukan tulisan mbak siska alhamdulillah hati terasa tenang, merasa mendapat keyakinan kembali.
Mentang2 new mom org lain gampang merendahkan.

Semoga mbak siska bs selalu berbagi pengalaman lewat tulisanšŸ–¤

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.