Ketika Bayi Usia 11 Bulan Belum Bisa Merangkak


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Ketika Bayi Usia 11 Bulan Belum Bisa Merangkak - Khawatir. Rasa itu pastinya yang akan mendera pertama kali saat melihat perkembangan bayi kita tak sesuai dengan perkembangan bayi pada umumnya. Apalagi sebagai orang tua baru yang belum berpengalaman sama sekali.

Ah, jangankan new mom, yang sudah punya anak lebih dari satu pun masih kerap dilanda khawatir bila perkembangan bayinya tidak sama dengan anak-anaknya yang lebih tua. Bagi saya munculnya perasaan khawatir ini wajar dialami oleh setiap orang tua terutama si ibu, namun khawatir berlebihan juga tidak baik.

Biasanya sih para ibu yang menunjukkan sikap terlalu khawatir adalah mereka yang sering membanding-bandingkan tumbuh kembang bayinya dengan bayi-bayi yang lain, atau suka membandingkan tumbuh kembang anaknya yang masih berusia bayi itu dengan kakak-kakaknya.

Atau ada pula ibu yang sebenarnya menanggapi perkembangan si kecil dengan sikap biasa-biasa saja. Tidak begitu khawatir namun karena terlalu sering dengar komentar-komentar "pedas" dari orang-orang di sekitarnya terkait perkembangan bayinya, si ibu akhirnya jadi baper lantas dilanda khawatir bertubi-tubi.

"Anak kamu sudah 10 bulan kok masih diam di tempat? Seharusnya di usia segitu dia udah bisa jalan"

"Kok bayimu belum bisa merangkak? anak si Anu saja dari usia 7 bulan sudah bisa merangkak ke sana kemari lho"

Demikian dua contoh komentar pedas yang bikin telinga seketika panas dan kepala mendadak mendidih, hehe.

Baiklah, saya akui saya termasuk tipe ibu yang kedua itu. Yang awalnya menanggapi perkembangan lamban bayi saya dengan sikap sewajarnya namun karena terlalu sering ditimpuk dengan komentar-komentar tak berperasaan dari orang-orang di sekeliling, saya jadi nggak bisa bersikap biasa-biasa.

Duh, bener-bener ya, tadinya saya kira hanya saat masih lajang saja saya langganan baper karena keseringan ditanya kapan nikah. Eh sekalinya punya anak, tingkat kebaperan saya malah makin bertambah berkali-kali lipat. Kalau dulu kan saya bapernya cuma masalah jodoh doang, lha sekarang saya keseringan bapernya karena urusan anak. 

Jangan ditanya gimana bapernya seorang ibu bila yang dikomentari atau dipertanyakan itu adalah tumbuh kembang anaknya. Pokoknya bapernya mengalahkan bapernya seorang wanita kalau ditanya soal jodoh *eaa

Meski nggak semua wanita tukang baper kayak saya sih. Banyak juga kok tipe wanita yang cuek bebek, disinggung masalah jodoh, masalah anak atau apapun itu, sikap dia mah santai saja. Tidak peduli. 

Nah, masalahnya saya bukan tipe wanita seperti itu, bisa adem ayem dengar komentar-komentar maupun pertanyaan-pertanyaan yang terkesan julid. Sudah dari sononya saya baperan, jadi harap maklum kalau tanggapan saya jadi berlebihan soal ini.

Tapi kan kalau misalkan tidak ada orang di sekelilingmu yang ikut berkomentar bisa-bisa kamu nggak peka lagi dengan perkembangan anakmu? 

Oke, apakah ketika bayi berusia 11 bulan belum bisa merangkak berarti perkembangannya tidak normal? Apakah di usia 11 bulan itu merupakan batas maksimal dimana seorang bayi pada umumnya seharusnya sudah lincah merangkak? Lantas bagaimana dengan perkembangan bayi yang melewati fase merangkak, normal atau tidak?

Mengenal Fase Merangkak 


gambar : alodokter.com

Merangkak merupakan salah satu fase yang ada pada tahap perkembangan bayi. Setelah bayi sudah bisa tengkurap sendiri ia akan belajar untuk merangkak sebelum akhirnya bisa berjalan. Pada umumnya bayi mulai bisa merangkak dari usia 7 - 10 bulan. 

Itu pada umumnya ya, but we as know that setiap bayi punya perkembangannya masing-masing. Jadi meski umumnya atau rata-rata bayi sudah bisa merangkak dalam rentang usia 7-10 bulan, ada pula bayi yang baru bisa merangkak di luar rentang usia tersebut. Bahkan banyak juga lho bayi yang tidak mengalami fase merangkak sama sekali dan langsung memasuki fase berjalan.

Well, sebelum lanjut saya ingin menyamakan persepsi dulu nih. Menurut kamu gaya merangkak itu yang seperti apa? Kalau yang saya tahu selama ini, namanya merangkak itu ya kudu bertumpu pada kedua telapak tangan dan lututnya. Jadi kalau si bayi bergerak dengan gaya yang aneh dan tak biasa ya saya anggap itu bukan termasuk gaya merangkak.

Anggapan saya tersebut ternyata keliru karena setelah membaca beberapa referensi, saya menemukan gaya-gaya lain yang masih tergolong gaya merangkak dan normal. 

Gaya-Gaya Merangkak


gambar : ibupedia.com

Dilansir dari nakita.grid, berikut 5 gaya merangkak seperti yang dirangkum dari American Academy of Pediatrics (AAP) :

Gaya Silang (Cross Crowling)

Cross crawling merupakan gaya merangkak bayi pada umumnya, yaitu bayi meletakkan beban tubuhnya pada tangan dan lutut. Bayi kemudian secara bersamaan menggerakkan lengan dan lutut yang berlawanan untuk bergerak maju. 

Nah, ini gaya merangkak normal yang saya maksud, karena gaya merangkak silang yang paling sering saya lihat dan memang kebanyakan bayi merangkaknya dengan gaya ini. Itulah sebabnya gaya merangkak jenis cross crowling termasuk gaya klasik.

Gaya Komando (Commando Crawling)
Selanjutnya ada gaya komando. Pada gaya merangkak jenis commando crawling, perut bayi menyentuh tanah, lalu ia menggerakkan tangan dan kakinya yang berlawanan secara bergantian. Karena gaya ini menyerupai gaya yang diajarkan pada tentara sehingga merangkak dengan gaya ini disebut gaya komando. Atau kita tentu lebih mengenal gerakan merangkak yang satu ini dengan sebutan merayap.

Gaya Beruang (Bear Crawling)
Ini adalah jenis merangkak yang mirip dengan gaya merangkak silang. Hanya saja pada bear crawling, bayi membentangkan kedua kakinya lurus dan merangkak maju dengan kaki diangkat. Karena gaya ini menyerupai beruang sehungga disebut juga gaya beruang.

Gaya Kepiting (Crab Crawling)
Gaya yang satu ini juga mirip dengan gaya merangkak silang. Perbedaannya adalah sebelum meluncurkan tubuh ke depan dengan kedua tangannya, bayi merangkak dengan menggerakkan tubuh ke belakang atau ke samping saat berada dalam posisi merangkak. Karena bayi yang bergerak dengan gaya ini seperti kepiting sehingga disebut gaya kepiting.

Gaya Berguling (Rolling Crawling)
Gaya merangkak yang satu ini juga masih termasuk normal, even si bayi bergerak hanya dengan menguling-gulingkan badannya.

Selain 5 gaya merangkak yang disebutkan di atas, masih ada lagi dua tambahan gaya merangkak yang saya kutip dari situs ibupedia.com, yakni gaya mundur dan gaya ngesot.

Gaya Mundur
Seperti namanya, ini merupakan gaya bayi merangkak dengan bergerak mundur, bukannya membuat dirinya maju. Kadang-kadang, si bayi akan menangis karena merasa kesal tidak bisa menggapai mainan yang berada di depannya, tapi ia justru bergerak mundur bahkan sampai kolong kurs, hehe.

Apakah gaya mundur termasuk kelainan? Tidak, karena faktanya gaya merangkak seperti ini pun dialami oleh banyak bayi di seluruh dunia. Jadi masih termasuk normal ya?

Gaya Ngesot
Ini merupakan gaya merangkak bayi dengan posisi setengah duduk dan kedua lengan bertumpu di lantai. Bokong pun menempel di lantai sementara kaki bersila di depan perut. Lalu bayi akan merangkak dengan cara menggerakkan tangan dan menarik bokongnya sehingga gaya ini terlihat seperti ngesot. Jadi ngesot pun masih termasuk gaya merangkak dan ini normal kok.

Nah, ternyata gaya merangkak bayi, bukan cuma satu jenis saja ya, Moms? Kalau bayi kamu sukanya merangkak dengan gaya apa saja nih? Kalau Zhafran waktu pertama kali belajar merangkak sukanya dengan gaya ngesot, hehe.

So far, berdasarkan gaya-gaya merangkak di atas, sebenarnya Zhafran sudah bisa merangkak dari usia 10 bulan, yakni dengan gaya komando alias merayap. Namun dia baru benar-benar lincah merangkak setelah masuk usia 11 bulan. Itupun merangkaknya masih dengan gaya ngesot. 

Karena yang terbetik dalam pikiran saya selama ini, ngesot itu bukan termasuk gaya merangkak saya sempat worry dong. Pengennya Zhafran bisa merangkak juga seperti gaya merangkak bayi-bayi pada umumnya yakni dengan gaya merangkak silang (cross crowling). 

Apalagi setelah membaca sebuah artikel yang menjelaskan bahwa gaya ngesot memang termasuk normal tapi orang tua tetap harus menstimulasi bayi agar bisa bergerak maju dengan bertumpu pada kedua lengan dan lututnya. Ditambah pula dengan komentar mama, katanya kalau bayi yang merangkak dengan gaya ngesot jalannya bakal lama. Benar seperti itu ya?

Oya saya juga sempat cari tahu pengalaman ibuk-ibuk yang anaknya merangkak dengan gaya ngesot, dan ketemu satu postingan (lupa postingan di mana) yang menceritakan kalau bayinya awalnya juga merangkak dengan gaya ngesot dulu sebelum akhirnya bisa merangkak dengan gaya klasik. 

Nah, fase merangkak yang dilalui bayi saya ternyata begitu. Awalnya Zhafran cuma suka merangkak dengan gaya ngesot, even dia sebenarnya sudah bisa merangkak dengan gaya klasik. Kalau saya perhatikan, mungkin karena waktu itu dia lebih lincah bergeraknya dengan gaya ngesot, selain itu sepertinya dia tidak nyaman atau merasa lulutnya sakit jika merangkak dengan gaya klasik. 

Jadilah saya sempat berasumsi ini anaknya kayaknya nggak bisa merangkak "normal" deh. Eh memasuki umur setahun, Zhafran kasih kejutan. Dia akhirnya bisa lincah bergerak ke sana kemari dengan gaya merangkak bayi pada umumnya. Kekhawatiran saya kalau-kalau Zahfan akan melewati fase merangkaknya, atau hanya bisa merangkak dengan gaya ngesot pupus sudah. Yeaayy😊

Pentingnya Fase Merangkak bagi Perkembangan Bayi


gambar : popmama.com

Kenapa saya sempat khawatir bila Zhafran sampai melewati fase merangkaknya atau tetap cemas sekalipun dia sudah bisa merangkak dengan gaya ngesot?

Bukankah tidak sedikit bayi di luar sana yang melewati fase merangkak dan bisa langsung berjalan, bayi yang bergerak dengan gaya ngesot pun banyak? 

Intinya selama bayi bisa bergerak dan berpindah tempat meski dengan gaya apapun itu masih wajar-wajar saja. Karena yang terpenting adalah bayi bisa berpindah dari satu titik ke titik lainnya sehingga memperlihatkan bahwa saraf motoriknya memang bekerja. Setidaknya itu poin inti yang saya dapatkan setelah membaca salah satu artikel dari ibupedia.com terkait gaya bayi merangkak dan cara menstimulasinya.

Yah, meskipun merangkak merupakan milestone yang bisa saja dilewati namun semua ahli setuju bahwa merangkak merupakan fase penting dalam tahap perkembang bayi. Begitu pentingnya fase ini sehingga fase merangkak dianggap sebagai tonggak utama untuk melatih keseimbangan dan perkembangan motorik si kecil.

Bukan hanya melatih keseimbangan motorik, fase ini juga dapat melatih keseimbangan fungsi otak kanan dan kiri si kecil lho. Coba perhatikan, bayi merangkak maju dengan menggerakkan lengan kanan dan kaki kiri, kemudian lengan kiri dan kaki kanan secara bergantian atau kita mengenalnya dengan gaya merangkak silang.

Nah, kombinasi gerakan anggota tubuh bagian kanan dan kiri tersebut menunjukkan bahwa terjadi pertukaran informasi di otak yang berjalan sangat cepat. Hal ini juga berguna bagi si kecil nantinya untuk melakukan aktivitas yang lebih sulit, seperti berjalan, berlari, memindahkan barang dari satu tangan ke tangan lainnya, atau bahkan mencatat sambil mendengarkan guru di kelas.

Adanya fase ini juga ikut melatih penglihatan si kecil. Pasalnya pada saat merangkak, penglihatan bayi akan lurus ke depan. Hal ini dapat membantu bayi  mengatur kemampuannya untuk fokus dan melihat. Dan masih banyak lagi manfaat lainnya yang bisa didapatkan si kecil dari menjalani fase merangkak. 

Sebaliknya, jika si kecil melewati fase merangkak maka dampaknya akan muncul di kemudian hari. Ini menurut pengakuan banyak ibu ya, bukan cuma satu dua orang saja. Bahkan ada hasil survey yang menyatakan bahwa 80 persen orang tua yang anaknya melewati fase merangkak mengalami masalah-masalah seperti, si anak jadi mudah jatuh, susah konsentrasi, kurang fokus, tulisan tangannya jelek, koordinasi mata dan tangannya pun kurang bagus, dan lain sebagainya.

That's why, saya sempat khawatir kalau-kalau Zhafran melewati fase merangkaknya, karena sampai usia 10 bulan awal, jangankan merangkak, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain pun belum bisa. Bisanya cuma duduk doang, itu pun duduknya masih harus dibantu belum bisa duduk sendiri. Sudah distimulasi dengan berbagai cara agar dia mau bergerak juga nggak mempan.

Minatnya untuk meraih benda yang tergeletak di sekelilingnya memang sedari awal kurang sih. Biasanya anak-anak kan kalau usia sekitar 6 atau 7 bulan gitu sudah mulai tertarik dan berusaha meraih benda-benda yang dilihatnya. 

Nah, kalau Zhafran nggak gitu, ketertarikannya sebatas sekadar ingin meraih saja kalau tangannya tidak bisa menjangkau ya sudah dia biarin, males usaha, haha. Sepertinya Zhafran  memang termasuk tipe bayi yang lebih suka duduk menikmati eksplorasi visual melihat-lihat lingkungan dan benda di sekitarnya.


Suka sekali dengan penjelasan yang ada di artikel ini cuma maaf saya lupa screnshoot ini dari website mana 

Jalan 11 bulan baru dia mulai bisa berpindah dari posisi duduknya. Dan ketika usianya genap 11 bulan akhirnya Zhafran bisa bangun sendiri. Sejak saat itulah saya dan ayahnya kewalahan menghadapi kemampuan barunya, wkwk.

Yup, sejak bisa bangun sendiri, perkembangan Zhafran jadi pesat banget. Dia yang sebelumnya cuma bisa duduk diam ditempat jadi nggak bisa tenang, maunya bergerak mulu. Sampai-sampai jam tidurnya juga ikut berubah, susah dikasih bobok.

Kalau sebelumnya kan Zhafran mudah banget dikasih bobok, paling lambat jam 9 malam dia sudah pulas, eh sekalinya setelah bisa ngesot dan bergerak aktif ke sana kemari, duh jangan ditanya, banyak dramanya, hehe. Sebelum tidur pokoknya dia maunya main dulu, mengeksplorasi lingkungan yang ada di sekitarnya dan seperti nggak ada capek-capeknya. Aktif banget. Itupun kalau nggak dipaksa bobok  tidurnya bakal larut malam. 

Jadi terpaksa saya dan ayahnya biasa bobokin Zhafran dengan cara mematikan semua lampu ruangan rumah, tanpa menyisakan sedikit pun cahaya. Dia juga sepertinya sudah mengerti, kalau ruangan gelap berarti itu waktunya dia untuk bobok. Jadi kami juga nggak perlu nunggu lama dia untuk bobok setelah lampu padam. 

Tapi gegara cara ini juga saya biasanya jadi cepat tidur alias ikut ketiduran. Padahal niatnya kan cuma mau kasih bobok si kecil, setelah Zhafran bobok barulah saya cusss ngeblog, eh yang ada malah saya juga molor duluan, ckckc.

Ketika Si Kecil Belum Juga Bisa Merangkak


gambar : freepik/freephoto

Ternyata ada syukurnya juga lho kalau bayi kita agak lambat perkembangan merangkaknya. Apa itu? Ya, setidaknya sampai usia 10 bulan saya masih tenang-tenang saja tinggalin Zhafran sendirian di tempat tidur  tanpa khawatir dia bakalan jatuh. Gimana mau jatuh juga wong dianya masih diem di tempat.

Sekalinya sudah bisa merangkak, maa syaa Allah, saya jadi nggak bisa melakukan pekerjaan rumah dengan tenang karena kudu ekstra mengawasi Zhafran. Apalagi masa-masanya Zhafran mulai aktif bergerak ke sana kemari setelah saya keluar dari zona nyaman alias nggak tinggal lagi bareng mertua tapi sudah pindah ke kontrakan sendiri. Otomatis nggak ada lagi yang bisa jagain Zhafran kalau saya mau masak, mencuci, atau melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Mana kalau saya ke dapur si kecil yang sudah bisa jalan dengan telapak tangan dan lututnya ini juga suka ikutan nyusul ke dapur. Sementara di dapur banyak banget barang-barang berbahaya yang  bisa dia sentuh dengan mudah, seperti pisau, gunting, piring, gelas kaca, dsb. Belum lagi kalau dia mau ikutan masuk ke dalam kamar mandi.

Berhubung kami tinggalnya di rumah kontrakan jadi saya nggak minat beli lemari tinggi, rempong bawanya kalau mau pindah lagi. Jadi barang-barang yang ada di kontrakan kami memang  kebanyakan tergelak di lantai, termasuk kabel colokan. Makanya saya kudu ekstra mengawasi Zhafran even nggak bisa full juga, bisa-bisa pekerjaan rumah nggak ada yang kelar-kelar.

Waktu Zhafran masih anteng di stroller-nya mah enak. Malah dia yang ngawasin pekerjaan emaknya di dapur, hehe. Tapi setelah dia bisa turun sendiri dari stroller saya jadi nggak bisa mengandalkan kereta itu. Mau nyuruh Zhafran main sendiri, dia nggak ngerti. Dikurung di kamar dianya nangis. So, sekarang kalau saya mau kerja apa-apa ya saya biarin saja dia ikut. Nyuci bareng, masak bareng, apa-apa serba bareng, wkwk. Begini nih kalau sudah jadi emak rempong, belum lagi kalau adiknya sudah lahir.

Nah, buat bunda-bunda yang bayinya hingga usia 10-11 bulan belum juga bisa merangkak, please don't be worry. Eh khawatir wajar sih tapi nggak usah terlalu berlebihan ya. Nggak usah juga peduli dengan omongan orang-orang sekitar yang menjurus pada mom shaming. Percayalah bukan bunda sendiri yang mengalaminya, di luar sana juga masih banyak orang tua yang bayinya hampir usia setahunan belum bisa merangkak 

Apa itu nggak normal? Kalau menurut saya berdasarkan pengalaman pribadi, masih termasuk NORMAL. Ya memang sih kalau dibanding dengan bayi-bayi lain pada umumnya, perkembangan bayi kita agak terlambat. Tapi semestinya patokan kita terhadap perkembangan bayi bukan dari cepat atau lambatnya. Toh, setiap bayi punya tahap perkembangannya masing-masing, kan? 

Pastikan saja perkembangan bayi kita tergolong normal. Usia 12 bulan belum bisa merangkak itu masih wajar kok, tapi kalau sudah usia setahun gitu belum bisa bergerak sama sekali nah itu yang patut dipertanyakan dan perlu penanganan dokter.

Nikmati saja dulu masa-masa tersebut, karena nantinya bila si kecil sudah lincah merangkak, bunda yang benar-benar akan dibuat kewalahan, hihi. Malah yang ada bunda akan jadi sering mengeluh dan ngomel-ngomel karena tingkah si kecil terlampau aktif. Selagi si kecil masih anteng di tempat, bunda juga kudu siapkan mental ya. Biar nggak kaget dan panik mendapati bayi bunda keseringan terbentur.

Jadi ingat waktu awal-awal Zhafran mulai merangkak, dia jadi langganan terbentur, sampai-sampai dahinya seringkali memar gitu. Belum sembuh memarnya eh udah terbentur lagi, hiks. Sempat juga dua kali terjatuh dari tempat tidur gegera penjaganya lalai (nunjuk diri sendiri) tapi setelahnya dia jadi mahir lho naik turun tempat tidur sendiri, hehe.

Intinya sih kalau bayi belum bisa merangkak, dan selama itu masih dalam batas usia normal, bunda nggak perlu khawatir berlebihan, nikmati dan perbanyak sabar. Tetap stimulasi si kecil untuk merangkak dan jangan buru-buru melatihnya berjalan. Banyak orang tua yang karena kurang sabar, segera melatih anaknya untuk berjalan sehingga fase merangkak pun terlewati. 

Padahal seperti yang saya singgung di atas, fase merangkak sangat penting dalam masa perkembangan bayi. Bahkan bila fase ini terlewati akan membawa pengaruh yang buruk terhadap perkembangan si kecil di masa mendatang. Itulah sebabnya, jika ada bayi yang melewati fase ini tetap disarankan untuk dilatih merangkak sekalipun dia sendiri sudah bisa berjalan.

So far, tak mengapa bila sampai usia 11 bulan bayi kita belum bisa merangkak, pastikan saja kita tidak membiarkan si kecil melewati fase penting ini. Karena yang terpenting adalah bayi bisa melalui semua fase perkembangannya dengan benar.

Salam,

19 komentar untuk "Ketika Bayi Usia 11 Bulan Belum Bisa Merangkak"

Comment Author Avatar
kita hanya bisa "mendukungnya" melalui apapun n_n, menjaga dan berkembang ehm itu urusan Tuhan.
Comment Author Avatar
Whaaa aku juga baru tahu ternyata ada banyak tipe merangkak ya. So no worries ya dgn gaya merangkak yang bermacam2 tsb. Aku bookmark aah infonya bagus sekali.
Comment Author Avatar
Anak pertama ku juga sama nih kasusnya engga merangkak. Aku juga dulu sempet khawatir karena takutnya dia bermasalah saat sudah berjalan. Tapi ternyata kekhawatiran aku berlebihan. Pas usia 12 bulan anakku lancar jalannya. Kalau jatuh ya duduk lalu berdiri lagi tanpa merangkak.
Comment Author Avatar
informasinya lengkap sekali bun. saya baru tau ada banyak sekali jenis merangkak.
Comment Author Avatar
semua ada fase urutannya ya ... yang terpenting adalah bayi bisa melalui semua fase perkembangannya dengan benar.
Comment Author Avatar
Wah aku jadi paham ternyata banyak gaya yah baby merangkak. Tapi emang setiap Baby beda-beda seh Kak. Ponakan aku juga ada yang cepat ada yang lambat. Yang penting sehat ajalah yah.
Comment Author Avatar
Perkembangan anak tuh emang suka bikin baper ya mba. Udah paham sih kalau anak"itu akan menjalani fase pertumbuhannya beda". Tapi ya tetap aja suka lirik" tumbuh kembang anak lain. 😂😂
Comment Author Avatar
Terlalu banyak mengkhawatirkan perkembangan si kecil ternyata juga ga baik ya kak. Terimakasih kak sharingnya
Comment Author Avatar
Anakq ada yang tidak melalui fase merangkak dulu, tetapi langsung berdiri merambat
Comment Author Avatar
Ini pernah terjadi sma anakku yang pertama kebtulan perkembangannya agak lambat jadi sering di omong yg bikin sakit hati .tapi saya sering konsultasi smaa dokter ank dan gak.masalah kok..jadi sebagai ibu intinya kita harus mengerti tentang kondisi anak kita sndiri jngan terpengaruh omongan orang heheh
Comment Author Avatar
Haha baca ini aku jadi teringat si kecil mbak, lagi belajar merangkak dan ternyata dia merangkak gaya mundur. Kalau udah merangkak apa aja ditabrakin hehe
Comment Author Avatar
Merangkak memang fase yg penting bagi pertumbuhan bayi ya..
Tapi kadang ada anak yg melalui fase tanpa merangkak
Comment Author Avatar
Mba, jujur awalnya aku ya mengira anak tak melewati fase merangkak tuh nggak penting. Teryata berbagai fase dalam tuumbuh kembang anak sebaiknya terlalui ya mba
Comment Author Avatar
Oh jadi gpp ya 11bln blm merangkak, soalnya aku punya teman, dulu pas dia bayi gak merangkak, alhasil pas sudah besar jadi agak susah untuk menyeimbangkan tubuhnya
Comment Author Avatar
Baru tahu saya mba kalau ada gaya-gaya merangkak ya. fase merangkak memang harus sesuai kemampuan bayi juga ya mba.
Comment Author Avatar
ahh memang dilema ya mbak kalo liat perkembangan anak. Anakku yang bungsu malah lebih lama lagi loh, satu tahun baru bisa duduk, merangkaknya hampir 15 bulan. Itupun setelah terapi pemijatan karena peredaran darah di bagian kakinya ga lancar, efek bayi dulu lama di inkubator. Alhamdulillah sekarang 2 tahun dah bisa lari-larian. intinya sabar tapi tetap konsultasi jika ada yang mencurigakan
Comment Author Avatar
Dulu waktu anakku masuk fase merangkak ini aku senangnya bukan main, karena bisa melihat anakku melewati perkembangannya. Yang lucu dia pertama kali merangkak itu bukannya maju malah mundur, heheheheee...
Comment Author Avatar
Ternyata banyak juga ya gaya merangkak. Kupikir cuma merangkak dan ngesot aja. Kalau anakku dulu merangkaknya sekitar umur 8-9 bulanan
Comment Author Avatar
artikelnya menarik dan bagus , jika membutuhkan referensi bisa cek di sini http://news.unair.ac.id/2021/07/30/pakar-unair-khitan-pada-bayi-relatif-aman/

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.