Berkunjung ke Puncak Bollangi, Raja Ampatnya Gowa
Berkunjung ke Puncak Bollangi, Raja Ampatnya Gowa. Banyak hal menarik di tempat wisata tersebut. Mau tahu apa saja? Intip di sini yuk!
Beberapa waktu lalu saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi Puncak Bollangi, salah satu destinasi wisata hits yang ada di Kabupaten Gowa.
Sesampai di puncak yang dianggap sebagai mini raja ampat itu saya cukup kaget lantaran ketika melihat pemandangannya, ingatan saya langsung melayang ke Puncak Serui Laut.
Memang ada apa antara Puncak Bollangi dan Puncak Serui laut? Ada kemiripan, hehe tapi saya tidak akan membahas pesona Puncak Serui Laut di sini. Kalau sempat nanti saya bikin postingannya sendiri.
Khusus postingan ini saya ingin sharing ke kalian tentang pesona Puncak Bollangi, sampai-sampai disebut sebagai Raja Ampatnya Gowa.
Seperti apakah keindahannya? yuk langsung saja kita bahas.
Puncak Bollangi, Raja Ampatnya Gowa
Pertama kali tahu Puncak Bollangi ini dari foto-foto berlatar hamparan gunung dan danau yang diunggah oleh teman saya yang bernama Fitriani Azis di akun facebooknya.
Yang membuat saya penasaran karena di keterangan unggahannya itu dia menyebut kata "Pattalasang".
Ketika saya bertanya lewat kolom komentar "Pattalasang bagian mana?" Teman yang sealmamater dengan saya waktu kuliah itu menjawab di Desa Timbuseng.
Whaat? Ekspresi saya langsung yang kayak terperanjat gitu. Pasalnya saya juga tinggal di Desa Timbuseng tapi nggak tahu ada destinasi menarik dengan view yang indah di dekat tempat tinggal saya ini.
Eh tapi seharusnya nggak usah heran, wong saat itu saya baru sekitar dua bulan pindah ke Pattasalang. Selama itu juga saya jarang keluar rumah karena memang masih masa-masanya stay at home.
Dan meskipun lokasinya cukup dekat, saya sendiri belum bisa memastikan kapan akan bisa menginjakkan kaki ke tempat wisata tersebut, apalagi dengan membawa dua bayi dan kondisi yang masih rawan corona.
So, untuk menghalau rasa penasaran saya coba cari informasi mengenai Puncak Bollangi. Hasilnya, saya menemukan beberapa hal yang justru bikin saya makin penasaran dan ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri pemandangan di sana.
Salah satunya karena Puncak Bollangi disebut sebagai Raja Ampatnya Gowa. Kenapa bisa sampai ada pengibaratan seperti itu? Memang apa yang menarik di Puncak Bollangi sehingga dianggap mirip dengan Raja Ampat?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akhirnya baru terjawab setelah saya mendatangi langsung lokasinya.
Berkunjung ke Puncak Bollangi saat Pandemi
Bunda dan adek (dok.pri) |
Saat teman saya berkunjung ke tempat wisata yang berada di Dusun Bollangi memang masih musim pandemi namun tidak ada lagi PSBB, sudah masuk era new normal.
Saya sendiri baru menginjakkan kaki di Puncak Bollangi dua bulan setelahnya, tepatnya di bulan Agustus 2020. (Hehe iya sudah lama dan baru sempat saya ceritakan sekarang, wkwk)
Kenapa baru ceritain sekarang? Ya karena saya merasa nggak nyaman saja cerita sedang asyik jalan-jalan sementara kasus COVID-19 masih terus meningkat.
Waktu itu saya sekeluarga memutuskan pergi jalan-jalan pun atas beberapa pertimbangan, salah satunya karena merasa butuh refreshing.
Kalau mau menunggu sampai pandemi hilang dari muka bumi, entah kapan kami bisa refreshing sedangkan saya pribadi juga sudah merasa sumpek banget selama berbulan-bulan tinggal di rumah saja.
Nah, pas banget momennya saat itu ada keluarga (mama mertua, ipar dan keponakan) yang datang berkunjung setelah nyaris setengah tahun kami nggak bersua.
Mereka sudah jauh-jauh datang dari Parepare, makanya suami inisiatif pengen ajak keluarga jalan-jalan sekadar untuk cuci-cuci mata doang, hehe.
Nah, atas saran dari saya kami akhirnya memutuskan ke destinasi yang paling dekat dari rumah, yaitu Puncak Bollangi (mumpung saya juga belum pernah ke sana, haha)
Lokasi Puncak Bollangi
Puncak Bollangi berada di atas ketinggian sekitar 1000-1500 mdpl, tepatnya di Dusun Bollangi, Desa Timbuseng Kecamatan Pattalasang.
Jaraknya kalau dari pusat Kota Makassar memakan waktu kurang lebih 1 jam atau kalau dari arah Sungguminasa, Ibukota Kabupaten Gowa sekitar 15 KM dengan menggunakan kendaraan beroda dua atau empat.
Kalau dari rumah di sini tentunya lebih dekat lagi karena cukup menempuh perjalanan selama 14 menit saja, hehe, dekat banget ya.
Karena lokasinya di ketinggian dan berada di di dusun Bollangi sehingga objek wisata ini terkenal dengan nama Puncak Bollangi atau biasa disebut juga Bukit Bollangi.
Medan menuju puncak Bollangi tidak begitu sulit karena jalannya sudah diaspal. Hanya memang ada beberapa ruas jalan yang agak sempit tidak seperti jalan poros dan juga pendakiannya yang lumayan menantang.
Kalau kamu datang menggunakan sepeda motor, tidak perlu takut untuk mendaki. Karena ada anak-anak muda Timbuseng yang stand bye untuk membantu mendorong motor pengunjung.
Saya dan keluarga waktu itu datang rombongan pakai mobil, kecuali suami yang memilih ke sana dengan naik motor.
Sempat ada kejadian yang agak menegangkan di sini. Saat kendaraan yang kami naiki melaju di tanjakan utama, mobil di belakangan kami tiba-tiba terhenti lalu mundur, entah karena si pengendaranya kurang lincah naik tanjakan atau gimana.
Nah, pas di belangkang mobil tersebut ada suami yang juga berhenti di tanjakan. Duh, saya nggak bisa bayangkan kalau mobil tersebut terus mundur dan menghantam suami dengan motornya. Untung saja dia sigap dan segera menghindar ke samping.
Tanjakan yang dilewati untuk sampai di Bukit Bolloangi ini memang lumayan curam jadi teman-teman kalau ke sini apalagi dengan roda dua harus hati-hati ya.
Waktu Buka Puncak Bollangi
Ketika mencari tahu informasi mengenai Puncak Bollangi saya menemukan fakta pertama, bahwa dulunya lokasi yang sekarang menjadi tempat wisata itu adalah kebun jagung.
Namun karena banyak anak muda yang sering datang ke sana karena sinyalnya bagus dan pemandangannya pun indah sehingga mereka jadikan sebagai tempat foto-foto lalu memosting hasilnya di media sosial.
Siapa sangka berawal dari foto yang diunggah ke media sosial, Puncak yang berada di kawasan Dusun Bollangi ini akhirnya viral dan menghipnotis banyak mata. Banyak kemudian yang tertarik mengunjunginya. Ya, ini adalah fakta kedua, bahwa Puncak Bollangi adalah destinasi wisata yang viral di masa pandemi.
Boleh dibilang tempat yang akhirnya dikelola oleh masyarakat setempat, khususnya para pemuda Desa Timbuseng menjadi salah satu destinasi wisata di Gowa ini masih baru banget, belum cukup setahun.
Dan meski pandemi, tempat wisata ini selalu ramai dikunjungi. Waktu bukanya sendiri dari pukul 05.00-18.00 WITA dan buka selama 24 jam jika ada yang berkemah. Dimana pemuda-pemuda Timbuseng yang mengelola tempat tersebut akan bergantian menjaga (shift-shift-an).
Harga tiket masuk Puncak Bollangi
Harga tiket masuk Puncak Bollangi terbilang murah karena setiap pengunjung cukup membayar Rp5.000,00 saja namun di luar biaya parkir ya.
Untuk biaya parkir juga nggak mahal. Kamu cukup bayar Rp2.000,00 untuk motor atau mengeluarkan tarif parkir mobil sekitar Rp5000,00-Rp 10.000,00.
Apa yang Menarik di Puncak Bollangi?
Ayah dan kakak (dok.pri) |
Sejak Puncak Bollangi viral di media sosial, tempat ini selalu ramai didatangi. Bahkan pengunjung yang berasal dari luar Gowa dan Makassar juga banyak.
Memangnya apa yang menarik dari Puncak Bollangi?
Pemandangan menawan ala-ala Raja Ampat
Jujur saja saya waktu pertama kali datang dan melihat pesona alam Bollangi nggak sampai speechlees karena pemandangan serupa sudah sering saya nikmati sewaktu masih di Papua. Malah pemandangannya lebih memukau.
Tapi kata suami nggak fair bandingi alam Papua dengan alam di Gowa. Eh iya ding, masing-masing punya ciri khas. Justru harusnya saya bersyukur, setidaknya kehadiran tempat wisata Bollangi bisa mengobati sedikit kerinduan dengan suasana Kampung kelahiran saya.
Seperti yang sudah saya singgung di atas, pemandangan dari puncak Bollangi ini memang rada-rada mirip dengan Puncak Serui laut.
Kalau Raja Ampat saya kurang tahu karena belum pernah ke sana, hehe. Tapi memang banyak yang mengakui Puncak Bollangi mirip dengan Raja Ampat lantaran menyuguhkan pemandangan hamparan air berwarna biru yang terlihat sangat eksotik dengan gugusan pulau-pulau dan pegunungan yang berada di sekitarnya
Hamparan air yang sempat saya kira danau itu ternyata adalah bendungan bili-bili yang terbentang luas di hadapan puncak Bollangi.
FYI, Bili-Bili adalah bendungan terbesar yang ada di Sulsel, bahkan di Kawasan Timur Indonesia.
Menyuguhkan pemandangan sunrise dan sunset yang menawan
Puncak Bollangi menyuguhkan pemandangan alam yang sangat menawan, apalagi ketika matahari terbit dan terbenam. Itulah sebabnya kenapa tempat wisata ini sudah mulai buka dari pukul 05.00 WITA.
Meskipun waktu kunjungan yang paling padat itu di sore hari atau menjelang. Waktu itu saya dan keluarga datangnya ba'da ashar dan lumayan kaget ya karena sesampai di sana, ramai banget kayak tidak ada pandemi.
Walau pengunjung pada pakai masker tapi aturan untuk mematuhi protokol kesehatan di lokasinya belum terlalu ketat. Syukurnya saya dan keluarga bisa ketemu tempat (masih di sekitaran Puncak Bollangi) yang tidak terlalu ramai pengunjungnya.
Banyak spot foto keren dan menarik
Waktu saya datang ke Puncak Bollangi lima bulan lalu, tempat wisata ini masih dalam tahap perkembangan. Belum banyak spot fotonya.
Makanya foto yang saya ambil waktu itu hanya dengan mengandalkan latar alamnya yang berupa perpaduan antara Bendungan Bili-Bilidan hamparan pegunungan, tapi bagi saya dengan latar alam tanpa atribut apa-apa sudah kelihatan keren kok. Iya, kan?
Eniwei, kalau kamu berkunjung ke Puncak Bollangi, lokasi wisata yang pertama kamu temui adalah Bollangi Ampat.
Saya dan keluarga sempat masuk ke dalam, tapi kemudian keluar lagi after bayar karcis dan inisiatif cari tempat lain karena pengunjung di lokasi itu terlalu ramai.
Ternyata tidak jauh dari Bollangi Ampat ini masih ada lokasi lain (saya lupa nama tempatnya apa) yang bagus juga buat spot foto-foto.
Nah di lokasi itu masih sepi banget. Nggak tahu kalau sekarang, mungkin sudah ramai juga kayak Bollangi Ampat.
Menikmati pesona alam Bollangi dengan berkemah
Kalau kamu ingin menikmati pemandangan di Puncak lebih lama atau berburu pesona sunrise-nya, kamu bisa pilih alternatif ini.
Ya, pengelola wisata ini juga menyediakan area khusus berkemah. Pasti asyik sekali bisa camping di alam terbuka sembari menikmati pemandangan eksotik yang terbentang di hadapan Bukit Bollangi.
Ada Rumah Hobbit juga di Puncak Bollangi
Satu lagi hal menarik di Puncak Bollangi dan yang ini serius, saya baru tahu kalau di tempat wisata yang tidak jauh dari rumah saya sudah ada Rumah Hobbit-nya juga. Lokasinya di depan Bollangi Ampat.
Untuk masuk dan puas foto-foto di rumah mini ini pengunjung cukup mengeluarkan uang Rp10.000,00.
Baiklah kalau ada kesempatan lagi ke Bukit Bollangi saya tidak akan melewatkan Rumah Hobbit.
Penutup
Demikian cerita traveling saya saat berkunjung ke Puncak Bollangi, Raja Ampatnya Gowa.
Apa yang saya sharing di sini sesuai dengan kondisi kawasan wisata tersebut lima bulan lalu.
Saat ini mungkin sudah banyak kemajuan seperti yang saya lihat di media sosial, spot-spot fotonya yang keren ala instagamable semakin banyak, sudah ada rumah hobbit juga.
Nantilah kalau ke sana baru saya update atau ada pembaca Kamar Kenangan yang baru-baru ini jalan-jalan ke Puncak Bollangi. Boleh dong bagi ceritanya dengan meninggalkan jejak di kolom komentar.
Terima kasih.
Salam,
2 komentar untuk "Berkunjung ke Puncak Bollangi, Raja Ampatnya Gowa"
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.