Dilengkapi Stylus, Paket Belajar Online Faber Castell Bantu Anak dalam PJJ
Dilengkapi Stylus, Paket Belajar Online Faber Castell Bantu Anak dalam PJJ - Sudah setahun lebih anak-anak melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun sampai saat ini belum ada kejelasan kapan pembelajaran tatap muka (PTM) dapat berlangsung kembali.
Pasalnya pandemi belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Malah belakangan ini kasus COVID-19 di beberapa daerah di Indonesia melonjak lagi.
Pandemi memang telah menimbulkan dampak besar di berbagai sektor kehidupan manusia. Salah satu sektor yang terdampak serius akibat wabah yang berasal dari Wuhan ini adalah pendidikan.
Pembelajaran yang mulanya mewajibkan siswa datang ke sekolah dan hadir mengikuti materi di kelas kini diganti dengan pembelajaran jarak jauh dimana siswa cukup belajar dari rumah melalui perangkat atau gawai yang terhubung dengan jaringan atau disebut juga pembelajaran daring (dalam jaringan).
Seperti yang kita ketahui, sistem pembelajaran daring dilaksanakan guna mencegah penularan virus corona di kalangan pelajar. Jadi apabila kasus COVID-19 tak kunjung mereda maka apakah PJJ akan terus berlanjut?
Tentu saja tidak. Sebenarnya PTM sudah diperbolehkan oleh Nadiem Makarim sejak Januari 2021. Namun masin terbatas dan hanya untuk sekolah yang sudah divaksin.
Pembelajaran tatap muka terbatas ini mengkombinasikan antara PTM dan PJJ. Dimana PTM maksimal 50% dari jumlah siswa per kelas.
Orang tua sendiri dapat memilih bagi anaknya untuk melakukan PTM terbatas atau PJJ. Jika memilih PTM terbatas maka wajib mematuhi protokol kesehatan. Artinya sekalipun PTM sudah diberlakukan PJJ akan tetap ada.
Refleksi Pendidikan di Indonesia, Diantara PTM dan PJJ
Saya sudah sering mendengar keluhan para orang tua yang mengaku lelah dengan PJJ dan berharap sekolah segera buka kembali.
Meski demikian tidak sedikit pula orang tua yang begitu khawatir bila PTM dilaksanakan lantaran kasus COVID-19 yang terus bertambah.
Ah, masalah PJJ dan PTM ini memang menimbulkan dilema terutama bagi para orang tua.
Haruskah membiarkan anak-anak mengikuti PTM walau dengan risiko terpapar virus atau mendukung mereka untuk tetap semangat menjalankan PJJ?
Kalau saya sih setuju dengan PTM terbatas. Kenapa? Karena anak-anak sudah mulai jenuh belajar di rumah, orang tua apalagi, banyak yang mengeluh bahkan mengaku stres dalam mendampingi anaknya belajar daring.
Para guru pun tidak sedikit yang merasa tertekan karena tuntutan harus bisa menyampaikan materi dengan kreatif agar dapat menciptakan suasana kelas online yang menarik dan menyenangkan namun di sisi lain sering dihadapkan dengan berbagai kendala yang biasa terjadi saat PJJ.
Demikian sekelumit masalah yang timbul dalam proses pembelajaran daring. Maka setidaknya PTM terbatas bisa menjadi solusi yang tepat. Namun sepertinya masih sedikit sekolah yang memenuhi syarat untuk membuka kelas tatap muka terbatas.
Apalagi dengan lonjakan kasus COVID-19 belakangan ini, kemungkinanan PTM terbatas masih akan menjadi wacana dan PJJ tetap berlanjut.
Berkaitan dengan hal ini pada 5 Juni 2021 kemarin saya beserta teman-teman blogger dan rekan-rekan dari media berkesempatan mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Faber Castell.
Webinar yang kami ikuti lewat Zoom itu mengangkat tema "Refleksi Pendidikan di Indonesia : Diantara PJJ dan PTM” dengan menghadirkan narasumber Ibu Saufi Sauniawati (Pemerhati Pendidikan), Bapak Christian Herawan (Product Manager PT Faber Castell International Indonesia) serta dipandu oleh moderator Bapak Andri Kurniawan (PR Manager Faber Castell).
Webinar yang saya ikuti ini sangat menarik karena mengangkat topik pembelajaran di masa pandemi, mulai dari kendala, berbagai problem yang muncul selama PJJ hingga dampak positif dari PJJ itu sendiri.
Menariknya dari webinar ini saya juga baru tahu kalau kini telah hadir paket belajar online yang mendukung PJJ dan juga PTM pastinya. Namun sebelum itu simak dulu yuk materi dari para narasumber yang sempat saya catat.
Kendala Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Daring
Tentu saja pembelajaran jarak jauh tidak lepas dari berbagai kendala. Bahkan ada banyak drama yang terjadi sejak 'sekolah' mendadak dipindahkan ke rumah dan orang tua dalam hal ini ibu tiba-tiba harus mengambil peran sebagai 'guru' untuk anak-anaknya.
PJJ memang tidak mudah dilakukan karena baik guru, murid dan orang tua dipaksa menempuh jalan baru yang mereka sendiri sebenarnya belum siap untuk menjejaknya.
Setidaknya untuk menempuh jalan tersebut diperlukan kendaaraan yang canggih beserta bahan bakar. Sedangkan tidak semua siswa atau orang tua mampu untuk membelikan anaknya kendaraan yang membutuhkan biaya tidak sedikit. Belum ditambah dengan bahan bakarnya. Belum lagi dihadapkan dengan bagaimana cara mengendarainya.
Seperti yang disampaikan Ibu Saufi, Indonesia sebenarnya belum siap menjalani sistem PJJ. Bukan tanpa alasan pemerhati pendidikan yang juga merupakan seorang ibu itu berargumen demikian.
Faktanya meski sudah lebih dari 12 bulan diterapkan namun hasil PJJ masih tidak efektif lantaran kendala-kendala saat PJJ belum sepenuhnya dapat disingkirkan.
Kendala PJJ apa-apa saja?
Jaringan internet
Lancar atau tidaknya PJJ sangat bergantung pada jaringan internet. Kendala ini tentu tidak begitu dirasakan oleh mereka yang tinggal di perkotaan atau di daerah yang sudah terjangkau jaringan 3G atau 4G.
Namun bagaimana dengan anak-anak yang tinggal di daerah susah signal atau pelosok sana, yang jangankan mendapat jaringan internet, listrik pun barangkali belum masuk di kampung mereka.
Fasilitas gawai
Pembelajaran daring juga hanya dapat berlangsung jika ditunjang dengan fasilitas gawai yang mumpuni. Masalahnya seperti yang sudah saya singgung tadi.
Tidak semua siswa memiliki smartphone dan tidak semua orang tua mampu membelikan anaknya gawai mahal.
Kuota internet
Jaringan ada, smartphone juga punya, tapi kuota habis, ya sama saja bohong. PJJ tidak dapat berlangsung tanpa kuota internet.
Nah, kendala yang satu ini sering dikeluhkan orang tua. Pasalnya meski pemerintah sudah memberikan kuota belajar gratis tapi terbatas sehingga orang tua tetap merasa terbebani dan menjadi boros karena harus mengeluarkan biaya lebih setiap bulannya untuk mengisi kuota.
Materi
Tujuan dari sebuah pembelajaran baik itu dilakukan secara daring maupun laring adalah murid paham dengan materi yang disampaikan.
Kenyataannya saat PTM berlangsung pun masih banyak murid yang bingung dengan materi yang disampaikan oleh gurunya apalagi dengan sistem PJJ.
Tentu hal ini jadi tantangan tersendiri bagi guru agar bisa menyampaikan materi dengan cara yang mudah dipahami anak. Orang tua juga punya peran penting di sini karena harus bisa mendampingi anak belajar di rumah.
Nah, kendala yang kerap terjadi, guru mengajarnya masih monoton, siswa sulit menangkap isi materi sedangkan orang tua punya keterbatasan pengetahuan sehingga tidak bisa mendampingi anak belajar dengan maksimal.
Selain itu orang tua juga biasanya punya kesibukan yang membuatnya tidak bisa mengontrol secara penuh ketika anaknya sedang PJJ akibatnya ya anak yang belajar daring di rumah kurang mendapat pengawasan.
Problem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Lebih lanjut ibu Saufi mengemukakan berbagai problem atau masalah yang terjadi saat PJJ berlangsung.
Awalnya problem PJJ ini menyangkut masalah perangkat dan jaringan saja lalu berkembang menjadi perangkat, jaringan dan metode. Kemudian problem PJJ bertambah lagi menjadi perangkat, jaringan, metode dan motivasi.
Berikut berbagai problem pembelajaran daring yang disampaikan Ibu Saufi :
Pada siswa
- Lemahnya motivasi belajar,
- Pemberian tugas dirasakan berat karena berbeda antara tujuan pengajar dan orang tua.
- Kemampuan anak menggunakan perangkat pembelajaran minim
- Distorsi dengan permainan online ketika belajar menggunakan gadget
- Paradigma tidak pergi sekolah adalah libur masih tertanam pada siswa
- Kurangnya sosialisasi sehingga membuat pelajaran terasa berat
- Monotonnya pemberian tugas
Pada guru
- Fungsi dan pola pemberian materi dengan berbagai platform namun belum memahami trouble shooting
- Pembelajaran masih belum menciptakan bounding walau PJJ
- Pembelajaran belum menarik dan menyenangkan
- Kreativitas guru beragam
Pada orang tua
- Terkendala dalam penyiapan fasilitas
- Belum mengetahui secara rinci platform dan trouble shooting
- Terkendala perilaku anak
- Terjadi perbedaan pola target pembelajaran antara guru dan orang tua
- Belum dapat menjadi motivator
- Beratnya menerapkan disiplin pada anak
- Waktu terbatas
Demikian beberapa kendala dan masalah yang ditimbulkan dari PJJ. Bukan berarti pembelajaran daring ini dianggap tidak baik.
Justru seharusnya kita patut bersyukur karena di tengah kondisi pandemi ini pendidikan di Indonesia tetap berjalan walau tidak lagi normal seperti biasanya.
Lagipula kita juga pastinya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan yang baru kita alami, iya kan? Begitupula dengan mereka yang terlibat dalam pembelajaran daring ini.
Dampak Positif Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Ya, ada banyak hal yang tetap bisa kita syukuri di masa pandemi, termasuk dengan munculnya sistem pembelajaran jarak jauh.
Meski menimbulkan banyak drama, nyatanya PJJ juga memiliki sisi positif.
Apa hikmah yang bisa kita petik dari PJJ :
Semakin mengenal karakter anak
Sebelum pandemi kita mungkin tidak begitu mengenal karakter anak terutama sejak ia masuk sekolah. Atau karena kesibukan sendiri sehingga kita luput memperhatikan perilaku anak.
Nah, membersamai anak dalam PJJ menjadi momen yang tepat dimana orang tua bisa semakin mengenal karakter anak khususnya terkait gaya belajarnya.
Menjadi lebih kreatif
Jadi ingat masa saat kita dianjurkan di rumah saja. Membosankan. Di sini tantangannya. Kita jadi merasa dituntut untuk menjadi orang tua yang kreatif dengan mengajak anak mengeksplor ide bermain dan belajar di rumah atau berusah untuk bisa memfasilitasi kegiatan di rumah yang seru dan menarik.
Dekat dengan dunia pendidikan
Sejak PJJ berlangsung orang tua memiliki peran yang juga cukup besar dalam pendidikan anaknya. Karena peran orang tua di sini bukan sebatas pengawas tapi juga harus mampu menjadi fasilitator, pembimbing dan motivator bagi anaknya.
Memperkuat bonding
Poin terakhir ini jelas dong. Walau selama PJJ mungkin banyak drama yang terjadi antara namun sadar atau tanpa disadari pembelajaran daring ini semakin menguatkan bonding antara orang tua dan anak.
Tuh kan, ada sisi baik yang bisa kita ambil dari pembelajaran daring ini. Jadi jangan ngeluh lagi ya buibu.
Daripada ngeluh mending sini yuk saya kenalkan dengan produk terbaru dari Faber Castell yaitu paket belajar online yang memudahkan anak belajar dalam masa PJJ dan pastinya juga tetap berguna ketika PTM kembali berlangsung.
Paket Belajar Online dari Faber-Castell Bantu Anak Belajar Saat PJJ, Lengkap dengan Stylus
Siapa sih yang nggak kenal dengan Faber Castell? Produsen perlengkapan alat tulis yang terbesar dan tertua di dunia. Sudah berdiri sejak tahu 1761 dan sampai sekarang masih tetap eskis dong dengan berbagai produk inovasinya yang selalu up to date.
Nah, baru-baru ini Faber Castell meluncurkan produk terbarunya yaitu Paket Belajar Online guna mendukung optimalisasi pembelajaran jarak jauh. Paket belajar online tersebut tentunya akan sangat membantu memudahkan dan melancarkan proses KBM daring.
Seperti yang disampaikan Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia, Christian Herawan, Paket Belajar Online Faber-Castell ini memang diciptakan berdasarkan hasil survey yang ada di masyarakat. Khususnya terkait proses PJJ dimana gawai yang di perangkat utama PJJ dinilai kurang optimal dalam mendukung kegiatan pembelajaran.
Pak Christian mengungkapkan bahwa terkadang orang tua harus direpotkan dengan keharusan menyiapkan materi secara print out (dicetak kembali) setelah mendapatkan materi dari pengajar. Nah, hal ini tidak akan terjadi kembali jika materi evaluasi maupun pembelajaran tersebut dapat langsung dijawab melalui gawai yang dipakai, tentunya dengan bantuan produk Paket Belajar Online Faber-Castell.
Paket Belajar Online Faber-Castell terdiri atas alat tulis yang lengkap yaitu pensil, penghapus dan juga ballpoint yang dibutuhkan saat belajar, serta dilengkapi pula dengan stylus.
Keunggulan Stylus dalam Paket Belajar Online Faber-Castell
Penampaka stylus Faber Castell |
Anak-anak pastinya bakal suka banget dapat Paket Belajar Online Faber-Castell yang hadir dengan stylus Pasalnya stylus yang berada di paket belajar online ini memiliki banyak keunggulan yang tentunya akan sangat membantu dan memudahkan anak dalam belajar daring.
Berikut beberapa keunggulan stylus Faber Castell
- Berfungsi untuk menggeser layar, scroll, tanda tangan, menulis, dan bisa dipakai juga untuk menggambar.
- Dapat membantu mengisi pertanyaan yang jawabannya sifatnya pilihan maupun essay sangat cocok digunakan untuk segala jenis ujian
- karetnya bertekstur lembut sehingga tidak akan merusak layar smartphone
- dapat digunakan di semua merek smartphone.
Saat ini Paket Belajar Online Faber-Castell telah tersedia di official store Faber-Castell di marketplace. Harganya juga sangat terjangkau banget, hanya dengan mengeluarkan uang Rp35.000,- kamu sudah bisa menghadiahkan anak paket belajar online paling lengkap di masa pandemi.
Penutup
Demikian sharing saya mengenai webinar Refleksi Pendidikan di Indonesia antara PJJ dan PTM. Masih banyak PR yang harus kita kerjakan jika ingin PJJ dapat berjalan lancar.
Kendala atauproblem yang muncul akibat PJJ tidak seharusnya menjadi penghalang. Anak-anak punya hak untuk tetap memperoleh pendidikan walau dalam kondisi pandemi.
PJJ menjadi salah satu solusi aman agar anak-anak terhindar dari risiko terkena penularan virus corona tanpa harus meninggalkan pelajarannya di sekolah.
Hadirnya Paket Belajar Online Faber Castell merupakan bentuk dukungan Faber Castell terhadap dunia pendidikan khususnya di Indonesia.
Dengan paket ini diharapkan dapat membantu memudahkan proses PJJ sekaligus memotivasi anak agar mau dan punya semangat yang kuat untuk belajar.
Tentunya kita juga berharap semoga pandemi segera berakhir sehingga pembelajaran tatap muka yang telah lama kita rindukan dapat dirasa kembali.
Salam,
26 komentar untuk "Dilengkapi Stylus, Paket Belajar Online Faber Castell Bantu Anak dalam PJJ"
Padahal ya udah dijelasin pelan2, udh dikasih pemahaman tapi dasarnya kolot dan covidiot susah banget edukasinya. Coba kl semua wali murid kaya mbak Siska, lebih mementingkan keselamatan anak2 dan paham perannya sbg ortu. Aku yakin PJJ bakal aman, damai, dan bahagia. Apalagi didukung sama stylus faber castell ya mbak. Bisa bikin anak2 makin tertarik buat belajar online.
Kalau saya karena memang kondisinya belum memungkinkan untuk PTM (di Jogja aja tambah tinggi Covid-nya), jadi ya mau gak mau harus terima kondisi apa adanya, yang penting memaksimalkan bagaimana caranya agar anak tetap bahagia meski harus belajar dari rumah.
Setelah baca postingan ini jadi pengen beliin anak stylus Faber-Castell juga, ah. Bisa buat gambar dan edit video yang lagi jadi hobinya. Ibunya juga kalau ngedit gambar di Canva atau PicsArt bisa kali ya ikutan pakai stylus ini? Asyikk... :D
Kalo ttg PJJ nya, anakku sekolah negeri. Jadi memang ga semua ortu murid mampu menyediakan gawai yg bagus utk belajar online. Boro2 gawainya, kuota juga mereka srg ga punya. Makanya guru anakku jrg ksh tugas dr zoom. Sringnya materi dikirim ke WA. Tugas dikerjain di buku, lalu difoto ke guru.
Aku bersyukur juga jadibga terlalu ribet :D. Tp perlengkapan belajar dr faber Castell ini menarik. Aku pengen beli buat tugas2 tambahan dari guru private anakku :D.
Baru tau faber castell ada produk stylus-nya. Menarik banget, PJJ jadi terbantu berkat stylus ini
Pas juga nih buat para content creator yang terbiasa berkreasi lewat HP.
Aku naksir banget...untuk anakku yang masih belajar online dan menyambut tahun ajaran baru. Harapannya sih...semoga dapat fasilitas dari sekolah pas daftar ulang besok.
Hihii...naksir sama stylush Faber Castell nya yang canggih banget.
PTM maupun PJJ menurut saya ada kelebihan dan kekurangannya masing², tapi bila Guru maupun siswa bisa kreatif pasti hasilnya juga maksimal.
Saya juga kebetulan pendidik di daerah Papua, sementara ini masih menerapkan PJJ mengingat resiko di masa pandemi, kita nggak mau terjadi apa².
Untuk PJJ bila di daerah lumayan banyak kendala, dari Paket internet yg nggak semua siswa ada sampai perangkat hp juga nggak ada, terpaksa jalan apa adanya terpincang-pincang, ya intinya berusaha memaksimalkan anak² untuk bisa belajar.
Memang PTM dan PJJ itu dilema banget buat ortu, hiks.
Makasih atas sharing ilmunya Mbak.
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.