Langkah Kecil Lindungi Bumi bersama Demfarm
Bicara mengenai masalah sampah, saya sempat gemas melihat seseibu yang dengan entengnya membuang sampah domestiknya ke pantai.
Saat itu saya, suami dan anak-anak tengah menikmati suasana pagi di pantai yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah keluarga di Kampung.
Suasana pantai tersebut sebenarnya sangat indah, hanya saja sudah tercemari dengan sampah-sampah yang berserakan di pinggirnya. Ada pula yang terseret ke laut, dibawa ombak.
Duh, miris sekali. Dalam hati saya sempat membatin "sejak kapan pantai berubah menjadi tempat sampah?"
Permasalahan Sampah di Indonesia
Selama manusia ada di muka bumi, selama itu pula sampah akan terus diproduksi. Volumenya juga akan selalu berbanding lurus dengan jumlah penduduk.
Dalam artian semakin banyak jumlah penduduk, bertambah banyak pula sampah yang dihasilkan. Jumlah sampah yang terus meningkat jelas menimbulkan banyak permasalahan.
Selain merusak pemadangan, keberadaan sampah mencemari lingkungan, mencemari tanah, air dan udara. Jika lingkungan sudah tercemari otomatis ekosistem pun ikut terganggu.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik juga menimbulkan masalah kesehatan yang serius lantaran adanya penumpukan sampah yang bisa menjadi sarang bakteri dan kuman. Akibatnya kualitas kesehatan lingkungan menurun.
Belum lagi dengan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang langganan terjadi setiap tahun akibat penumpukan sampah.
Tidak hanya itu, gas metana yang dihasilkan dari sampah organik yang tidak terkelola dengan baik juga memicu terjadinya pemanasan global.
Ah, dilihat dari segala sisi, permasalahan sampah memang menimbulkan banyak sekali dampak yang mengancam kehidupan manusia.
Itu sebabnya mengapa isu permasalahan sampah menjadi hal yang sangat krusial. Karena berkaitan erat dengan keberlangsungan hidup kita di bumi.
Nah, mirisnya Indonesia sendiri menduduki peringkat ketiga sebagai negara dengan penyumbang sampah terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari indonesia.go.id, produksi sampah di Indonesia mencapai 62,8 juta ton per tahun.
Sedangkan dari data yang dikumpulkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan bahwa penghasil sampah terbesar adalah sampah rumah tangga yakni sebesar 32,8% dan berdasarkan komposisinya berasal dari sisa makanan yaitu 39,9%.
Sebagai warga negara Indonesia, akankah kita membiarkan predikat buruk tersebut terus melekat pada negeri tercinta kita ini?
Apakah tidak ada upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi produksi sampah rumah tangga?
Tidak bisakah kita bertanggungjawab dengan sampah yang kita hasilkan dengan tidak membiarkannya berakhir begitu saja di TPA?
Ayolah, pasti ada yang bisa kita lakukan. Walau hanya dengan langkah kecil.
Memperingati Hari Bumi bersama Demfarm.id
Berkenaan dengan permasalahan sampah, tepat di Hari Bumi Sedunia tanggal 22 April kemarin Demfarm.id mengadakan kegiatan Talk Show live on Instagram dengan topik Cerita Pejuang Lingkungan, Bersama Berinvestasi Menjaga Bumi.
Acara yang dipandu oleh Khai itu menghadirkan dua pejuang lingkungan yaitu Bapak Hasman selaku Kepala Bidang Kebersihan dan Pemanfaatan Sampah DLH Kota Bontang dan Mbak Paskalina Agus Monica yang merupakan owner Seife Indonesia.
Topik yang diangkat sejalan dengan tema yang diusung Hari Bumi tahun ini yaitu Invest in Our Planet (Berinvestasi di Bumi Kita).
Adapun tema Earth Day 2022 bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat akan krisis iklim yang menimpa bumi, sehingga perlu adanya aksi nyata untuk melindungi bumi.
"Bertindak berani, berinovasi dan menerapkanny sebagai langkah yang perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian bumi yang semakin menua. (earthday.org)"
Jika ditanya mengapa kita perlu berinvestasi terhadap planet kita, saya pikir jawabannya sudah jelas. Karena masa depan yang hijau adalah masa depan yang sejahterah.
Tentu kita berharap 30 tahun atau 50 tahun mendatang, anak cucu kita masih bisa menikmati bumi yang hijau, air yang bersih, udara yang segar dan pemandangan alam yang indah. Agar mereka bisa hidup sejahterah.
Untuk itu kita perlu bersama-sama menjaga dan melindungi planet yang kita huni. Kalau hari ini kita tidak mampu melindungi bumi dengan baik maka jangan harap kondisi bumi di masa mendatang masih sama dengan kondisi bumi hari ini.
Apalagi belakangan ini kita sendiri sudah merasakan adanya perubahan iklim. Mulai dari cuaca yang terasa semakin panas, bencana hidrometeorologi yang kian meningkat tiap tahunnya hingga cuaca ekstrim yang kerap terjadi.
Jika isu perubahan iklim ini tidak segera ditangani, entah bagaimana nasib bumi ke depannya?
Butuh kesadaran semua masyarakat untuk peduli terhadap masalah penting ini. Sebab menyelamatkan bumi adalah tanggung jawab semua orang yang tinggal di bumi.
Nah, acara talk show yang berlangsung di Hari Bumi ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan di rumah sehingga ke depannya akan menciptakan lingkungan bersih dan nyaman untuk ditinggali.
Mengingat salah satu permasalahan yang paling krusial di bumi adalah permasalahan tentang abainya masyarakat terhadap sampah
Sehingga beberapa langkah kecil yang bisa kita lakukan sekaligus merupakan bagian dari berinvestasi terhadap bumi adalah membantu mengurangi masalah sampah, termasuk dengan mengurangi penggunaan plastik dan mandiri dalam mengelola sampah.
Selanjutnya yuk kita simak pemaparan Pak Hasman dan Mbak Monika yang sudah menunjukkan aksi nyatanya dalam mengurangi masalah sampah.
Pengelolahan Sampah DLHK Kota Bontang
Mengawali pemaparannya Pas Hasman terlebih dahulu memberikan edukasi terkait sampah, mulai dari definisi hingga jenis-jenisnya. Dimana sampah terbagi menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik.
Setelah itu Pak Hasman menyampaikan benerapa program pengelolaan sampah yang dikerjakan DLHK Kota Bontang, bekerjasama dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Salah satu program yang dimaksud adalah Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dengan menerapkan program menggunakan hewan lalat yaitu Black Soldier Fly (BSF) dan hewan Maggot BSF yang dikembangbiakkan karena bermanfaat bagi lingkungan..
Menurut beliau, program Maggot BSF yang sudah berjalan sejak Februari 2021 ini dikembamgbiakkan pada TPST 3R menghasilkan protein yang sangat tinggi sehingga banyak digunakan sebagai pakan ternak.
Tak lupa Pak Hasman juga menyampaikan bahwa TPST 3R merupakan program CSR Pupuk Kaltim yang berawal dari pembangunan. Program tersebut menjadi salah satu bentuk komitmen PKT dalam mendukung pemerintah kota untuk menjadikan Bontang sebagai Green City.
Selain itu tujuan lain dari program tersebut adalah untuk mengurangi timbunan sampah di TPA Bontang Lestari. Wah, program yang sangat menarik dan menginspirasi ya.
Bisnis Sustainable dari Sampah
Berikut ada sharing dari Mbak Paskalina Agus Monika yang merupakan owner dari Sustainable Life (Seife) Indonesia.
Sesuai namanya, Seife adalah bisnis sustainable yang dibangun oleh Mbak Monika dengan mengubah minyak jelantah menjadi produk baru. Bahkan Seife termasuk pelopor bisnis ini lho.
Pemilik brand sabun organik Seife berpendapat bahwa menjaga kelestarian dan memperbaiki lingkungan sudah menjadi kewajiban bersama. Oleh sebab itu ia tidak bisa tinggal diam karena merasa juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan bumi.
Alhasil salah satu langkah menyelamatkan bumi yang berhasil ia buktikan sendiri adalah mengubah minyak jelantah menjadi produk baru seperti aroma terapi dan sabun organik.
Menariknya lagi karena ia berhasil membawa aksi positifnya ini ke ranah bisnis. Eniwei, saya cukup terkesan ketika Mbak Monica cerita bahwa saat membangun bisnis Seife ia dan timnya memang mempertimbangkan profit.
Namun itu bukan hal yang utama sebab yang terpenting adalah mengenalkan kepada konsumennya produk yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Mbak Monika, kehadiran produk Seife Indonesia dapat membantu kelestarian lingkungan, memperbaiki lingkungan dan tidak memperburuk lingkungan karena dapat terurai dengan baik dan mudah.
Kalau kamu penasaran ingin melihat produk organik Seife bisa langsung meluncur ke akun IG @seifeindonesia ya.
Sebelum mengakhiri pembicaraannya Mbak Monika juga kasih sedikit tips, berupa , langkah-langkah yang bisa kita dalam mengurangi sampah sehari-hari :
- Membersihkan sampah di sekitar rumah
- Mematikan lampu dan alat lainnya saat tidak digunakan
- Menanam tanaman di rumah
- Matikan keran air ketika tidak digunakan
- Membeli barang dengan kemasan minimalis
Tuh, kan? Ada banyak langkah kecil yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Nah, tepat sekali nih momennya. Masih dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia Demfarm.id mengadakan social movenment sebagai bentuk Demfarm Sayang Bumi dengan mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan.
Langkah Kecil Lindungi Bumi Bersama Demfarm
- Pisahkan sampah organik dan anorganik.
- Jadikan sampah organik sebagai pupuk.
- Usakahan makan secukupnya, jangan sampai menyisakan makanan
- Terapkan 3R
Posting Komentar untuk "Langkah Kecil Lindungi Bumi bersama Demfarm"
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.