Hei, Mari Belajar! Seruan dari Timur yang Menggema Lewat Rumah Belajar Papua Hei

Kadang, perubahan besar tidak selalu datang dari orang yang punya segalanya. Ia bisa saja muncul dari seseorang yang punya hati dan keberanian untuk peduli.

Seperti perubahan nyata yang dibawa oleh Ratna Catur Hastuti untuk anak-anak di Papua. Semuanya berawal dari satu ajakan kecil yang sering keluar dari mulutnya 

“Hei, mari belajar.” Siapa sangka, ajakan itu telah menjelma sebuah gerakan bernama Rumah Belajar Papua Hei.

rumah belajar papua hei

Rumah Belajar Hei, Lahir dari Keprihatinan

Papua, bagi banyak orang, identik dengan pesonanya. Bak surga yang jatuh ke bumi. Hutan hijau yang tak bertepi, laut biru sebening kaca, dan langit yang seperti menurunkan damai setiap sore.

Namun di balik keelokan itu, Ratna melihat sesuatu yang lain. Anak-anak yang belum mengenal huruf. Anak-anak yang belum bisa menulis namanya sendiri. Anak-anak yang bahkan tumbuh tanpa tahu apa artinya mimpi.

Ratna merasa sangat prihatin dengan kondisi pendidikan di Papua. Bayangkan saja, tidak sedikit anak yang sudah duduk di bangku SMP masih mengeja saat membaca.

Bahkan mirisnya lagi, kebanyakan anak menganggap sekolah bukan hal yang penting. Mereka lebih suka mencari uang daripada belajar di sekolah.

"PAPUA HEI berdiri atas dasar keprihatinan sebagai anak bangsa melihat bangsanya sendiri, generasi bangsa Papua. Dalam artian, ini generasi masyarakat Papua yang adalah saudara kita sebagai sebangsa, itu masih jauh dari standar yang semestinya," ungkap Ratna saat diwawancara.

Ketika suaminya ditugaskan di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Ratna ikut pindah dan di sanalah hatinya terpanggil. Ia bukan datang dengan rencana besar. Ia hanya tidak bisa diam melihat anak-anak kehilangan masa depannya.

Belajar dengan Hati Bukan dengan Takut

Rumah Belajar Papua Hei berdiri di Kampung Sarawandori, di atas rumah panggung yang menjorok ke laut. Tak ada papan nama besar, tak ada bangku rapi seperti sekolah formal.

Hanya rak buku sumbangan, papan tulis sederhana, dan suara ombak di bawah lantai kayu yang menjadi latar setiap pelajaran.

Anak-anak awalnya datang dengan malu-malu. Tapi ketika Ratna menyambut mereka dengan senyum, bukan bentakan, suasananya berubah.

Kata “Hei” yang awalnya cuma sapaan, kini berubah makna. Ia menjadi simbol panggilan kasih, panggilan untuk perubahan yang lebih baik.

"Saat kita menyentuh mereka dengan hati, dengan kasih, maka mereka tahu bahwa mereka dikasihi dan mereka akan datang. Dan saat mereka datang, di situlah untuk waktunya kita menabur benih kebaikan," ujar Ratna.

Ratna punya prinsip sederhana, anak-anak tidak bisa tumbuh dalam ketakutan. Ia tidak pernah memaksa, apalagi memarahi. Karena itu, untuk membangun hubungan yang akrab, ia meminta anak-anak memanggilnya “Aunty,” bukan “Bu Guru.” Dengan begitu tak ada jarak di antara mereka.

Ratna percaya, anak-anak belajar lebih cepat ketika mereka merasa diterima. Dan setiap kali satu anak berhasil membaca satu kalimat penuh tanpa terbata, Ratna tahu, ia sedang menyaksikan mimpi kecil yang baru saja lahir.

Rumah Belajar Papua Hei, Bukan Sekadar Membaca

Bagi banyak anak di Papua, mengenal huruf bukan sekadar soal membaca. Itu soal harga diri. Banyak yang merasa “bodoh” hanya karena tak bisa mengikuti pelajaran seperti teman-temannya di kota.

Maka di Rumah Belajar Papua Hei, Ratna membuat sistem sederhana, setiap anak diajak asesmen ringan, bukan untuk menilai, tapi memahami.

Mereka dibagi berdasarkan kemampuan, bukan usia. Tujuannya satu agar setiap anak bisa berkembang tanpa merasa tertinggal.

Yang saya ajarkan bukan cuma membaca,” kata Ratna pelan. “Tapi juga percaya diri. Bahwa mereka bisa.”

Selain itu, Ratna juga membiasakan anak-anak memulai kegiatan belajar dengan lagu Indonesia Raya dan pengucapan Pancasila.

Sederhana, tapi sarat makna. Ratna ingin anak-anak tahu, mereka adalah bagian dari negeri besar yang menunggu mereka untuk ikut membangun.

Ia percaya, pendidikan tanpa karakter hanyalah kecerdasan tanpa arah. Maka setiap kegiatan di Rumah Belajar selalu mengandung nilai-nilai seperti jujur, menghormati, dan mencintai tanah air.

SATU Indonesia Awards, Penghargaan dari Astra

Bermula dari rumah panggung di atas laut kini menembus batas. Tahun 2018, Rumah Belajar Papua Hei meraih penghargaan Reading Community Competition dan Penggerak Pendidikan Indonesia.

Lima tahun kemudian, tepatnya di 2023 Ratna terpilih menjadi penerima apresiasi SATU Indonesia Award dari Astra. Namun tak berhenti di situ. Tahun 2024, di bawah kepemimpinan Laura Marisa Siagian, komunitas ini kembali mendapatkan apresiasi serupa.

Sebuah penghargaan yang diberikan kepada para pemuda dan komunitas di seluruh Indonesia yang berkontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan, mulai dari bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, hingga teknologi.

Melalui SATU Indonesia Awards, Astra tidak hanya memberikan dana pembinaan, tetapi juga pembekalan dan kesempatan kolaborasi.
Para penerima penghargaan dapat berjejaring dengan komunitas lain, serta berkolaborasi dengan program sosial Astra seperti Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra.

Kesempatan ini menjadi jalan baru bagi Rumah Belajar Papua Hei untuk memperluas jangkauan agar lebih banyak anak di pelosok Papua bisa merasakan keajaiban membaca pertama kali.

Hei, Mari Belajar!  Dari Papua untuk Masa Depan

Saat ini, Rumah Belajar Papua Hei telah menjadi jembatan bagi banyak anak di Papua yang dulu nyaris kehilangan akses belajar.

Dari tepi pantai hingga pelosok kampung, gerakan ini berjalan dengan cara sederhana, berbekal papan tulis kecil, buku donasi, dan senyum yang tak pernah padam.

Tapi dampaknya luar biasa. Anak-anak yang dulunya tidak mengenal huruf kini bisa membaca doa, menulis nama sendiri, bahkan membantu adik-adiknya belajar.

Hei, mari belajar!” bukan sekadar kata-kata. Ia adalah gema dari timur, tanda bahwa perubahan sedang tumbuh di tanah Papua.

Melalui Rumah Belajar Papua Hei, Ratna Catur, dan anak-anak Papua membuktikan bahwa pendidikan bisa lahir dari cinta, bertumbuh dari keikhlasan, dan bersinar dari hati yang tak kenal lelah.

Referensi

https://www.idntimes.com/life/inspiration/perjalanan-inspiratif-ratna-catur-hastuti-untuk-pendidikan-00-hprr8-hjhqv8/amp

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/10/03/dari-panggilan-hei-lahir-gerakan-literasi-yang-menyalakan-semangat-belajar-anak-anak-papua

https://instagram.com/papuaheiofficial

Posting Komentar untuk "Hei, Mari Belajar! Seruan dari Timur yang Menggema Lewat Rumah Belajar Papua Hei"