Misi Menemukan Makna Core Value Ibu Profesional
Setelah berhasil menemukan makna Ibu Profesional Kebanggan Keluarga, di misi penyelaman kedua ini para penjelajah samudera diajak mencari makna Core Value Ibu Profesional. Seperti apakah maknanya?
Permata Amethyst itu adalah harta karun pertama yang saya dan teman-teman di bahtera matrikulasi Ibu Profesional batch 8 dapatkan setelah berhasil menyelesaikan misi penyelaman pertama. Senangnya eh tapi kami nggak boleh puas dulu. Perjalanan masih panjang. Masih ada tiga penyelaman lagi yang harus kami lakukan di stage ini.
Yah meski kami hanya wajib mengumpulkan minimal 3 permata, namun baik saya maupun para penjelajah samudera lainnya tentu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkan permata yang ada di setiap kali penyelaman.
Satu permata sudah di tangan, saatnya mencari permata yang lain. Setelah menyelami makna Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga, kali ini kami ditugaskan untuk memaknai Core Value Ibu Profesional.
Menyelami Core Value Ibu Profesional bersama Widyaiswara (WI)
Seperti biasa, kehadiran WI Matrikulasi turut membantu kami menuntaskan misi penyelaman kedua. Mereka pun siap ikut menyelam bersama kami juga lho.
Ketigabelas WI sudah memberi gambaran terkait Core Value. Ada 5 Core Value di Ibu Profesional yaitu belajar, berkembang, berkarya, berbagi dan berdampak. Selanjutnya kami diajak menyelami core value IP lebih dalam lagi bersama salah satu WI lewat diskusi di WAG.
Oya saya memilih bergabung di WAG WI Rima karena merasa cocok dengan jadwal diskusinya yang berlangsung pukul 10.00-11.00 WIB atau sekitar jam 11 hingga 12 siang di tempat saya.
Bunda WI Rima mengawali diskusi dengan menanyakan kembali makna ibu profesional menurut kami. Berbagai jawaban terlontar. Ada yang bilang Ibu Profesional itu ibu yang menjalankan peran dengan sebaik-baiknya, Ibu yang jadi contoh utama, sebagai madrasah utama, yang bahagia menjalankan tugasnya di rumah, yang selalu mau belajar, yang terus membekali diri untuk bisa memaksimalkan perannya dalam keluarga.
Pokoknya jawabannya keren-keren lah. Saya sendiri memaknai Ibu Profesional lebih kepada Ibu yang ikhlas, bersungguh-sungguh dan bahagia menjalankan perannya baik sebagai seorang perempuan, istri maupun ibu dalam keluarga.
Lalu apakah teman teman sudah jadi ibu profesional seperti yang tadi teman-teman ungkapkan?
Itu pertanyaan Bunda Rima selanjutnya yang bikin saya dan mungkin lainnya seolah merasa tertohok. Boleh dikata kami pandai merangkai kata dalam memaknai Ibu Profesional, namun apakah benar kami sudah sesuai dengan apa yang kami ungkapkan itu?
Rata-rata menjawab belum, termasuk saya tentunya. Kami masih dalam proses memantaskan diri. Itulah sebabnya kami berada di sini, mengikuti perkuliahan di Institut Ibu Profesional, karena kami semua ingin menjadi ibu yang lebih baik.
Nah, menurut WI yang punya nama facebook Rimrim Thea ini proses atau jalan menuju lebih baik Itulah hakikat sesungguhnya dari belajar. Jadi belajar itu adalah untuk memperbaiki diri.
Artinya, sebelum kita melangkah dan memilah apa yang perlu kita pelajari, kita perlu tahu dulu posisi kita sekarang sampai dimana. Apa hal yang perlu kita perbaiki.
Seperti pertanyaan yang sengaja diajukan di awal. Apakah kita sudah sesuai dengan makna Ibu Profesional? Jika belum hal apa yang perlu diperbaiki. Dari sini kita akan tahu ilmu apa yang perlu dipelajari.
Lanjut beliau dalam proses belajar (memperbaiki diri) ada beberapa tahap yang perlu kami lakukan, yaitu :
- Tentukan dulu tujuan perubahan apa yang diinginkan
- Lihat sejauh mana diri kita saat ini (self assessment)
- Cari tahu ilmu apa yang perlu dipelajari, ditingkatkan, dilatih dan dibagikan
Untuk tujuan perubahan, jelas kami yang mengikuti perkuliahan di kelas Matrikulasi ini ingin menjadi Ibu Profesional. Jadi selanjutnya kami tinggal melakukan self assessment dan mencari tahu ilmu apa yang perlu kami pelajari.
Alhamdulillaah hasil diskusi bersama Bunda Rima yang berlangsung tanggal 12 Mei kemarin sangat membantu saya dalam menyelesaikan misi kali ini.
Menemukan Makna Core Value Ibu Profesional
Dari self assesment, saya melihat bahwa diri saya masih jauh dari makna Ibu Profesional versi terbaik saya. Saya yang sepertinya masih kurang ikhlas menjalani peran sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, saya yang belum sepenuhnya bersungguh-sungguh mengerjakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang istri maupun ibu pun masih sering mengeluh dan kerap dilanda stres dengan pekerjaan rumah yang seolah tak ada habis-habisnya.Maka untuk mencapai tujuan perubahan yang saya inginkan dengan mengikuti perkuliahan di Universitas Kehidupan khususnya di IIP, inilah ilmu-ilmu yang ingin saya pelajari, tingkatkan, latih dan bagikan.
Ilmu yang ingin saya pelajari
Jika ditanya ilmu apa saja yang ingin saya pelajari sebenarnya banyak ya, tapi kembali lagi ke tujuan perubahan yang saya kehendaki. Saya ingin menjadi Ibu Profesional, saya ingin bisa menjalankan peran saya di rumah dengan Ikhlas, bersungguh-sungguh dan bahagia baik sebagai istri maupun sebagai seorang ibu.
Namun dalam hal ini saya ingin lebih memfokuskan diri mempelajari ilmu yang berkaitan erat dengan peran saya sebagai seorang ibu. Kenapa? Karena saya sadar benar, pekerjaan mengasuh dan mendidik anak bukanlah pekerjaan yang ringan. Ibu adalah madrasatul'ula. Baik buruk atau shalih tidaknya seorang anak sangat bergantung pada didikan sang Ibu, meski tidak lepas dari peran sang ayah.
Untuk itu saya harus memberikan pendidikan yang terbaik buat anak-anak saya. Saya harus mendidik mereka sesuai fitrahnya. Saya ingin mereka tumbuh jadi anak-anak yang shalih(ah), yang memiliki rasa takut dan cinta pada Rabb-Nya serta bisa mendatangkan kebaikan untuk banyak orang.
Namun sebelum mewujudkan harapan tersebut, tentu saya harus mulai dari diri saya sendiri. Saya harus membekali diri dengan ilmu yang bisa mengantarkan saya menjadi seorang ibu yang mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan yang diharapkan.
Maka ilmu yang paling saya ingin pelajari saat ini dan seterusnya (karena belajarnya seorang ibu memang sepanjang masa, kan? adalah parenting islami. Yakni ilmu yang bukan hanya berkaitan dengan cara mengasuh anak melainkan juga menyisipkan nilai-nilai islami saat mendidik yang in syaa Allaah dengan nilai-nilai tersebut bisa menjadi pegangan atau benteng yang kokoh kuat buat anak-anak.
Ilmu yang ingin saya tingkatkan
Selanjutnya berbicara ilmu yang ingin saya tingkatkan, tidak lepas dari ilmu yang ingin saya pelajari. Seperti yang disampaikan oleh Bunda Rima, ilmu apa pun yang kita pelajari itu harus memberikan dampak positif dan atau perubahan yang lebih baik dalam diri kita.
Ketika saya memilih untuk mempelajari ilmu parenting islami, maka dengan ilmu tersebut saya harus bisa membuktikan bahwa saya bisa menjadi ibu yang lebih baik dalam mendidik anak-anak.
But as we know, mendidik anak itu lumayan berat lho. Eh bukan lumayan lagi tapi beneran deh beratnya minta ampun. Tidak heran jika dalam Al-Qur'an sendiri anak dipandang sebagai UJIAN. Karena nyatanya memang demikan, anak adalah ujian bagi kedua orang tuanya. Jadi jangan kira pasangan yang belum dikarunia momongan saja yang dikasih ujian, kita yang sudah dikasih kepercayaan anak satu, dua dan seterusnya juga tengah diuji.
Malah ujian yang diberikan pada orang tua yang telah diamanahi buah hati jauh lebih berar. Maksud pertanggungjawabannya di akhirat yang berat. Saking beratnya dalam suatu riwayat yang disampaikan Rasullullaah shallallaahu 'alaihi wassalam, ada anak yang sampai menyeret orang tuanya yang nyaris masuk surga ke neraka. Na'udzubillaah.
Dalam hadis lain juga digambarkan orang yang mandul itu bukan yang tidak punya anak, tetapi ia yang punya banyak anak sama sekali tidak memberinya manfaat setelah meninggal.
So far, dalam menghadapi ujian tersebut (baca : anak) saya merasa sangat perlu untuk meningkatkan ilmu SABAR dan SYUKUR. Yup mendidik anak memang butuh kesabaran tingkat tinggi, kan? Namun sabar saja tidak cukup. Selain memandang anak sebagai ujian, saya pun harus ingat bahwa mereka adalah anugerah terindah dalam hidup saya.
Baca juga Ujian Menanti Buah Hati
Ilmu yang ingin saya latih
Masih berkaitan dengan dua ilmu yang sudah saya jelaskan di atas, untuk ilmu yang ingin saya latih ini saya memilih fokus pada tiga hal saja dulu, yakni manajemen waktu, manajemen emosi dan komunikasi produktif.
Dengan belajar ilmu manajemen waktu saya berharap ke depannya bisa lebih menyeimbangkan waktu untuk ibadah, melayani suami, bermain bersama anak-anak, me time, istirahat dan kegiatan lainnya dengan efektif.
Dengan belajar manajemen emosi saya berharap bisa mengendalikan diri terutama dari rasa marah yang tak wajar pada anak-anak. Kalau pun tak bisa menahan diri dari marah saya berharap bisa meluapkannya dengan cara yang positif tanpa harus berteriak-teriak. Jujur saja soal ini masih jadi PR besar buat saya.
Karena menyadari pentingnya komunikasi dalam keluarga saya pun tertarik berlatih komunikasi produktif. Komunikasi sendiri dikatakan produktif jika anggota keluarga yang kita ajak bicara baik suami maupun anak-anak dapat menerima pesan yang kita sampaikan dengan baik dan benar. Tentunya, masalah atau konflik kecil dalam keluarga pun dapat segera diatasi dengan adanya komunikasi yang baik.
Ilmu yang ingin saya bagikan
Lho kok blogging? Mungkin ada yang heran kali ya kenapa ilmu yang ingin saya bagikan hanya ngeblog, nggak ada yang lain apa? Eits jangan salah sangka dulu.
Memang selama ini terutama semenjak menyandang gelar ibu saya doyan berbagi ilmu di Kamar Kenangan ini. Iya sih ilmu yang saya bagikan di blog kebanyakan cuma sebatas pengalaman, opini, atau buah pikiran dari hasil membaca atau melihat keadaan sekitar, bahkan tidak sedikit pula merupakan curcol namun sebisa mungkin apa yang saya tuliskan di sini adalah yang berdampak, dapat menginspirasi serta memberi manfaat bagi siapa-pun yang membacanya. Kalau pun tidak minimal jadi reminder buat diri saya pribadi.
Atau kalau ada ibuk-ibuk yang berminat mau belajar ngeblog, hayoo saya siap berbagi ilmu blog ke kalian tapi yang dasar-dasarnya saja ya karena itu yang baru saya pahami. Yang pasti ada segudang manfaat ngeblog untuk ibu-ibuk. Salah satunya bisa membantu kita menjaga kewarasan alias bisa jadi self healing terbaik kalau kita dilanda stres atau bahkan depresi, selain bisa menghasilkan uang juga tentunya, hehe.
Baca juga Sebuah Mini Project dari Orientasi Ibu Profesional
Itulah ilmu-ilmu yang ingin saya pelajari, tingkatkan, latih dan bagikan. Karena belajar, berkembang, berkarya, berbagi dan berdampak adalah Core Value saya sebagai seorang Ibu yang ingin menjadi profesional dalam menjalankan peran dan kewajibannya di rumah.
Salam,
Siska Dian Wahyunita
IP Sulawesi
#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah
2 komentar untuk "Misi Menemukan Makna Core Value Ibu Profesional"
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.