Kamar Keabadian

Apa kau sedang menunggu?

Ah, aku mungkin terlalu besar kepala. Mengira kau selalu bertandang ke "kamar"ku lalu menajamkan mata dan setia menelusuri lirih perasaan dan pikiran yang kulantunkan lewat jemari. Menganggap kau adalah orang yang diam-diam setia menonton kenangan, kisah, amarah, gejolak dan emosi yang berserakan di sini. Pun terlalu percaya diri bahwa kau menyukai setiap kata yang kuucap tanpa suara.


Jika benar demikian, aku seharusnya malu padamu. Malu pada setiap mata yang tersesat di kamarku. Sejujurnya, kamar ini penuh dengan rahasia. Rahasia yang seharusnya kudekap sendiri. Bahkan, isi hati dan otakku sebagian telah kutumpahkan di sini. Entah, mengapa aku terlalu berani bermain dengan aksara?

Aku hanya ingin dunia tahu perasaanku. Aku ingin dunia tahu apa yang terbesit dalam pikiranku. Aku ingin dunia tahu keberadaanku. Dan di kamar ini, kamar yang kusebut sebagai "Kamar Keabadian". Di sini lah tempatku bebas berkeskpresi dan leluasa bercengkrama. Aku hendak mengabadikan semua momen yang terekam dan kenangan-kenangan yang pernah tercipta, semampuku. Hanya dengan begitu, aku bisa meninggalkan jejak (bahwa aku pernah ada) sekalipun nanti aku kan tiada.

Apa kau masih menunggu?

Maaf bila aku keGRan. Pasti membosankan bukan? Padahal tidak ada yang istimewa di sini. Kecuali jika kau menganggap aku istimewa. Baiklah, rasanya tidak ada yang perlu aku rahasiakan. Jika kau memang ingin mengenalku, kamar keabadian sudah cukup menjadi perantara. Cukup dengan membaca tulisan-tulisan yang menghiasi kamar ini maka kau akan semakin mengenal siapa pemiliknya.

Untukmu, siapapun kamu. Terima kasih sudah berkunjung di kamar keabadianku.


Makassar, 170514

Posting Komentar untuk "Kamar Keabadian"