Target Bulan Juli ^_^ Alhamdulillah

Hola... hola semua... di penghujung (Ramadhan) Juli ini saya punya kabar gembira lho. Bukan, bukan karena kulit buah manggis kini ada ekstraknya. Kabar ini tentu jauh lebih membahagiakan. Duh, saya senang sekali, sampai-sampai bingung mengungkapkannya. Eh, tunggu dulu, lha apa bedanya gembira, bahagia dan senang? *bengong-sejenak* Oke, anggap aja sama, namanya juga sinonim, mungkin maknanya doang yang beda dikit.


Well, sebelum lanjut mungkin ada baiknya diintipin dulu catatan keresahan saya yang satu ini Jangan Menyerah, Cha. Catatan yang saya goreskan tepat di malam sebelum kabar gembira itu datang menyapa.

Anda bisa bayangkan, betapa resah plus menggalaunya saya kala itu. Empat kali menghadap pembimbing, empat kali pula skripsweet ditolak. Yah, meski saya tahu, empat kali penolakan belum seberapa bila dibanding dengan orang-orang yang pernah sampai puluhan atau ratusan kali mengalami kegagalan. Ah, baru empat kali aja udah dilematis banget. Merasa kayak ditindas dan mencari seribu pembenaran atas diri sendiri.

Gegara insiden yang terjadi hari selasa (150714) itu, pulang ke kos, semangat saya seketika luntur. Bukan semangat aja yang luntur, pikiran pun liar menebak yang tidak-tidak. Memikirkan nasib skripsweet yang sedang digantung dosbing bikin cairan di mata saya begitu sensitif. Sedikit-sedikit tumpah, sedikit-sedikit ngalir. Dasar cengeng :P

Akibatnya, hari rabu (160714) saya putuskan berdiam diri di kos alias tidak ke kampus. Membiarkan berkas yang kena penolakan berkali-kali tergeletak begitu saja di lantai. Sama sekali tak berniat menyentuhnya. Hari itu saya sengaja memberi jeda, tidak menemui si bapak. Mungkin, ada baiknya bila saya tidak seseringmungkin menampakkan wajah di hadapan beliau. Tidak baik juga ternyata kalau sering-sering mengejar dosen, buktinya saking rajinnya menghadap, saya malah dibilang malas #hadeuh -_-

Jadi, seharian itu saya meliburkan diri. Meski keresahan dan kegalauan masih berkecamuk riang. Tentu, dalam keadaan skripsweet digantung, mana bisa saya bernapas tenang. Selalu begitu. Saya orangnya panikan, sedikit masalah pikiran usil langsung berjejelan. Pokoknya, saya orang yang paling tidak bisa tenang bila ditimpa masalah, sekecil apapun itu.

Malamnya, saya memaksa diri berhadapan dengan si Acream (nama notbuk saya), kembali menyelami skripsweet. Berhubung besoknya saya punya janji bimbingan dengan dosbing kedua. Ah iya, perjuangan tinggal berapa langkah, saya gak boleh nyerah. Masa' gegara si bapak yang masih belum mau menerima my skripsweet karena uji analisis statistik inferensial yang saya pake tidak sesuai dengan yang beliau inginkan, bimbingan saya dengan si ibu ikut terhalang. Oh tidak, saya belum menyerah. Target bulan ini harus tercapai. Setidaknya bila dosbing pertama enggan menerima my skripsweet, belum tentu dosbing kedua pun demikian.

Malam itu saya benar-benar tahan mata sampai pagi. Berkutat dengan validitas dan realibitas instrumen yang belum kelar. Ini kebiasaan saya yang tidak patut ditiru, selalu menunda-nunda. Selalu lebih suka berada dalam posisi mengandalkan the power of kepepet. Seperti biasa, jika tidak berada dalam keadaan mendesak saya seolah kehilangan mood juga kekuatan menuntaskan apa yang seharusnya dituntaskan lebih awal. Akhirnya, selepas shubuh tidur saya cuma dua jam (ckckck).

Nah, cuap-cuap di atas sekedar menggambarkan sekilas tentang perjuangan saya mencapai target bulan ini. Perjuangan yang ternyata tidak mudah, banyak halangan dan rintangan yang kerapkali menghadang tapi alhamdulillah banget yah saya bisa melewati semua itu. Kini, tinggal dua langkah lagi mencapai target utama sebagai mahasiswa tingkat akhir. Yuhuu.. apalagi kalau bukan mengenakan toga. Insya Allah.

Ngomong-ngomong perihal target, berikut target saya di bulan Juli yang alhamdulillah mendapat restu Tuhan.

Pertama; ACC Skripsi

Masih jelas terngiang, kali pertama judul penelitian saya diterima Juli 2013. Tahun lalu tepatnya. Di bulan Juli bertepatan pula dengan momentum ramadhan, SK dosen pembimbing (dosbing) saya keluar. Dosbing pertama adalah ketua jurusan saya sendiri di pendidikan matematika sementara dosbing kedua adalah dosen kalkulus lanjut saya di semester tiga.

Selama kurang lebih setahun, sejak berkenalan hingga terpaksa pedekate dengan yang namanya skripsweet banyak sudah lika-liku yang saya lewati. Bahwa ternyata perihal mengerjakan skripsweet bukanlah perkara mudah, tidak bisa juga dianggap sebagai momok serupa pelajaran matematika yang konon katanya banyak ditakuti siswa.

Skripsi yah skripsi, sengaja saya memanggilnya skripsweet biar terdengar manis ketimbang menyebutnya skripshit. Adalah syarat mutlak yang kudu dipenuhi mahasiswa bila ingin menanggalkan status ke-maha-annya sebagai siswa. Syarat yang cukup rumit sebenarnya, tapi kalau dijalani serumit atau seribet dan seberat apapun itu insya Allah bisa terlewati semuanya.

Dan itulah yang saya rasakan saat ini. Awalnya saya sempat termakan omongan-omongan beberapa mantan mahasiswa yang secara kejam menyebarkan rumor horror tentang betapa menakutkannya bergelut dengan yang namanya skripsi, apalagi jika sudah berhadapan dengan dosbing yang sering seenaknya mem-PHP mahasiswa-mahasiswanya. Rumor-rumor yang beredar tak jelas itu membuat saya sempat bergidik. TAKUT. Takut judul saya bakal ditolak berkali-kali, takut ketemu dosbing, takut gak bisa mengerjakan skrispsi de el el.

Ah, ternyata takut saya sama sekali tak beralasan. Buktinya, setelah terjun langsung kok saya tidak pernah melihat hantu bergentayangan selama kurang lebih setahun perjalanan bergelut dengan skripsweet. Judul saya diterima hanya dengan sekali duduk, dan draft skripsweet saya di ACC hanya dengan tiga kali bimbingan. Alhamdulillah, sejauh itu perjalanan saya lancar kayak di jalan tol. Namun, langkah ini tidak selamanya bertemu jalan mulus, ada kalanya saya tersandung kerikil-kerikil tajam yang turut menghambat perjalanan.

Saya pernah di PHP dosbing hampir sebulan, akibatnya seminar draft saya yang seharusnya digelar awal desember baru terlaksana di akhir bulan, penelitian saya yang kelar sebelum berangkat KKN terpaksa pula harus saya ulang karena kesalahan teknis, pun dengan skripsweet saya yang mengalami empat kali penolakan.

Saya katakan bahwa itu bukan sekedar perjalanan biasa, tapi perjalanan dengan banyak tantangan yang bolehlah saya sebut sebagai bagian dari perjuangan. Untuk menyelesaikan skripsi, saya sampai butuh waktu selama kurang lebih 12 bulan. Semestinya sih tidak selama itu, andai saya tahu peta-nya, andai langkah saya tidak terlalu lelet atau andai saja penelitian saya tidak diulang. Namun, tiadalah arti pengandaian bila semua telah terjadi. Cukuplah diambil hikmah dari setiap langkah yang saya tapaki.

Eniwei berbicara target yang satu ini, alhamdulillah terwujud di bulan paling special.
Saya mulai bimbingan skripsi dengan dosbing pertama pas awal ramadhan kemarin atau bertepatan dengan hari jumat terakhir di bulan Juni 2014 dan baru diperiksa bapak pas tanggal 01 juli 2014 dengan beberapa coretan di sana-sini. Selanjutnya, setelah direvisi skripsweet tersebut mengalami penolakan berkali-kali alias si bapak tidak mau memeriksanya gegara uji hipotesis yang saya gunakan tidak sesuai dengan keinginan bapak. Tanggal 17 juli 2014 barulah my skripsweet menemukan jodohnya. Tanpa diperiksa lagi, langsung di ACC dosbing pertama ^_^

Bimbingan pertama dengan dosbing kedua baru saya mulai tanggal 05 Juli 2014 di Training Centre UIN Alauddin. Setelah itu seminggu berikutnya saya sibuk merevisi skripsweet yang dicoret-coret ibu, lumayan banyak apalagi saya diminta melampirkan hasil uji validitas dan realibitas instrumen sehingga bimbingan kedua dengan dosbing kedua baru bisa terlaksana tanggal 17 Juli 2014 di kampus 2 UIN Alauddin Samata, lanjut bimbingan ketiga tanggal 18 Juli 2014 di rumah beliau dengan sedikit coretan. Dan violaaa... alhamdulillah tanggal 19 Juli 2014 akhirnya skripsweet saya juga menemui jodohnya. ACC di dosbing kedua.

Dengan di ACC-nya skripsweet saya oleh dosbing pertama dan dosbing kedua maka resmilah skripsweet saya murni ACC, artinya saya bisa melangkah ke tahap selanjutnya, pengujian komprehensif sebelum ujian sidang.

#Target Kedua; Agenda Berbuka Puasa dengan Orang Keren

Agenda yang satu ini masuk target bukan yah? Anggap saja target. Sebelum-sebelumnya saya memang sering merencanakan banyak agenda dengan orang keren yang satu ini. Termasuk agenda buka puasa bareng. Alhamdulillah, agendanya terlaksana bertepatan dengan hari dimana skripsweet saya ACC di dosbing pertama (Kamis, 17 juli 2014). Tadinya sih, kami rencana bukber di Mall Panakukang tepatnya di De'Cost tapi mendadak saya berubah pikiran. Saya teringat dengan salah satu agenda kami yaitu; melihat sunset bersama di sekitaran pantai Losari. Hmmm, saya pikir itu moment yang tepat, sekaligus merealisasikan dua agenda dalam satu waktu, maka saya pun mengusulkan agar kami bukber di Pantai Losari dan doi sama sekali gak keberatan, malah katanya terserah saya, biar ke ujung dunia pun, doi pasti ikut. #Eh.

Senja itu adalah senja yang sangat keren. Ramadhan tahun lalu saya pernah berada di sana, duduk menghadap laut sambil menikmati sunset dan menunggu waktu berbuka tiba. Bedanya, bila tahun lalu saya ditemani dengan teman-teman #MeVixGirl kali itu saya bersama dengan seseorang yang... ah, saya tak menyangka bisa berbuka dengan orang keren seperti dia. Riak megah langit yang kemerah-merahan menjadi saksi, bersama kami menyaksikan kemegahan masjid terapung Amirul Mu'minin dibaluti senja yang elok dengan aroma laut yang khas, menumbuhkan pendar kenangan. Terima kasih untuk berbuka hari itu:)

#Target Ketiga : Berbuka Puasa Bareng MeViX

Tadinya saya kita target yang satu ini gak bakal terpenuhi di Ramadhan kali ini. Berhubung bukber MeVix udah terlaksana di awal ramadhan dan saya gak ikut gegara kedatangan tamu bulanan. Tamu tersebut berhasil bikin saya badmod dan ogah-ogahan datang ke acara ngabuburit atau bukber bareng teman-teman sekelas. Sayang sekali, padahal ngumpul bareng kami saat ini terbilang hal langka, sebab semenjak semester akhir gak ada lagi mata kuliah kami di kelas, semua sibuk dengan skripsi masing-masing jadi yah begitulah.

Namun hari itu (Jumat, 18 Juli 2014) salah satu agenda saya selain bimbingan skripsi di rumah dosbing kedua yang ternyata bimbingannya tak sampai lima menit, kemudian mengurus nilai PPL di SMANSES (tempat saya ber-PPL dulu), lanjut ke kampus hendak mengurus transkrip nilai sekaligus menghadiri seminar draft teman saya yang katanya berlangsung ba'da jumat eh malah molor sampai ashar adalah ke studio foto, bareng beberapa anggota MeViX buat foto ijazah. Iya, tadinya saya gak tahu kalau ada agenda bukber hari itu, tapi karena memang kami di kampus sampai sore trus ke studio fotonya saat jarum jam udah menunjukkan lewat dari pukul lima sore maka tepatlah waktunya, ngabuburit kami di studio foto dan rencana berbuka di RM Coto Daeng.

Prosesi fotonya sendiri baru selesai ketika ayat-ayat Allah telah menggaung di masjid-masjid, itu pun belum semua foto selesai dicetak, makanya kami memutuskan untuk bukber dulu. Rumah makan yang hendak kami datangi memang tidak terlalu jauh dari studio foto, sekitar 300 meterlah, hanya saja karena kami perginya di menit-menit berbuka maka wajarlah sesampai di sana cuma motor kami yang kebagian tempat parkir, orang-orangnya gak kebagian tempat duduk. RM Coto Daeng (Coda') full. Tetangganya, RM Juta Rasa (Jutar) juga full. Kami jadi kebingungan deh gak tahu mau buka di mana, padahal di radio sudah terdengar bacaan doa berbuka.

"Ya udah kita beli minum aja dulu, tuh ada penjual" celetuk salah seorang diantara kami, sembari menunjuk pedagang asongan yang berada di pinggir dekat RM Coto Daeng.

"Bagaimana kalau kita berbuka di masjid?" Usulan tersebut muncul dari salah seorang diantara kami. Saya gak ingat siapa, tapi yang jelas kami antusias menyambut usulan yang terbilang agak absurd menurut saya, hihihi. Secara kalau berbuka di mesjid itu kan.... (isi sendiri).

Setelah membatalkan puasa dengan beberapa teguk minuman yang dibeli di pinggir jalan, kami berjalan kaki dengan hati girang menuju masjid yang tak jauh dari RM Coto Daeng (padahal tadinya sempat cemberut gak dapat tempat) dengan pikiran yang mungkin asyik membayangkan bagaimana rasanya berbuka di masjid. Apakah kami akan disambut dengan jamaah lainnya atau malah dicuekin? Entahlah?

Benar saja, sesampai di masjid kami disambut, tapi disambut dengan segerombolan anak laki-laki yang mendesak agar kami menitipkan sendal di rak sendal atau sepatu yang mereka persiapkan. Saat itu justru kami yang terkesan cuek, abis anak laki-lakinya genit sih, masih kecil pandai menggombal.

Nah, pas masuk masjid yang berada di lantai dua barulah kami disambut dengan ibu-ibu dan seorang gadis yang terlihat sedang membereskan takjil. Baru duduk kami langsung di sodorkan kue-kue yang tertata rapi di piringan beserta beberapa air gelas.

Alhamdulillah. Nikmat Tuhanmu yang mana lagikah yang kau dustakan? Ya Allah, ternyata berbuka di masjid itu jauh lebih nikmat. Segelas air dan sepotong kue aja alhamdulillah mampu melegakan perut ini, ditambah bisa ikut shalat maghrib berjamaah juga bikin perasaan makin lega. Coba kalau misalnya tadi jadi berbuka di RM, bisa saya tebak makan kami bakal buru-buru, shalat telat, trus kalau perut udah terisi makanan berat efeknya pasti bikin susah sujud. So, ada hikmahnya gak kebagian tempat di RM pas waktu maghrib.


Setelah shalat baru deh kami kembali ke RM Coto Daeng, dan mendapati RM masih full. Duh... orang-orang pada ingat shalat maghrib gak sih. Maghrib kan waktunya singkat bingit, kok masih banyak yang memperlambat makannya, yang udah selesai makan juga masih nyantai ngobrol.Terpaksa kami menunggu cukup lama. Tapi menunggu kami tidak terdesak karena tiga rakaat telah didirikan. Bahkan setelah mendapat tempat duduk pun kami tetap harus bersabar dengan waktu menunggu yang jauh lebih lama ketimbang menyantap makanannya. Ya udah, daripada bete , sembari menunggu makanan kami mengabadikan kenangan dengan jepretan.


Hampir pukul 20.00 malam ketika kami melangkah keluar dari RM Coto Daeng, lalu melanjutkan perjalanan munuju studio foto untuk mengambil foto yang kemungkinan udah selesai dicetak. Sesampai di sana ternyata protses fotonya belum selesai. Sama pelayannya kami diminta menunggu, yah terpaksa menunggu lagi selama hampir setengah jam. Duh, seharian itu saya kayaknya kebanyakan menunggu deh. Tapi sungguh, rutinitas menunggu tersebut sama sekali tidak menjenuhkan. Kenapa? Yap, karena saya tidak menunggu seorang diri.

Target Keempat : Bukber Bareng PC IMM Gowa

Target yang satu ini adalah usulan dari saya. Saya yang ngotot pengen adakan acara buka puasa bareng IMMawan IMMawati Cabang Gowa, jadi yah semua terkait masalah acara bukber ramadhan kali ini diserahkan ke saya. Sampai masalah jadi-tidaknya acara pun saya yang tentukan *tepukjidat*.

Tragis. Pas hari H justru saya yang telat nongol, akibatnya semua berantakan (gara-gara saya, ihiks). Bukber yang direncanakan hari Kamis, 25 Juli 2014 itu rupanya bertepatan dengan hari dimana saya hendak mengurus permintaan penguji komprehensif. Sebenarnya sih sejak skripsweet saya ACC, permintaan penguji udah bisa diurus, berhubung pengurusnya si sekjur (sekertaris jurusan) waktu itu keburu berangkat ke Jogja, seminggu di sana dan baru pulang rabu malam, sehingga hari kamis itu beliau baru datang lagi ke kampus. Tentu, saya gak pengen dong kehilangan moment bertemu dengan beliau, biar segera mendapat penguji kompren sebelum kampus libur lebaran. Tadinya saya pikir, proses mendapatkan penguji sebentar doang.

Dugaan saya jauh meleset. Ketika saya ke kampus, ternyata semua dosen di jurusan sedang mengadakan rapat termasuk si sekjur. Parahnya lagi saya gak tahu sampai kapan rapat itu berlangsung dan dengan sabarnya saya terus menunggu meski dengan perasaan gelisah. Yah, bagaimana mau tenang coba? IMMawati yang akan mempersiapkan menu berbuka cuma saya dan kak Yuli. Kak Cahaya dihubungi katanya gak bisa karena mau pulang kampung. Lha masalahnya lagi, semua bahan yang mau diolah satupun belum ada yang dibeli.

Trus karena seharian saya masih dikampus, berarti cuma kak Yuli yang harus mengerjakan semua-semuanya. Mana dia belum pandai bawa kendaraan... duh pokoknya kacau deh. IMMawannya gak bisa diharapkan. Uhft, di kampus saya panik setengah mati, teman-teman seperjuangan saya cuma bisa ketawa-ketiwi menyaksikan kepanikan saya yang kelihatan lucu. Lucunya mungkin karena saya gak berhenti bilang duh.. duh... kayak orang kesakitan aja #gubrag. Sambil menunggu sekjur yang tak jelas saya sambil berharap dalam-dalam semoga kak Yuli bisa menghandle semuanya. Semoga.

Sumpah, saya sebenarnya berat banget ninggalin kampus sebelum dapat penguji. Bayangin, saya udah nunggu si sekjur dari pagi hingga sore dan hasilnya apa? Tidak ada tanda-tanda sama sekali rapatnya bakal usai. Andai hari itu gak ada agenda bukber atau setidaknya adalah IMMawati selain saya yang bisa bantu kak Yuli, saya bakal setia menunggu si sekjur yang saya perkirakan rapatnya gak mungkinlah sampai malam. Nyatanya, keadaan yang semakin mendesak membuat saya terpaksa menentukan pilihan.

Menjelang ashar akhirnya saya cabut dari kampus, memacu si blue beep dengan kecepatan tinggi menuju markas besar PC IMM Gowa di jalan Pettarani belakang kantor BKKBN Makassar. Yah, penantian saya seharian itu terbilang sangat sia-sia. Tapi biarlah yang penting saya gak bakalan ninggalin acara bukber bareng IMMawan IMMawati Cabang Gowa, mendapatkan penguji memang penting, acara bukber hari itu juga tak kalah penting, apalagi saya pelopornya :-D

Tiba di markas saya mendapati kak Yuli udah mempersiapkan menu ringan. IMMawati yang satu itu emang cekatan, orangnya juga sabaran. Untunglah, dia tidak mengandalkan kehadiran saya dan berinisiatif membeli bahan-bahan sendiri, meski dengan begitu kak Yuli harus jalan kaki sekian ratus meter untuk mendapatkan angkot. (Duh... maaf yah kak)

Selanjutnya giliran saya yang bergerak. Tadinya saya usul, biar menunya es buah aja mengingat waktu berbuka makin mepet, kak Yuli udah setuju, eh IMMawannya yang menolak. Pengennya makanan berat. Yoweslah, ketika jam menunjukkan pukul empat lewat saya baru ke pasar (what? hampir buka baru mau ke pasar, kapan masaknya?).

Oh ya, sebelumnya ada kabar dari kakak Cahaya. IMMawati yang kehadirannya selalu mencairkan suasana itu menunda kepulangannya ke kampung, sudah saya tebak kak Cahaya pasti gak tega membiarkan saya cuma berdua sama kak Yuli, artinya dia masih bisa bergabung bersama kami. Alhamdulillah, dapat tambahan tenaga, hihihi.

Segera saya menjemput kakak Cahaya di pasar Pettarani, bukan kebetulan rumahnya memang dekat pasar. Tahu gak penampilan saya waktu masuk pasar, dengan pakaian yang tentunya belum diganti dari kampus plus ransel pink yang nangkring di pundak, dan ada skripsweet saya di dalam. Wuidih... saking sayangnya yah, skripsweet pun diajak masuk pasar, hohoho.

Sekitar jam lima saya dan kakak Cahaya tiba di markas dengan membawa banyak tentengan kantong belanjaan yang langsung disambut IMMawannya. Pokoknya semua bergerak. Padahal biasanya kalau urusan dapur, IMMawan angkat tangan tapi kali itu IMMawannya dibiarkan turut masuk dapur, hahaha. Ada yang masak nasi, ada yang potong kecil-kecil buah nangka yang baru dibeli, ada yang cuci ayam de el el. Pokoknya seru deh. Bener-bener hari itu saya gak nyesel ninggalin kampus tanpa bawa hasil, meskipun belakangan saya tahu kalau ada teman saya berhasil ketemu sekjur dan mendapatkan penguji. Yang ada malah saya yang akan sangat menyesel kalau gak menghadiri acara buka puasa bareng sauadara-saudara seperjuangan saya di PC IMM Gowa.

Fyi, hari itu juga merupakan hari terakhir kami kumpul bareng di markas, karena besoknya rumah mewah yang biasa kami tempati ngumpul akan dihuni oleh pemilik baru. Makanya, acara bukber yang tadinya hendak diadakan di markas dialihkan ke pusdam (Pusat Dakwah Muhammadiyah) Gowa. Well, gegara acara pengalihan itulah, saya menamai acara bukber kali itu bukan buka bersama tapi buka berpisah.

Bukber a.k.a Buka berpisah, hahaha. Tuh kan, saya bilang apa? Acaranya jadi berantakan. Gegara saya telat datang, ke pasar telat, akhirnya masak makanan berat juga telat. Untung ada es buah ala kak Yuli yang udah siap dibawa ke pusdam Gowa. Kondisi di markas saat itu emang gak memungkinkan buat dijadikan tempat acar bukber, ruangan penuh dengan barang-barang milik pemilik baru dan lagi kak Rifa'i selaku sekertaris PC IMM Gowa terlanjur mengundang IPMawan/IPMawati Sungguminasa Gowa, maka terpaksalah kami yang IMMawatinya mengalah dengan membiarkan IMMawan lebih dahulu berangkat ke pusdam. Kalau makanan beratnya siap baru deh IMMawati menyusul.


Acara buka berpisah ini mengahadirkan dua tempat dengan menu yang sama (jelaslah, kan asal pembuatannya di tempat yang sama). IMMawati berbuka di markas sementara IMMawan rupa-rupanya berbuka di jalan. Katanya pas menuju pusdam, mereka kena macet, akibatnya telat sampai di pusdam. Orang udah berbuka, mereka baru nyampe. Parahnya, setiba di sana gak ada orang. Maksudnya ada sih, cuma satu, dua, tiga undangan yang datang. Duh... kalau tahu gitu mah mending bukanya di Markas aja :-D. Tapi kata kak Ipung gak papa, yang penting niatnya. Lagipula es buah ala kak Yuli laris kok, dibagi-bagikan sama orang-orang ada di sekitaran pusdam.

Alhamdulillah. Iya, yang penting niatnya. Rasa-rasanya mengalir deras rasa syukur saya hari itu, betapa tidak. Saya yang sempat pesimis, acara bukbernya bakal gagal alhamdulillah dilancarkan oleh Allah, meski gak sesuai dengan yang direncanakan, but no problem. Sekali lagi yang terpenting adalah kebersamaan.

Kebersamaan kami hari itu ditutup dengan makan malam yang tadinya direncanakan di pusdam, namun karena sedikit undangan yang hadir jadi kite-kite aja yang menyantap makanannya di Markas.


Ps. Dokumentasinya kurang, IMMawatinya gak sempat narsis pas lagi masak, serba mepet, serba terdesak, sepeti itulah, sehingga gak kepikiran buat naris.

Target Kelima : Dapet Penguji Komprehensif

Target yang satu ini merupakan target terakhir saya sebelum berpisah dengan ramadhan. Setelah gagal dapat penguji komprehensif di hari kamis, padahal udah nunggu seharian dan hasilnya sia-sia, namun saya tetap bersyukur. Alhamdulillah Allah masih beri saya kesempatan di hari jumat terakhir (26 Juli 2014) di bulan Ramadhan, bertemu dengan si ketjur.

Jumat pagi itu, dengan langkah yakin saya masuk ke ruangan bapak lalu duduk di hadapan beliau dan menyerahkan berkas permintaan penguji kompren. Detik kemudian saya disuruh menghapal salah satu surah sebagai syarat sebelum mendapat penguji. Bukan kebetulan beliau nyuruh saya hapal surah Ad-Dhuha. Ehm... surahnya sih, insya Allah udah hapal luar kepala cuma karena agak tegang, pas melafalkannya suara saya bergetar kayak orang ketakutan. Alamaaak, syukur meski bergetar, hapalan saya lancar sehingga gak ada acara ulang-ulang hapalan segala. Sekali hapal langsung dihadiahi bapak dengan menuliskan nama tiga dosen penguji *asyiik

Akhirnya... Terima Kasih Allah.. terima kasih... saya sudah melangkah sejauh ini, dengan dapat penguji kompren berarti target meraih gelar espede tinggal berapa langkah lagi. Semangat, Cha. SEMANGAT^_^

Alhamdulillah, give thanks to Allah always.
Ramadhan ini memang penuh berkah. Semoga bulan berikutnya pun demikian. Di Agustus target saya gak banyak kok. Cuma tiga ya Allah. Semoga yang tiga itu bisa tercapai semuanya. Semoga gak berjumpa lagi dengan hambatan-hambatan, cukup yang lalu-lalu. Semoga ketiga dosen penguji saya baik, gak galak dan yang paling penting gampang ditemui, pun gampang kasih nilai bagus. Lancarkanlah... permudahkanlah... Semoga. Semoga. Semoga. Insya Allah. AAMIIN YA RABB :)

Sekian,
Samata - Di tulis kali pertama menjelang akhir Ramadhan , selesai di penghujung Juli.
posted from Bloggeroid

Posting Komentar untuk "Target Bulan Juli ^_^ Alhamdulillah "