Sudah Buat KIA untuk Si Kecil? Jangan Lupa untuk Tidak Posting Kartu Identitas Anak ke Media Sosial
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Bunay sudah dibuatkan KIA sejak usianya baru menjelang dua bulan. Itu pun pembuatannya tidak terencana. Maksud saya, saat itu suami ke kantor Dukcapil tujuannya hanya untuk mengurus akta lahir si Kecil, eh pulangnya ternyata dia juga membawa kartu berwarna merah pink berisi data Bunay.
Demi melihat kartu tersebut saya speechless dong, lalu membanjiri suami dengan rentetan pertanyaan.
Ini kartu apa? Lho tadi perginya cuma mau urus akta lahir trus kenapa bisa dapat kartu ini juga? Diurus di kantor Dukcapil ya? bla bla bla
"Waktu urus akta lahir tadi langsung ditawari sama petugasnya di sana" Begitu jawab suami, singkat, padat dan sangat tidak memuaskan, hehe.
But whatever, saya kembali menatap sekaligus mengamati kartu yang tampak lucu nan menggemaskan itu. Lucunya karena kartu tersebut berisi data Bunay yang baru berumur dua bulanan, sayangnya mines foto. Coba kalau ada fotonya juga pasti tambah lucu deh. Oya, setelah menengok sisi depannya baru saya tahu kartu tersebut adalah Kartu Identitas Anak (KIA)
![]() |
Sumber foto ; disdukcapil.bandung.go.id |
Nah, karena waktu itu saya baru pertama kali lihat penampakan KIA jadi terlintas keinginan mempostingnya di media sosial. Tentu saja keinginan tersebut segera saya penuhi dengan menjepret, mengedit lalu mengunggah KIA Bunay di status WhatsApp dan Insta Story.
Belakangan ternyata ada campaign khusus para blogger which is tujuannya adalah mengajak para orang tua agar TIDAK POSTING KARTU IDENTITAS ANAK di media sosial. Nah, kehadiran campaign inilah yang menghentakkan kesadaran saya bahwa tindakan yang pernah saya lakukan tanpa pikir panjang (memposting kartu identitas anak) adalah suatu kekeliruan.
Sekalipun waktu posting KIA Bunay saya sengaja mengeditnya terlebih dahulu dengan menutupi sebagian data penting yang tertera seperti NIK, No. KK Keluarga, No. Akta Kelahiran dan Alamat. Sedangkan data terkait Nama, Tempat, Tanggal Lahir serta Jenis Kelamin Bunay sengaja saya tampilkan. Kenapa?
Ya, karena ketiganya merupakan data umum. Rata-rata setiap orang tua juga pasti pernah mengumumkan nama lengkap sekaligus tempat dan waktu kelahiran anaknya di medsos, kan? Entah itu dalam bentuk status, tweet, caption atau postingan di blog, pun saat menyebar undangan akikah si Kecil via online. Bahkan tidak sedikit juga orang tua yang membuat akun media sosial khusus untuk anaknya.
Jadi saat memposting KIA Bunay di media sosial sebenarnya saya sudah paham akan bahayanya. That's why, data penting yang tertera di KIA Bunay sengaja saya tutupi. Bahkan saking was-wasnya saya dan suami terhadap kejahatan dunia maya, kami memutuskan untuk tidak mempublish terang-terangan sosok Bunay ke media sosial. Itu sudah menjadi kesepakatan kami bersama.
Lagipula masa' saya dan suami sudah komit untuk tidak posting foto-foto kami (terutama yang menampakan wajah) sedangkan untuk foto-foto si Kecil tidak berlaku demikian. So far, sama halnya dengan identitas, foto-foto khususnya foto selfie sudah termasuk dalam kotak privacy keluarga kecil kami dan cukup jadi konsumsi pribadi.
Lagipula masa' saya dan suami sudah komit untuk tidak posting foto-foto kami (terutama yang menampakan wajah) sedangkan untuk foto-foto si Kecil tidak berlaku demikian. So far, sama halnya dengan identitas, foto-foto khususnya foto selfie sudah termasuk dalam kotak privacy keluarga kecil kami dan cukup jadi konsumsi pribadi.
Baca juga Media Sosial; Before and After Married
Nah, masalah mau unggah foto si Kecil atau tidak ke media sosial itu tergantung pilihan orang tua masing-masing. Karena tidak semua orang tua (seperti kami) menganggap foto-foto diri adalah privacy. Tapi kalau menyangkut KIA anak yang mau diposting ke media sosial, sebaiknya jangan! Karena identitas si Kecil yang tercantum pada KIA sifatnya adalah PRIVACY sama halnya seperti identitas kita yang tercantum pada KTP.
Well, sementara menulis postingan ini saya sengaja googling dengan keyword Kartu Identitas Anak dan alangkah terkejutnya saya mendapati gambar-gambar berupa KIA tanpa sensor sedikitpun.
Pantes, sampai muncul campaign yang mengajak orang tua untuk tidak posting KIA karena ternyata di luar sana masih banyak orang tua belum paham akan bahayanya kejahatan dunia maya yang senantiasa mengintai keluarga kita terutama anak-anak.
Bahkan saking maraknya kejahatan yang mengintai anak-anak di dunia maya, beberapa waktu lalu, Komisi Perlindungan anak Indonesia (KPAI) mengeluarkan peringatan tentang bahayanya memposting identitas anak di media sosial.
Apalagi pola penculikan terhadap anak di era sekarang ini juga sudah memanfaatkan kecanggihan teknologi. Para pelaku kejahatan akan memantau informasi anak yang dibagikan orang tuanya di linimasa.
Akibat kecerobohan orang tua yang dengan sengaja membocorkan identitas si anak inilah yang bisa membuka peluang dan malah jadi sasaran empuk para pelaku kejahatan baik itu dalam bentuk ekspoloitasi, penculikan dan perdagangan anak.
Sebelumnya saya juga pernah baca status yang sempat viral di facebook tentang kasus penculikan dengan modus akting. Jadi pelakunya ini berpura-pura sebagai orang tua atau keluarga si anak (calon korban). Sementara orang tua si anak sendiri malah dituduh sebagai penculik.
Mulanya si pelaku sebatas mengajak ngobrol biasa orang tua si anak namun kemudian ia mulai mengorek informasi lebih jauh mengenai calon korbannya itu sedetail mungkin. Jadi dengan modal informasi yang didapat dari hasil mengajak ngobrol orang tuanya itulah si pelaku mulai melancarkan aksi.
Syukurnya, aksi modus penculikan tersebut gagal. Dan meski mendapatkan informasinya langsung dari orang tua calon korban (bukan lewat media sosial) tapi insiden semacam itu tentu bisa jadi pelajaran buat semua orang tua agar lebih berhati-hati dalam menyebar informasi yang berkenaan dengan si Kecil.
Oya, gara-gara baca kasus tersebut saya jadi parno kalau ada orang asing (tidak saya kenali) nanya-nanya tentang si Bunay. Walau pertanyaan yang diajukan tampak seperti basa-basi doang.
Contoh nih,
Babynya lucu banget. Namanya siapa ya Mbak? Sudah berapa bulan? Lahiran di mana dan bla bla
Tapi karena saya sudah terlanjur parno duluan jadi biasa kalau ada orang asing yang bertanya seperti itu saya jawab saja. Tapi jawaban yang saya berikan sengaja saya plesetin. Duh, bukan bermaksud mau su'udzhon sama orang ya, tapi zaman sekarang ini kita memang kudu waspada dan ekstra hati-hati.
Sekali lagi, karena kejahatan ada dimana-mana dan senantiasa mengintai kita, keluarga dan buah hati tercinta.
#SalamLiterasi #LiterasiDigital #BanggajadiRelawanTIK #SaveOurChildren #TidakPostingKartuIdentitasAnak
Noted ; untuk tahu informasi seputar KIA silakan baca juga Syarat, Cara Pembuatan dan Manfaat Kartu Identitas Anak (KIA)
Sebenarnya bukan cuma identitas saja sih kak, foto atau video anak yang lucu-lucunya pun demikian. Termasuk juga identitas diri kita sendiri sebagai orang dewasa. Tidak ada yang menjamin kita selalu dalam posisi aman, heheee
BalasHapusSaya pernah punya pengalaman buruk soal memposting sesuatu yang sifatnya pribadi ke blog. Saya memposting plakat kelulusan dari kampus dulu, kemudian seseorang meng-copas dan memajangnya di web lapak jualan dia sambil mendaku sebagai karyanya. Cilakanya, bahwa lapak web jualannya adalah lapak jualan "ijazah" palsu... hahahaha, jadi waktu itu teman2 saya memberitahukan ke saya klo ijazah saya konon dibeli dari lapak ijazah palsu...:D
BalasHapusSaya belum buat KIA nih mba, di Surabaya udah ada gak ya?
BalasHapusSetuju banget deh, banyak yang upload KIA anaknya di medsos, mungkin karena lucu kali ya.
Abisnya masih bayi udah ada kartu pengenal, macam pasport aja hahaha
Kejahatan dunia maya sekarang mengerikan, sedih rasanya melihat banyak orang yang lupa akan hal itu
Saya belum bikinin KIA buat anak-anak saya, hehe... Dan sepertinya emang di lingkungan saya KIA ini belum tersosialisasikan dengan baik, jadi banyak yang belum tau fungsinya.
BalasHapusAnak yang lahir harus punya KIA juga ya? Entah kenapa di masa pemeeintahan sekarang ini saya merasa apa2 serba dikartukan, apalagi isu kartu pekerjanya Pak Jokowi nanyi yang mkatanya kasih gaji bagi para pra-pekeeja. Haha. Besok2 ada kartu apa lagi ya yang dibuat pemerintah unruk rakyatnya?
BalasHapusBtulk skli,, tp skrg klo sy liat tiap ada lahiran langsung di foto dan di upload ke medsos, hehee bahkan ada yg dibuatin ig langsung
BalasHapusSaya sudah mendengar KIA ini sejak 2tahun lalu pas berkunjung ke kantor capil.. tp perasaan dulu ada fotonya deh kartunya segede gaban,wkwk.. setelah itu sudah ga pernah dengar lagi sosialisasinya sampai akhirnya muncul lagi nih info soal KIA..
BalasHapusWah saya belum buat KIA, apa perlu untuk kalau daftar sekolah nanti ya??
BalasHapusOaaalaah yang dimaksud tidak memposting identitas anak itu, ini toh mbaa..
BalasHapusKirain semacam foto anak juga tidak boleh
Iya, saya setuju. Sebisa mungkin data anak jangan dikeluarkan. Kalau saya, masih sebatas nama saja. Seperti nama sekolah tidak pernah saya sebutkan di media sosial mereka sekolahnya di mana. Foto pun, saya biasanya kalau posting dari jarak yang tidak dekatsehingga wajahnya tidak jelas. Kadang-kadang malah saya blur-kan.
BalasHapusSoalnya saya merasa harus menjaga. Saya pernah mendapat perlakuan tidak baik gegera foto saya dulu (saat masih gadis) jadinya parnonya masih ada sampai sekarang.
Saya aja yang udah gede gak posting kartu identitas. Apalagi untuk anak-anak ya. Takutnya disalahgunakan untuk kasus kejahatan. Tapi semoga kita semua terhindar dari masalah seperti ini.
BalasHapusIyya, betul sekali kak. Sangat penting untuk menjaga privacy dari data-data penting anak termasuk diri dan keluarga.
BalasHapussy baru tau KIA nih.. mungkin di daerah saya blm ada.
BalasHapusAku pernah lihat beberapa temanku posting KIA di medsos. Sempat kaget juga sih identitas anak diposting. Bahaya utk keamanan anak.
BalasHapusIni memang sebuah kampanye positif untuk melindungi privasi anak. Ada orang tua yang saking excitednya sama anaknya, semua hal tentang si anak di posting di media sosial. Dari data sampai foto si anak tanpa busana.
BalasHapusMungkin lucu bagi dia, tapi bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Minimal jadi sasaran orang yang berniat jahat.
Setuju! Dengan makin banyaknya orang-orang yang bisa mempergunakan data pribadi semena-mena, ya literasi seperti ini emang harus digalakkan terus menerus.
BalasHapusbanyak yang mengunggah kartu identitas anak dan foto anaknya dengan maksud berbagi kebahagiaan tanpa sadar resiko yang mengintai.. kampanye seperti ini perlu dilakukan banyak orang
BalasHapusSaya tak punya KIA untuk Palung, Mbak. Setuju banget dengan gerakan tak posting KIA anak di media sosial. Bahkan saya pernah hapus foto anak dari akun FB. Kayaknya terlalu riskan berbagi foto ke ruang publik, siapa tahu kejahatan mengintai di mana-mana. Seram juga. Saya sedang mempertimbangkan kalau nulis di blog yang cerita kegiatan anak, apa perlu pajang foto atau sebaiknya tampak belakang saja, ya? Pokoknya yang tak memperlihatkan wajah anak. Kalau orang lain mah tak masalah, namun saya lumayan parno juga, ha ha.
BalasHapusSaya belum urus KIA untuk anak saya, kalau boleh tau manfaatnya apa ya buat KIA ini dan apakah berbayar? Saya miris lihat ibu2 jaman now yang dengan bangganya menunjukkan di Intagram atau FB ttg keterangan data diri anak yg lengkap tanpa sensor sama sekali, malah mereka bangga hmm..
BalasHapusKIA memang penting tapi tidak untuk disebarkan ke media social atau platform serupa lainnya. Kita harus pandai-pandai menahan diri yaa mba
BalasHapussaya belum buatin KIA untuk anak saya mba. belum kesempetan terus.
BalasHapusbahkan dari bapak saya masih ngejabat rt sampe skrg udh lengser masih belum sempet juga.. hehe
bikinnya itu pake surat keterangan dulu atau engga sih mba dari rt?
AKu baru tanya2 persyaratannya mbak, belum siapin dokumen & fotonya. Rencananya mau buat untuk anak-anak juga KIAnya. Sip aku perhatikan untuk berhati2 gak main publish KIA di media sosial
BalasHapusZaman berganti, semakin canggih. Arus informasi yang begitu cepat bisa disalahgunakan, kitanya yg harus preventif.
BalasHapusAnakku sudah 3,5 tahun belum kubuatkan KIA, Mbak. Secepatnya. Karena kan daftar sekolah akan pakai kartu ini juga ya.
BalasHapusKarena aku penasaran, aku masukin keyword KIA juga, lahdalah, beneran banyak banget ya hasil pencariannya. Ngeri banget
Anakku belum punya KIA, mba. Tapi nih baru di umumkan kalau ada yang mau punya KIA bisa dibantu urus. Tapi au setuju juga agar tak posting identitas anak di KIA itu :)
BalasHapusAnak-anakku pada belum punya KIA nih. Belum urus di dukcapil. Dari warga setempat juga enggak pada ramai urus, jadinya ya santai2 aja :))
BalasHapusGerakan tidak mengunggah foto KIA itu benar sekali. Terkadang ada yg unggah karena saking senengnya, lupa kalau identitas anak sudah selayaknya tidak diekspose secara publik gitu.
Belum bikin huhuhu. Soalnya kami mesti ke Jakarta dulu, semengtara domisili di Bogor. Tapi ada rencana bikin sih. Iya jangan smapai identitas anak kyk gtu diunggah2 ke medsos ya mbak. Soalnya itu kan data pribadi, khawatir ada yg menyalahgunakan TFS
BalasHapusaku ikut bikin foto itu. tapinya, aku malah belom bikin KIA anak-anak. Susah gak ya? Kudu nyoba kayaknya.
BalasHapusPrivasi adalah aset kan mbk. memang bener apa yang mbak dijelaskan semua. kampanye seperti ini harus di perbanyak nih
BalasHapusKartu identitas anak memang sangat privasi, jadi selayaknya privasi ya harus dijaga ya mba.. jangan sampai terpublikasi, karena bisa jadi dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain yang bisa jadi untuk keperluan yang tidak baik
BalasHapusHati-hati banget ya soal KIA ini mba Sis. Tar aku ingatin tanteku supaya ga upload soal KIA ini ah
BalasHapusBelum bikin sih aku mba. Tp kalo pin udah pnya aku ga akan posting di sosmed mba. Bahaya juga
BalasHapusSaya belum buat KIA nih, Mba. Tapi kalo pun nanti sudah buat KIA untuk anakku, gak akan kuposting di medsos :)
BalasHapusMiris banget deh lihat banyak orang tua yang posting KIA anak-anakknya tanpa disensor data-data pentingnya. Apa mereka gak takut yaa anaknya bisa saja jadi target penculikan karena tindakan itu :(
BalasHapusAku belum bikin nih, Mba. Padahal kalau di daerah lain katanya dikoordinir sama pamong desa setemoat. Tapi kok di desaku anteng-anteng aja yaa. Kayaknya musti jalan sendiri deh.
BalasHapusDan yap, super setuju untuk nggak posting di media sosial. Makasih remindernya ya Mba <3
Setuju banget mba, jangan terlalu jadi banci sosmed yang apa apa semua di upload, kita harus tau juga dampak apa yang bakal terjadi kalau kita asala upload. 😊
BalasHapussetuju banget mbak, identitas anak harus dijaga, jgn sampai ada orang yang coba memanfaatkan informasi untuk hal-hal merusak.. eh iya saya juga ada tulisan tentang KIA mbak ^^ boleh buat permalink ga ke tulisan saya? hihi.. https://cicifera.com/perlukah-ibu-membuat-kartu-identitas-anak-kia/
BalasHapusKakak dan Adek belum punya KIA nih, Si Adek malah sama sekali belum terdata oleh negara (belum ada aktanya) huhuhuh, InsyaAllah habis lahiran sekalian deh buatin anak-anak akta dan mungkin juga KIA. hehehh
BalasHapusngeri deh kasus-kasus sekarang, huhuh semoga anak-anak kita terhindar dari bahaya, Aamiin.
Sebenernya akutu gak parnoan sama dunia luar, tapiii...suka diingetin sama Ibuku.
BalasHapusIbu tentu takut kalau cucunya kenapa-napa.
Dari mulai "Jangan suka jajan" sampai "Kalau jemput ke sekolah jangan telat..."
Jadi aku ikutan deeh...waswas.
Beberapa waktu lalu, aku sempat juga membaca sebuah postingan di grup komunitas blogger tentang kampanye himbauan menghindari postingan KIA ke media sosial.
BalasHapusSecara pribadi aku juga kurang setuju kalau KID diposting ke medsos, karena bisa dimanfaatkan untuk kejahatan digital.
Jadi, kalau memang terpaksa mau memposting kudu memperhatikan keamanan agar tidak menjadi bumerang.
Alhamdulillah anak-anak sudahpunya dari 2 tahun yang lalu, dan jangan dong identitas anak disebar serem ahh
BalasHapusWah belum bikin kak, akta kelahiran dan pecah kartu keluarga juga belum nih, hehhehe
BalasHapusmemang harus pandai-pandai memilah mana yang bisa jadi konsumsi publik mana yang bukan, termasuk memberi informasi tentang diri dan keluarga pada orang asing, karena bisa saja potongan2 informasi yang kita berikan jadi bahan informasi untuk melancarkan aksi kejahatan.
BalasHapusKarena anak cuma 1 dan udah remaja, saya tak bikin KIA ini, cuma saya udah infoin ke adik-adik dan adik ipar yang sekarang punya anak kecil, biar mereka bikin, termasuk informasi tidak menyebarkan KIA anak ke media sosial. Lebih baik mencegah kan ya daripada kenapa-kenapa karena informasi anak yang disebar ke media sosial rentan juga kena tindak kejahatan
BalasHapusBaru tahu nih KIA terimakasih infonya Bund
BalasHapusSama sayapun seperti itu kurang suka pamer2 photo keluarga di medsos dan sejenisnya... Paling cuma photo saya doang biarin dech dibilang jomblo..😄😄😂😂
BalasHapusUh adakah KIA. Wow baru tau. Hihi.apakarna aku anak kcil jd gak tau kah urusan KIA dan kegunanaanya hehe.
BalasHapusMakash udh ngasih tau hihi. Smoga bsok" jd makin tau hehe (pdhal blm rencana nikah)😂😂😂😂
Wah saya juga belum mengurus KIA nih Bun. Terima kasih informasinya. Saya akan tanya-tanya lagi ke kelurahan deh kalau mau ngurusin KIA ini.
BalasHapusTerima kasih sudah diingatkan ya Bun
jangankan anak2, identitas apapun baiknya jgn di publikasikan. bahaya
BalasHapusSebaiknya emang enggak perlu sih diumbar di sosmed
BalasHapusMemang kurang bijak posting identitas anak di sosmed. Punya kita sendiri saja kurang baik. Karena kejahatan datang dari kesempatan.
BalasHapusmakasih mbak sharingnya, aku belum bikin KIA euy buat anak-anak, katanya buat syarat pendaftaran sekolah juga ya. siaplah menuju Dukcapil nanti...ngeri juga dengan berita penculikan anak mbak
BalasHapusAnak2 udh besar udh sma blm 17th blm bikin kia.. Nunggu ktp aja ya hehee. Thx sharenya mba
BalasHapusKemarin baru dapat surat dari RT soal pembuatan KIA ini, Mbak. Insya Allah akan segera diurus..
BalasHapusAbtisipasi terhadap kejatan dunia maya memang perlu. Kalau saya memang tidak setuju memposting foto, video apalagi kartu identitas di media sosial.
BalasHapusBagi saya pribadi sih buat apa?
Tidak terlalu bermanfaat juga, kasihan anaknya di mana foto & videonya malah kita ekspos ke mana2 di dunia maya.
Media sosial bisa diakses banyak org. Jd memang kita harus hati2 memposting yang sifatnya pribadi.
BalasHapusBenar Mbak... Sekarang kita harus waspada thd semua hal. Lebih baik prepare sejak awal daripada berbahaya kemudian. Alhamdulillah anak2 saya sudah memiliki KIA dan diri saya terjaga untuk tidak mempostingnya ke sosmed🤗. Semoga kita semua slalu dlm lindungan Allah swt. Aamiin
BalasHapusKebetulan saya belum bikin KIA mba, dan masih nimbang-nimbang juga hehe. Tapi, emang betul banget ya mba di jaman serba digital kayak gini emang kudu aware kalau mau posting apapun soal anak apalagi yang menyangkut KIA dan ada data si kecil, duh enggak deh
BalasHapusSegala hal yg berkaitan dgn kartu identitas sebaiknya tidak diposting di medsos. Foto² pun klo tidak perlu sebaiknya jangan diposting juga. Tapi kembali lagi ke pilihan masing² ortu ya, mbak :)
BalasHapusNoted bun.. setuju buat ga posting KIA or apapun yang berhubungan sama data diri kita yah bun. Demi keamanan
BalasHapusKIA anak saya masih OTW sih. Nah,sebelum ada campaign seperti yg Mbak sebutkan, saya kok gak kepikiran posting KIA ya. Ya buat apa gitu, loh. Hehe...
BalasHapusMemang harus bijak ya posting segala tentang anak. Big no untuk posting KIA. Sip.
Saya belum mbak. Di daerah saya tidak ada pencanangan KIa
BalasHapusSepertinya lebih mudah dulu ya membuat langsung secara offline. Tapi soal fasilitas enak sekarang untuk fasilitas online, mengingat kesibukan kaum urban metropolis ya mbak
BalasHapusSetuju mbak. Saya termasuk orang tua yang gak suka identitas anak di upload di medsos. Karena gak ada manfaatnya juga, malah mengundang bahaya atau mudharat.
BalasHapusMakasih infonya mbak Siska.