Mengawali Tahun 2020, Perlukah Membuat Resolusi?
Memasuki tahun baru kita biasa menemukan postingan tentang resolusi. Atau mungkin kita sendiri termasuk orang yang sering mengawali tahun baru dengan membuat resolusi.
Resolusi yang kita buat biasanya berupa target atau harapan yang ingin kita capai di tahun baru tersebut, baik resolusi itu berupa kesehatan, keuangan, pendidikan, karir, keluarga, dan lain sebagainya.
Ya, resolusi memang identik dengan tahun baru. Bahkan kegiatan membuat target atau rencana di awal tahun ini sudah menjadi sebuah tradisi tahunan. Namun tahukah kamu, ternyata membuat resolusi tahun baru merupakan tradisi yang telah lama berkembang di dunia barat dan ada hubungannya dengan tradisi agama di luar Islam.
Ya, resolusi memang identik dengan tahun baru. Bahkan kegiatan membuat target atau rencana di awal tahun ini sudah menjadi sebuah tradisi tahunan. Namun tahukah kamu, ternyata membuat resolusi tahun baru merupakan tradisi yang telah lama berkembang di dunia barat dan ada hubungannya dengan tradisi agama di luar Islam.
Apa itu Resolusi?
gambar : seva.id |
Istilah resolusi tahun baru memang sering dikaitkan dengan target, harapan, impian, atau rencana yang hendak dicapai dalam jangka waktu setahun.
Padahal kalau kita tengok KBBI, definisinya jauh berbeda dengan makna resolusi yang kita pahami selama ini.
Menurut KBBI,
Resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.
Itu definisi resolusi berdasarkan KBBI. Bagaimana menurut Wikipedia? Nah, penjelasan Wikipedia terkait resolusi ini yang cukup mencengangkan dan saya pun baru tahu setelah membaca postingan kak Ery (emaronie.com) tentang resolusi. Ternyata kegiatan membuat target atau impian di awal tahun ini merupakan tradisi yang berasal dari dunia barat.
Menurut Wikipedia,
Resolusi Tahun Baru adalah tradisi sekuler yang umumnya berlaku di Dunia Barat, tetapi juga bisa ditemukan di seluruh dunia. Menurut tradisi ini, seseorang akan berjanji untuk melakukan tindakan perbaikan diri yang akan dimulai pada Hari Tahun Baru.
Selanjutnya mari kita lihat, bagaimana kegiatan membuat janji atau komitmen setiap awal tahun (baca : resolusi) bisa berkembang menjadi sebuah tradisi?
👉Penduduk Babilonia kuno berjanji kepada para dewa yang mereka sembah setiap awal tahun bahwa mereka akan mengembalikan semua benda-benda yang telah mereka pinjam dan membayar utang mereka.
👉Bangsa Romawi memulai awal tahun dengan berjanji kepada dewa Janus, yang namanya diabadikan menjadi nama bulan Januari.
👉Saat Tahun Baru Yudaisme yang dikenal dengan Rosh Hashanah, umat Yahudi merenungkan kesalahan yang telah mereka lakukan sepanjang tahun dan meminta pengampunan.
👉 Umat Katolik pun melakukan hal serupa pada masa puasa Pra-Paskah. Justru tradisi resolusi Tahun Baru ini sendiri sebenarnya berawal dari praktik puasa pra-Paskah yang dilakukan oleh umat Katolik.
👉Penduduk Babilonia kuno berjanji kepada para dewa yang mereka sembah setiap awal tahun bahwa mereka akan mengembalikan semua benda-benda yang telah mereka pinjam dan membayar utang mereka.
👉Bangsa Romawi memulai awal tahun dengan berjanji kepada dewa Janus, yang namanya diabadikan menjadi nama bulan Januari.
👉Saat Tahun Baru Yudaisme yang dikenal dengan Rosh Hashanah, umat Yahudi merenungkan kesalahan yang telah mereka lakukan sepanjang tahun dan meminta pengampunan.
👉 Umat Katolik pun melakukan hal serupa pada masa puasa Pra-Paskah. Justru tradisi resolusi Tahun Baru ini sendiri sebenarnya berawal dari praktik puasa pra-Paskah yang dilakukan oleh umat Katolik.
Begitu penjelasan Wikipedia terkait Resolusi tahun baru. Kira-kira apa yang bisa kita simpulkan dari penjelasan tersebut?
Yup, ternyata resolusi tahun baru merupakan budaya luar, bahkan merupakan tradisi dari agama lain dan sama sekali tidak ada dalam ajaran agama Islam.
Apakah Membuat Resolusi Tahun Baru termasuk Perilaku Tasyabbuh?
Gambar : muslim.or.id |
"Sudah tidak ikut-ikutan merayakan malam pergantian tahun tapi masih ikut-ikutan membuat resolusi tahun baru yang notabene tidak termasuk ajaran dalam Islam, apa bedanya?"
Ah, langsung saja saya terngiang hadis Rasulullaah shallallaahu'alaih wassalam yang satu ini,
Dari Ibnu 'Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031)"
Itulah sebabnya sebelum mengikuti sesuatu apalagi yang berkaitan dengan sebuah tradisi (kegiatan yang rutin dilakukan di setiap tanggal/momen tertentu) kita perlu cari tahu dulu asal usulnya, jadi nggak sekadar ikut-ikutan.
Saya sendiri sebenarnya tidak rutin membuat resolusi tahun baru. Saya malah baru mulai ikut-ikutan buat resolusi awal tahun setelah aktif ngeblog. Itu pun cuma dua kali, tahun 2019 kemarin dan tahun 2014 lalu. Buatnya pun dalam rangka ikut tantangan ngeblog yang mengangkat tema resolusi.
Selebihnya, saya terbiasa hidup tanpa resolusi atau target tertentu yang harus saya capai tiap tahunnya. Jangankan membuat target tahunan, target bulanan, pekanan maupun harian pun jarang, eh nyaris tidak pernah malah.
Well, saya tipe orang yang seperti itu. Lebih suka membiarkan hidup berjalan apa adanya. Dalam hal menulis juga demikian. Saya menulis ya nulis saja, tanpa menggunakan outline atau membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Saya lebih suka membiarkan ide yang bersarang di otak saya mengalir begitu saja.
Padahal adanya outline atau kerangka tulisan sebenarnya bisa membantu saya menulis lebih cepat dan terarah. Kurang lebih seperti itu kan gambaran resolusi. Dengan membuat resolusi yang berupa target, harapan maupun perencanaan selama setahun ke depan, hidup kita bisa menjadi lebih jelas dan terarah. Pun kita bisa dengan mudah mencapainya,
Daripada membiarkan hidup mengalir seperti air, tanpa arah yang jelas. Hati-hati nanti kitanya yang ikut terbawa arus. Apalagi yang namanya air itu selalu mengalir dari atas ke bawah. Jika tidak hati-hati, nanti kitanya yang tenggelam.
Barangkali seperti itu pula gambaran hidup kita bila tanpa tujuan dan arah yang jelas. Hidup butuh perencanaan. Membiarkan hidup mengalir seperti air juga sebenarnya bukan prinsip yang bagus. Tentu, kita tidak ingin tenggelam terbawa arus, kan?
Dalam Islam sendiri, memang tidak ada anjuran membuat resolusi di awal tahun. Apalagi setelah kita tahu kebiasaan membuat resolusi tahun baru tersebut merupakan tradisi agama lain yang menyangkut keyakinan/kepercayaan dan bukan berasal dari Islam. Karena tradisi ini menyangkut keyakinan/kepercayaan, jika kita ikut-ikutan itu jatuhnya bisa jadi tasyabbuh lho.
Seperti yang tertera pada hadis yang saya singgung di atas, tasyabbuh merupakan perilaku menyerupai suatu kaum baik dalam perkataan, perbuatan, pakaian, hari-hari raya, dan peribadahan mereka, serta perkara mereka yang lain yang tidak disyariatkan bagi kita. Dengan berperilaku menyerupai mereka maka seperti yang ditegaskan Rasulullaah, kita dianggap menjadi bagian atau golongan dari kaum yang kita serupai tersebut.
That's why, umat muslim dilarang ikut-ikutan merayakan hari pergantian tahun, hari valentine, hari ulang tahun dan lain sebagainya. Termasuk membuat resolusi tahun baru. Karena sudah jelas ya, semua itu termasuk tradisi yang bukan berasal dari Islam.
Waduh, selama ini saya sering ikut-ikutan perayaan umat lain, termasuk hobi juga bikin resolusi tahun baru, bagaimana dong?
Maka membuat perencanaan atau target yang kita kenal dengan istilah resolusi sebenarnya bukanlah hal yang terlarang. Namun kita tidak butuh waktu khusus atau momen tertentu untuk membuat resolusi, seperti membuatnya setiap awal tahun. Karena itu menyerupai tradisi non muslim dan termasuk perilaku tasyabbuh.
Lagipula, untuk merencanakan hidup yang lebih baik, kita tidak perlu menunggu tahun baru, kan? Kita bisa saja merencanakan kebaikan setiap harinya, bahkan setiap saat. Atau tentu akan lebih baik bila kita menghadapi setiap pergantian waktu baik dalam hitungan jam, hari, pekan bulan maupun tahun dengan senantiasa melakukan refleksi, intropesksi dan pembenahan diri.
Keinginan untuk berubah menjadi lebih baik itu tidak perlu ditunda-tunda. Kalau kita bisa melakukannya sekarang kenapa harus menunggu tahun yang baru. Toh, siapa yang bisa menjamin hidup kita akan panjang.
Salam,
Well, saya tipe orang yang seperti itu. Lebih suka membiarkan hidup berjalan apa adanya. Dalam hal menulis juga demikian. Saya menulis ya nulis saja, tanpa menggunakan outline atau membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Saya lebih suka membiarkan ide yang bersarang di otak saya mengalir begitu saja.
Padahal adanya outline atau kerangka tulisan sebenarnya bisa membantu saya menulis lebih cepat dan terarah. Kurang lebih seperti itu kan gambaran resolusi. Dengan membuat resolusi yang berupa target, harapan maupun perencanaan selama setahun ke depan, hidup kita bisa menjadi lebih jelas dan terarah. Pun kita bisa dengan mudah mencapainya,
Daripada membiarkan hidup mengalir seperti air, tanpa arah yang jelas. Hati-hati nanti kitanya yang ikut terbawa arus. Apalagi yang namanya air itu selalu mengalir dari atas ke bawah. Jika tidak hati-hati, nanti kitanya yang tenggelam.
Barangkali seperti itu pula gambaran hidup kita bila tanpa tujuan dan arah yang jelas. Hidup butuh perencanaan. Membiarkan hidup mengalir seperti air juga sebenarnya bukan prinsip yang bagus. Tentu, kita tidak ingin tenggelam terbawa arus, kan?
Dalam Islam sendiri, memang tidak ada anjuran membuat resolusi di awal tahun. Apalagi setelah kita tahu kebiasaan membuat resolusi tahun baru tersebut merupakan tradisi agama lain yang menyangkut keyakinan/kepercayaan dan bukan berasal dari Islam. Karena tradisi ini menyangkut keyakinan/kepercayaan, jika kita ikut-ikutan itu jatuhnya bisa jadi tasyabbuh lho.
Seperti yang tertera pada hadis yang saya singgung di atas, tasyabbuh merupakan perilaku menyerupai suatu kaum baik dalam perkataan, perbuatan, pakaian, hari-hari raya, dan peribadahan mereka, serta perkara mereka yang lain yang tidak disyariatkan bagi kita. Dengan berperilaku menyerupai mereka maka seperti yang ditegaskan Rasulullaah, kita dianggap menjadi bagian atau golongan dari kaum yang kita serupai tersebut.
That's why, umat muslim dilarang ikut-ikutan merayakan hari pergantian tahun, hari valentine, hari ulang tahun dan lain sebagainya. Termasuk membuat resolusi tahun baru. Karena sudah jelas ya, semua itu termasuk tradisi yang bukan berasal dari Islam.
Waduh, selama ini saya sering ikut-ikutan perayaan umat lain, termasuk hobi juga bikin resolusi tahun baru, bagaimana dong?
Itulah pentingnya mengilmui atau mencari tahu lebih dulu sebelum mengikuti sesuatu, tapi nggak terlalu masalah sih kalau memang nggak tahu. Yang jadi masalah itu kalau kita sudah tahu dan masih tetap ikut-ikutan merayakan tradisi-tradisi tersebut.
Namun bukankah dalam Islam ada anjuran agar kita "memikirkan hari esok" atau membuat perencanaan untuk hidup yang lebih baik di masa mendatang.
Namun bukankah dalam Islam ada anjuran agar kita "memikirkan hari esok" atau membuat perencanaan untuk hidup yang lebih baik di masa mendatang.
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al Hasyr : 18)
Memang benar, Islam menganjurkan kita untuk senantiasa memperhatikan apa yang akan kita kerjakan di hari esok, baik itu urusan dunia maupun akhirat. Kita bahkan dianggap sebagai orang merugi bila hari esok yang kita jalani tidak sebaik hari ini.
Intinya prinsip yang harus dipegang oleh seorang muslim dan muslimah adalah "Hari Esok Harus Lebih Baik dari Hari Ini". Tentu saja, adanya perencanaan atau target tertentu akan memudahkan kita mewujudkan hari esok yang lebih baik.
Memang benar, Islam menganjurkan kita untuk senantiasa memperhatikan apa yang akan kita kerjakan di hari esok, baik itu urusan dunia maupun akhirat. Kita bahkan dianggap sebagai orang merugi bila hari esok yang kita jalani tidak sebaik hari ini.
Intinya prinsip yang harus dipegang oleh seorang muslim dan muslimah adalah "Hari Esok Harus Lebih Baik dari Hari Ini". Tentu saja, adanya perencanaan atau target tertentu akan memudahkan kita mewujudkan hari esok yang lebih baik.
Maka membuat perencanaan atau target yang kita kenal dengan istilah resolusi sebenarnya bukanlah hal yang terlarang. Namun kita tidak butuh waktu khusus atau momen tertentu untuk membuat resolusi, seperti membuatnya setiap awal tahun. Karena itu menyerupai tradisi non muslim dan termasuk perilaku tasyabbuh.
Lagipula, untuk merencanakan hidup yang lebih baik, kita tidak perlu menunggu tahun baru, kan? Kita bisa saja merencanakan kebaikan setiap harinya, bahkan setiap saat. Atau tentu akan lebih baik bila kita menghadapi setiap pergantian waktu baik dalam hitungan jam, hari, pekan bulan maupun tahun dengan senantiasa melakukan refleksi, intropesksi dan pembenahan diri.
Keinginan untuk berubah menjadi lebih baik itu tidak perlu ditunda-tunda. Kalau kita bisa melakukannya sekarang kenapa harus menunggu tahun yang baru. Toh, siapa yang bisa menjamin hidup kita akan panjang.
Salam,
53 komentar untuk "Mengawali Tahun 2020, Perlukah Membuat Resolusi?"
Saya pribadi lebih memilih membuat tema di tahun yang akan datang, yang saya sesuaikan dengan kalender pekerjaan (yang sayangnya pakai kalender Masehi). Semoga nggak termasuk tasyabbuh, hehehe...Allahu alam.
Mungkin ada masa yang tepat kapan dilakukan, itu buat orang-orang yang memang punya program yang sudah tertata.
Kalau saya sendiri. Biasanya lebih mengalir saja dan memilih mempertahakankan yang sudah berlangsung dengan baik.
Saya kok malah jadi teringat dengan pesan OSD waktu ikut seminarnya. Beliau malah menganjurkan rencana atau mimpi2 kita perlu diumumkan biar kalau kita lupa ads yang ingetin.
Harus punya target dan ditulis
Jadi bikin resolusi tp y g harus tgl tertentu juga
Cuma makin ke sini aku merasa kurang enjoy dg semua target yg aku tekanin ke diriku sendiri
Kok y jd org serius amat
Akhirny aku milih lebih longgar pd diri sendiri dan am happy
Btw menurutku bikin perencanaan trgantung niatny jg sih
Aku tipe yg kalau gak kutulis detail tuh autolupa mb wkm
Dan semoga kita selalu jadi lebih baik dari hari kemarin. Aamiiin
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.