Membuka Kerang Istimewa, Mengenal Prinsip Berkomunitas di Ibu Profesional
Perjalanan saya bersama para penjelajah samudera di Bahtera Matrikulasi Ibu Profesional masih berlanjut. Setelah berhasil menemukan kerang istimewa di kotak harta karun Widyaiswara sekarang waktunya untuk beralih ke misi kedua.
Kerang istimewa itu sudah ada dalam genggaman, saya hanya perlu membuka cangkang dan mengambil mutiara di dalamnya. Yup, misi kedua yang harus saya kerjakan adalah membuka kerang istimewa.
Masalahnya tidak mudah untuk membuka kerang istimewa itu, Kawans. Ada teka-teki yang harus saya dan teman-teman sesama penjelajah samudera pecahkan terlebih dahulu. Kira-kira apa isi teka-teka itu? Ah, rasanya penjelajahan ini semakin seru saja.
Memecahkan Teka-teki untuk Membuka Kerang Istimewa
Tentunya kami tidak perlu khawatir. Kerang istimewa itu pasti bisa kami buka karena ada para Widyaiswara yang membersamai. Mereka akan membantu kami memecahkan teka-teki. Tugas kami cukup mengikuti petunjuk yang mereka berikan.
Sayangnya petunjuk dari WI agar kami mampu memecahkan teka-teki untuk membuka kerang istimewa itu sifatnya rahasia sehingga saya tidak bisa menceritakannya di sini.
Namun tak masalah yang penting teka-tekinya berhasil terjawab. Yup, berkat petunjuk dari para widyaiswara kami akhirnya bisa memecahkan satu per satu teka-teki untuk membuka kerang istimewa.
Menyelesaikan Misi Kedua di Bahterah Matrikulasi : Membuka Kerang Istimewa
Bismillaah, hai kerang istimewa! Izinkan saya membuka cangkang dan mengambil mutiaramu ya. Saya sudah berhasil menjawab teka-tekimu. Saya tahu, teka-tekimu itu adalah petunjuk agar saya mengenal prinsip berkomunitas.
Mengenal Prinsip Berkomunitas di Ibu Profesional
Dalam suatu komunitas tentu saja terdapat anggota yang berasal dari berbagai macam latar belakang berbeda, baik suku, agama, RAS, golongan, pendidikan dan lain sebagainya.
So far demi menciptakan suasana komunitas yang nyaman dan kondusif untuk semua anggota maka diperlukanlah yang namanya prinsip berkomunitas. Nah, kalau boleh saya simpulkan prinsip berkomunitas khususnya di Komunitas Ibu Profesional adalah semua boleh kecuali yang tidak boleh, yaitu ;
Kritik
Mengajukan kritik sebenarnya sah-sah saja tapi yang sifatnya membangun. Kalau hanya sekadar pandai mengkritik tapi tak memberi solusi malah menjatuhkan ini yang terlarang, apalagi dalam berkomunitas.
Dalam kehidupan sehari-hari pun mungkin kita sudah sering ya bertemu dengan tipe orang yang suka mengkritik namun tidak bisa memberikan jalan keluar. Asal mengkritik tapi dia sendiri nggak paham apa yang dia kritisi. Perilaku orang seperti inilah yang tidak boleh ada dalam komunitas karena bisa merusak.
Ghibah & Fitnah
Ibu Profesional termasuk komunitas yang semua anggotanya adalah perempuan baik para ibu maupun calon ibu. And as we know, kebanyakan perempuan jika sudah berkumpul baik di nyata maupun maya hobinya bergunjing.
Ya mungkin awalnya sebatas ngobrol biasa tapi ujung-ujungnya bisa menyerempet hingga membicarakan keburukan orang lain bahkan parahnya tidak sedikit pula ibu-ibu yang doyan membicarakan sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Hati-hati lho itu jatuhnya bisa fitnah.
Setiap komunitas termasuk Ibu Profesional pastinya dibangun dengan tujuan yang mulia, bukan untuk tempat bergunjing maupun menyebarkan fitnah. Oleh sebab itu keduanya terlarang dalam komunitas. Bahkan sebenarnya bukan di komunitas saja karena tidak ada agama apa pun yang mengajarkan pemeluknya untuk melakukan ghibah maupun fitnah. Saking buruknya kedua perilaku tersebut.
Sampai-sampai dalam Islam sendiri orang yang berghibah dianggap seperti memakan bangkai saudaranya sendiri sementara perbuatan fitnah diibaratkan lebih kejam daripada pembunuhan.
SARAT
Komunitas didirikan untuk menyatukan bukan memecah belah. Itulah sebabnya dalam berkomunitas, segala hal yang menyinggung Suku, Agama, Ras dan Anggota Tubuh (SARAT) sangat terlarang. Apalagi keempatnya merupakan hal yang sangat sensitif, yang jika disinggung sedikit saja bisa menimbulkan konflik bahkan perpecahan.
Yang perlu kita ketahui, semua anggota dalam komunitas itu memiliki posisi yang setara. Tidak ada yang lebih tinggi pun tidak ada yang lebih rendah. Semua sama. Jadi tidak perlu menjatuhkan anggota lain.
Toh, tujuan kita berkomunitas selain untuk menimba ilmu juga untuk mendapatkan kenalan/teman/saudara/keluarga baru, kan? Bukan musuh. Ingat semboyan negara kita, Bhineka Tunggal Ika, biar berbeda-beda tetap satu, itu juga diterapkan dalam berkomunitas.
Khilafiyah
Wajar sekali jika dalam komunitas terjadi perbedaan pendapat. Isi kepala manusia memang tidak ada yang sama, kan? Beda kepala, beda pemikiran. Yap, setiap orang pastinya punya pendapat atau pandangan masing-masing.
Hanya saja, khilafiyah ini akan jadi masalah besar bahkan berujung konflik jika ada anggota yang ngotot mempertahankan pendapatnya sampai memicu terjadinya perdebatan berlarut-larut. Khilafiyah seperti inilah yang tidak ada boleh ada dalam komunitas.
Kepentingan
Hal terakhir yang tidak boleh dibawa masuk dalam komunitas khususnya di Ibu Profesional adalah kepentingan, baik itu kepentingan kelompok apalagi kepentingan pribadi. Ini jelas karena kepentingan apa pun itu bisa menimbulkan sikap egois yang dapat meruntuhkan persatuan dalam berkomunitas.
Itulah 5 poin yang TIDAK BOLEH dilakukan dalam berkomunitas di Ibu Profesional. Kelima hal yang tidak boleh itu juga sebenarnya sudah saya dapatkan sewaktu mengikuti kelas foundation, tapi di martikulasi ini saya jadi lebih paham dan bisa hapal di luar kepala😃
Well, saya yakin prinsip berkomunitas itu benar-baik-bermanfaat karena akan menjadi pedoman bagi kami agar bisa menjalin keakraban sesama anggota dengan rasa saling menghormati, menghargai dan tolerasi, sehingga yang tercipta adalah suasana komunitas yang nyaman dan kondusif.
Dengan begitu komunitas akan jauh dari konflik, pertikaian maupun perpecahan. And right prinsip komunitas itu akan menyatukan, tidak memecah belah.
Finally, berhasil juga saya menyelesaikan misi kedua. Mutiara sudah di tangan. Bahtera Matrikulasi akan kembali berlayar. Perjalanan ini belum usai. Sampai jumpa di misi berikutnya.
22 komentar untuk "Membuka Kerang Istimewa, Mengenal Prinsip Berkomunitas di Ibu Profesional"
Sementara ghibah awal dari kehancuran, sultan mulia jadi hancur gara gara ada yang ghibah
Dulu saya ikut mba, tapi sayang gak pernah bisa ikut kopdar. Dulu belum ada kelas-kelas dan challenge dari IIP. Masih baru banget di Medan. Pas saya masih anak 2.
Semua poin ini emang yg sangat krusial, dimana pun kita berada sebaiknya big No lah ya melakukan hal ini 🙄
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Kamar Kenangan @siskadwyta. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)
Note :
Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.