Kamar Kenangan

  • Home
  • About Me
  • Disclosure
  • Sitemap
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Holla . . . holla, di postingan kali ini saya sengaja mau berbagi kesenangan yang hampir setahun gak saya rasain. Yip, blogger mana sih yang gak senang kalau tulisan sederhananya bisa membuahkan hadiah? Ini memang bukan kali pertama saya dapet hadiah dari hasil mengikutsertakan tulisan dalam ajang Give Away (GA) tahun lalu lumayan seringlah tukang pos atau tukang kurir JNE bertandang ke kosku dengan membawa bingkisan atas nama saya. Tapi itu setahun lalu, tahun ini malah hampir gak pernah. Gimana mau dapet hadiah coba jika kesempatan yang ada dilewatkan gitu aja, boro-boro menang kalau ikut pun kagak.

Minat saya ikutan GA tahun ini memang turun drastis. Tahun lalu saya hampir gak pandang bulu, mau persyaratannya gampang, susah, rumit dkk pasti saya usahakan. Menang kalah urusan belakangan, yang penting tetap ikut; mencoba peruntungan, mencari peluang dan memanfaatkan kesempatan. Sebaliknya, tahun ini selain minat yang turun drastis, saya juga udah ogah-ogahan memaksa diri ikut GA yang syaratnya ribet dan rada susah. Bukan berarti saya benar-benar pensiun ikut ajang yang memungkinkan saya dapet hadiah gratisan, hanya lebih memilah milih sesuai dengan kondisi dan kemampuan.

Alhamdulillah, di awal tahun kemarin ada tiga tulisan saya yang dinyatakan jadi juara. Pertama, GA yang ini hadiahnya dapet voucher potongan belanja 15% di butik Alila Semarang cuma sengaja gak saya ambil. Kedua, yang ini dapet hadiah buku "Catatan Hati Pengantin" tapi sampai hari ini saya tunggu, bukunya gak nongol-nongol, uhft -_- Dan yang ketiga di sini dapet syal manis yang menjadi satu-satunya hadiah GA yang saya terima saat itu.



Pertengahan tahun saya sempat juga ikut GA yang lumayan simple, syaratnya cuma meng-share kembali postingan GA tersebut di blog. Saya udah semangat posting di Kamad Kenangan ini, sayangnya saya tidak punya peluang sepersen pun, baik kalah maupun menang. Gimana punya peluang kalau gak mendaftarkan diri? :-/ hahaha konyol kan.

Nah, memasuki akhir tahun ini baru saya kembali ikut GA dengan tekad yang menggebu-gebu. Kali ini saya benar-benar serius dan hasilnya juga serius. Ada dua GA yang saya ikuti dan dua-duanya menang. Wuiihh gak menyangka aja setelah sekian lama vakum ikut ajang-ajang semacam itu sekalinya mulai lagi langsung dapet *senyam-senyum*. Alhamdulillah yah, yang namanya rejeki emang gak kemana dan gak bakal ketukar, sama kayak jodoh, jodoh itu gak bakal kemana-mana dan gak mungkin ketukar. Tenang aja, kalau kamu diciptakan untukku insya Allah kita pasti akan bersatu suatu hari nanti, percayalah !!! #Eh ini kok ngomongnya ngelantur. Oke, Skip.

#Give Away Sohibunnisa

Give Away yang satu ini diadakan oleh Ade Delina Putri, blogger asal Bekasi dalam rangka annyversary blognya yang kedua. GA berlangsung sebulan dan saya baru mendaftarkan diri pas mendekati deadline, itu pun postingan yang saya daftar gak sesuai dengan syarat giveawaynya. Syukur, ukhti Delina berbaik hati mengingatkan dan memperbolehkan saya memperbaiki postingan saya yang salah itu. Oh ya, postingan saya yang menang itu bisa dibaca di sini dan pengumuman menangnya adalah ,



Yuhuiii, dapet juara dua, ini sesuai target lho. Saya emang sengaja menargetkan juara dua, bukan juara satu, karena emang hadiah number two yang saya incar. Kalau ditanya kenapa, ini alasannya :-D



Hahaha iya, karena cuma hadiah nomor dua yang dirahasiain, makanya saya penasaran pake banget, kira-kira bukunya apa yah???

Tarara ini dia hadiah dari pemilik Blog Sohibunnisa yang berhasil mendarat dengan selamat di tangan saya ^^









Asyik, ternyata hadiahnya adalah buku Gara-Gara Indonesia yang penulisnya itu sang historivator pertama di Indonesia, jadi gak sabar segera melahapnya, abis itu direview dong:)

#Give Away Paresma

Give Away yang satu ini diselenggarakan oleh kak Yanuarty Paresma Wahyuningsih, seorang blogger asal Parepare yang sementara sedang menempuh kuliah S2 psikologi di Malang. Dalam jangka waktu yang bisa dibilang singkat kak Paresma udah melahirkan tiga karya tulis. Tahun ini aja ada dua bukunya yang sukses mejeng di Gramedia seluruh Indonesia, dan sebagai ungkapan syukur kakak berhijab ini mengadakan giveaway kecil-kecilan dengan membagikan kedua bukunya itu secara gratis untuk para pemenang.



Untuk postingan GA ini saya paparkan di sini. Alhamdulillah, pengumumannya juga udah keluar, bisa di lirik di bawah;



Berhubung yang ikut GA Paresma cuma tiga orang, sehingga hadiah yang tadinya disiapkan untuk dua orang saja dirombak ulang. Kata kak Paresma biar adil gitu, jadi ketiga-tiganya bakal dapat hadiah. Ada dua buku #Syabab dan satu buku #SecangkirKopiBully. Jadi, ada kemungkinan ada dua peserta yang dapet buku Syabab dan satu peserta dapet buku Secangkir Kopi Bully. Aaaakk, saya pengen dua-duanya tapi kalau disuruh pilih mana; Syabab atau Secangkir Kopi Bully, saya pasti pilih Syabab. Selain karena warna sampulnya yang mempesona (menurut saya), saya juga penasaran dengan judulnya. Syabab itu apa? Oke, jujur saya sama sekali belum tahu apa yang dimaksud dengan Syabab karena itu saya memilih buku kak Paresma yang satu itu. Nah, bukan kebetulan aja pas diundi ternyata saya beneran dapat buku Syabab. Sesuatu banget, hihihi 

Sementara bukunya belum dikirim, semoga aja bisa mendarat juga di tangan saya sebelum pekan keempat bulan ini :)

Sekian,
Kala senyum tersamarkan

Samata, Gowa
Share
Tweet
Pin
4 comments
Bismillahirrahmaanirrahiim

Holla..holla Little Mushroom lagi ngadain giveaway pertamanya lho.

Ada dua koleksi Little Mushroom yang akan dibagi-bagikan buat 2 orang yang beruntung.

Pertama, Messenger Bag mungil dengan motif keren ini, cocok banget buat jalan ke mall atau nganter anak ke sekolah #makmakbangetdeh :)))

Share
Tweet
Pin
No comments
Dia menatapku dalam-dalam, bukan dengan rasa cinta atau sayang, tetapi dengan perasaan bersalah.

"Siapa perempuan itu?" Aku bertanya, mencoba menahan amarah dan kepedihan di dalam hatiku.

"Seseorang..... dan kau takkan mengenalnya," sahutnya tenang, seolah-olah dengan tidak mengenal perempuan itu akan mengurangi sakit yang kurasakan. Mata ini mencoba memandangnya, tetapi aku sadar yang bisa kulakukan adalah menatap lantai dan berharap air mata yang membendung tidak berjatuhan. Bisa kurasakan dia perlahan bergeser mendekat, tangannya diletakkan di bahuku untuk menenangkanku. Cepat-cepat kutepis tangannya, tidak menginginkan bujukan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

#

"Seseorang..... ?" Lirihku pelan. Mendadak aku tertawa sinis dengan tatapan yang tak kalah sinis memandang perempuan yang berdiri di depan mobil lelaki yang dua tahun sudah hidup bersamaku.

"Dia bukan siapa-siapa, kau tak perlu cemburu"
Lanjutnya seakan tahu apa yang terbesit dalam pikiranku.

"Jadi, dia alasan kau tidak pulang ke rumah. Katanya lagi dinas ke luar kota, kok malah ada di Hotel Cendana"

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Dia cuma rekan kantorku."

"Ooooh, ceritanya kau dan perempuan itu sementara dinas di hotel. Hebat. Kau pikir aku terlalu bodoh tak bisa mencium gelagat busukmu. Kau tahu beberapa hari ini aku sengaja meninggalkan putra kita dan membuntutimu. Dengan mata kepalaku sendiri, aku saksikan kalian gandengan, pelukan, bermesraan di depan umum. Apa itu namanya. Hah?" Tanyaku dengan nada yang sengaja kukeraskan. Emosiku membuncah. Hatiku sudah menangis tapi aku tak boleh tampak lemah di hadapan lelaki yang tega mengkhianati pernikahan kami.

Sejenak tercipta hening. Lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku dan ayah dari putra kecilku yang baru menginjak enam bulan itu tak bergeming. Untuk beberapa saat ia hanya diam membisu. Mungkinkah akan timbul kesadaran di hati suamiku setelah tertangkap basah oleh istrinya sendiri.

"Baiklah, kau tak perlu menjelaskan apa-apa karena semua sudah sangat jelas. Cukup sampai di sini hubungan kita. Ceraikan aku segera" Seharusnya kalimat tersebut yang meluncur di tengah perasaanku yang kini carut marut. Ah, kalau saja aku tak melahirkan anaknya, kalau saja tak ada Alif, mungkin aku tidak akan sekuat ini.

"Pulanglah... jika kau masih sayang pada Alif, dan juga keluargamu" ucapku memecahkan keheningan dengan sebuah kalimat yang sungguh tak kusangka akan meluncur dari mulutku.

Lelakiku masih membisu. Mungkin ia sedang mencerna perkataanku barusan. Ia yang mengkhianatiku dan aku justru memberinya kesempatan untuk kembali. Kedengarannya tak adil, tapi demi Alif aku tidak boleh egois.

"Maaf" hanya satu kata yang terucap setelah sekian menit ia membisu. Aku menunggu ucapan selanjutnya namun keadaan kembali hening.

Kuberanikan diri menatapnya. Benar, tak ada lagi rasa sayang juga cinta yang berpendar dimatanya. Penyesalan pun tak kuasa mengubah perasaan lelaki yang masih sangat kucintai itu. Ia telah memilih dan rasanya tak perlu lagi ada kata-kata.

Perlahan aku melangkah, berlalu dari hadapannya diikuti bulir-bulir yang mulai berjatuhan. Aku berjalan gontai dengan gejolak perasaan yang tak kuasa kubendung lagi. Aku pergi membawa semua amarah dan rasa sakit ini.


Giveaway LovRinz

Share
Tweet
Pin
8 comments
Bismillahirrahmanirrahiim


"A ba ta tsa..."

Bacaan iqra yang dilafalkan Radit, salah satu santri yang saya ajar di TPA Nurul Ikhlas Bontongape tadi sore seakan menyeret saya ke masa lampau. Saya kembali terkenang masa kecil saya di sebuah kota kecil di Ujung Timur Indonesia. Serui.

Dulu, saya pernah berada di posisi yang sama, sebagai santri. Bedanya, saya tidak pernah diajarkan mengaji oleh kakak KKN atau guru ngaji yang masih bersekolah di SMP. Guru mengaji saya adalah seorang kakek yang saya taksir berumur sekitar 50-an kala itu. Namanya pak Beta (almarhum), guru yang terkenal keras dan disiplin.

Di TPA yang saya ajar di tempat lokasi KKN saya ini, selain mengaji santri-santri hanya diminta membaca hafalan doa-doa dan surat-surat pendek, terkadang diminta pula untuk menyanyi lagu-lagu islami (saya tidak tahu di TPA lain). Jauh sekali dengan yang saya dapatkan sewaktu masih berstatus santri. Tidak hanya mengaji, saya juga di ajarkan tauhid, aqidah akhlak, bahasa arab, sejarah para nabi dan rasul serta hadis - hadis Rasulullah saw. Belakangan saya baru tahu, bahwa semua itu di pelajari di bangku sekolah Madrasah Ibtidaiyyah. Pelajaran yang tidak pernah saya dapatkan di sekolah saya yang merupakan sekolah umum.

Dulu, saya tidak tahu maksud pak Beta mengajarkan kami pelajaran-pelajaran tersebut. Saya pun tidak tahu pentingnya mempelajari seabreg pelajaran "asing" yang tidak akan saya hadapi di sekolah yang pelajaran agamanya cuma sekali dalam sepekan. Saya hanya tahu, bahwa saya menyukainya. Saya menyukai belajar bahasa arab, saya menyukai pak Beta yang mulai berkisah tentang sejarah para nabi dan, dengan santunnya mengajarkan tauhid dan aqidah akhlak. Kecuali satu, saya tidak suka bila beliau mulai memerintahkan kami menghafal hadis-hadis sekalipun waktu itu saya sempat berhasil menghapal beberapa hadis berbahasa arab beserta artinya.

Dulu, saya pernah mengenal agama Islam sebatas pelajaran yang saya dapatkan di sekolah. Nilai agama saya baik hasil ulangan maupun yang tertera di raport selalu (ter)tinggi di sekolah. (Mulai dari SD hingga menamatkan SMA, mungkin saya berbakat di bidang agama kaliii yaaa). Ah, nyatanya nilai agama saya yang selalu tinggi itu tidak menjamin pemahaman saya tentang dien yang sudah saya anut sejak lahir (bahkan sejak masih di alam kandungan)

Dulu, saya mengenal islam sebatas shalat dan puasa di bulan ramadhan. Only it, hingga di suatu hari takdir Allah menyeret saya ke dalam sebuah ikatan yang mengenalkan pada saya bahwa ini Lho yang Islam? Islam yang penuh dengan aturan-aturan berupa perintah-perintah dan larangan-larangan Allah. Islam yang kerjaannya gak cuma habluminallah saja tapi kudu dan musti ber-habluminannas... islam yang mewajibkan wanita-wanitanya agar menutup aurat dengan mengenakan jilbab, islam yang sangat menyantuni anak yatim, islam yang menebarkan kasih sayang rahmatan lil alamin di muka bumi, islam yang senantiasa mengajak manusia untuk menyeru pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.

Ya Allah, ketika melihat semangat dan keceriaan yang terpancar dari binar mata Radit dan santri-santri lain setiap kali mereka datang menghadap saya bersama iqra atau al-qur'annya, semangat yang sama dan keceriaan yang sama itu mungkinkah menyembunyikan pikiran yang sama sepertiku dulu?

Jika ia, ingin sekali saya beritahukan pada mereka tentang islam yang saya pahami sekarang. Islam itu bukan cuma di sekolah (pada saat pelajaran agama). Bukan cuma di tempat mengaji. Bukan cuma di mesjid-mesjid. Islam itu bukan sekedar status agama yang tertempel di kartu identitas seseorang, islam itu indah, penuh cinta dan kasih sayang, islam bukan cuma milik ustad atau orang-orang alim, islam itu damai, lembut tidak keras. Islam itu bukan kata-kata, sama sekali tidak memaksa tapi jika kita memilih memeluknya maka sudah seharusnya islam berada di sini. Di hati kita masing-masing.

Alhamdulillah... saya sangat-sangat bersyukur lahir dan dibesarkan dari keluarga islam. Itu adalah nikmat terbesar yang Allah anugerahkan padaku. Sungguh, saya tidak sanggup membayangkan bilamana jadinya saya terlahir dari orangtua yang tidak meyakini Allah sebagai Tuhannya.

Akan tetapi, Islam dari lahir pun belum tentu menandakan seseorang itu menganut islam yang sebenarnya. Barangkali saja cuma islam ikut-ikutan (ikut orang tua) atau islam KTP. Ngakunya islam tapi tidak mengenal islam secara kaffah (serupa islam yang saya kenal dulu).

Ibarat seseorang yang jatuh cinta. Mustahil ia mencintai sesuatu yang tidak dikenalinya. Saya termasuk orang yang percaya bahwa cinta itu akan tumbuh seiring perkenalan (minimal kenal nama). Semakin kenal lebih dalam maka akan membuka peluang cinta yang semakin besar.

Begitu pun dengan yang saya alami saat ini. Saya telah lama berkenalan dengan islam namun baru berasa mengenal islam kemarin sore (sejak bergabung dalam ikatanku). Maaf, saya tidak menganggap bahwa saya telah kenal islam sepenuhnya, tapi setidaknya sekarang saya mengenalinya jauh lebih baik daripada dulu. Duh, terlalu sempit pikiran saya bila mengatakan islam itu yang penting shalat lima waktu, yang penting puasa full di bulan ramadhan, yang penting baik sama semua orang, gak perlu nutup aurat, gak papa pacaran dan bla..bla.

Setelah melalui perkenalan yang cukup panjang, ternyata islam yang tergambar di benak saya dulu sungguh jauh dengan "islam" itu sendiri. Islam mencakup segala-galanya, meliputi seluruh sendi kehidupan manusia. Dari hal yang paling terkecil hingga terbesar tak ada yang luput dari aturan-aturan islam. Mulai dari bangun sampai bangun kembali, islam hadir di sana. Senantiasa mengingatkan bahwa ada peta yang berfungsi sebagai penunjuk jalan manusia ke dunia yang abadi, yaitu akhirat.

Islam yang telah mengenalkan saya pada cinta sejati, tempat semestinya hati ini berlabuh. Pada Dia yang tak ada sandingnya. Islam yang sangat memuliakan saya sebagai perempuan, Islam yang telah mengajarkan saya tentang keikhlasan. Islam yang telah mengajak saya mencicipi betapa indahnya ukhuwah itu. Islam yang telah memberi saya kebahagiaan yang mustahil saya dapatkan jika bukan di jalan-Nya.

Untuk segalanya,
Semakin mengenalnya, saya merasa semakin cinta:)

Tulisan ini diikutsertakan pada giveaway I Love Islam



Share
Tweet
Pin
7 comments
"Ca... Ca kamu dimana?" Terdengar suara memanggil-manggil namaku. Kedengarannya begitu panik. Aku sangat mengenali suara itu. Kulihat seorang gadis cantik sibuk mondar-mandir, bongkar sana-sini sambil meraba-raba. Apa daya, aku cuma geleng-geleng menyaksikan kepanikannya. Tentu saja gadis itu sedang mencariku. Ah... dia selalu begitu. Terlalu ceroboh. Sering meninggalkanku sesaat di sebarang tempat, setelahnya baru pusing tujuh keliling.

Dasar, gadis pelupa. Umurnya baru kepala dua, tapi pelupanya bukan main. Bukannya berusaha mengobati penyakit kronisnya itu dengan menyediakan tempat terbaik yang mudah diingat agar dia tak perlu lagi kerepotan mencariku, eh kian hari cerobohnya malah makin menjadi-jadi.

Sudah cukup lama aku hidup bersamanya dan kejadian serupa bukan terjadi baru sekali tapi berkali-kali. Kadang aku jengkel juga sih, kenapa dia seolah tidak peduli dan membiarkan dirinya bertindak ceroboh.

Jujur saja, aku memang bahagia bila gadis itu mencariku. Sebab, jika dia mencariku, aku merasa menjadi sesuatu yang paling berharga, aku merasa betapa pentingnya kehadiranku untuk gadis yang di matanya aku hidup dan bersinar. Namun, jika aku jengkel pun bukan tanpa alasan. Aku hanya khawatir, bagaimana bila suatu hari karena keseringan ceroboh, ditambah penyakit "lupa"nya yang tak kunjung sembuh, dia tak bisa menemukanku? Ohh... tidak. Semoga hal itu tidak akan  terjadi.

Aku sangat menyayangi gadis itu dan aku tahu gadis itu memiliki perasaan yang sama. Buktinya, kemanapun ia pergi, aku selalu dibawa serta. Ibarat tangan kanan, aku lebih dari itu sebab aku hidup di matanya dan menjadi belahan jiwanya.

Yah. Aku adalah kekasih dari gadis bernama Siska Dian Wahyunita yang terkenal dengan nama Siska Dwyta di blognya. Harus ku akui, aku memang bukan kekasih pertamanya, sebelum bertemu denganku di Kota Daeng, dia sudah tiga kali menjalin kasih dengan bingkai sejenisku. Sayangnya dari ketiga kekasihnya itu tidak ada yang sanggup bertahan lama, begitupun setelah setahun menjalin kasih denganku, entah kenapa matanya bertambah parah dan itu membuat kami harus pisah sementara.

Aku mengerti, dia tidak bisa menatap jelas indahnya dunia tanpa aku ataupun bingkai-bingkai lain, sehingga ketika datang si bingkai putih dan si bingkai hitam menawarkan kasih dengan pencahayaan yang lebih jernih dan tajam, aku terpaksa rela hati membiarkannya jadian dengan mereka. Saat itu aku yakin, dia yang tidak pernah membuangku dan menjagaku dengan sangat baik pasti akan kembali. PASTI.

Ternyata penantianku berbuah hasil, seperti ketiga nasib mantan kekasihnya di masa lampau... jalinan kasinlhnua dengan si bingkai putih dan si bingkai hitam tak jauh berbeda. Hubungan mereka pun tidak bertahan lama.

Kini, dia telah kembali. Duh, betapa bahagianya aku bisa bersatu lagi dengan kekasihku. Setidaknya sampai detik ini, setelah sembilan tahun dia bergantung padaku dan beberapa bingkai lain tuk menghiasi matanya... aku lah yang paling lama bertahan menjadi kekasihnya.

Tentang bagaimana perjalananku dengannya, mungkin terlihat mulus. Nyatanya tidak. Kami telah banyak melewati lika-liku bersama. Baiklah akan kuceritakan awal mula kami berjumpa. Hari itu adalah hari di bulan Juni di tahun 2010. Dia datang ke Optikal Inayah jln St Alauddin (rumahku sebelum bertemu dengannya) bersama gadis yang belakangan kutahu adalah kakaknya. Beberapa saat sempat kuperhatikan dia tampak bingung memilih antara aku dan teman-temanku yang berusaha menarik perhatiannya. Mendadak jantungku berdetak dan aku berdoa kencang sekali di tengah bingkai-bingkai yang heboh berteriak minta di pilih .

Alhamdulillah, Tuhan mendengar doaku. Setelah pilah sana-sini, dia akhirnya menjatuhkan pilihannya pada bingkai nan sederhana berwana coklat. Yup.. it's me. Well, aku percaya itu bukan sekedar kebetulan tapi Takdir.

Kala itu, dia masih seorang gadis remaja yang baru saja lulus SMA dan hendak melanjutkan study di perguruan tinggi negeri di Kota Daeng yang rupanya sangat jauh dari kampung kelahirannya. Dari perkenalan di perjumpaan pertama kami setelah membawaku pulang ke kosnya, dia bercerita bahwa dia berasal dari Pulau yang terletak paling ujung timur Indonesia. Papua. Serui tepatnya. Entahlah itu di bumi bagian mana, aku berharap suatu saat dia akan membawaku ke sana.

Gadis manis itu dengan semangat menggebu-gebu juga bercerita mengenai kronologis matanya yang sampai di vonis dokter harus berhubungan dengan 'sesuatu' yang sejenisku. Di keluarganya hanya dia yang memiliki mata setengah normal. Konon katanya, sejak kecil ia terkenal sebagai gadis si kutu buku yang tiap tidur ditemani dengan buku-buku. Masalanya,dia merasa tidak nyaman dan nikmat bila tidak membaca dalam keadaan baring. Selain hobi membaca, dia juga hobi nonton televisi dengan jarak yang mamanya andaikan ibarat mencium tivi. Dekat sekali. Kebiasaan buruknya sewaktu kecil itulah yang membuatnya harus bergantung pada bingkai kaca sepertiku. Kata dia, saat matanya masih normal, mamanya sudah seringkali mengingatkan agar baca jangan baring, nonton jangan terlalu dekat tapi dasar dianya yang gak mau dengar, jadi begitulah kejadiannya

Di kota Daeng, sibdia tinggal bersama saudaranya di sebuah kos kecil. Sejak saat itu, kata dia - kehidupannya berputar 180 derajat. Dia yang tak terbiasa hidup sendiri harus belajar mandiri, jauh dari orang tua membuatnya terlihat begitu tegar, padahal tidak. -aku tahu betapa rapuhnya dia.

Hari-hari selanjutnya aku semakin akrab dan setia menemaninya, mulai dari kesibukan mendaftar tes masuk kuliah kesana-kemari, ikut ujian SMPTN dan ujian-ujian masuk PTN lainnya hingga akhirnya diaedinyatakan lolos di salah satu perguruan tinggi Islam di Kota Daeng, dengan jurusan yang katanya agak mengecewakan. Aku hadir di sisinya saat itu, dan menyaksikan raut sedih terpancar dari wajah manisnya sebab ia tidak lulus di kampus dan jurusan yang sangat ia inginkan.

Seandainya saja dia mbisa mendengar suaraku, aku ingin sekali berteriak dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja_

Lihat, hampir empat tahun berlalu, kekecewaannya yang dulu telah hilang berganti kesyukuran. Yah, serupa pikiranku ketika itu semua memang berjalan-jalan baik-baik saja.

Kini, dia telah tiba di akhir semester. Tinggal menghitung bulan, Insya Allah tahun ini ia akan mengenakan toga dan meraih gelar S.Pd. (aku selalu mendoakan yang terbaik untuknya)

Beideiwei, penglihatannya yang buram menjadikan diriku sangat berarti di matanya. Meskipun demikian, aku tahu terkadang dia mengaku lelah bersamaku. Bukannya bosan, tapi dia ingin merasakan sedikit saja waktu di mana dia bisa terlihat normal di hadapan orang banyak. Diriku memang sangat menonjolkan kekurangan yang dia miliki. Entah, kehadiranku ini termasuk memberi kekuatan atau kelemahan. Mungkin karena itu beberapa kali dia sengaja melakukan tantangan yang bikin aku hampir mati tak berdaya. Bayangkan saja? Pernah dia melepaskan gengamanku dari telinganya kemudian melajukan motor. Sendiri. Dari kampus ke kos dengan perjalanan yang makan waktu setengah jam. You know, batepa beraninya dia melakukan itu tanpa aku. OMG.

Sumpeh. Gila. Aku gak ngerti apa yang terbesit di pikirannya kala melakukan hal konyol tersebut. Nekat sekali, padahal dia gak bisa lihat jarak jauh. Karena itu dia selalu butuh aku untuk matanya.

Syukurnya karena gadis yang kucintai itu selalu berhasil melewati tantangan "mengendarai motor tanpa aku" yang ia uji sendiri. Setelah itu dengan senyum sumringah ia berkata "Aku belum buta kan, mataku masih bisa melihat. See! aku mampu menempuh perjalanan dari kos ke kampus tanpamu Caca"

Rasanya sungguh bahagia, bisa bertahan sejauh ini untuk seorang yang cuek tapi begitu perhatian seperti dia, yang acuh tapi sebenarnya sangat penyayang, yang tampak masa' bodoh tapi begitu peduli. Sampai di sini, maaf, bila aku tak bisa menceritakan semua kenangan rasa bersamanya.

Terakhir, aku hanya ingin berterima kasih untuk segenap waktu yang dia lalui bersamaku. Dia mungkin tak bisa melihat jelas tanpaku... tapi aku jauh lebih tak berarti bila tak ada seorang sepertinya yang membutuhkanku, agar ia bisa menatap dunianya.


Salam dariku, 
Caca, si bingkai coklat berwajah manis



"Saya @cha_dwy mengikutsertakan
Caca dalam Giveaway : Ketika Kami Berbicara yang diadakan oleh www.wamubutabi.blogspot.com"


Share
Tweet
Pin
5 comments
Hi mblo. Gimana kabar kalian hari ini? Udah, jangan merasa gak enak gitu dong. Kata pakde Cholik "jomblo justru menyenangkan karena tak banyak pihak yang merepotkan, mengatur, atau ngrecoki". Wah benar banget tuh kata pakde. Buktinya, selama enam belas bulan saya ngejomblo, selama itu pula saya tidak perlu repot-repot lagi mikirin anaknya orang. Yahhh, meskipun saya masih sering galau sih.

Eh, tapi setelah baca postingan pakde yang berjudul Sembako Menjadi Jomblo Sehat dan Bahagia, saya temukan tiga alasan penting kenapa saya atau kalian yang masih ngejomblo gak boleh galau. Pertama, nggak mungkin kita jomblo seumur hidup. Kedua, Tuhan sudah menyiapkan jodoh kita masing-masing. Ketiga, tinggal kita yang menjemputnya di waktu yang tepat. Di postingan tersebut pakde juga menyertakan tips ampuh yang terdiri atas 9 poin untuk para jomblowan/jomblowati agar hidupnya adem ayem, sehat, bahagia dan berwarna-warni, yaitu :

1. Mendekatkan diri dengan kepada Tuhan
2. Menulislah
3. Olahraga teratur sesuai selera
4. Pilih dan tekuni hobi selain olahraga
5. Berbagi ilmu dengan orang lain
6. Perbanyak teman
7. Aktif dalam kegiatan sosial
8. Membantu Orang tua
9. Berpikirlah positif

Beberapa poin di atas sebelumnya udah saya terapin, seperti mendekatkan diri dengan Tuhan, mengisi hari-hari dengan menulis, perbanyak teman, ikut kegiatan sosial, dan berpikir positif.

Point yang terakhir itu, saya setuju banget dengan pakde. Jomblo bukan kutukan, hukuman, bencana atau adzab. Anak-anak jaman sekarang aja tuh yang sering ngibulliy si jomblo. Uhffttt sebagai jomblo saya rada sebel bin kesel juga sih kalau status saya di hina-hina kayak gitu.

Oke, bagi para jomblo, yuuukk diterapin tips pakde di atas biar kita pun bisa rasakan indahnya jadi jomblo bahagia (jomba) bukan jomblo ngenes (jones).

Intinya, saran dari pakde perbanyaklah berdoa agar kejombloan kita segera berakhir dengan menemukan jodoh yang baik. Aamiin.

Artikel ini diikutkan dalam Giveaway 2 Hari Pakdhe Cholik


Share
Tweet
Pin
1 comments
Older Posts

About me

About Me

Hallo, perkenalkan
Nama saya Siska Dwyta
Seorang ibu rumah tangga
yang doyan ngeblog.

Ingin bekerja sama?
Contact me : dwy.siska@gmail.com

Read More About Me

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram

Labels

artikel Birth Story blogging fiksi jodoh keluarga kesehatan lomba blog media sosial menyusui Motherhood MPASI muslimah opini pernikahan personal Pregnancy reminder review tips

recent posts

Blog Archive

  • ►  2013 (54)
    • ►  March (1)
    • ►  April (2)
    • ►  May (5)
    • ►  June (4)
    • ►  July (7)
    • ►  August (4)
    • ►  September (6)
    • ►  October (5)
    • ►  November (8)
    • ►  December (12)
  • ►  2014 (76)
    • ►  January (9)
    • ►  March (2)
    • ►  April (8)
    • ►  May (8)
    • ►  June (14)
    • ►  July (11)
    • ►  August (5)
    • ►  September (1)
    • ►  October (3)
    • ►  November (8)
    • ►  December (7)
  • ►  2015 (16)
    • ►  January (1)
    • ►  February (2)
    • ►  April (5)
    • ►  May (1)
    • ►  June (2)
    • ►  July (1)
    • ►  October (1)
    • ►  December (3)
  • ►  2016 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2017 (41)
    • ►  September (4)
    • ►  October (26)
    • ►  November (7)
    • ►  December (4)
  • ►  2018 (48)
    • ►  January (1)
    • ►  February (2)
    • ►  March (1)
    • ►  May (2)
    • ►  July (2)
    • ►  September (3)
    • ►  October (2)
    • ►  November (13)
    • ►  December (22)
  • ▼  2019 (151)
    • ►  January (11)
    • ►  February (11)
    • ►  March (13)
    • ►  April (6)
    • ►  May (35)
    • ►  June (6)
    • ►  July (3)
    • ►  August (3)
    • ►  September (24)
    • ►  October (17)
    • ►  November (19)
    • ▼  December (3)
      • Arti Dibalik Nama Zhafran Assyauqi Muhammad
      • Umroh.com, Marketplace dengan Paket Umroh Termurah...
      • Ketahuilah Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner ...

Popular Posts

  • Semakin Produktif dan Tampil Stylish dengan Fossil Gen 5 Smartwatch
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Semakin Produktif dan Tampil Stylish dengan Gen 5 Fossil Smartwatch . Pekerjaan sebagai ibu rumah tan...
  • Tiga Pertanyaan dari Kisah #LayanganPutus
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Tiga Pertanyaan dari Kisah #LayanganPutus . Setiap rumah tangga punya ujiannya masing-masing. Ujiannya...
  • Parent Session #MenjagaKasihIbu bersama Nakita dan Asifit di Hotel Santika Makassar
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Parent Session #MenjagaKasihIbu bersama Nakita dan Asifit di Hotel Santika Makassar   - Pekan lalu say...
  • Cerita MPASI Bunay 6 Bulan : Belajar Makan
    Tak terasa sudah genap sebulan Bunay makan makanan selain ASI. So, di postingan kali ini saya pengen cuap-cuap dulu mengenai MPASI Bunay ...
  • Tentang Anging Mammiri, Komunitas Blogger Makassar yang Berembus Sejak Tahun 2006
    gambar latar : pxhere.com Bismillaahirrahmaanirrahiim "Kemana saja saya selama ini. Ngakunya Blogger Makassar kok baru gabung ...

MEMBER OF

Blogger Perempuan

Followers

Facebook Twitter Instagram
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by Siska Dwyta @copyright 2019 BeautyTemplates