Santan untuk MPASI, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Santan untuk MPASI, Amankah dikonsumsi bayi?

Santan untuk MPASI, apakah aman dikonsumsi bayi? Ketika si kecil mendekati usia 6 bulan biasanya ibu-ibu sudah mulai disibukkan dengan berbagai persiapan MPASI. Apalagi bagi ibu yang baru pertama kali akan memberikan makanan selain ASI ke buah hatinya.

Jadi ingat momen pertama kali Zhaf makan. Banyak drama yang saya lalui. Dramanya ini bukan datang dari si anak tapi dari saya dan ayahnya.

Bayangkan saja, untuk menu MPASI pertama Zhaf kami sampai berdebat panjang lebar yang berujung dengan air mata jatuh di pipi saya sehingga membuat hati ayahnya luluh dan terpaksa mengalah, wkwkw.

Alhasil semua menu yang akan diberikan ke Zhaf itu saya yang tentuin. Yang tadinya si ayah pengen ngasih menu tunggal duluan tapi demi melihat istrinya tersenyum bahagia suami terpaksa mengalah dan Zhaf akhirnya memulai MPASI pertamanya lansung dengan menu 4 bintang. Lengkap dengan lemak tambahan (LT) juga dong.

Seperti yang ibu-ibu ketahui, lemak tambahan ini ada banyak sekali jenisnya. Mulai dari margarin, unsalted butter atau ghee, minyak kelapa, EVOO, ELOO, EVCO, VCO serta santan.

Bukan kebetulan saya dan ayahnya penyuka makanan bersantan. Jadi waktu itu kepikiran juga mau memberikan lemak tambahan berupa santan untuk MPASI Zhaf eh tapi saya sempat ragu dan bertanya-tanya.

Apakah boleh menambahkan santan ke menu MPASI si kecil sejak usia 6 bulan? Apakah santan aman untuk bayi yang baru MPASI? 

Hayoo, pasti terlintas pertanyaan serupa juga kan di benak ibu-ibu? Yuk kita bahas.

Kandungan Nutrisi Santan

Beruntungnya zaman sekarang sudah canggih sehingga saya bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi terkait MPASI langsung dari ahlinya tanpa harus konsultasi langsung ke dokter.

Yap, kita bisa memanfaatkan situs-situs kesehatan atau milis sehat untuk mencari tahu kandungan nutrisi dari bahan makanan. Termasuk ketika ingin tahu apakah bahan makanan tersebut aman untuk dikonsumsi bayi atau tidak.

Nah, seperti yang kita ketahui santan ini ketika ditambahkan ke dalam makanan dapat menciptakan rasa yang gurih dan lezat. 

Itu sebabnya makanan bersantan banyak yang suka karena sangat menggugah selera. Namun tentu ada batasan dalam mengonsumsi santan. Orang dewasa sendiri tidak disarankan mengonsumsi makanan bersantan secara berlebihan karena bisa mengakibatkan kolestrol. Lalu bagaimana dengan bayi?

Faktanya santan mengandung berbagai nutrisi yang bagus untuk tubuh. Tidak hanya sebagai sumber lemak, pada santan juga terdapat, protein, vitamin B3, vitamin C, zat besi, magnesium, dan potasium yang baik untuk tubuh.

Santan memiliki kadar lemak jenuh yang cukup tinggi dan berfungsi melindungi tubuh dari infeksi.

Selain itu nutrisi yang terkandung di dalam santan bermanfaat sebagai antioksidan agar tubuh memiliki sistem imun yang kuat sehingga bisa melawan infeksi dan bakteri penyebab penyakit.

Adapun Vitamin B3 pada santan dapat meningkatkan metabolisme tubuh, energi, serta menjaga kesehatan sistem peredaran darah dan saraf.

Dengan kandungan nutrisi yang tidak sedikit itu jelas pemberian santan untuk bayi tidak dilarang malah dianjurkan namun tetap ada batasannya ya. Ini yang harus diperhatikan orang tua.

Bukan berarti karena diperbolehkan kita asal-asalan menambahkan santan ke makanan bayi tanpa memperhatikan jumlah takaran yang seharusnya diberikan.

Takaran santan untuk MPASI bayi

Mengutip penjelasan Dr. Irine Putri yang saya lansir dari situs kliksehat.com, jumlah rata-rata santan yang dapat ditambahkan ke makanan bayi per sekali makan adalah 20-50 gram. Namun jumlah tersebut tidak pasti karena orang tua bisa menyesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing anak yang terus meningkat seiring usia.

Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan itu jumlah yang ideal atau dianjurkan untuk MPASI adalah 30-45 persen dari total kalori. Rata-rata per satu kali makan bisa ditambahkan 20-50 gram santan.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa bayi usia 6-8 bulan biasanya butuh 200 kkal (kilo kalori). Jadi, orang tua cukup menambahkan 20 gram santan saja. 

Bila si kecil sudah berusia 9-11 bulan tentu kebutuhan kalorinya meningkat  atau bisa mencapai 300 kkal sehingga orang tua bisa memberikan 30-40 gram santan. Kemudian untuk usia 11-23 bulan bisa diberikan 40-50 gram santan.

Aturan Pemberian Santan pada MPASI si Kecil

Selain memperhatikan jumlah takaran santan yang boleh dikonsumsi bayi, ibu-ibu juga harus mengetahui beberapa aturan terkait pemberian santan pada MPASI ya. 

Pasalnya meski memiliki sejumlah manfaat, pemberian santan yang tidak tepat justru bisa berdampak buruk bagi bayi.

Berikut beberapa hal yang harus orang tua perhatikan sebelum memasukkan santan ke dalam MPASI :

Hindari santan kemasan

Santan dalam kemasan memang praktis digunakan tapi tidak ramah bagi si kecil karena mungkin saja mengandung bahan pengawet dan pemanis buatan.

Oleh sebab itu agar lebih aman ibu sebaiknya memilih menggunakan santan asli yang merupakan hasil perasan sendiri. 

Harus dimasak

Agar kualitas santan yang dihasilkan lebih bagus dan tahan lama sebaiknya peras santan dengan air panas, bukan air basah. Caranya tuangkan  air panas ke dalam parutan daging kelapa tua, tunggu hingga hangat, peras kemudian saring.

Selanjutnya masak hasil perasan santan tersebut hingga matang. Tentunya santan yang ibu butuhkan untuk MPASI si kecil tidak banyak sehingga ibu bisa menyimpan kelebihannya di frezer.

Batasi pemberian santan

Seperti halnya orang dewasa, pemberian santan pada makanan si kecil juga tidak boleh berlebihan. Harus dibatas porsinya. Minimal 20-50 gr santan per sekali makan. 

Jangan lupa takaran santan yang ibu berikan harus sesuai dengan usia anak ya karena kebutuhan kalori anak di atas usia 12 bulan jelas tidak sama dengan anak yang baru masuk masa MPASI.

Selain itu ibu juga perlu memberikan variasi lemak tambahan MPASI lainnya agar anak tidak bosan dan bisa mengenali lebih banyak rasa. Oleh sebab itu lemak tambahan santan ini bisa ibu berikan pada si kecil bisa 3-4 kalin makan dalam sepekan. 

Selebihnya ibu bisa selingi dengan berbagai jenis bahan makanan dan jenis lemak lainnya.

Bayi tidak memiliki alergi

Satu lagi aturan penting pemberian MPASI yang jangan sampai terlewatkan. Santan bisa menyebabkan alergi. Itu sebabnya pemberian bahan yang mengandung lemak jenuh cukup tinggi ini tidak dianjurkan bagi anak yang alergi. 

Jadi pastikan anak ibu tidak alergi ya. Apabila ibu terlanjur memberikan santan lalu muncul reaksi alergi yang cukup parah pada si kecil jangan tunda membawanya ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Sampai di sini semoga pertanyaan ibu-ibu yang mengenai pemberian Santan untuk MPASI si kecil bisa terjawab ya. Bayi boleh mengonsumsi santan sejak usia 6 bulan dengan porsi yang disesuaikan dengan kebutuhan gizinya.

Jadi jangan ragu menuangkan santan ke menu MPASI anak yang penting pastikan anak tidak alergi, pemberiannya tidak berlebihan dan lemak dari kelapa parut yang digunakan adalah santan asli yang sudah dimasak. 

Selamat menyajikan makanan yang lezat dan sehat untuk si kecil.

Salam hangat,

Referensi

https://www.google.com/amp/s/m.klikdokter.com/amp/3642191/mpasi-santan-apakah-boleh-dikonsumsi-oleh-bayi-ini-faktanya
https://www.alodokter.com/santan-untuk-mpasi-aman-atau-tidak


Posting Komentar untuk "Santan untuk MPASI, Amankah Dikonsumsi Bayi?"