Kamar Kenangan

  • Home
  • About Me
  • Disclosure
  • Sitemap
sewa apartemen, apartemen dijual
gambar : finansial.com

Hidup Masih Nomaden? Sewa Apartemen Saja dan Dapatkan Keuntungannya - Semenjak menikah hidup saya sekonyong-konyong berubah 180 derajat. Yang tadinya saya masih tinggal menetap bersama orang tua, sekarang harus merasakan hidup nomaden alias berpindah-pindah tempat tinggal bersama suami. Sebenarnya saya bisa saja memilih tinggal menetap di satu tempat, namun itu berarti saya harus rela hidup berjauhan dengan suami. Lantas untuk apa menikah bila tak tinggal seatap?

Maaf saya tidak bermaksud menyinggung pasutri yang selama ini lebih memilih tinggal berjauhan dalam selang waktu tertentu ketimbang bersama demi pekerjaan masing-masing, karena saya dan suami pun termasuk pelaku LDM. Hanya saja, LDM yang kami lakoni tidak terlalu berat. Masih satu daratan, cuma berjarak antar kota. Terpisahnya tak sampai antar Pulau apalagi Benua. Itupun LDMnya paling hanya beberapa hari doang, tidak sampai berbulan-bulan dan yang pasti hanya sementara. Yah, sementara ini saya masih tinggal dulu sama mertua, sementara suami juga masih cari-cari hunian yang pas dan nyaman untuk kami tinggali di tempat kerjanya sekarang.

Duh, sebenarnya saya pusing juga sih dengan hidup nomaden. Pengennya sih hidup menetap saja. Tapi yah mau gimana lagi, kondisi kami saat ini masih belum memungkinkan untuk tinggal menetap di suatu tempat. Iya sih hidup berpindah-pindah memang ada enaknya tapi lebih banyak nggak enaknya. Enaknya, bisa jalan-jalan, mendatangi tempat yang baru, mendapat pengalaman yang baru pula dan yang pasti kami nggak perlu tersiksa menahan rindu karena LDM.

Nah, nggak enaknya itu karena harus kembali beradaptasi dengan lingkungan yang baru (well, ini nggak mudah buat orang seperti saya yang aselinya pendiam plus pemalu), harus pusing cari hunian yang baru lagi dan yang tidak kalah memusingkan adalah urus barang-barang pindahan.

Yap, urus barang pindahan ini yang ribet pake banget dan alasan ini juga yang bikin saya bosen hidup nomaden. Nggak mungkin kan kami pindah dengan memboyong semua perabotan, apalagi kalau pindahnya jauh gitu. Atau masa setiap pindah kami mesti beli perabotan baru lagi setelah menjual perabotan yang lama. Kalau kayak gini mah saya rasanya pengen suami pindah kerja di kota besar saja, seperti di Jakarta atau Bandung. Pasalnya kalau tinggal di sana (apalagi hanya untuk sementara waktu) kami nggak perlu repot-repot cari hunian seperti rumah kos atau kontrakan yang mengharuskan beli perabotan baru lagi. Cukup sewa apartemen saja, maka kami sudah bisa menikmati hunian yang lengkap dengan perabotannya.

So, bagi orang-orang yang hidupnya masih nomaden dan tinggal di kota besar seperti Jakarta atau Bandung, sewa apartemen bisa jadi alternatif yang tepat. Meski mungkin masih banyak yang beranggapan sewa apartemen itu mahal. Padahal sebenarnya kita masih bisa dapat apartemen dengan harga sewa yang sesuai budget lho asal gigih saja mencari.

Nah, berikut beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari sewa apartemen ;

Hemat Ongkos


Tentu saja, kalau sewa apartemen dekat kantor, kamu nggak perlu lagi keluar ongkos banyak hanya untuk transportasi. Kamu cukup jalan kaki saja dari apartemen ke kantor. Hemat banget, kan?

Misal, kamu mengalokasi sekitar 10% dari penghasilan bulanan untuk ongkos transportasi. Maka dengan sewa apartemen yang lokasinya dekat kantor, ongkos untuk transportasi yang kamu gunakan selama sebulan tidak akan sampai segitu, justru berkurang banyak dan bisa kamu alihkan untuk biaya kebutuhan yang lain.

Lokasi Strategis


Keuntungan lain yang bisa kamu dapatkan dari sewa apartemen adalah lokasinya yang sangat strategis. Lokasi apertemen memang sengaja dibangun di dalam kota. Dekat pula dengan jalan raya jadi memudahkan banget ya kalau kita mau naik tranportasi umum. Akses ke tempat-tempat umum seperti kantor, pusat perbelanjaan, rumah sakit, objek wisata, dsb juga mudah dijangkau.

Tidak Perlu Beli Perabotan, Fasilitas Juga Lengkap


Keuntungan yang satu ini nih yang bikin saya ngiler banget pengen tinggal di apertemen. Secara kalau kita sewa apertemen biasanya sudah dilengkapi dengan perabotan seperti kasur, bantal, sofa, dan lain sebagainya. Jadi cukup dengan bayar sewa perbulan saja kita sudah bisa menikmati hunian layaknya menginap di hotel.

Bahkan bukan cuma itu, fasilitas yang ada di apartemen juga tidak kalah dan malah lebih lengkap dari fasilitas yang biasa tersedia di hotel, seperti kolam renang, tempat olahraga, spa, minimarket, laudry, area parkir, dll.

Lebih Praktis


Jujur saja, saya sudah berulang kali bilang ke suami kalau mau cari hunian apalagi jika hanya ditinggali sementara waktu, tidak perlu yang terlalu besar dan luas. Malahan saya lebih suka dengan hunian yang minimalis.

Nah, jenis hunian seperti apartemen ini memang idaman saya banget karena ukurannya yang kecil. Ya, keuntungannya adalah kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga ekstra untuk membersihkan dan merapikan ruangan yang luas dan tidak terlalu kita butuhkan.

Selain itu, beberapa perawatan seperti saluran pembuangan atau sirkulasi udara juga tidak perlu kita lakukan sendiri, sebab sudah ada pengelola apartemen yang akan menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jadi bagi kamu yang tidak begitu suka dengan perawatan sekaligus mengurus rumah dengan ruangan yang terlampau besar (seperti saya😅) cocok banget tinggal di hunian apartemen. Tentu lebih praktis, kan?

Keamanan Terjamin


FYI saja nih suami saya jam kerjanya seperti orang kantoran pada umumnya dari sekira jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Tentu dia harus pergi ke kantor lebih awal dan bisa jadi pulang lebih larut dari jam pulang kantornya bila terjadi kemacetan di jalan. (Etapi kalau tinggal di apartemen yang dekat kantor mah nggak perlu takut macet).

Artinya selama kurang lebih 9 jam itu saya dan anak-anak ditinggal di hunian sendirian. Belum terhitung bila suami harus lembur hingga pulangnya larut malam. Nah, kalau misal kami tinggal di rumah kosan biasa, pastinya kurang aman ya. Well, saya juga rada takut kalau ditinggal selama itu sendirian meski ada si kecil yang menemani. Beda hal kalau tinggal di apartemen keamanannya tentu tidak diragukan lagi karena tiap apartemen dijaga satpam selama 24 jam dan selalu diawasi oleh kamera CCTV.

Minim Interaksi


Poin yang satu ini sebenarnya termasuk kerugian dari tinggal di apartemen, tapi bagi sebagian orang ini bisa jadi keuntungan. Beidewei, baru beberapa waktu lalu saya sempat nonton vlog salah satu chanel youtube artis yang mengemukakan alasannya ketika ada yang menanyakan kenapa dia lebih memilih tinggal di apartemen ketimbang rumah. Apa jawabannya?

Dia ingin ketenangan. Ya, si artis ini punya jadwal kerja yang super padat dan pengennya kalau pulang dia bisa langsung istirahat dan tidak terganggu dengan berbagai aktivitas lainnya. Maka ia merasa jenis hunian seperti apartemenlah yang cocok baginya ketimbang tinggal di rumah petak.

Of course, tinggal di apartemen kan menganut sistem “siapa loe, siapa gue”, maka wajar bila jarang terjadi interaksi antara penghuni apartemen yang satu dan yang lainnya. So, bagi kamu yang tidak terbiasa hidup dalam lingkungan minim interaksi, apartemen bukanlah hunian yang cocok. Tapi kalau kamu memang pengen cari hunian yang tenang, terlebih lagi jika kamu termasuk tipe introvert, pemalu, pendiam dan sulit bergaul kayak saya , hehe, poin yang satu ini sama sekali bukan masalah, malah jadi nilai plus di mata kamu.

Itulah beberapa keuntungan sewa apartemen. Thats why, saya sangat berminat tinggal di bangunan bertingkat tinggi ini. Sayangnya di kota tempat tinggal sementara kami belum ada jenis hunian seperti apartemen, adanya mah cuma hotel. Namun tidak menutup kemungkinan, seiring berlalunya waktu, bangunan-bangunan apartemen juga akan muncul di kota-kota besar selain Jakarta. Kehadirannya pun bisa jadi bisnis yang sangat menguntungkan lho. Apalagi kalau ada apartemen dijual dengan harga yang masih bisa kita jangkau, tentu akan lebih baik membelinya untuk ditinggali atau sebagai investasi.

Pertanyaannya sekarang kapan ya saya dan keluarga bisa merasakan tinggal di apartemen? Oke, baik biarkan saya bermimpi dulu😄

Salam,

@siskadwyta



Share
Tweet
Pin
21 comments
hamil, kehamilan, kedua

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Kehamilan Kedua - Usia si Bunay baru 8 bulan ketika saya mendapati hasil test pack menunjukkan dua strip merah. What’s means? Yeah, saya hamil lagi. Maa syaa Allaah. Saya nggak tahu gimana membuncahnya perasaan saya saat itu. Antara bahagia, terharu, tak menyangka (sekalipun saya sudah curiga duluan) dan yang jelas saya nggak sedih dong apalagi sampai stress. Justru yang ada saya merasa bahagia dan bersyukur, alhamdulilllaah diberi kesempatan hamil lagi seperti yang saya harapkan dalam diam *eh.

Yap, diam-diam saya memang berharap pengen hamil lagi secepat mungkin. Harapan saya yang satu ini tidak saya bilang ke suami sih, saya simpan sendiri dalam hati, heheh. Thats why, pasca melahirkan saya menolak KB menggunakan alat kontrasepsi dan menjadikan KB alami sebagai dalih. Padahal itu mah cuma modus saya saja, ups!

Jadi alasan sebenarnya mengapa saya nggak mau KB setelah melahirkan adalah karena saya pengen hamil lagi bukan karena takut tubuh saya dimasuki benda asing ya. Lagipula tujuan orang KB kan untuk membatasi keturunan eh maksud saya menjaga jarak kehamilan. Lha saya pribadi justru pengen hamil lagi dan punya anak dengan umur yang terpaut dekat.

FYI, harapan saya pengen punya anak dengan jarak usia dekat bukan harapan yang baru saya tumbuhkan kemarin sore. Bukan keinginan yang baru saya munculkan pula setelah menikah. Jauh sebelum hidup berumah tangga, bahkan saat masih duduk di bangku SMA pun saya sudah mendamba pengen punya anak kembar atau paling tidak punya anak-anak dengan rentang usia yang tidak begitu jauh.

Jujur saja, dari dulu saya suka sekali liat anak kembar atau kakak-adik yang tampak seperti seusia karena jarak lahirnya yang hanya beda setahunan. Setelah menikah, kesukaan saya makin menjadi-jadi. Rasanya, lucu dan gemesin saja liat kakak-adik yang tumbuh bersama seperti teman karena jarak usianya yang dekat apalagi kalau itu adalah anak kembar.

Nah, karena tipis kemungkinan untuk memiliki anak kembar, bisa memiliki anak yang tampak sebaya saja sudah merupakan anugerah yang luar biasa. Yah, walau setelah melahirkan dulu saya nggak bisa bisa bayangin, betapa baru melahirkan dan mengurus satu bayi rempongnya minta ampun apalagi kalau mengurus bayi kembar atau dua bayi secara bersamaan.

Harus saya akui mengurus bayi yang baru lahir itu sungguh bukan perkara yang mudah. Itu baru bayi yang berusia di bawah satu tahun lho. Entahlah gimana rempongnya saya kalau si bayi sudah menginjak usia toddler, sudah bisa lari ke sana kemari, super aktif dan di usia segitu saya kembali dihadapkan dengan mengurus bayi yang baru lahir lagi? Maa syaa Allaah.

Keadaan yang bakal saya hadapi bila saat itu tiba pastinya rempong banget. Mungkin, waktu saya nyaris 24 jam bakal tersita mengurus tiga bayi (dua bayi kecil plus satu bayi besar), dan hanya menyisakan sedikit sekali waktu saya buat me time dengan blogging or apapun itu. Atau bahkan mungkin saat itu saya sudah nggak bisa ngeblog lagi seperti sekarang but whatever itu memang konsekuensi yang harus saya terima. Saya sih tetap berharap masih bisa aktif ngeblog walau minimal hanya dengan satu atau dua tulisan dalam sebulan tapi entahlah kita lihat saja nanti. Yang jelas saat ini saya tidak sedang dalam keadaan terbebani.

Saya tahu banyak ibuk-ibuk di luar sana yang ketika tahu dirinya “kebobolan” seketika dilanda stress dan perasaan bersalah --mengingat anaknya yang masih kecil dan masih sangat butuh perhatian atau justru karena merasa dirinya yang belum sanggup untuk mengurus bayi lagi-- walau pada akhirnya mereka bisa ikhlas dan menerima kehamilan yang tak direncanakan itu. Tapi maaf, saya bukan termasuk ibuk-ibuk yang menganggap kehamilan kedua saya ini termasuk kebobolan dan saya jelas tidak terima kalau ada yang menganggap saya hamil lagi karena kebobolan.

Sejujurnya saya kurang setuju dengan adanya istilah kebobolan karena urusan hamil jelas merupakan urusan Allaah. Allaah yang punya hak memberi anak ke pasangan siapa saja yang Dia kehendaki. Jadi mau pake alat kontrasepsi secanggih apapun kalau Allaah mau takdirkan kita hamil ya bakal hamil juga. Sebaliknya, sekalipun nggak KB, kalau Allaah takdirkan kita nggak hamil ya nggak bakalan hamil.

Ada lho ya, pasangan suami istri yang setelah punya anak tahun 2001, baru dikaruniai anak lagi tahun 2011, padahal dalam selang sepuluh tahun itu si suami dan istri ini nggak pernah KB menggunakan alat kontrasepsi. Eh ini kisahnya pemilik kos yang saya tempati dengan suami waktu masih tinggal di Barru. Tapi banyak juga lho pasangan yang lamaaa baru punya anak dan sekalinya dikaruniai anak, seterusnya jadi mudah punya momongan.

Yup, anak merupakan hak prerogatif Allah. Kita, sebagai hamba nggak punya hak mengatur apa-apa yang sudah menjadi ketetapan Allaah. Ah, sungguh miris sekali bila kita sampai menyesali dan tidak menerima anugerah yang Allaah titipkan dalam rahim kita sementara di luar sana ada ribuan atau bahkan lebih perempuan yang begitu mendamba amanah itu dititipkan juga di rahim mereka. You must know, masih banyak perempuan yang berjuang mati-matian untuk mendapatkan dua garis merah lantas kenapa harus menangisi dua garis merah yang muncul pada test pack sementara kita bisa dengan mudah mendapatkannya.

Saya tahu mengurus anak tidak pernah mudah, setidaknya karena saya sudah merasakannya dan saya juga tahu si kakak yang masih kecil itu masih butuh banyak perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Tapi ah siapa bilang, lahirnya si adik akan mengurangi kasih sayang orang tua pada si kakak? Siapa bilang kehadiran si adik akan mengalihkan seluruh perhatian orang tua dari si kakak? Siapa bilang si kakak akan terabaikan setelah adiknya lahir?

Justru yang ada malah kita dianjurkan untuk menyayangi dan mencintai sesuatu sewajarnya, sekadarnya saja, kan? Jangan terlalu berlebihan. Toh, anak adalah amanah yang dititipkan Allaah pada kita. Bukan milik kita sepenuhnya. Tugas kita hanyalah menjaga amanah itu dengan sebaik-baiknya. Amanah yang ketika kita mampu menjaganya dengan baik yakni dengan mendidik anak-anak kita tumbuh menjadi shalih-shalihah maka in syaa Allaah mereka akan menjadi investasi terbaik kita di akhirat kelak.

Nah, bicara soal amanah berupa anak memang bukan perkara yang ringan. Bahkan sejatinya anak merupakan UJIAN bagi kedua orang tuanya. Kita tahu bahwa ada pasangan yang dengan begitu mudahnya mendapatkan amanah ini tanpa perlu bersusah payah berjuang namun tidak sedikit pula pasangan yang untuk mendapatkan amanah ini harus melewati perjuangan yang panjang dan berliku-liku, bahkan ada pasangan yang semasa hidupnya dibebaskan dari amanah memperoleh momongan.

Baca juga : Ujian Penantian Buah Hati

Ya, amanah ini sungguhlah berat. Tidak semua orang sanggup memikulnya. Bila hanya mengandalkan kekuatan sendiri pun saya akui saya yang amat lemah ini, yang baru lari beberapa ratus meter saja sudah ngos-ngosan, tidak akan sanggup melewati setiap proses untuk menjadi seorang ibu. Mulai dari hamil dengan berbagai keluhan yang luar biasa, melahirkan dengan rasa sakit yang dahsyatnya maa syaa Allaah, lantas dihujam lagi dengan rasa sakit saat menjalani proses awal menyusui hingga mengasuh anak dengan tantangan yang tak kalah menyakitkan akibat omongan pedas dari orang-orang sekitar.

Aih, jangankan saya, orang-orang terdekat di sekitar saya pun banyak yang meragukan kemampuan saya untuk menjadi seorang ibu, karena mereka tahu betapa lemahnya saya. Tapi buktinya apa? Nyatanya saya berhasil menjalani setiap proses yang membutuhkan kekuatan besar itu. Lantas darimana kekuatan yang saya dapatkan?

Laa hawla wa laa quwwata illaah billaah. Darimana lagi kalau bukan dari Sang Pemilik Kekuatan. Ingat, Allaah tidak akan menguji seorang hamba di luar batas kemampuannya. Saya tidak memaknai salah satu ayat dalam Alquran ini sebagai penjelasan bahwa ketika Allah memberikan ujian kepada hamba-Nya itu sudah sesuai dengan kadar atau kemampuan hamba-Nya. Tidak seperti itu, saya justru memaknai ayat ini dengan penjelasan yang berbeda. Bahwa ketika Allaah memberikan ujian kepada hamba-Nya, ketika itu pula, Dia memberikan kekuatan atau kemampuan kepada hamba-Nya untuk menghadapi ujian tersebut. Sungguh, tidak ada daya dan upaya melainkan semua datangnya dari Allaah.

Baca juga Mendambah Jodoh dan Anak, Jangan Lupa Pasrah

Amanah berupa anak juga merupakan bagian dari ujian, kan? Jadi tidak usah ragu atau bimbang ketika Allaah memberikan kita amanah anak lagi. Tidak usah bertanya-tanya apakah saya sanggup, apakah saya mampu, apakah saya kuat, apakah saya siap menjalankan amanah tersebut?

Toh, ketika Allaah memberikan amanah itu artinya Dia percaya pada kita. Dan lagipula Dia tidak sekadar menitipkan amanah saja melaikan juga memberikan kita kekuatan agar mampu menanggungnya. Lantas kenapa kita tidak percaya pada-Nya sedang Dia percaya pada kita, Dia yang memberikan kita kekuatan dan Dia jelas yang lebih tahu tentang kesiapan kita.

Percayalah, setiap anak yang lahir ke dunia punya takdirnya masing-masing, rejekinya masing-masing. Allaah yang menjamin semua itu kerana Allaah yang memiliki mereka. Kita hanya dititipi, kita hanya sebagai perantara lahirnya mereka ke dunia. Maka tugas utama kita sebagai orang tua adalah cukup dengan menjalankan dan menjaga amanah itu dengan sebaik-baiknya.

So far, Ini adalah kehamilan yang saya inginkan. Kehamilan yang saya saya harapkan. Bahkan sekalipun ini bukan kehamilan yang direncanakan, saya dan suami akan tetap mensyukurinya. Sejauh ini saya dan suami memang belum ada pembahasan spesifik tentang anak, mulai dari mau punya anak berapa, mau jarak usianya berapa tahun dan bla bla. Jadi boleh dibilang kehamilan kedua saya ini termasuk kehamilan yang di luar rencana karena saya sendiri menolak KB dengan alat kontrasepsi. (Yaiyalah kalau mau direncanakan pastinya saya memilih KB dong)

Oya ngomong-ngomong tentang KB, sebelumnya yang saya tahu dan yang tertanam di otak saya selama ini adalah slogannya, 2 anak cukup. Jadi saya sempat beranggapan kalau orang tua yang menjalankan program KB artinya hanya akan memiliki dua anak. Slogan ini jelas bertentangan dengan anjuran dalam Islam. Karena Rasulullaah sendiri justru memerintahkan dan amat berbangga terhadap umatnya yang memilik banyak anak.

Dari Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, ‘Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para nabi pada hari kiamat.’ ” (HR .Ibnu Hibban 9/338, Irwa’ no 1784)

Jadilah saya sempat berpikiran negatif memandang program KB. Malah sebelum paham benar dengan program pemerintah yang satu ini, saya sempat buat komitmen sama diri sendiri, kalau saya nggak bakal mau KB setelah menikah. Saya nggak mau ikut program yang jelas-jelas bertentangan dengan agama.

Namun anggapan saya tentang KB ternyata keliru. Setelah menikah baru saya paham kalau KB memang ada yang hukumnya haram tapi ada juga yang mubah, tergantung tujuannya. Kalau tujuan  KB adalah untuk membatasi keturunan setelah mendapatkan jumlah anak yang diinginkan maka itu hukumnya haram. Misal, kita pengennya punya anak cukup 3 saja lalu setelah jumlah anak yang sesuai keinginan itu terpenuhi kita langsung KB dengan jalan mensterilkan rahim atau melakukan pengangangkatan rahim dsb tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat, maka hal seperti ini jelas keharamannya.

Lain hal bila tujuan kita KB adalah untuk menunda kehamilan agar dapat memberi jarak pada kehamilan atau kelahiran sebelumnya. Misal tahun ini kita baru melahirkan dan berencana baru mau memiliki momongan lagi setelah menyapih si kecil saat umurnya dua tahun, maka hal yang seperti ini diperbolehkan. Apalagi kehamilan jarak dekat memang memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan si ibu, anak dan janin dalam kandungannya, sekaligus juga dapat mengurangi produksi ASI.

Sayangnya saya luput dengan hal yang satu ini. Jadi alasan mengapa setelah melahirkan saya tidak langsung KB dengan alat kontrasepsi, selain karena saya ingin punya anak dengan jarak dekat, jujur saja saya kangen hamil lagi. Ada nggak ibuk-ibuk yang sama dengan saya, baru beberapa bulan brojol  eh sudah kangen lagi pengen merasakan hamil? hehe.

Beneran lho ini, saya bener-bener kangen hamil lagi, kangen dengan tendangan-tendangan si jabang bayi dalem perut, kangen dengan perut saya yang membuncit dan pokoknya banyaklah hal yang saya kangenin saat menjalani masa kehamilan. Yah, sekalipun masa sembilan bulan itu diwarnai dengan berbagai macam keluhan yang super aduhai.

Namun terlepas dari dua alasan tersebut, alasan yang satu ini bisa jadi alasan utama mengapa saya mantap untuk tidak KB pasca melahirkan anak pertama. You know why? Karena proses yang saya jalani mulai dari hamil hingga mengasuh si kecil terutama pada saat menjalani proses persalinan tidak sampai menimbulkan trauma yang mendalam. Meski setelahnya saya sempat dilanda baby blues bahkan mungkin juga PPD but alhamdulillaah saya bisa melewati masa-masa sulit tersebut.

May be, akan beda ceritanya kalau proses yang saya jalani semasa mengandung hingga mengeluarkan anak pertama menimbulkan trauma berat. Ada lho ibuk-ibuk yang mengalami trauma setelah melahirkan anak pertamanya dan tidak mau punya anak lagi. Kayak yang dialami oleh salah satu rekan kerja saya sewaktu masih ngajar di MTs Serui.

Tapi wajar sih kalau teman saya itu sampai trauma, wong selama sembilan bulan hamil, selama itu pula dia berada dalam kondisi yang menyedihkan. Ngidamnya parah banget. Tidak bisa lihat matahari, mual dan muntahnya sepanjang trimester, beberapa kali diopname. Dia sampai terpaksa harus berhenti sementara mengajar karena kondisinya selama hamil benar-benar tidak memungkinkan untuk keluar rumah. Duh, segitu parahnya ya.

Ada juga ibuk-ibuk yang trauma karena menghadapi proses persalinan yang berat. Sudah menahan dahsyatnya rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuh saat kontraksi, lantas makin menjadi-jadi sakitnya setelah dibantu dengan induksi karena pembukaan yang berjalan sedikit lamban, namun setelah pembukaan lengkap malah harus masuk di ruang operasi karena indikasi tertentu.

Syukurnya waktu hamil Bunay, kondisi saya nggak separah itu. Mual muntah hanya di trimester awal. Masuk trimester dua berganti keluhan lain, sering begah. Begitupun setelah masuk trimester tiga, keluhan makin bertambah karena perut yang kian membesar. Alhamdulillaah proses persalinan pertama yang saya hadapi juga berjalan lancar, tidak sampai diinduksi dan hanya dapat sedikit jahitan, walau tetap ada drama teriak-teriaknya, haha.

Etapi saya sih percaya saja, setrauma apapun seorang ibu pasca melahirkan dan sekalipun dia bilang nggak mau punya anak lagi tetap saja kalau dikasih momongan kembali pastinya dia akan legowo dan sanggup menanggung amanah tersebut. Ya kan Allaah yang beri kekuatan. Lagipula sudah menjadi kodrat perempuan untuk hamil, melahirkan, menyusui dan mengasuh anak-anaknya. Perjuangan yang tidak ringan memang tapi in syaa Allaah surga balasannya.

Oh ya, ngomong-ngomong soal menyusui, saya bener-bener luput dengan hal yang satu ini. Actually, i know that hormon kehamilan bisa mengurangi produksi ASI cuma yah pikiran saya nggak sampai ke sana. Saya dan suami juga dari awal nikah memang nggak ada pembicaraan soal mengatur jarak kehamilan. Dan karena saya menolak KB dengan alat kontrasepsi sehingga setelah masa nifas itu kami merasa cukup dengan KB alami saja. Itupun saya yakin meski tanpa KB alami dengan metode 'azl dan perhitungan kalender, saya nggak bakal cepat hamil. Setidaknya sampai sebelum Bunay memasuki usia 6 bulan dan mulai MPASI.

Sayangnya, saat Bunay menginjak usia 4 bulan metode KB alami dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bunay tidak lagi efektif karena saya keburu haid. Jadi selanjutnya kami kembali lebih memilih KB alami dengan metode 'azl dan perhitungan kalender saja. Qadarullaah KB alami dengan dua metode ini hanya bertahan beberapa bulan saja😅.

Syukurnya saya baru hamil kembali setelah berhasil memenuhi hak Bunay untuk mendapatkan ASI terbaik selama 6 bulan pertama kehidupannya. Kalau keburu hamil sebelum itu ya mungkin saja Bunay nggak bakal lolos ASI Eksklusif karena produksi ASI saya benar-benar menurun setelah hamil. Ah, menyusui dalam kondisi tidak hamil saja butuh perjuangan yang berat apalagi dalam kondisi hamil.

Baca juga Pengalaman Enam Bulan MengASIhi Bunay

Namun sekali lagi, kehamilan kedua saya ini bukan sesuatu yang harus saya sesali karena biarbagaimanapun janin kedua yang Allah titip dirahim saya adalah anugerah yang tetap harus saya syukuri. Kehadirannya memang mempengaruhi kuantitas ASI untuk kakaknya yang sementara masih dalam masa menyusui, tapi itu sama sekali tidak menghalangi niat dan tekad saya untuk tetap memberikan Bunay ASI hingga usia 2 tahun. Saya bahkan tidak peduli dengan orang-orang terdekat di sekitar saya yang lebih menyarankan agar Bunay sebaiknya disapih saja.

Toh, sejauh ini tidak ada indikasi tertentu yang mengaruskan saya untuk berhenti NWP (Nursing While Pregnant) meski saya akui semenjak tahu hamil semenjak itu pula sikap Bunay mendadak berubah seratus delapan derajat. Mulai dari semenjak sakit waktu usianya delapan bulann dia jadi pelit senyum, sering rewel dan bahkan nyaris tiap malam tidurnya pun tidak nyenyak. Kata orang-orang sih, karena mau punya adik jadi sikapnya berubah "manja" kayak gitu. Entah itu mitos atau memang ada hubungannya dengan kehamilan kedua saya ini?.

Tapi setidaknya sekarang sikap Bunay sudah agak mendinganlah, rewelnya nggak separah saat usia calon adiknya dalam kandungan baru sekira satu-dua bulan. Cuma tiap malam tidurnya memang terganggu karena stok ASI saya yang sedikit. Jadi tiap malam entah berapa kali Bunay terbangun pake acara nangis karena mungkin nggak puas dengan nenennya. Hiks maafin Bunda ya sayang. Kita berjuang sama-sama dulu ya, tunggu sampai adik lahir baru Kakak bisa "balas dendam", nenen sepuasnya. Yuppy, setelah (calon) adiknya lahir saya akan lanjut tandem nursing dan baru akan menyapih si Kakak dengan penuh cinta ketika usianya menginjak 2 tahun, in syaa Allaah.

FYI, sebelum mengakhiri catatan ini, saya ingin menginformasikan, karena tidak lama lagi Bunay mau punya adik jadi saya sudah mulai membiasakan dia dengan panggilan kakak, bukan lagi panggilan Bunay. So far ke depannya saya bakal ganti panggilan Bunay dengan panggilan Kakak di Kamar Kenangan ini.

Kuy, sekian dulu sharing tentang kehamilan kedua saya kali ini. Mohon doanya ya semoga kehamilan kedua saya dilancarkan dan semoga saya berhasil menyusui si kakak sampai usianya dua tahun.

Salam,

@siskadwyta

Share
Tweet
Pin
57 comments

Tips Memilih Nama Anak Perempuan Islami.
Tentu sudah menjadi kewajiban setiap orang tua untuk memberi nama yang baik untuk anaknya yang baru lahir. Bagi kamu yang ingin tahu lebih mendalam mengenai tips jitu memberi nama islami untuk anak perempuan, kamu bisa langsung simak ulasan nama bayi perempuan islami di bawah ini. Banyak orang tentu yang ingin tahu jelas mengenai cara simple menentukan nama islami untuk anak bayi perempuan. Terutama bagi mereka yang ingin memberi nama islami yang paling terbaik untuk sang buah hati, pastinya harus tahu panduan tepat memberi nama anak perempuan dengan nama islami.
Ada salah satu tips jitu memberi nama islami untuk anak perempuan yaitu dengan tahu batasan pemberian nama anak islami. Tentunya ada beberapa batasan yang harus kamu ketahui pada saat memberi nama islami untuk buah hatimu. Kamu harus tahu bahwa makruh hukumnya jika kita memberi nama anak arab islami dengan memakai nama-nama yang memiliki arti menjadikan orang lainnya menjauh. Hal tersebut bisa berarti bahwa nama anak arab islami tersebut memiliki makna yang buruk. Selain itu, bisa saja nama anak arab islami tersebut memiliki potensi menjadi bahan ejekan atau olokan.
Selain itu, tentunya juga pemberian nama anak arab islami seperti ini juga menyimpang atas petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam yang memerintahkan pemberian nama dengan memakai nama-nama baik. Kamu lebih baik menghindari nama anak arab islami yang kurang baik seperti Harb yang berarti perang, lalu nama Rasysyasy yang mempunyai arti percikan darah, nama Hiyam yang merupakan nama salah satu penyakit onta, serta berbagai nama lainnya yang memiliki arti buruk atau tidak baik.

gambar : bayiimut.com
Ada lagi hal makruh lainnya pada saat pemberian nama anak arab islami yaitu makruh hukumnya kalau kamu memberi nama anak arab islami dengan memakai nama-nama yang bisa saja mengundang syahwat. Untuk konsep pemberian nama anak arab islami yang satu ini lebih sering ditemui untuk penamaan bagi anak perempuan.
Jadi kamu harus menghindari memberi nama anak arab islami yang memiliki sifat seksual serta mampu mengundang syahwat. Memang selain dari yang di atas, masih ada beberapa lagi cara simple menentukan nama islami untuk anak bayi perempuan lain yang bisa kamu ketahui kalau ingin memberi nama islami yang paling terbaik untuk sang buah hati.
Kamu juga lebih baik menghindari memberikan nama anak dengan nama-nama dari dari orang-orang yang fasik. Tetapi kalau dari nama-nama mereka memang mengandung makna atau arti yang baik, nama tersebut dibolehkan saja karena makna baik tersebut.
Tetapi bukan berarti harus menyerupai mereka ataupun mengikuti jejak mereka. Dengan mengetahui panduan tepat memberi nama anak perempuan dengan nama islami di atas, maka tentunya kamu bisa dimudahkan lagi kalau ingin memberi nama islami yang paling terbaik untuk sang buah hati. Demikian saja bahasan tentang tips jitu memberi nama islami untuk anak perempuan.
Nah, bagi kamu yang ingin memberi nama islami yang paling terbaik untuk sang buah hati, maka kamu harus tahu dulu info di atas. Semoga kamu bisa lebih terbantu dengan info cara simple menentukan nama islami untuk anak bayi perempuan kali ini. Nama yang indah dan bermakna tentunya akan membuat senang si anak di kemudian harinya.
Share
Tweet
Pin
23 comments

3 Hal yang Penting Untuk Didapatkan Oleh Anak-anak Indonesia. Setiap anak-anak membutuhkan perhatian khusus dari orang tuanya. Sebab, mereka masih belum mandiri dan tengah menjalani proses tumbuh dan berkembang. Agar proses tersebut berjalan optimal, ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh anak-anak. Inilah 3 hal penting yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia

Asupan gizi yang lengkap

Salah satu hal yang penting untuk didapatkan oleh anak-anak adalah asupan gizi yang lengkap. Anak-anak membutuhkan asupan gizi yang lengkap karena sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembangnya. Ketika anak-anak mendapatkan asupan gizi yang lengkap, mereka bisa menjalani proses tumbuh kembang secara optimal. Sehingga, jika ingin memastikan setiap anak Indonesia bisa menjalani proses tumbuh kembang yang normal, asupan gizi jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan.

Fasilitas kesehatan

Anak-anak punya daya tahan tubuh yang lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Agar anak-anak Indonesia bisa terjaga kesehatannya, diperlukan fasilitas kesehatan yang memadai. Dengan fasilitas kesehatan yang memadai, anak-anak lebih terjamin kesehatannya serta bisa menjalani kehidupan dengan nyaman. Selain itu, fasilitas kesehatan yang memadai juga bisa mencegah penyebaran penyakit lebih banyak dan bisa membantu anak-anak Indonesia untuk berjuang mewujudkan cita-citanya.

Pendidikan yang memadai

Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi anak-anak untuk meraih cita-citanya. Dengan pendidikan yang memadai, anak-anak bisa menggapai cita-citanya saat dewasa kelak. Pendidikan yang memadai perlu didapatkan mulai dari pendidikan dasar, lanjutan hingga pendidikan di perguruan tinggi. Dengan mendapatkan akses yang menuju pendidikan yang memadai, anak-anak Indonesia akan menjadi generasi penerus bangsa yang berpotensi memberi perubahan besar.
Tiga hal diatas sangatlah penting bagi anak-anak Indonesia agar dapat memiliki kehidupan yang sejahtera. Sayangnya, belum semua anak-anak di Indonesai merasakan hal tersebut dan dibutuhkan bantuan dari para pendekar anak. Pendekar anak dapat berperan membantu kehidupan anak Indonesia dengan cara donasi online.
Donasi secara online dapat Anda salurkan melalui situs donasi yang terpercaya seperti UNICEF Indonesia. Melalui UNICEF Indonesia, Anda bisa menjadi pendekar anak dengan melakukan donasi setiap bulannya. Donasi tersebut akan disalurkan secara langsung untuk membantu kehidupan anak-anak yang belum sejahtera serta menjaga cita-citanya pada masa yang akan datang. Proses donasi juga sangatlah praktis karena bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun Anda berada. Jadi, ayo turut berpartisipasi membantu anak Indonesia dengan menjadi pendekar anak setiap bulannya.
Share
Tweet
Pin
26 comments
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Hiks rasanya pengen nangis deh jika ditanya apa yang menjadi momen terbaik di Ramadan ini karena yang ada saya merasa justru ini adalah momen Ramadan terburuk dalam hidupku. Ramadan dimana ibadahku merosot drastis dari Ramadan di tahun-tahun sebelumnya.

Setidaknya tahun lalu saya masih bisa puasa full, masih bisa ke masjid untuk ikut tarawih, masih bisa mengkhatamkan Alquran lebih dari sekali dan berbagai amalan ibadah lainnya. Tapi tahun ini astaghfirullaah.

Benarlah yang dikatakan anak adalah ujian, ah bukan anak saja keluarga, teman, termasuk gadget yang bisa melalaikan kita dari ibadah kepada Allah juga termasuk ujian.

Ya, tahun ini saya hanya sempat sekali datang ke mesjid dengan niat ingin ikut tarawih namun gagal karena si Kecil mendadak rewel. Memang sih perempuan tidak ada kewajiban untuk shalat di masjid, bahkan malah dianjurkan untuk shalat di rumahnya karena itu adalah lebih baik baginya. Namun tetap saja beda ya nuansa shalat tarawih berjamaan di masjid dan di rumah.

Tahun ini memang tahun pertama saya Ramadan dengan status baru sebagai seorang ibu. Bukan itu saja, saya juga memasuki bulan Ramadan ini dalam kondisi hamil dan tetap menyusui si (calon) kakak. Dengan kondisi double seperti itu saya terpaksa harus rela untuk tidak ikut puasa selama dua pekan lamanya. Ini juga yang bikin saya sedih sebab tahun lalu meski dalam keadaan hamil saya masih kuat menjalankan ibadah puasa.

Lha Ramadan tahun ini? Sebenarnya juga saya merasa masih sanggup dan kuat untuk tetap berpuasa, tapi belum tentu dengan Bunay dan si dedek yang masih dalam kandungan. Jadinya saya merasa seperti menzhalimi mereka bila memaksakan diri untuk berpuasa secara full. Ya, akhirnya saya cuma bisa berpuasa di beberapa hari di awal Ramadan dan beberapa hari di akhir Ramadan.

Dan masih banyak lagi ibadah saya yang lainnya yang keteran jadi sekali lagi kalau ditanya momen terbaik saya di Ramadan ini apa? Ya rasanya saya pengen nangis saja, apalagi Ramadan tidak lama lagi akan segera meninggalkan saya. Tapi apalah arti penyesalan itu.

Hiks, semoga Allah masih memberi saya kesempatan untuk menciptakan momen terbaik di Ramadan-Ramadan selanjutnya.

Salam,

@siskadwyta

Share
Tweet
Pin
1 comments
Jajanan khas lebaran
gambar : www.njajan.com

Bismillaahirrahamaanirrahiim

Tak terasa lebaran tinggal hitungan hari. Biasanya menjelang lebaran seperti ini orang-orang sudah pada sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya. Mulai dari sibuk belanja baju lebaran hingga sibuk mencari jajanan khas lebaran. Yup, selain identik dengan belanja baju baru untuk dipakai di hari raya,  lebaran juga identik dengan jajanan khas lebaran yang akan dihidangkan untuk menyambut para tamu, keluarga, atau sahabat yang berkunjung kerumah.

Ngomong-ngomong soal jajanan khas lebaran, saya jadi kangen dengan jajanan atau cemilan yang biasa dibuat mama di hari lebaran. Apalagi sudah nyaris tiga tahun berturut-berturut ini saya tidak mencicipi jajanan beliau karena belum ada kesempatan untuk mudik.


Memang bagi orang Indonesia tak lengkap jika menyambut lebaran tanpa jajanan khas. Makanya, selain menghidangkan ketupat atau buras, opor ayam, rendang dan lain sebagainya, jajanan atau cemilan berupa kue kering juga selalu dihidangkan untuk tamu di hari lebaran.

Nah, kebanyakan orang kemudian memilih membeli kue-kue khas lebaran. Namun tak sedikit pula yang kemudian membuatnya sendiri. Mama saya termasuk tim yang lebih suka membuat jajanan lebaran sendiri daripada membeli. Alasannya tentu saja, selain karena soal rasa yang bisa dibuat sesuai selera, kualitas dan kebersihan jajanan juga lebih terjamin. Ditambah lagi kegiatan membuat kue ini bisa jadi aktivitas keluarga menghabiskan waktu bersama.

Saya sendiri waktu masih tinggal bersama mama,, selalu bantu beliau buat camilan berupa kue kering maupun basah namun meski sering membantu sampai saat ini saya belum lihai buat kue seperti beliau. Dan sampai sekarang juga saya belum menemukan jajanan yang rasanya menyamai camilan buatan beliau. Ya, pokoknya kue-kue buatan mama tak ada duanya deh.

Pengen tahu jajanan atau camilan khas Lebaran apa saja yang sering atau pernah dibuat mama dan menjadi jajanan lebaran favorit saya? Yuk,  intipin ulasan saya di bawah ini ;

Kacang Bawang

kacang bawang
gambar : fimela.com
Di urutan pertama ada kacang bawang, camilan lebaran yang paling mudah dibuat. Bahan yang digunakan pun cukup simple. Tak heran bila setiap menjelang lebaran mama selalu membuat camilan kacang bawang. Ya, boleh dibilang cemilan yang bahan dasarnya terdiri dari kacang tanah dan bawang ini sudah menjadi cemilan wajib di hari lebaran dalam keluarga kami.

Nastar (Kue Tomat)


nastar
gambar : bp-guide.id

Selain kacang bawang, cemilan berupa kue kering yang sering dibuat mama di hari lebaran adalah nastar atau kami biasa menyebutnya kue tomat. Tugas saya biasanya membantu menaburi cengkeh di bagian atas kue yang berbentuk seperti tomat dan berisikan selai nanas ini.

Kastengel (Kue Keju)



kastengel
gambar : bp-guide.id

Selanjutnya ada kastengel, eh kami biasa biasa menyebutnya kue keju. Kue ini memiliki adonan yang mirip dengan nastar,  namun ditambah dengan taburan keju di bagian atasnya.



FYI, saya baru tahu nih ternya kastengel merupakan kue yang berasal dari Belanda, dimana di negara asalnya kue ini biasanya juga dapat disantap bersama sup atau salad.

Putri Salju

putri salju
gambar : bp-guide.id

Berikutnya ada si putri salju, kue kering bertabur gula halus ini juga kerap dihidangkan mama di hari lebaran. Rasanya tentu saja gurih dan manis,

Oya, salah satu rahasia untuk membuat putri salju yang enak adalah kita harus memilih gula halus berkualitas bagus agar gulanya tak bergumpal dan tampilannya juga cantik ketika ditaruh di toples plastik atau kaca.

Batang Coklat


batang coklat
gambar : lensa.news

Kue berbentuk batang yang kedua sisi ujungnya diberi coklat ini juga termasuk kue andalan yang sering dibuat mama di hari lebaran plus termasuk kue yang paling difavoritin oleh keluarga kami.

Pilus Keju (Kue Sisir)



pilus keju
gambar : credit
Entahlah. Saya nggak tahu juga gimana awalnya sampai saya bisa menyebut pilus keju dengan kue sisir. Mengingat bentuknya tak sama dengan sisir. Eh tapi ada lho yang buat kue pilus keju ini dengan bantuan sisir, mungkin karena itu kali ya sehingga saya ikut-ikutan menyebutnya kue sisir. Sama seperti kue batang coklat, pilus keju juga termasuk cemilan lebaran yang paling cepat laku di keluarga kami karena banyak yang favoritin.

Pastel Kering Abon



pastel kering abon
gambar : bp.guide.id

Cemilan pastel yang berisi abon ini termasuk cemilan favorit saya banget. Sayangnya mama jarang buat cemilan ini karena proses pembuatannya yang menurut mama agak ribet. Jadi biasanya saya baru bisa mencicipi cemilan ini saat bertamu di rumah salah satu teman masa kecil saya yang saya tahu persis mamanya menghidangkan cemilan ini di hari lebaran.

Itulah bebeerapa jajanan atau cemilan khas favorit yang biasa dibuat mama dan jadi favorit keluarga kami. Kalau jajanan atau cemilan favorit kamu di hari lebaran apa saja nih? Share yuk di kolom komentar

Salam,

@siskadwyta
Share
Tweet
Pin
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Hallo, perkenalkan
Nama saya Siska Dwyta
Seorang ibu rumah tangga
yang doyan ngeblog.

Ingin bekerja sama?
Contact me : dwy.siska@gmail.com

Read More About Me

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram

Labels

artikel Birth Story blogging fiksi jodoh keluarga kesehatan lomba blog media sosial menyusui Motherhood MPASI muslimah opini pernikahan personal Pregnancy reminder review tips

recent posts

Blog Archive

  • ►  2013 (54)
    • ►  March (1)
    • ►  April (2)
    • ►  May (5)
    • ►  June (4)
    • ►  July (7)
    • ►  August (4)
    • ►  September (6)
    • ►  October (5)
    • ►  November (8)
    • ►  December (12)
  • ►  2014 (76)
    • ►  January (9)
    • ►  March (2)
    • ►  April (8)
    • ►  May (8)
    • ►  June (14)
    • ►  July (11)
    • ►  August (5)
    • ►  September (1)
    • ►  October (3)
    • ►  November (8)
    • ►  December (7)
  • ►  2015 (16)
    • ►  January (1)
    • ►  February (2)
    • ►  April (5)
    • ►  May (1)
    • ►  June (2)
    • ►  July (1)
    • ►  October (1)
    • ►  December (3)
  • ►  2016 (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2017 (41)
    • ►  September (4)
    • ►  October (26)
    • ►  November (7)
    • ►  December (4)
  • ►  2018 (48)
    • ►  January (1)
    • ►  February (2)
    • ►  March (1)
    • ►  May (2)
    • ►  July (2)
    • ►  September (3)
    • ►  October (2)
    • ►  November (13)
    • ►  December (22)
  • ▼  2019 (151)
    • ►  January (11)
    • ►  February (11)
    • ►  March (13)
    • ►  April (6)
    • ►  May (35)
    • ▼  June (6)
      • 7 Jajanan Khas Lebaran Favorit Keluarga
      • Adakah Momen Ramadan Terbaik Tahun Ini?
      • 3 Hal yang Penting Untuk Didapatkan Oleh Anak-anak...
      • Tips Memilih Nama Anak Perempuan Islami
      • Kehamilan Kedua
      • Hidup Masih Nomaden? Sewa Apartemen Saja dan Dapat...
    • ►  July (3)
    • ►  August (3)
    • ►  September (24)
    • ►  October (17)
    • ►  November (19)
    • ►  December (3)

Popular Posts

  • Semakin Produktif dan Tampil Stylish dengan Fossil Gen 5 Smartwatch
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Semakin Produktif dan Tampil Stylish dengan Gen 5 Fossil Smartwatch . Pekerjaan sebagai ibu rumah tan...
  • Tiga Pertanyaan dari Kisah #LayanganPutus
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Tiga Pertanyaan dari Kisah #LayanganPutus . Setiap rumah tangga punya ujiannya masing-masing. Ujiannya...
  • Parent Session #MenjagaKasihIbu bersama Nakita dan Asifit di Hotel Santika Makassar
    Bismillaahirrahmaanirrahiim Parent Session #MenjagaKasihIbu bersama Nakita dan Asifit di Hotel Santika Makassar   - Pekan lalu say...
  • Cerita MPASI Bunay 6 Bulan : Belajar Makan
    Tak terasa sudah genap sebulan Bunay makan makanan selain ASI. So, di postingan kali ini saya pengen cuap-cuap dulu mengenai MPASI Bunay ...
  • Tentang Anging Mammiri, Komunitas Blogger Makassar yang Berembus Sejak Tahun 2006
    gambar latar : pxhere.com Bismillaahirrahmaanirrahiim "Kemana saja saya selama ini. Ngakunya Blogger Makassar kok baru gabung ...

MEMBER OF

Blogger Perempuan

Followers

Facebook Twitter Instagram
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by Siska Dwyta @copyright 2019 BeautyTemplates